Semua Bab Fake love (Indonesia): Bab 31 - Bab 40
68 Bab
Part 30
Music instrumental diatas semoga cocok dengan part ini #######Dasta teringat dengan kartu nama pemberian Gee di cafe siang tadi, Dasta mengambil benda itu yang tersimpan di dalam tasnya. Setelah berhasil mendapatkannya Dasta duduk di tepi ranjang sembari memperhatikan dengan seksama kartu nama itu.Dari situ Dasta tahu nama panjang dari Gee, ternyata Gee ini seorang pebisnis sekaligus pengusaha sukses juga sama seperti Shaka dan keluarganya."Gee Ranata." "Apa?" Dasta tersentak kaget saat mendengar suara Shaka yang bertanya cukup kuat, dengan cepat Dasta menyembunyikan kartu nama itu di balik punggungnya. Terlihat Shaka yang baru keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuknya saja yang melilit dari pinggangnya sampai lutut. "Kau bilang apa tadi? Ge—siapa?" "Memang aku tadi bilang apa?" tanya balik Dasta pura-pura tak mengerti.Mata Shaka menyipit curiga. "Apa yang kau sembunyikan itu." tunjuk Shaka ke arah tangan
Baca selengkapnya
Part 31
Music instrumental diatas semoga cocok dengan part ini Coba dengerin deh, enak banget ❤️°°°°°°°°°Gee keluar dari kantornya dengan terburu-buru, Gee menghiraukan sapaan para bawahannya. Ia celingak-celinguk ke sana-sini saat sudah sampai di luar kantor.Berharap bahwa ia melihat Dasta ada di sekitar sini karena hatinya merasakan kehadiran wanita itu. Entahlah, mungkin hanya perasaannya saja.Dengan langkah gontai Gee masuk kembali ke dalam kantornya. Si resepsionis cantik tadi melihat bosnya yang kembali masuk dan langsung melangkah mendekati."Pak Gee," panggilnya menyapa ramah."Ya, ada apa Marissa?" tanya Gee melihat resepsionis itu yang bernama Marissa."Anu pak-" Marissa menggabungkan kalimatnya bingung ingin mengatakannya."Anu, apa?" "Tadi ada seorang wanita yang datang ke kantor mencari bapak." "Seorang wanita? Mencari saya?" Marissa mengangguk. "Lalu, dimana dia?" "Sudah saya usir pak."
Baca selengkapnya
Part 32
Music instrumental diatas Setelah mereka resmi memutuskan berteman, kini keduanya semakin dekat dan saling sering bertemu. Seperti saat ini, Dasta dan Gee kembali berjanjian untuk bertemu di tempat biasa. Cafe yang lokasinya terletak dekat dengan toko roti tempat Gita bekerja."Ini!" Gee menyodorkan sebuah bungkusan kado yang ukurannya tak terlalu kecil namun tak juga terlalu besar."Apa ini?" tanya Dasta kaget."Jika kamu penasaran, maka bukalah." titah Gee tersenyum geli melihat reaksi wajah Dasta yang kaget bercampur penasaran.Dengan rasa penasaran luar biasa, Dasta membuka bungkusan kado itu semangat. Sebuah kotak yang juga langsung di buka Dasta, dan isinya sebuah kotak kecil lagi yang dengan cepat juga Dasta buka."Gee, ini-" Dasta tak bisa melanjutkan ucapannya karena syok luar biasa."Itu untukmu Dasta," "Untukku?" ulang Dasta, Gee mengangguk."Bagaimana? Apa kamu suka?" tanya Gee antusias."Aku
Baca selengkapnya
Part 33
"Ponsel?" ucap Dasta tak percaya jika hari ini ia akan mendapatkan hadiah dari dua orang pria sekaligus.Satu dari Gee dan yang satunya lagi dari suaminya sendiri, Shaka. Suami yang kini sangat di bencinya, dari rasa cinta yang perlahan menuai benih kebencian di diri seorang Dasta Rasnita."Bagaimana? Kau suka?" tanya Shaka penuh antusias. Pria itu sangat berharap jika Dasta menyukainya dan menerima hadiah pemberiannya.Dasta terdiam dan hanya memandangi ponsel pemberian Shaka di tangannya saat ini. Sungguh, ia tidak tahu harus memilih ponsel yang mana. Ponsel pemberian Gee atau ponsel pemberian Shaka."Untuk apa?" tanya Dasta. "Untuk apa kau memberiku sebuah ponsel?" "Untuk memudahkanmu menghubungiku dan keluarga kita." jawab Shaka kikuk. Ia sedikit ragu saat mengatakan menghubungiku, apa mungkin Dasta mau menghubunginya saat mereka berjauhan? "Kenapa repot-repot melakukan itu," Dasta menaruh lagi ponsel itu ke dalam kotak. "Ini!" Dasta menyodork
Baca selengkapnya
Part 34
Wajah tampan itu tersenyum licik menatap layar ponselnya yang menampilkan isi pesan dari wanita yang menjadi objek untuk di dekatinya kali ini. Kedua manik mata cokelat itu menatap tajam sahabatnya yang tampak fokus pada layar ponselnya sembari menikmati candunya. Mulutnya mengeluarkan gumpalan asap rokok yang tengah dihisap untuk merasakan kenikmatannya, begitulah yang di rasakan mulutnya.Gee meletakkan ponselnya ke meja, lalu menatap tajam ke arah sahabat wanitanya itu. "Bagaimana?" tanya wanita itu."Berhasil," jawab Gee tampak puas dan bangga."Bagus, sangat bagus.""Tapi, Mei, tidakkah menurutmu ini terlalu mencolok?" tanya Gee was-was."Mencolok bagaimana?" sahut wanita yang bernama Mei itu."Ya, menurutku saja. Secara aku mendekatinya terlalu singkat, apakah tidak menimbulkan kecurigaan untuknya?" Mei tertawa. "Kau takut akan hal itu, kau takut ketahuan ya." Gee mengangguk mengiyakan. "Tentu
Baca selengkapnya
Part 35
Mental dan jiwa anda sedikit terganggu pak Shaka. Apakah anda pernah mengalami hal buruk atau semisalnya meminum obat-obatan seperti stress dan depresi? Kalimat-kalimat itu terus berputar di kepala Shaka, ia memegang kepalanya erat saat merasakan pusing.Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan Shaka masih betah berada di ruangan kantornya. Tadi siang Shaka datang menemui psikiater dan menanyakan perihal kondisinya. Apakah benar ia mengalami gangguan jiwa pada dirinya, atau ada penyakit aneh dan langka lainnya seperti DID mungkin? Walau besar kemungkinan tebakan yang kedua itu salah, karena selama 27 tahun Shaka hidup. Ia baru merasakan ke anehan pada dirinya semenjak orang tuanya memutuskan untuk menjodohkannya dengan Dasta.Saat itu Shaka masih menjalin hubungan dengan Meika Litsi, dan Shaka memutuskan hubungan dengan Mei ketika Dasta nekat melakukan percobaan bunuh diri waktu itu.Selama menjalin hubungan dengan Mei, Shaka selalu rut
Baca selengkapnya
Part 36
Wajah Dasta memerah, memanas akibat syok dengan apa yang ia lakukan beberapa menit lalu pada Shaka. Jantung Dasta rasanya berdetak tak karuan, rasanya sangat..., Ah, jangan tanyakan lagi. karena mungkin Dasta tak akan sanggup untuk menjawabnya. Biarkan ini menjadi rahasia antara dirinya dan Tuhan, sungguh, ini sangat memalukan bagi Dasta. Untung saja Shaka tertidur, ya walaupun harus Dasta akui jika tadi ia sangat kesusahan dalam mengganti serta memakaikan pakaian yang baru dan bersih untuk suaminya.Tak lupa juga tadi Dasta mengelap tubuh Shaka dengan handuk basah yang telah ia celupkan ke dalam air lalu di perasnya. Kini suaminya itu terlihat tampak segar meskipun suhu tubuhnya masih demam.Dasta menatap lekat Shaka, ia tengah memikirkan bagaimana reaksi Shaka nanti ya, jika pria itu tahu Dasta sudah lancang mengganti pakaiannya. Apakah Shaka akan marah? Atau Shaka malah akan berterima kasih padanya? Hhh, apapun itu, yang
Baca selengkapnya
Part 37
"Ibu!" panggil Dasta kaget saat melihat ibunya berada didalam kamarnya.Barusan saja Dasta sampai ke rumah dan langsung menuju kamarnya demi melihat kondisi Shaka. Namun, ia di kejutkan dengan sosok ibunya yang ada di kamar sembari duduk memperhatikan Shaka yang tertidur."Baru pulang, nak?" Dasta mengangguk."Kenapa pintu rumah tidak di kunci, bu?" "Oh ya? Ya ampun! Sepertinya ibu lupa mengunci pintu rumah Dasta." "Aissh, ibu, gimana kalau tadi ada orang jahat yang masuk? Untung saja Dasta cepat pulang." sahut Dasta cemberut seraya melangkah mendekat ke ranjang.Dasta menaruh kantong plastik kresek berisi buah-buahan yang tadi dia beli ke atas nakas disamping ranjang beserta tasnya. Dasta duduk di tepi ranjang, menatap ke arah Shaka seraya tangannya terulur menyentuh dahi Shaka yang di kompres."Masih demam, tapi, tidak sepanas seperti tadi pagi." gumam Dasta sedikit lega."Dasta, tadi suamimu terus meracau menyebut namamu, ia terus meman
Baca selengkapnya
Part 38
Kau membuatku menggila! Aku tak kuasa mengalihkan dan mengendalikan diriku sendiri dari pertahanan gengsi dan egoku selama ini.******Shaka mencium lembut bibir Dasta, melumatnya dengan hasrat yang menggebu. Dirinya tak kuasa untuk menahan diri lebih lama lagi, bibir merah Dasta begitu menggoda jiwa dan imannya untuk singgah dan berlabu disana.Katakanlah jika sekarang Shaka lebay, terlalu banyak bicara dan bertindak romantis seperti yang orang lain lakukan umumnya pada pasangannya.Tunggu dulu! Romantis? Apakah mencium atau mencumbu wanita yang dulu sangat di bencinya bisa disebut bertindak manis nan romantis? Yang ada Shaka malah terlihat seperti pria yang memanfaatkan kesempatan, saat sakit pun ia malah berhasrat pada Dasta. Tapi, dia tak salah bukan. Dasta adalah istrinya, ia tentu berhak melakukan hal yang lebih intim dari ini pada Dasta.Dasta yang tadi awalnya hanya diam dengan mata mengerjap berulang kali kini mulai terb
Baca selengkapnya
Part 39
"Apa kamu ingin aku menjadi gila, Dasta?" tanya Shaka lirih dengan mimik wajah yang sudah pucat pasih mengamati obat itu.Kening Dasta mengkerut bingung dengan ucapan Shaka, tak mengerti apa maksud dari kalimat Shaka barusan."Kenapa kalian berdua melakukan ini padaku?" ucap Shaka bertanya marah menatap ke wajah Dasta yang semakin bingung. "Apa memang ini yang kalian inginkan, berencana untuk membuatku menjadi orang gila. Huh, Ayo, katakan!" tekan Shaka mencengkeram bahu Dasta kuat.Mulut Dasta bungkam melihat ekspresi wajah Shaka yang tiba-tiba menjadi marah. Mata Dasta menyorot sedih bercampur bingung penuh pertanyaan.Mata itu? Kenapa sorot mata itu muncul kembali? batin Dasta ngerih melihat sorot tajam mata Shaka."Ayo, cepat katakan! Kalian berdua bersekongkol kan, darimana kalian bisa saling mengenal, hah?" Shaka mengguncang-guncangkan bahu Dasta yang masih di cengkeramnya."Kalian? Berdua? Sekongkol? Saling mengenal? Maksudnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status