All Chapters of Girl In Love (Indonesia) : Chapter 21 - Chapter 30
50 Chapters
21. Belum siap
"Gue duluan yang ambil," Astra masih kekeh tidak mau mengalah. Kiran memutar bola matanya jengah, menarik lagi novel yang sedari tadi terus di rebutkan oleh mereka berdua. "Elo cowok ngalah dong, ini novel yang sudah gue incer dari kemarin." Astra menggeleng, kembali menarik novel itu ke arahnya. "Bodoamat, siapa cepat dia dapat." Kiran memicingkan mata, novel best seller ini hanya ada satu dan dia harus mendapatkannya apapun yang terjadi. Kiran sangat malas kalau sampai dia harus mencari ke toko buku lain. Lagian, cowok gamers akut kayak Astra kok bisa-bisanya juga mengincar buku dengan genre romance. Sama sekali tidak cocok dengan kepribadian seorang Astra. Mereka sudah menjadi pusat perhatian beberapa orang di toko buku, bahkan beberapa anak SMA dengan terang-terangan mentertawakan mereka. Kiran yang sudah lelah akhirnya melepaskan buku itu, menyerah dan pergi begitu saja. Astra di tempatnya mende
Read more
22. Perhatian
Kiran tersadar dari lamunannya ketika Libra membuka pintu, pemuda itu dengan lesu kembali duduk di kursi samping bankar pasien. "Kamu makin terang-terangan nunjukin perasaan ke Selena," kata Kiran begitu pemuda itu selesai menghela nafasnya dalam. Libra merapatkan bibir, dia melirik Kiran dengan dingin. "Elo makin gila kayaknya."Kiran jadi menunduk, merasa marah dan tidak terima tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu melirik tasnya di meja. Membukanya lalu kembali menyodorkan sebuah kartu ke Libra. "Ini dari tante Tasya, dia kayaknya sedang ada masalah jadi aku engga tega buat ngasih ini ke beliau." Libra masih ragu untuk mengambilnya atau tidak, dia sudah lama tidak menerima uang pemberian sang Ibu. Kalau tidak salah sejak dia memutuskan keluar rumah. Libra membuka ponselnya ketika ada notif masuk. Beli apapun yang kamu suka, Mama mau kamu bahagia.Begitulah pesan yang Libr
Read more
23. Dekat
Libra mengerjapkan matanya, dia masih mengantuk sekali. Ia mengambil kunci di saku celana sebelum membuka pintu kamar kos. "Nginep di studio lo?" Libra melirik pria yang hanya memakai kolor dan kaos oblong itu, lengkap dengan rambut berantakannya. Sepertinya Alif baru bangun. "Oh bentar," Libra diam saja saat Alif kembali memasuki kamarnya. "Ini, yang kemaren gue bilang." Libra menerima kantong plastik putih besar itu, melihat isinya. Berbagai snack, roti, selai, dan susu. Seperti yang selalu dia terima setiap bulannya, bedanya biasanya lewat Kiran. "Kayaknya dari nyokap lo ya?" Libra mengangguk, lalu mengambil beberapa snack dan susu. Sisanya ia berikan ke Alif. "Buat lo aja dah, nih ambil." "Gue gak mau sebanyak ini sebenarnya," kata Alif tapi tetap saja menerimanya. Libra merebahkan dirinya, kasurnya yang sempit lebih nyaman daripada sofa panjang di ruangan VIP rumah sakit.
Read more
24. Moodboster
"Maaf ya kalau merepotkan kalian terus," kata dokter Bima. Tangannya mengulurkan paper bag masing-masing satu ke arah Libra dan Astra.  Kedua pemuda itu menerimanya dengan senyum. "Makasih, Om." "Gue bisa pulang sama Papa, kalian langsung pulang engga apa-apa." kata Kiran. Selama dua hari di rumah sakit dia bisa mengerti kalau Libra dan Astra tidak bisa tidur dengan nyaman. Gadis itu ingin kedua pemuda itu bisa istirahat dengan baik di rumah mereka. "Kalau gitu hati-hati," jawab Libra tanpa berusaha menolak kata-kata Kiran. Gadis itu mencuatkan bibir, sedikit kecewa sebenarnya. Tapi memang begitu Libra, akan dengan senang hati pergi dari hadapan Kiran. "Yakin engga apa-apa? Om engga sibuk?" tanya Astra berharap dia bisa ikut ke rumah Kiran juga. Dokter Bima menggeleng, dia sudah ijin libur hari ini untuk fok
Read more
25. Peringatan
Libra mendudukkan dirinya di kasur, matanya melirik jam di atas nakas. Tangannya merogoh ponsel, orang yang ingin dia hubungi sepertinya sudah tidur. Pemuda itu menarik handuk dibalik pintu lalu masuk ke kamar mandi, dia kelelahan dan merasa pikirannya penuh. Mandi air hangat sepertinya hal yang bagus kali ini. Libra biasanya malas mandi sepulang kerja, dia sudah sangat kelelahan sehingga biasanya dia langsung tidur. Pemuda itu mengangkat wajah, membiarkan air hangat membasahi wajah tampannya. Bibirnya tersenyum saat merasakan dirinya bisa sedikit rileks. Ingatan siang tadi di rumah sakit mengganggunya. Apa Mamanya benar-benar bahagia bersama pria baru sekarang? Sebenarnya Libra tidak terlalu peduli jika Mamanya menikah atau bahkan punya anak lagi, walau dia tidak akan bisa menerima keluarga baru Mamanya nanti. Libra membuka mata, ia menunduk merasakan matanya mulai mem
Read more
26. Kehadiran Libra di rumah
Libra menopang dagunya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk memijat kakinya yang sakit. Libra bahkan sampai kesusahan tidur semalaman karena rasa nyeri di kakinya. Libra menguap dengan mata terpejam. Kiran memperhatikan itu, Libra yang beberapa kali hampir jatuh tertidur. Pemuda itu menepuk pipinya agar kembali sadar. Kiran yang tidak tega membawa tasnya pindah duduk di sebelah Libra. "Kamu sakit?" Libra menoleh lalu menggeleng. Tapi Kiran yang sudah mengenal pemuda itu selama bertahun-tahun tentu tidak akan tertipu. "Habis ngapain sih kok kakinya sakit gitu?""Jalan." Kiran mengernyit, jawaban Libra kurang akurat. Sejauh apa dia berjalan sampai bisa pegal-pegal gitu kakinya. Libra kembali menguap, kali ini sambil menarik kedua tanganya keatas. Sangat menggemaskan, Kiran tersenyum. Kapan lagi bisa lihat Libra selucu ini. Kiran mengeluarkan botol minumannya, "Minum dulu biar segeran."
Read more
27. Kekhawatiran Hati
Selena masih terlihat linglung, gadis itu mengerjapkan mata. Beberapa kali memang pernah Libra datang menjemput atau mengantarnya. Namun, baru kali ini pemuda itu masuk ke rumah dan duduk di depannya sekarang. Bahkan sampai ngobrol dengan Mamanya juga. Wow, such an amazing thing. Sungguh tidak terduga. "Kok bisa datang ke sini?" tanya Selena akhirnya. Libra masih memasang wajah tenang, meskipun jantungnya kini berdebar kencang. Sebenarnya masih merasa canggung meski kini ia di tinggalkan berdua saja dengan Selena. "Mau ngasih ini," ujarnya dengan menyodorkan bunga.Selena segera mengambilnya, darahnya berdesir beserta perasaannya yang tiba-tiba menghangat. Gadis itu mengambil kartu yang terselip.Sorry, Baby. Sama dengan apa yang di katakannya pagi tadi. Ini antara Libra malas mencari kata-kata lain atu memang dia yang tidak kreatif. "Engga suka?" Selena mengangguk tersenyum. Libra menuru
Read more
28. Cemburu
Semua orang memang sudah terbiasa melihat wajah dingin Selena, kelakuan gadis itu yang bar-bar juga kerap membuat siapapun enggan menyapanya. Tidak ada orang yang bisa dibilang dekat dengan Selena kecuali orang itu sudah lama mengenal gadis kaya itu. Libra Aditya pengecualian tentu saja.Pemuda itu spesial, harus diperlakukan istimewa. Tapi biasanya orang yang paling kau sukai adalah orang yang mudah membuatmu kesal, bukan? Sama halnya kali ini, cuaca yang mendung saja sudah membuat gadis itu memiliki mood yang buruk. Apalagi Libra yang berjalan berdampingan dengan Kiran. Okay, itu sudah biasa. Sudah menjadi pemandangan yang lumrah. Tapi masalahnya, Selena masih kesal juga dengan apa yang terjadi semalam. Dia masih mengingat jelas Libra menatap gadis lain. Selena sampai tidak bisa tidur semalaman, otaknya berpikir alasan Libra melarangnya ke Mister mungkin untuk itu. Dia meng
Read more
29. Belum Siap
Libra membuka pintu kamar kosnya dengan lesu. Ia melepas jaket dan melempar tas ke sembarang arah. Langsung merobohkan dirinya ke atas ranjang. Ia jadi memikirkan Selena.  Apa yang salah dengan dirinya? Libra merasa apa yang ia lakukan sudah benar. Tapi, kenapa Selena terlihat begitu marah dan seperti tidak menyukainya lagi.  Tidak bisa begini, hubungan mereka tidak bisa seperti ini terus. Libra harus kembali dekat dengan Selena lagi, ia tidak boleh membiarkan gadis itu jauh darinya. Hanya ketika bersama Selena, Libra bisa merasa lepas dan bahagia.  Libra melihat layar ponsel, membuka roomchatnya dengan Selena. Mengetikkan sebuah pesan. Sudah tidur?  Libra berdecak ketika beberapa menit ia menunggu namun belum ada balasan. Pemuda itu mendudukkan dirinya, melihat pesan yang ia kirim sekali lagi. Lalu, kembali melemparkan ponsel itu ke kasur.  Sementara Selena menggigit bibir bawahnya sambil membaca chat Libra le
Read more
30. Bimbang
Selena pergi dengan langkahnya yang cepat. Gadis itu mengabaikan Libra yang terus memanggil namanya di belakang. Selena kesal setengah mati karena Libra yang menurutnya menjengkelkan. Sudah sedekat itu tapi status hubungan tidak jelas. Alasan belum siapnya seorang Libra Aditya juga masih abu.Apa Kiran juga mengalami hal yang sama dengannya, di php Libra? Tidak, tidak. Kentara sekali kalau hanya Kiran yang obsesi, Libra juga risih tapi masih membiarkan Kiran dekat dengannya. Selena jadi semakin kesal sendiri mengingat dulu banyak rumor Kiran dan Libra berkencan. Untung saja tidak benar."Mau kemana?"Selena mendengus, Libra berhasil mensejajarkan langkah. "Bukan urusan elu."Libra tidak sakit hati sama sekali dengan tingkah Selena. Ia sadar itu salahnya sendiri. Rasa tidak siapnya untuk menjalin hubungan membuat Selena semakin menjauh. Mungkin berpikir kalau Libra hanya main-main. Padahal, sebenarnya tidak.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status