Semua Bab Suamiku Mantan Playboy (INDONESIA): Bab 41 - Bab 50
68 Bab
SMP • 40
RIRI menatap pintu kamar mandi dengan senyum mengembang di bibirnya. Mumpung Raffa sedang mandi, lebih baik ia menjelajahi isi kamar laki-laki itu. Lumayan, bisa dibuat bahan riset untuk menulis novel lain kali.Kira-kira, apa saja isi kamar cowok playboy mesum sekelas Raffa?Riri menatap seluruh interior ruangan. Tidak ada banyak barang. Hanya satu ranjang king size, lemari besar, LED TV yang nangkring di tembok, jam dinding berwarna hitam, lalu DVD yang kini menarik perhatian Riri.Jangan berpikir kamar Raffa ada sofa empuknya. Sama sekali tidak ada. Hanya kasur besar yang tadi ditempati mereka berdua.Tatapan Riri terhenti pada jejeran kaset yang tertata rapi di bawah meja di mana Raffa menaruh DVD player-nya. Kumpulan film dari action, thriller, fantasy, bahkan romance kini terpampang di hadapannya.Riri mengambil salah satu kaset dengan acak dan gambar seorang wanita berbi
Baca selengkapnya
SMP • 41
RIRI merasakan bahunya didekap dari belakang. Tanpa perlu melirik, dia tahu Raffa adalah pelakunya. Pria itu kini meletakkan kepalanya di atas bahu Riri dengan sesekali mencium leher Riri.Riri sadar, cepat atau lambat Raffa jelas akan meminta hal ini padanya. Karena Riri sendiri yang menerima perjodohan itu, dia harus sadar kalau Raffa pasti akan menuntut haknya setelah mereka menikah."Aku udah menunggu terlalu lama, Ri." Raffa tersenyum tipis sebelum mendaratkan bibirnya di atas bibir Riri. "Kita mulai malam ini, ya?"Riri menelan ludah susah payah. Dia tidak bisa mundur apalagi menolak begitu Raffa membaringkannya dengan perlahan. Sentuhannya bagaikan belaian angin yang terasa halus serta memabukkan.Tanpa sadar dirinya terbuai. Riri menikmati semua ini sampai Raffa meminta izin untuk memasukinya.Seketika itu pula, kesadaran mengambil alih. Riri terhenyak dan jatuh dari ra
Baca selengkapnya
SMP • 42
PUNYA sepupu satu yang mulutnya lemes banget kayak abis dikasih minyak urut itu antara harus disyukui atau harus disesali. Nayla tidak bisa apa-apa selain mengomel tiada henti pada laki-laki yang kini memohon-mohon di hadapannya.Tidak tahu apa kalau dia sedang hamil? Moodnya sudah kayak kincir angin, masih berani ngerecokin?"Please, Nay! Toloongg banget, cekin kondisi Riri, firasat gue jelek banget dari semalam, Nay!"Ethan yang sejak tadi menyimak hanya mengatupkan mulut tanpa berani berkomentar. Dia mengerti apa yang Raffa rasakan. Pekerjaan segunung, ditambah tidak diizinkan bertemu calon istri pasti sangat menyiksa.Apalagi rasa khawatir berlebihan, kalau sampai sesuatu yang buruk terjadi sebelum hari pernikahan mereka. Itu saja sudah cukup bisa menjadi mimpi terburuk untuk Raffa.Nayla bergidik saat Raffa memegangi kakinya, memohon sangat dan membuat Nayla tidak tah
Baca selengkapnya
SMP • 43
KECEMASAN berlebih membuat Raffa tidak bisa berkonsentrasi. Dia terus menatap layar ponselnya yang tak kunjung mendapat balasan dari Riri. Raffa menghela napasnya saat ia merasakan sikuan dari Diva yang duduk di sebelahnya."Fokus, Pak."Raffa mendesah lagi. Mereka sedang meeting, tapi dia tidak bisa menyimak dengan serius seperti biasa. Isi otaknya ke mana-mana, belum lagi hatinya yang gundah tak keruan jurusannya.Dia sudah menghubungi Nayla bahkan Ethan, tapi tak ada tanggapan apa-apa. Sepasang suami istri itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya.Raffa menatap jam dinding dengan hati bertanya-tanya, Kapan waktu berlalu dan hari pernikahannya tiba?****Sedangkan Riri kehilangan ponselnya. Dia tidak tahu kapan benda persegi empat itu diambil darinya, tapi ia tidak bisa menemukannya sama sekali.
Baca selengkapnya
SMP • 44
RIRI tidak tahu ia harus pergi ke mana. Ia pergi sendiri saja bisa lupa jalan pulang, apalagi ia diculik orang dan tidak tahu disembunyikan di mana?Namun, yang jelas, ia harus berlari. Terus menghindari dua orang yang mulai berteriak mengejarnya di sana.Riri tidak mempedulikan mereka, dia tidak peduli apa pun, bahkan ketika langkahnya terhentikan oleh seorang pria berbadan besar yang lantas menghalangi jalannya."Lo mau ke mana?"Riri tersenyum miring. "Iya, pergi, lah, gue nggak mau diperkosa."Wajah pria itu tampak tidak senang mendengar kalimat yang baru saja Riri ucapkan. Namun, Riri tidak bohong. Dia tidak jadi menikah tak apa, asal dia jangan diperkosa. Oke, lebih baik menjadi perawan tua daripada gagal menikah karena diculik burung dara syirik!Pria itu hendak menangkap tangan Riri, tapi perempuan itu berkelit."Ayo kembali!"
Baca selengkapnya
SMP • 45
RAFFA masih di dalam mobil dan menunggu kedatangan calon istrinya. Dia tidak akan bergerak turun dan mendekati Riri, dia hanya ingin memastikan kalau Riri baik-baik saja, tidak lebih.Sedangkan otaknya mencari rencana yang tepat untuk Dara. Dimulai dari Rosa, mamanya. Apa yang membuat mamanya begitu mempercayai wanita jalang itu? Dia harus mencari tahunya ketika sampai di rumah nanti.Dan juga, kedua calon mertuanya. Apakah mereka sudah mengetahui masalah hari ini?Raffa menghela napas kasar. Urusan orang tua Riri bisa ia urus besok, paling tidak, malam ini juga, dia harus menyelesaikan masalah si Dara dengan mamanya. Apakah mamanya ikut bersekongkol dengan Dara?Jika iya, Raffa tidak akan tinggal diam begitu saja.Sebuah mobil melesat melewati mobilnya dan masuk ke pekarangan rumah. Riri langsung keluar dan berlari ke dalam, disusul Verga yang tampak malas mengikuti langkah pe
Baca selengkapnya
SMP • 46
DARA merasa puas saat melihat Raffa mendatanginya bersama Rosa dan August. Senyuman di bibir laki-laki itu membuat ia yakin, kalau Raffa datang kemari untuk melamarnya, membuat Dara menjadi pengganti Riri yang telah ia singkirkan hari ini.Dengan senyum lebar ia menyambut mereka. Dara mendekati Rosa yang berjalan paling belakang dan langsung menggenggam tangannya."Tante, terima kasih karena Tante udah menepati janji."Rosa menatap Dara tidak mengerti."Dulu, waktu Raffa nolak aku, Tante janji bakal nyari cara biar Raffa mau menikahiku, kan?" Dara tersenyum senang. "Akhirnya, kalian ke sini buat lamar aku."Rosa merasa hatinya sesak. Dia ingat betul ucapannya hari itu, tapi ia tidak bermaksud begini. Dia tidak bisa memaksakan kehendak Raffa, apalagi Raffa memiliki calonnya sendiri.Namun, kalimat Dara sudah membuktikan semuanya.Wanita licik inil
Baca selengkapnya
SMP • 47
RAFFA kesulitan menelan salivanya sendiri.Sejak melihat Riri dalam balutan gaun pernikahannya, Raffa berusaha keras untuk bisa mengendalikan diri. Rindu akibat tidak bertemu, bahkan tidak saling bicara, ditambah penampilan Riri hari ini yang sangat cantik-jauh berbeda sekali dalam ingatannya-membuat Raffa tidak sabar menunggu nanti.Terkutuklah waktu yang tak segera berlalu!Raffa ingin berduaan dengan Riri di kamar dan bermanja-manja bersama istri sahnya. Namun, sayangnya takdir seperti sengaja mempermainkan.Dia harus menemui tamu undangan yang jumlahnya di atas rata-rata dan bersalaman dengan mereka semua. Walaupun Riri ada di sampingnya, terus tersenyum senang seperti tak merasakan lelah dengan aktivitas mereka, tapi tetap saja yang Raffa inginkan hanyalah waktu berdua dan menikmati malam pertama."Ri," panggilnya pelan.Riri menoleh. "Hm?"
Baca selengkapnya
SMP • 48
RAFFA sudah bersiap menarik Riri kembali ke ranjang, tapi perempuan itu segera menjauhinya dengan cepat dan menatapnya waspada."Stop buat hari ini, dasar Maniak!"Raffa tersenyum miring. "Maklum, abis puasa lama, buka puasanya dapat perawan cantik, jadi nggak bisa nahan diri, deh."Riri mendelik, miliknya masih ngilu karena Raffa menggarapnya sejak semalam. Mereka tidur jam empat pagi, lalu bangun jam sebelas untuk makan, setelah itu Raffa kembali menerkamnya hingga hari mulai petang.Riri harus melepaskan diri sebelum Raffa kembali menerjang atau habis sudah riwayat hidupnya."Malam ini kita pulang," ujarnya dengan berani.Kalau terus di sini, yang ada Riri bisa mati karena suaminya lupa memberi makan dan memberi waktu istirahat yang cukup."Hm." Raffa menghela napas kasar. "Besok aja, ya?"Riri menggeleng tegas. "Abis mandi, ki
Baca selengkapnya
SMP • 49
RAFFA terbangun tanpa Riri di sampingnya. Laki-laki itu membelalak dan langsung mencari-cari di mana Riri berada.Firasatnya sudah buruk. Dia takut, Riri meninggalkannya karena Raffa terlalu berlebihan mengajaknya bercinta kemarin.Raffa mengecek kamar mandi, tapi tak ada suara apa pun. Dia keluar melihat koridor kamarnya, tapi tak ada siapa pun. Raffa segera menuju dapur, berharap Riri ada di sana dan ia akhirnya bisa menghela napas lega saat melihat istrinya berdiri di sebelah Rosa."Lho, Raf, kamu abis ngapain kok ngos-ngosan gitu?" tanya Rosa yang kini mendekati putranya. "Abis olah raga, ya?"Raffa tak menjawab, dia menatap Riri yang juga tengah menatapnya, sebelum perempuan itu memalingkan wajah."Malah diam aja." Rosa mendengkus. "Mama mau bangunin Papa kamu dulu," ujar Rosa sebelum meninggalkan Raffa yang mulai mendekati istrinya."Abis ngapain kok ngos-
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status