Semua Bab Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA): Bab 31 - Bab 40
68 Bab
SMP • 30
"LO beneran udah belok, ya, Raf?"Pertanyaan itu sejak tadi membuat Raffa bergidik, walau ia tak membalas apa pun, tapi tetap saja membayangkan dia menyukai Verga membuatnya merasa ngeri."Kalau lo udah belok, pertunangannya kita batalin aja. Gue nggak mau tunangan sama cowok-"Raffa menginjak rem tanpa berpikir dua kali. Tidak peduli di belakangnya ada mobil yang siap mencium bokong mobilnya dan mengantarkan mereka pada malaikat maut, yang Raffa pedulikan hanya kalimat wanita di sampingnya ini."Ngomong sekali lagi, gue perkosa lo di sini.""Eh, eh ...." Riri mangap-mangap mendengar ucapan Raffa. "Abisnya, lo sama Kak Verga deket amat, gue sampai curiga sama kalian berdua."Bunyi klakson mobil di belakang sana membuat Raffa segera membelokan mobilnya ke pelataran parkir sebuah mal."Lo curiga apa cemburu? Lo takut gue ada main sama laki s
Baca selengkapnya
SMP • 31
PERTUNANGAN Riri dan Raffa dihadiri banyak orang. Kebanyakan dari mereka adalah tamu August juga teman-teman arisan Alin dan Rosa. Sedangkan Arya tidak mengundang banyak relasi bisnisnya, tapi tetap saja, mereka sudah hadir, lantaran Raffa yang kabarnya baru menjadi direktur utama tengah bertunangan. Mereka pasti penasaran, wanita seperti apa yang dipilih playboy satu itu untuk menjadi pendampingnya.Ethan, Nayla, dan Evan datang dengan pakaian seragam. Mereka duduk di salah satu meja dan memperhatikan pasangan baru yang sedang saling tatap dan bertukar cincin di atas panggung.Damian datang bersama kekasihnya. Mereka sedang mencicip minuman di seberang, walau mungkin hanya Damian saja, karena kekasihnya sibuk mengomel sejak tadi.Sedangkan Verga berdiri sendirian dalam gelap. Tubuh tingginya menyender tembok. Matanya mengawasi sepasang kekasih yang tengah bertukar cincin di atas podium.Verga
Baca selengkapnya
SMP • 32
RAFFA tidak tahu hasilnya akan separah ini. Dia pikir, meminum sedikit saja alkohol takkan membuat Riri jatuh mabuk dan tidak bisa membawa tubuhnya untuk berdiri. Raffa tidak memikirkan sampai sejauh ini, karena jelas-jelas di malam pertemuan pertama mereka, Riri terlihat sanggup meminum alkohol bersamanya.Alhasil, Raffa membawa Riri ke salah satu kamar di hotel. Tidak peduli nanti Rosa maupun August akan mencincangnya, atau Arya dan Arlin yang langsung membunuhnya, sekarang Raffa perlu mengamankan Riri dari dunia.Raffa tidak mau Riri terlihat oleh rekan-rekan bisnis August dalam keadaan mabuk dan meracau tidak jelas."Gue itu masih muda, tapi gue udah berbakat sejak kecil, Om!"Raffa tersenyum tipis. Riri pasti masih terpikir soal kata-kata Husein.Orang itu ... Raffa baru ingat kalau Dara adalah perempuan yang pernah mau dijodohkan dengannya. Sosok yang Raffa nilai bisa men
Baca selengkapnya
SMP • 33
RIRI hanya mendengar kabar dari Nayla jika di malam pertunangannya, dia nyaris tidur dengan Raffa. Riri ingat jelas, dia meminum sedikit alkohol malam itu, tapi entah mengapa dia bisa mabuk dan lepas kendali.Riri masih bisa mengingatnya samar-samar. Saat ia menggoda Raffa dan mengajak laki-laki itu bercinta.Pipi perempuan itu memerah dan ia langsung menundukkan kepala. Lebih lagi, Raffa kini ada di sebelahnya."Kenapa?" Raffa menoleh, dia melihat Riri menunduk sambil geleng-geleng kepala. "Jadi ke restoran Nayla, nggak?"Riri mengangguk dan Raffa dibuat kesal, lantaran Riri yang biasanya banyak omong, kini irit sekali bicaranya."Lo kenapa, sih, Ri? Sariawan?" tanyanya geram.Riri menggeleng."Terus kenapa dari tadi diam aja? Ngomong apa, kek, sepi banget hidup gue kalau lo diam terus kayak gitu."Riri terbatuk-batuk mendengar b
Baca selengkapnya
SMP • 34
"GUE mau ngomong sesuatu sama lo."Riri yakin tidak pernah mengenal perempuan ini sebelumnya. Ia sangat yakin, ini pertemuan pertama mereka. Namun, tatapan perempuan itu terlihat begitu mengintimidasi sekaligus membenci Riri secara bersamaan."Siapa, ya?"Jujur saja, Riri takut berhadapan dengan perempuan seperti ini. Sudah tidak jelas kenal darimana, tapi mau nyari gara-gara."Bisa bicara di tempat lain?"Riri mengernyitkan dahi. Tentu saja tidak. Dia tidak sebodoh kelihatannya. Jika ia mengikuti keinginan perempuan itu, apa benar dirinya akan selamat nanti? Tatapan mata perempuan itu terasa ganjil dan Riri bukan perempuan bodoh yang rela memasukkan diri sendiri dalam lubang maut."Enggak, soalnya gue ada janji di sini."Perempuan itu menghela napas kasar. "Oke." Dia menatap Riri tajam. "Gue penasaran, sebenernya, lo naksir sama Verga atau Raffa
Baca selengkapnya
SMP • 35
PROYEK ini bisa dibilang sangat penting. Jika berhasil, Raffa bisa melebarkan bisnisnya ke luar negeri. Walaupun tidak mendatangkan keuntungan dalam waktu dekat, tapi bisnis properti bisa menguntungkannua di masa depan.Raffa sudah mengatur semuanya. Mencari jalan-jalan agar rencananya dapat terlaksana. Pertemuannya dengan perwakilan dari perusahaan properti yang ada di Jepang sebagai bentuk kerjasama pun menjadi awal dari segalanya.Diva, mantan sekretaris Raffa yang dulu kini diangkat menjadi sekretarisnya lagi. Naik jabatan, atau bisa dibilang, tetap menjadi orang kepercayaan Raffa di perusahaan itu.Dalam hal pekerjaan, Diva memang selalu profesional, tapi di luar itu semua, cintanya pada Raffa takkan bisa dielakkan.Pembicaraan terjadi cukup intens. Penawaran sepuluh hektar tanah kosong yang diajukan membuat Raffa menimang-nimang terlebih dahulu. Gambar ada di hadapan, tapi Raffa tetap pe
Baca selengkapnya
SMP • 36
UNTUK pertama kalinya Raffa dibuat merinding hanya karena melihat Riri berdiri di depannya. Ekspresi datar, tangannya berkacak pinggang, bibirnya membentuk seutas garis lurus, dan tatapan tajamnya yang menghunus.Raffa berani bersumpah, dia takkan membuat Riri mengeluarkan ekspresi mengerikan ini lagi!"Ikut gue!"Tanpa ragu ataupun berpikir dua kali, Riri menarik tangan Raffa dan menyeret laki-laki itu untuk masuk ke restoran. Ruang santai yang berada di restoran, ruangan yang biasa dipakai koki dan beberapa pelayan itu kini diisi oleh Nayla, Damian, Verga, dan Riza.Raffa mengatupkan mulut saat melihat Riza tengah menatapnya. Verga berdiri, tangannya sudah gatal ingin menghiasi wajah tampan Raffa dengan luka lebam, tapi Damian menahan tangannya."Jangan dulu, belum tentu Raffa yang hamilin dia, kan?" terang Damian yang memang tidak berniat memihak siapa pun sekarang. "Lagian,
Baca selengkapnya
SMP • 37
RAFFA bisa menghela napas lega setelah Riza pergi dari sana. Walau imbasnya, dia kehilangan uang cash di dompetnya, tapi tak masalah. Setidaknya, Riza akan meninggalkan mereka dan bersumpah takkan menunjukkan batang hidungnya lagi.Kenyataan jika Riza tidak hamil anaknya benar-benar membuatnya lega. Namun, yang tidak ia sangka adalah Riri yang bisa seganas itu menghadapi orang lain. Dia memang tahu Riri punya sifat agak nyentrik, tapi ia tidak berpikir kalau perempuan itu bisa berbuat sampai sejauh itu.Dia bahkan sudah khawatir, jika Riri memihak Riza dan memaksanya untuk bertanggung jawab dan mengakhiri pertunangan mereka. Terlebih lagi, Riri memang tidak sepenuhnya ingin menikahinya. Harusnya, itu menjadi sebuah kesempatan baginya untuk meloloskan diri dari Raffa, kan?Tiba-tiba saja Riri menatapnya tajam. Raffa bergidik dan sontak mengambil langkah mundur ketika Riri berjalan mendekat padanya.
Baca selengkapnya
SMP • 38
RAFFA memijat kepalanya yang terasa mau pecah.Dia baru saja melewati hari panjang dengan dokumen segunung ditambah masalah Riza tempo hari yang entah kenapa masih membuatnya pusing. Apalagi, setelah Riri mengatakan jika Riza pernah mengatainya murahan.Raffa selalu berpikir, kalau dia tidak berguna.Harusnya, dia bisa melindungi Riri, menjaga perempuan itu dari wanita jalang yang pernah hidup di sekitarnya, bukan malah sebaliknya. Riri berjuang sendiri, dia bertahan, dan bahkan menyelesaikan semua masalah yang telah ia perbuat di masa lalu.Raffa berdecak kesal. Sejak pertunangannya dengan Riri minggu lalu, ia tinggal di rumah kedua orang tuanya.August sudah menyarankan agar Raffa segera membeli rumah sendiri, karena tidak mungkin juga setelah ia menikah nanti, dia tinggal di rumah orang tuanya bersama Riri. Walaupun August maupun Rosa tidak keberatan, tapi mereka takut Riri
Baca selengkapnya
SMP • 39
RAFFA melepas kausnya dan langsung tengkurap di ranjang. Riri sendiri sedang bersiap-siap, dia menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan secara berulang-ulang."Kenapa, sih, Ri? Mau mijit doang, bukan mau malam pertama juga, kenapa lo setegang itu?" komentar Raffa saat melihat Riri terus mengulang aktivitasnya sembari memegangi dadanya.Riri mendengkus. "Lo, sih, siapa suruh pakai lepas baju kayak gitu?""Biar lo enak mijitnya dan lo bisa raba-raba punggung gue juga kalau mau." Raffa tersenyum miring.Riri menepuk punggung laki-laki itu cukup keras. Jika saja dia tidak punya keinginan, mana mau dia memijat laki-laki yang sedang tak berbusana itu?"Lagian, lo sakit apa, sih, sampai minta pijit segala?" tanya Riri kepo.Pasalnya Raffa tidak terlihat pucat ataupun lemas. Dia masih seperti Raffa yang ia temui sehari-hari. Tidak ada tanda-tanda orang sakit s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status