Semua Bab Mas Duda (Indonesia): Bab 31 - Bab 40
71 Bab
Part 31
Sofi geleng-geleng kepala saat dirinya mendengar suara teriakan seorang wanita dan berlari keluar dari kamar Vania ke asal sumber suara. Tapi, begitu mengetahui suara siapa yang menjerit tadi dan melihat pemandangan menakjubkan yang sungguh mencengangkannya.Di bawah sana, ia bisa melihat jelas kakaknya dan Wika yang saat ini tengah dalam posisi begitu mesra. Saking syoknya Sofi bahkan membekap mulutnya kedua telapak tangan miliknya.Tak menyangka jika kakak dan mahasiswanya itu bisa mesra juga. Tanpa dipungkiri, Sofi sangat senang akan hal ini, bibirnya melengkungkan senyum bahagia. Jika Vania melihat ini tentulah anak itu pasti sangat senang, eh tidak, Vania masih kecil dan tak boleh melihat adegan orang dewasa. pikir Sofi terkikik geli.Mengingat Vania, Sofi buru-buru lari kecil ke kamar bocah itu. Sofi berniat akan tidur di dalam kamar Vania saja, selain itu ia tidak ingin mengganggu momen kemesraan sang kakak dengan Wika.
Baca selengkapnya
Part 32
Wika bangun di pagi hari dengan sangat ceria dan senyuman yang tak pernah berhenti menghiasi wajah cantiknya. Kedua orang tua Wika pun terheran-heran melihat sikap putri mereka yang hari ini kelewat ceria dari biasanya.Bahkan Wika bersenandung dengan sangat bersemangat. Gadis itu juga bangun pagi sangat awal sekali, membantu mamanya menyiapkan sarapan di dapur. Sungguh benar-benar tampak bukan seperti Wika yang biasanya."Sayang," panggilan Bu Asti pada Wika."Ya, mama?" tanya Wika menyahut panggilan Bu Asti, dan kini menoleh penuh padanya."Kamu sakit?" Wika tertawa kecil, "tidak mama ku sayang, aku sangat sehat sekali. Lihat ini!" Wika menggerakkan tangannya membentuk seperti otot pria."Sepertinya kamu lagi senang, nak. Sampai ceria sekali seperti itu." tebak pak Dayu melihat ekspresi wajah putrinya.Wika tersenyum pada papanya, "bukannya aku se
Baca selengkapnya
Part 33
"Lagi masak apa Bu?" tanya Sofi pada Bu Asti yang tengah berkutat di dapur sendirian."Eh, nak Sofi," sahut Bu Asti kaget dengan kehadiran Sofi yang tiba-tiba ke dapur. "Kenapa kesini, nanti bau loh bajunya kalau kelamaan di dapur." Sofi tersenyum, "ah, ibu ini bisa saja. Saya malah sudah biasa berlama-lama di dapur." "Bisa masak?" tanya Bu Asti kaget."Bisa dong," ucap Sofi bangga, "Sofi selalu lihatin mama masak sewaktu dari Sofi kecil. Saat itu Sofi ingin sekali membantu mama memasak, tetapi mama selalu melarang Sofi dengan alasan Sofi masih kecil. Padahal saat itu Sofi sudah duduk di bangku SMP. Momen melihat mama masak setiap hari weekend saja, saat libur sekolah." jelas Sofi menceritakan waktu kebersamaannya dengan sang mama."Tanpa terasa waktu terus berjalan, Sofi beranjak menjadi gadis remaja dan dewasa. Tekad untuk bisa memasak pun semakin besar, apalagi mama yang sudah mengizi
Baca selengkapnya
Part 34
Tika, Loli dan Ulfa dibuat tercengang dengan perubahan sikap dan ekspresi Wika hari ini. Jika kemarin-kemarin gadis itu terlihat murung, tak fokus dan kerap kali melamun. Berbanding terbalik sekali dengan hari ini, dimana Wika tampak berbeda sekali, Gadis itu terlihat ceria yang terkadang di selingi dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.Ketiga temannya itu saling menatap satu sama lain dengan bertanya-tanya keheranan. Ada gerangan apa sebenarnya yang memengaruhi Wika saat ini? Mulut Loli terbuka sudah siap ingin memanggil Wika, tapi sosok lelaki tampan yang saat ini sedang berjalan ke arah mereka pun membuat Loli mengurungkan niatnya. "Hai, Alex Martin," sapa Ulfa ketika pria itu sudah sampai di meja mereka. Menarik kursi yang ada di samping Wika."Hai Ulfa," balas Alex menyapa setelah pria itu duduk di kursi samping Wika. "Oh iya, panggil aku cukup dengan Alex saja ya." sambung Alex memprotes Ulfa ya
Baca selengkapnya
Part 35
"Ayo pak, masuk!" tawar Wika saat mereka sudah sampai di halaman rumahnya."Sepertinya mbak Sofi dan Vania masih di rumah saya." ucap Wika merasa yakin jika adik dan putri Pras masih di rumahnya. Dan, dugaan Wika benar, saat ia memencet bel rumah dah pintu pun terbuka menampilkan sosok Sofi yang membukakan pintu untuk mereka berdua."Baru pulang?" tanya Sofi menyapa, Wika dan Pras mengangguk."Bersama?" Wika dan Pras kembali menganggukkan kepala mereka menjawab pertanyaan dari Sofi lagi."Aiih, so sweetnya." goda Sofi tersenyum senang."Dia yang meminta untuk pulang bersama, dan dengan sukarela menungguku." jelas Pras yang tak ingin adiknya salah paham tentang ini."Aaaa, kalaupun selain itu juga tidak masalah kak." "Sofi...." geram Pras memperingati ucapan adiknya.Sofi nyengir, "ayo silakan masuk." titah Sofi mengajak
Baca selengkapnya
Part 36
Sofi dan Vania tampak saling pandang, lalu mereka beralih melirik kompak ke arah Pras dengan wajah dingin dan seriusnya menikmati sarapan yang terhidang.Tadi pagi-pagi sekali Pras sudah bangun, olahraga pagi sebentar seperti push up dan sit up. Lalu setelahnya Pras berjibaku sendirian di dapur membuat sarapan. Ya, hari ini pria itu memasak nasi goreng untuk sarapan mereka pagi ini.Vania sedari bangun tidur tadi sudah merengek meminta pada Pras dan Sofi untuk di antarkan ke rumah Wika. Tapi, Pras hari ini sangat bersikeras melarang Vania. Bocah kecil itu sempat menangis karena sang papa yang melarang dan terkesan seperti memarahinya.Susah payah Sofi mencoba menenangkan Vania yang menangis, dan berdebat dengan Pras yang begitu tega memarahi putrinya."Ingat, semua yang ku lakukan tadi semata-mata agar Vania tidak bersikap manja lagi." ucap Pras pada Sofi yang sepertinya masih kesal."Har
Baca selengkapnya
Part 37
Alex, ternyata pria itu membawa kembali Wika ke tempat dimana tadi teman-temannya berada. Ya, kantin kampus, disanalah tadi ketiga temannya yang mendiamkannya masih berada disana. Alex menggeram kesal, dari kejauhan ia bisa melihat ketiga teman Wika yang tampak bercanda ria diselingi tawa tanpa kehadiran sosok Wika di sisi mereka. Padahal selama ini mereka berempat terlihat kompak."Awwh!" ringis Wika ketika Alex melepaskan cekalan tangannya.Loli, Tika dan Ulfa terkejut dengan kehadiran Alex dan Wika. Tawa riang mereka bertiga lenyap seketika saat melihat tatapan tajam Alex. Tak hanya mereka bertiga, bahkan mahasiswa lain yang ada di kantin kampus pun terkejut, Alex berhasil menarik perhatian mereka semua."Katakan padaku, apa sebenarnya yang terjadi diantara kalian berempat?" tanya Alex cukup kuat.Ketiga temannya saling menatap satu sama lain. Wika yang tak tahan dengan situasi saat ini pun meminta Alex untuk ber
Baca selengkapnya
Part 38
"Hahaha," tawa Wika menggelegar.Pras yang awalnya mengernyit kini merasakan merinding, ngerih melihat situasi dan kondisi Wika yang menurut dugaannya benar mabuk.Mabuk? Ya, seperti itulah kira-kira.Tapi, kenapa Wika bisa sampai mabuk. Darimana gadis itu mendapatkan alkohol, maksudnya meminum alkohol. Apakah mungkin..., Jangan-jangan Wika datang ke club?Selain tertawa Wika juga melompat-lompat kecil dihadapan Pras. Bagaikan orang yang gila sesaat Wika pasti melakukan itu tanpa sadar, dan di luar kendalinya."Hei, hentikan!" titah Pras mencekal salah satu lengan Wika, "diam, jangan melompat-lompat lagi." "Hehe, kenapa pak? Bapak gak suka ya saya lompat-lompat?" tanya Wika semakin mendekatkan tubuhnya merapat pada Pras. Pras dapat mencium dengan jelas bau aroma alkohol yang menguar dari nafas Wika."Wika, kamu sedang mabuk saat ini." Pras memperingati.
Baca selengkapnya
Part 39
Pras menatap tajam ke arah ranjang tempat tidur yang biasa Sofi gunakan selama tinggal di rumahnya. Sekarang ranjang itu sedang di tempati, lebih tepatnya di pakai seorang gadis yang tengah tertidur entah nyenyak atau pura-pura yang pasti setelah tadi menumpahkan isi perutnya alias muntah mengotori pakaiannya, Wika langsung menutup matanya.Terpaksa lah Pras harus membersihkan kekacauan yang Wika buat. Pertama Pras membawa Wika ke kamar Sofi dan membaringkan tubuhnya di ranjang, lalu setelah itu Pras berlalu masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang kotor dan bau muntahan Wika. Pras membersihkan lantai dimana tadi terkena ceceran muntah Wika.Pras kembali ke kamar dan masih mendapati Wika yang memejamkan matanya. Pras mendekati ranjang dan membersihkan mulut Wika dari bekas muntahnya tadi, dan sampai selesai pun Wika tetap tak membuka matanya.Pras jadi kesal sendiri melihatnya, padahal kan Pras harus menyuruh gadis it
Baca selengkapnya
Part 40
Kesokan harinya....Wika memilih tak masuk ke kampus hari ini, gadis itu beralasan jika dirinya sedang tidak enak badan. Sebenarnya bukan hanya alasan tapi memang benar jika Wika merasa kurang sehat, entah suatu keberuntungan atau tidak karena Wika memang malas sekali hari ini datang ke kampus.Selain perasannya yang belum stabil, Wika juga tak ingin melihat ketiga temannya yang sekarang ini tengah memusuhinya. Wika tersenyum kecut saat kata ketiga teman terlintas di pikirannya, apakah ketiga orang itu masih menganggapnya teman? Tidak, itu salah. Yang benar adalah, apalah Wika masih menganggap dan mau menerima mereka bertiga sebagai temannya? Jawabannya adalah tidak, Wika berjanji pada dirinya sendiri jika setelah ini entah suatu saat ketiga orang itu sadar dan meminta maaf padanya. Maka Wika akan tetap memaafkan, tapi jika untuk kembali berteman seperti biasa maka Wika tidak akan pernah mau. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status