All Chapters of Pejuang Terhebat No. 1: Chapter 2301 - Chapter 2310

Melihat situasinya, sepertinya tidak ada cara untuk menghentikannya lagi. Samson menatap Fane dengan ekspresi panik, “Woods, apa kau sudah gila? Jika kau melawannya sendirian, kau akan terbunuh!”Fane menggelengkan kepalanya sedikit dan mengabaikan semua yang dikatakan Samson. Zamian tertawa keras sambil menunjuk Fane, “Kau sudah gila! Kau benar-benar tidak tahu tempatmu. Rufus, berandalan ini menantangmu, jadi sebaiknya kau tidak mengampuninya. Kau harus menunjukkan padanya apa artinya menantangmu!”Rufus bersikap seolah-olah mengabaikan perkataan Zamian, namun kata-kata itu berhasil membuat kemarahannya terhadap Fane memuncak. Ditantang oleh berandalan yang tidak penting seperti itu, jika dia tidak menghajar Fane dengan benar, itu berarti keterampilannya tidak cukup baik.Dengan pemikiran itu, dia mengabaikan yang lainnya saat melesat ke depan dengan pedang di tangannya. Dia bergegas menyerang Fane. Fane tersenyum ringan, bahkan tidak berbalik ketika berkata, “Kalian semua, mundur

Seseorang seperti itu masih terbukti bukan tandingan Woods! Siapa Woods ini? Mengapa mereka belum pernah mendengar tentang dia sebelumnya?Samson menghela napas lega, “Tidak heran dia bisa menyelamatkan kita. Kupikir itu hanya kebetulan, tapi ternyata dia benar-benar ahli!”Pada saat itu, Isaiah perlahan bereaksi. Bibirnya sedikit bergetar, tidak tahu harus berkata apa. Mata Byron terbelalak, menatap Fane yang melayang di udara dengan ekspresi tidak percaya.Zamian tampak seperti baru saja menginjak jarum. Mulutnya melebar, tetapi tidak ada satu kata pun yang keluar! Semua murid Paviliun Tengkorak menganga lebar dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun!Kejutan dari apa yang telah mereka saksikan terlalu berlebihan bagi mereka. Mereka tidak akan pernah berpikir dalam seribu tahun bahwa Rufus, yang belum pernah dikalahkan itu akan kalah di tangan seorang berandalan tak dikenal.Fane mengangkat alis saat menatap Zamian dengan tatapan dingin. Zamian langsung bergidik ngeri melihat tata

Fane melirik semua orang sebelum akhirnya menghela napas pelan, “Bunga bangkai itu milik kalian, cepat simpan.”Wajah Byron menegang, akhirnya kekhawatirannya terselesaikan. Dia mengira Fane akan merebut bunga bangkai itu. Bagaimanapun juga, bunga bangkai itu adalah jenis rumput spiritual kelas 8. Itu sangat berharga.Namun, Fane sepertinya tidak peduli dengan bunga bangkai itu sama sekali. Byron segera menyimpan bunga itu di kotak giok yang telah mereka siapkan, lalu menyimpannya di artefak cincin penyimpanannya.Fane tidak ingin mengatakan terlalu banyak kepada mereka dan menahannya. “Karena identitasku telah terungkap, kita masing-masing harus menempuh jalan kita masing-masing. Identitasku pada akhirnya akan menempatkan kalian dalam bahaya.”Setelah selesai mengatakan itu, Fane lalu berbalik dan pergi. Namun, Samson sepertinya tidak mau berpisah dengan Fane. Fane mengatakan bahwa kehadirannya akan membahayakan mereka, tetapi Samson tidak berpikir demikian sama sekali.Dia merasa ba

Sayangnya, Jackson tidak akan pernah bisa menanggapi Hayden lagi. Dari tujuh mayat yang dilempar sembarangan itu, dua di antaranya berasal dari Paviliun Penguasa Ganda, dua lainnya berasal dari Klan Kekacauan Asal, dan tiga sisanya berasal dari Paviliun Seribu Daun.Samson menemukan seorang murid dari Klan Kekacauan Asal yang dekat dengannya dan berlutut menatapnya dengan ekspresi sedih. Suara Isaiah sedikit serak saat dia berkata, “Ada apa ini? Siapa yang membunuh mereka? Apakah itu iblis atau manusia?!”Fane menghela napas dan tatapannya beralih ke dada Riv. Ada lubang sebesar kepalan tangan. Tidak ada darah di sekitar luka, tapi semuanya menghitam.Itu tampak seperti luka bakar. Saat menggunakan indranya, dia bisa merasakan luka itu mengandung sedikit aliran listrik.Fane mengarahkan pandangannya ke mayat-mayat lainnya. Saat memeriksa yang lainnya, dia memperhatikan bahwa mereka memiliki luka yang disebabkan oleh senjata. Jelas terlihat bahwa iblis bukanlah pelakunya, mereka dibunuh

“Lalu mengapa ini terjadi!” tanya Samson sambil menangis.Selain tubuh Jackson dan Riv yang tidak berdarah, yang lainnya praktis berlumuran darah. Karena bau darah yang pekat itulah mereka menemukan tempat kejadian berdarah ini. Hayden mendongak dan berkata dengan serius, “Karena ini bukan untuk harta karun, dan tidak mungkin jika mereka hanya ingin berkelahi tanpa alasan, lalu mengapa mereka melakukannya? Mereka pasti punya tujuan, tapi aku benar-benar tidak mengerti apa tujuannya?!”Fane berbalik, dan menatap Gunung Akhir Dunia, “Tidak peduli apa pun itu, kita mungkin tidak akan bisa mengetahuinya dari tujuh mayat ini saja. Kita harus terus mencari, dan melihat apakah ada petunjuk di tempat lain.”Mereka bertiga mengangguk, dan merasa Fane benar. Fane berbalik dan menatap tubuh Riv dengan penuh emosi. Fane sangat ingin tahu siapa yang melakukannya.Mungkinkah alasannya adalah dirinya sendiri? Tidak peduli apa pun itu, dia akan menemukan pembunuh Riv, dan membantu Riv membalas dendam