Share

Ancaman Mertua

Sorot bola manik itu begitu tajam menatapku seperti harimau yang hendak menerkam mangsa. Sikap tawa manja berubah menjadi dengusan kekesalan. Ya, Bu Hera marah besar.

Beberapa kali ia memaksaku untuk bicara, namun aku memilih untuk diam dan mencoba mencari alasan. Ternyata membohongi wanita licik di depanku ini teramatlah sulit, buktinya semua jawabanku dibantah.

Dengan amarah ia meninggalkan aku yang masih kebingungan mengendalikan situasi. Terdengar kedoran keras di pintu kamar Arini disertai dengan teriakan melengking Bu Hera. Aku segera berjingkat untuk melihat.

"Arini! Kenapa kamu menemui Bobby?" serang Bu Hera setelah Arini membuka pintu.

Tentu saja Arini kebingungan dan tidak siap dengan pertanyaan itu. Ia terkejut, kemudian mengalihkan pandangan ke arahku. Kembali kudapati tatapan tajam, kali ini dari Arini yang dibarengi dengan gemeretak kepalan tangan. Lebih ngeri dari emaknya.

Jangan tanya bagaimana rasanya di posisiku saat ini. Sungguh tak mengenakkan! Antara nggak enak ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status