All Chapters of Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA): Chapter 21 - Chapter 30
68 Chapters
SMP • 20
JUJUR saja, Raffa sudah terbiasa memasuki mal bersama kekasihnya atau perempuan yang sedang ia kencani. Dia tidak akan kaget begitu mereka mengambil tas, baju, sepatu branded yang bisa menguras isi kantongnya.Raffa tidak pernah keberatan akan hal itu, karena akhir dari ceritanya pasti berada di atas ranjang. Uang-uang yang ia keluarkan pun hanya beberapa persen dari tabungannya sendiri untuk masa depan.Raffa bukan pria boros, juga bukan tipe pria yang suka mencari pelacur setiap malam. Dia hanya pria biasa yang suka berfoya-foya dengan sedikit hartanya, tak lupa membawa serta perempuan-perempuannya dan meniduri mereka like a bastard. Namun, Riri sedikit berbeda ... benar-benar berbeda."Ri, keranjangnya udah hampir penuh ini, bisa berhenti, nggak?"Riri berhenti, dia mendelik ke arah Raffa yang kini tampak lelah mengikutinya belanja. "Nggak boleh beli banyak-banyak emangnya?"
Read more
SMP • 21
"HABIS ini, kita mau ke mana, Raffa?" Riri menoleh, matanya yang berbinar-binar membuat Raffa ingin menciumnya, terlebih bibirnya benar-benar terlihat menggoda baginya."Lo pengin ke mana?" tanya Raffa balik."Hm, ke mana, ya?" Perempuan itu tampak berpikir sejenak. "Kalau nonton gimana?""Mau nonton film apa?"Raffa mendesah kasar. Satu-satunya hiburan yang tidak bisa ia nikmati adalah menonton film. Dia sendiri tidak tahu alasannya, tapi setiap kali menonton film, Raffa pasti tertidur, jika dia menonton dengan cewek-ceweknya, pria itu akan berusaha menahan kantuk dan menanggapi semuanya dengan balasan singkat.Kalau perempuannya bertanya kenapa atau marah padanya, Raffa hanya tinggal membungkam bibirnya dengan ciuman.
Read more
SMP • 22
ANGIN berembus kencang menebarkan udara panas dari mentari yang bersinar terik di atas sana. Riri melangkah keluar, sedang Raffa mengikuti di belakang. Di sana tidak ada apa pun, hanya ada atap biasa tanpa sedikit pun kejutan yang mengikutinya.Riri menoleh ke belakang. "Apa maksudnya?"Raffa berdiri di hadapannya. Riri mendongak, senyum di bibir pria itu membuat Riri menatapnya tak mengerti. Apa yang Raffa rencanakan? Bukannya sebelum ini dia menghubungi seseorang untuk memberinya kejutan, lalu mana? Di mana semua kejutannya."Gue bukan cowok yang romantis, walaupun gue playboy, bukan berarti gue sering nembak cewek dengan kata-kata manis."Riri tersedak ludahnya sendiri."Hubungan kita pasti akan sampai akhir, tapi sebelum semua itu terjadi ...," Raffa tiba-tiba berlutut, tangannya meraih tangan Riri dan menggenggamnya erat, "lo mau nggak jadi pacar gue?"Riri
Read more
SMP • 23
"GIMANA hubungan kamu sama Riri?"Raffa tersedak sarapannya, kepalanya menoleh ke arah Rosa yang sedang menunggu jawaban dengan kedua tangan menopang dagu."Gimana, maksudnya gimana, Ma?""Iya, gimana perkembangannya? Mama tahu, kamu sering banget ngapelin Riri ke rumahnya, enggak malam, enggak pagi, enggak siang, sering banget kamu main ke sana, bahkan lebih sering daripada kamu main ke sini."Raffa menatap August yang juga tengah memandanginya. Apa mereka benar-benar sedang penasaran saja atau ...."Kalian nggak ada masalah, kan?" tanya August kemudian.Raffa menggeleng. "Enggak, Pa, minggu lalu kami bahkan jadian.""Jadian? Kamu nembak dia? Sekarang kalian pacaran gitu?" tanya Rosa beruntun.Raffa mengangguk. "Kenapa, Ma?""Astaga! Kalian masih pacaran saja, harusnya kamu udah lamar dia! Minggu depan kalian tu
Read more
SMP • 24
SEJAK mengenal Verga beberapa tahun lalu, Riri memang paling suka melihatnya berenang. Entah mengapa, gerakannya di dalam air begitu lembut dan terasa menghanyutkan. Namun, ada satu hal lain yang membuat Riri betah, yaitu bentuk tubuh bagian atas Verga yang terlihat jelas. Lengannya yang kekar, dadanya yang membidang sempurna, perutnya yang sukses membuat kaum perempuan mana pun dibuat meleleh dengan roti sobeknya.Elo emang makhluk Tuhan yang paling seksi, Kak! Tepukan di bahu membuat Riri menoleh. Seorang pria paruh baya tersenyum padanya. "Suka berenang juga?"Riri terkekeh canggung. "Enggak, Pak.""Lho, kirain."Riri terkekeh lagi. "Dulu pernah latihan beberapa kali sama Kak Verga, tapi abis itu nggak pernah lagi. Pas mau renang sendiri, saya tenggelam dan nyaris mati.""Ada yang nolongin, kan?"Riri mengangguk. "Tapi udah kapok."
Read more
SMP • 25
"KAKAK kok nggak pernah cerita kalau udah punya pacar?" tanya Riri saat keduanya sudah berada di mobil Verga yang sampai beberapa hari lalu, mobil itu juga yang digunakan Verga sebagai alat transportasi menjemput Riri tadi pagi. "Nggak pernah ngenalin juga."Verga tersenyum masam. "Kalaupun gue cerita, emangnya lo mau denger cerita gue, Ri?""Bukannya gue pendengar yang baik, ya, selama ini?"Verga menghela napas kasar. "Gue mau cerita, tapi gue bingung mau mulai dari mana.""Ya udahlah, nggak apa-apa, penting sekarang gue udah tahu, kan? Terus, nggak ada rencana buat ngenalin dia ke gue gitu, Kak?"Verga tersenyum tipis. "Ada rencana, tapi sampai sekarang aja gue nggak bisa ngehubungi dia.""Lho, kok bisa?" Riri terkejut, matanya melebar menatap Verga yang sibuk dengan jalan raya."Sebenernya, gue kayak loss contact sama dia sebulan yang lalu. Gue pulang
Read more
SMP • 26
"ADA apa, Ma?" Raffa menjauh dari sekelompok orang yang sudah menunggu di ruang rapat, bahkan Ethan tampak melotot padanya. "Raffa mau meeting bentar lagi, kalau Mama mau ngomong sesuatu, nanti aja, nunggu Raffa selesai meeting ini dulu.""Eh, eh ... jangan ditutup dulu!"Raffa yang hendak menggeser ikon merah di layar ponselnya langsung urung. Walaupun Rosa ibu yang cerewet, banyak menuntut, dan lain-lain, tapi Raffa tetap sayang padanya."Kamu udah jadi pesan cincin?"Raffa menghela napas kasar. "Udah, tapi entah benar atau nggak ukurannya. Riri nggak mau diajak pergi milih cincin.""Paksa dia dong, Raffa! Kalau nanti ukurannya salah gimana? Kamu mau terlihat malu-maluin di depan semua tamu undangan pertunangan kalian nanti?"Raffa menghela napas kasar. Dalam hati, dia membenarkan ucapan ibunya. Kalau sampai cincin itu kekecilan atau kegedean buat Riri,
Read more
SMP • 27
TUBUHNYA terasa panas dan gerah, dia pun kesulitan bergerak, rasanya sesak. Riri tahu, tiduran di siang hari dengan selimut memang akan menimbulkan gejala gerah bukan main, tetapi yang lainnya tidak. Dia tidak pernah merasakan gejala-gejala lainnya sebelum ini.Ia merasa ruang geraknya terbatas. Dengan mata setengah terbuka, jemarinya pun lantas bergerak mengecek keadaan. Ada sesuatu di depannya, seperti kulit manusia, tapi keras dan kuat. Tangannya turun ke bawah, menyentuh bagian lainnya dan Riri seperti menemukan roti sobek seorang pria dalam sentuhan jemarinya."Gue lagi ngimpi apa, ya?""Engh."Suara lenguhan sukses membuat mata Riri terbelalak, Raffa tidur di sampingnya, dan melihat bagaimana bagian atas pria itu yang terpampang di depan matanya membuat Riri sadar kalau Raffa tak mengenakan atasannya sekarang."Raffa!" teriaknya sekeras-kerasnya.Raffa membuka mata,
Read more
SMP • 28
"KEMARIN, lo pesen cincinnya sama siapa?" tanya Riri sewaktu mereka sampai di toko perhiasan yang didatangi Raffa kemarin."Sekretaris gue," jawab Raffa singkat."Oh!" Riri mengangguk-angguk mengerti, dia pikir, Raffa membawa salah satu kenalan perempuannya atau selingkuhannya mungkin, tapi ternyata, hanya sekretaris. "Hm," gumamnya.Tiba-tiba saja pikiran bahwa Raffa ada affair dengan sekretarisnya membuat Riri terusik."Kenapa?" Dahi pria itu mengernyit."Yakin cuma sekretaris?"Pertanyaan itu disambut dengan helaan napas kasar. Raffa memejamkan mata. Dia tidak berniat menyembunyikan keberengsekannya, Riri berhak tahu, walau lebih baik perempuan itu tidak tahu, tapi mereka akan
Read more
SMP • 29
RAFFA mengernyitkan dahi, tatapannya mengikuti kepergian Verga yang masuk ke restoran Nayla. "Apa yang dia rencanain, sih? Jangan usilin hubungan gue kenapa? Gue usilin balik hubungan lo, baru tahu rasa!"Raffa menghela napas kasar. Dia ikut bangkit dan lantas mengikuti kepergian Verga. Daripada terjadi apa-apa dengan Riri dan Verga, lebih baik, Raffa melihatnya sendiri."Gue kira, lo nggak mau ikut masuk." Senyuman miring pria itu sungguh mengganggu."Gue nggak mau lo macam-macam sama calon tunangan gue," dengkusnya seraya menyejajarkan langkah mereka."Riri ada di sini?" Verga memandang lurus. "Kebetulan banget, gue jadi bisa ngenalin dia sama pacar gue sebelum putus."Raffa mengerling. Kelihatannya memang pria yang baik, tapi aslinya bukan. Mana m
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status