Semua Bab Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA): Bab 51 - Bab 60
68 Bab
SMP • 50
SEJAUH ini, Riri bisa mempercayai kalimat Raffa, karena nyatanya tidak ada yang mengganggu hubungan mereka. Dia cukup senang setelah mendapatkan izin untuk menetap di apartemen Raffa untuk sementara sampai rumah mereka selesai dibangun.Awalnya, Raffa pikir untuk merenovasinya saja, tapi Riri menolaknya mentah-mentah. Lebih baik dirubuhkan dan dibangun ulang supaya umur bangunannya pun jadi lebih panjang dan juga, bahan-bahan bangunannya mereka ketahui jelas kalau memiliki kualitas yang baik.Walaupun harus menguras dompet sampai kering, tapi Raffa tidak mengeluh sama sekali. Riri pun tidak protes, apalagi Raffa menitipkan salah satu kartu platinumnya pada Riri."Yakin dikasih ke aku?"Raffa tersenyum miring. "Aku masih ada yang lainnya.""Yang infinite, ya?" tanya Riri curiga.Raffa mendengkus. "Platinum juga, buat jaga-jaga kalau ada apa-apa. Aku sengaja bikin
Baca selengkapnya
SMP • 51
"LO nggak ada kerjaan gitu karena ditinggal si Raffa?"Nayla membawa sebuah laptop ke hadapan Riri saat mengetahui perempuan itu benar-benar mengunjunginya. Dia pikir, Riri hanya bercanda, ternyata perempuan itu benar-benar main ke rumahnya."Ada sebenernya, tapi bosen."Nayla hanya melirik wanita itu malas. "Novel gimana novel? Udah kelar? Kapan cetak?""Tiba-tiba aja malas jadi penulis.""Kenapa?""Mikir mulu buat cerita, gimana kelanjutan cerita ini biar bagus dan enak dibaca, tapi bayaran nggak seberapa. Coba aja kerjaan semudah ngangkang terus dikasih kartu kredit sama orang."Nayla mendelik. "Cewek murahan gitu maksud lo?"Riri mendengkus. "Kesel banget gue waktu tahu Raffa pernah kayak gitu sama cewek-ceweknya."Nayla tertawa terbahak-bahak. "Raffa emang modelan begitu, lo udah tahu dari lama, kan?"
Baca selengkapnya
SMP • 52
RINDU itu berat, katanya begitu. Kenyataannya, Raffa ingin mati karena tidak bertemu istrinya sejak lima hari lalu.Laki-laki itu berdecak, dia harusnya menyetujui ide Riri untuk kemari bersama. Kalau begini ceritanya, dia tidak punya kerjaan sewaktu proyeknya selesai.Raffa memegangi lotion yang sudah habis, karena Raffa terus menggunakannya saat ia merindukan istrinya. Raffa hanya berdoa, semoga Riri tidak mengamuk kalau tahu lotionnya ia curi dan ia bawa jalan-jalan, alih-alih membawa jalan-jalan pemiliknya.Pintu kamarnya diketuk dari luar sebelum Diva muncul dengan pakaian tidurnya yang tampak menggoda iman."Bapak jadi mau pulang hari ini?""Ah, i-iya." Raffa menelan ludah susah payah. "Saya kangen sama Riri."Diva tersenyum tipis. "Masih pengantin baru, sih." Diva mengangguk mengerti. "Tiketnya sudah saya pesan, pukul delapan nanti Bapak bisa berangkat ke
Baca selengkapnya
SMP • 53
  PERASAAN lega luar biasa menyerang hatinya saat Raffa menemukan Riri di kamar mereka dan tengah tertidur pulas.  Dia langsung menjatuhkan koper dan semua barang bawaannya, lantas ikut bergabung dengan Riri di balik selimut tebal.  Raffa tersenyum miring. Dia menarik tubuh istrinya agar berada tepat dalam dekapannya, lalu bibirnya mulai menghujani ciuman di seluruh wajah Riri.  Anehnya, Riri tak terusik. Dia terus memejamkan mata seperti tak terjadi apa-apa dengan tubuhnya.  "Sayang, bangun!"  Raffa sengaja berbisik di atas telinga Riri. Berharap, istrinya mengerti kalau Raffa sudah kembali dan ia ingin menagih janjinya tempo hari. Namun, Riri hanya mengerang dengan mata masih tertutup rapat, hal itu membuat Raffa semakin gemas.  Raffa kembali menghujani wajah Riri dengan kecupannya. Ia benar-benar berharap Riri bangun karena hal ini, ta
Baca selengkapnya
SMP • 54
RIRI menyajikan capcai dan ayam gorengnya di meja pantri sebelum membangunkan suaminya yang masih terlelap sejak percintaan panas mereka subuh tadi.Dia menggoyang-goyangkan tubuh Raffa dengan kesal. Tentu saja ia akan kesal, karena Raffa belum pakai baju, tapi posisi tidurnya yang walau sudah dikasih selimut, pasti akan melorot juga dan memperlihatkan miliknya yang berdiri menantang.Astaga!"Raffa bangun dong! Makan dulu! Perut kamu apa nggak lapar, hah?"Riri menggoyang-goyangkan tubuh suaminya lebih keras dan membuat Raffa mengerang malas. "Apa sih, Ri?" Dia menguap lebar tak tahu malu.Kalau seperti ini penampakannya sewaktu bangun tidur, perempuan mana yang percaya kalau suaminya playboy kelas kakap? Anehnya, apa wanita Raffa sebelum ini tidak tahu kalau Raffa baru bangun tidur kayak begini bentuknya?"Bangun! Makan! Mandi! Baru tidur lagi!"
Baca selengkapnya
SMP • 55
"VAN, kamu beneran mau nginep sini?" tanya Raffa saat Riri sedang memasak lagi untuk makan malam mereka.Raffa dan Evan sedang nonton televisi berdua. Duduk kalem sambil selonjoran kayak anak dan ayahnya."Beneran, dong, Om.""Baju ganti udah bawa emangnya?""Udah, dong." Evan menunjuk sebuah tas besar yang diletakkan di samping sofa. "Itu tas isinya baju sama camilan. Om mau, nggak?"Raffa hanya melirik tas besar itu dengan tatapan nelangsa. Sumpah, bukannya ia tidak mau dititipi keponakannya, tapi dia itu butuh waktu berduaan dengan istrinya.Pacaran mereka cuma dua bulan rasa sebulan, saking singkatnya Raffa merasa kurang. Mana selama pacaran juga kadang ada Evan yang ngintilin mereka kayak sekarang.Raffa menarik napas panjang. Dia melihat Riri menghampiri mereka dan mulai bergabung dengan Evan, catat, EVAN, bukan Raff
Baca selengkapnya
SMP • 56
SEHARIAN penuh Raffa diabaikan, untungnya Evan sudah dijemput ayahnya untuk pulang. Ethan hanya menatap Raffa dari atas sampai bawah dengan senyuman miring sewaktu keduanya bertemu."Nggak dapat jatah, ya?" Lama tidak bertemu, ternyata sepupunya itu makin menyebalkan saja."Bini lo ngelempar Evan ke sini, sih, gue jadi dikacangin langsung sama Riri."Ethan menaikkan sebelah alisnya. "Yakin karena Evan? Bukan karena alasan lain?"Evan tiba-tiba saja mendekati mereka dengan kepala miring ke kiri. "Daddy ngomong apa sama Om Raffa?"Ethan menggeleng. Dia menyuruh Evan untuk pergi lebih dulu, sedangkan dia ingin berbicara sedikit pada Raffa. Laki-laki itu harus diberi tahu kalau Riri memegang semua video panas yang selama ini dia simpan.Ethan bahkan terkejut saat Riri bisa menemukan folder itu dengan cepat, bahkan Nayla yang setiap hari memakai laptopnya saja tidak
Baca selengkapnya
SMP • 57
SEJAK kejadian waktu itu, Riri jadi lebih banyak mendiamkannya dan Raffa dibuat makin menderita. Raffa langsung pulang ke rumah untuk mengambil undangan reuni yang kabarnya baru sampai dan membawanya pulang.Riri hanya mengernyitkan dahi saat Raffa menunjukkan undangan itu padanya. "Apa ini?" Riri membaca undangan itu sekilas, sekaligus nama pengirim yang tertera di belakangnya."Undangan reuninya, kamu mau ikut, kan?""Kamu mau datang emangnya?"Raffa jadi makin bersalah. Kalau dia datang, Riri pasti makin curiga kalau ia akan bertemu dengan mantan-mantannya, tapi kalau ia tidak datang, ia takut teman-temannya di SMA dulu mengatainya sombong kalau mereka tak sengaja bertemu nanti."Kalau kamu datang, aku juga ikut," putus Riri.Raffa tersenyum senang."Jangan mikir kalau aku ikut buat jagain kamu dari cewek-cewek kamu di masa lalu, ya? Aku lebih
Baca selengkapnya
SMP • 58
SESUAI rencana awalnya dulu setelah tahu Raffa pernah punya tanda kutip dengan sekretarisnya. Riri akan mulai rajin mengunjungi suaminya di kantor, dia harus memastikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana dua orang itu bekerja secara profesional.Dia bahkan sudah meminta izin pada August, dan papa mertuanya juga setuju-setuju saja, asalkan Riri tidak sampai mengganggu Raffa bekerja, ditambah senyuman miring papa mertuanya yang membuat Riri curiga.Riri sudah masak banyak, dia siap mengantar makan siang. Walaupun masakannya tidak seenak masakan Arlin, Rosa, apalagi Nayla, tapi Riri rasa masakannya tidak parah-parah amat. Toh, Raffa biasa memakan masakannya, bahkan Evan yang makan masakannya pun tidak protes, itu berarti masakan Riri termasuk kategori enak, kan?Riri mengernyitkan dahi saat melihat meja sekretaris kosong. Tidak ada orang di sana. Perempuan itu mencengkeram erat-erat rantang di tangan kanann
Baca selengkapnya
SMP • 59
UNTUK mengatasi rasa hausnya tentang masalah Raffa tempo hari, Riri menghubungi Nayla, berharap jika suami kakak tingkatnya itu bisa mendapatkan rekaman CCTV di ruangan Raffa saat itu.Namun, Ethan tidak memberinya jawaban. Dia tidak memberikan apa yang Riri inginkan dan hal itu ,membuat Riri kecewa. Padahal, dia sangat penasaran tentang apa yang terjadi sebenarnya.Kalau benar-benar Raffa berniat main belakang, Riri sudah siap-siap mengasah pisau dapurnya."Cemberut mulu."Raffa bergabung dengan Riri yang duduk di atas kasur mereka seraya memainkan laptop. Riri sepertinya sedang bekerja, tapi kenyataannya dia sedang mencari-cari cara agar dia bisa meretas CCTV di ruangan Raffa."Nih!" Raffa menyodorkan sebuah flashdisk yang membuat Riri mengernyitkan dahi."Apa ini?""Rekaman CCTV kantor. Ethan bilang kamu minta dilihatin, kan?"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status