Semua Bab Dunia ini tidak Seburuk atau pun Seindah yang Kau Kira: Bab 11 - Bab 20
52 Bab
Sekutu
Langit malam tak berbintang bagaikan kehidupan yang hampa. Alfi tengah berdiri di puncak Pinto karena hari ini adalah gilirannya jaga malam. Suasana begitu hening.“Hei Pinto.” Kata Alfi mencoba mencairkan suasana.“Iya?” Balas Pinto.“Apa kau tidak lelah terbang terus?” Tanya Alfi.“Tentu saja tidak. Aku adalah mangkuk terbang yang diciptakan oleh Iru para leluhur yang sangat murni dan kuat, jadi aku tidak akan pernah kelelahan.” Jelas Pinto ramah.“Lalu, apa yang kau makan?&
Baca selengkapnya
Siap kah?
“Apa maksudmu?” Tanya Alfi keheranan.“Kau pasti sudah tahu kan? Waku-waku berencana untuk menyerang Bali kali ini dan aku yakin musuh yang menunggu kalian disana pastinya lebih kuat dari yang pernah kalian hadapi sebelumnya. Kami kemari untuk membantumu menghadapi mereka.” Jelas Koji mendekati Alfi. ”Dan juga, aku mendapat kabar bahwa Rian ada disana.” Lanjut Koji.“Aku mengerti.” Kata Alfi singkat. Kartika, Herman dan anak buah Koji pun menghampiri mereka.“Apa semuanya baik-baik saja?” Tanya Koji.“Iya, kecuali Indra.” Kata si rancung membopong si kumis tipis kampr
Baca selengkapnya
Matahari yang Redup
Matahari yang terik sekali menyengat mereka berdua.Panas matahari seolah-olah membakar mereka berdua hingga keringat mereka terasa hangat.Tertutama Alfi yang keringatnya bercucuran sampai seluruh wajahnya basah.“Apa kau tidak kepanasan?” Tanya Wira.“Tidak.” Jawab Alfi singkat.“Apa kau tahu barang apa yang penting dibawa saat kau pergi ke pantai?” Tanya Wira.“Baju renang dan bikini?” Balas Alfi singkat.“Apa isi kepalamu itu cuma hal-hal seperti itu saja kah?” Tanya Wira kesal.
Baca selengkapnya
Tekanan
Pemuda itu masih memasang tatapan dinginnya pada Alfi. Alfi merasa ada sesuatu yang aneh pada orang ini. Tatapannya benar-benar dingin seolah-olah ia adalah gambaran nyata dari apa yang kita kenal dengan kematian. Alfi merasa dirinya terintimidasi oleh tatapan dingin itu. Ia tidak dapat mengucapkan sepatah kata apapun, padahal dia memiliki mulut yang bawelnya minta ampun. Aku merasa puas aku dapat menutup mulut sialannya itu. Baiklah, kita kembali lagi, Alfi juga merasa benar-benar tertekan oleh kehadiran pemuda itu. Apakah ini yang disebut cinta?"Woi!" Seru Alfi padaku."Ada apa?" Tanyaku. "Apa kau tidak bisa lihat aku sedang sibuk menulis narasi setelah sekian lama hiatus?" Lanjutku."Kau b
Baca selengkapnya
Demi Dia
Kartika terlihat sangat bersungguh-sungguh kali ini. Alfi tidak dapat nelakukan apapun karena dia sudah kehabisan tenaga untuk bertarung, jangankan bertarung, berdiri saja tidak bisa. Kartika pun memanggil Cakra.“Ribo tipe B kah?” Ucap pemuda itu.“Kartika, kau harus berhati-hati. Satu kesalahan saja, kau pasti tahu akibatnya kan?” Jelas Cakra.Kartika hanya menganggukan kepalanya.“Cakra, kumohon, bujuklah Kartika untuk melarikan diri dengan yang lain. Kau pasti sudah tahu betapa berbahayanya orang ini kan?” Pinta Alfi.“Maaf Alfi, aku juga sepemikiran dengan Kartika. Aku ada untuk melindungi sang Alfa dan tuanku, aku ti
Baca selengkapnya
Tetua Bali
“Tunggu...” Kata Alfi berdiri dengan susah payah. ”Apa maksudmu dengan membantu kami?” Tanyanya.“Tepat seperti yang kukatakan, aku disini untuk membantu kalian. Dan kalian juga pasti tahu bahwa Waku-waku akan menyerang Bali, oleh karena itu, saya disini untuk membantu kalian.” Jelas Made.“Tunggu, jika anda tahu Waku-waku... Itu berarti....” Kata Kartika.“Benar, saya juga seorang pengguna Doki-doki atau lebih tepatnya, saya adalah salah satu tetua yang menjaga pulau Bali.” Jelas Made.“Tetua...” Ucap Kartika.Pemuda itu pun berdiri. Alfi dan Kartika pun langsung waspada.
Baca selengkapnya
Ketetapan Hati
“Yang Mulia, apa dia datang dan menyerangmu tiba-tiba?” Tanya Franz.Alfi hanya menganggukan kepalanya.“Apa dia selalu melakukan hal seperti itu?” Tanya Koji.“Iya, dia selalu menyerang orang yang datang ke Bali. Jika orang itu adalah pengguna Doki-doki, maka ia tidak akan segan-segan membunuh orang itu.” Jelas Franz.“Kenapa dia melakukan hal sekejam itu?” Tanya Kartika.“Dia selalu menganggap orang lain adalah perusak, jadi dia akan selalu membunuh mereka untuk melindungi dunia.
Baca selengkapnya
Luka yang Dibiarkan Terbuka
“Kami pulang!” Seru Alfi sambil mengangkat belanjaannya dan membawanya ke dapur.“Akhirnya datang juga, kenapa kalian lama sekali?” Tanya Koji.“Mungkin mereka nyasar.” Kata Katon.“Tidak mungkin, mereka sudah dewasa. Kalau toh mereka nyasar, mereka pasti akan bertanya pada penduduk desa terdekat kan?” Tambah Reza.“Atau jangan-jangan!” Kata Indra.“Ada apa?” Tanya Iqbal.&l
Baca selengkapnya
Pertemanan
“Kenapa?” Tanya Varz. ”Kenapa kau begitu marah saat dia mati di depanmu?!” Seru Varz.Alfi pun hanya terdiam.“Tahu apa kau soal dia? Kau bukan apa-apa selain orang sok-sokan ingin melindungi dunia. Kau bukan saudaranya! Kau bukan temannya! Kau bukan keluarganya! Kau bukan siapa-siapa! Jadi jangan bertingkah seenaknya!” Seru Varz.“Bukannya wajar kalau aku marah...” Kata Alfi. ”Saat orang yang harus kulindungi mati di depanku? Aku adalah sang pelindung dunia, yang berarti aku juga harus melindungi seluruh penghuninya sekalipun mereka membenciku.” Lanjutnya.
Baca selengkapnya
Simfoni
Alfi, Megumi dan Varz pun segera bergegas ke ruang makan. Alfi dan Varz segera duduk dan Megumi segera pergi ke dapur untuk memasak.“Jadi, kita hanya akan makan dan istirahat sebentar, lalu melawan boss selanjutnya.” Kata Alfi.“Tidak, kita bisa beristirahat seharian.” Kata Varz menunjuk ke atas.Di atas mereka ada cahaya putih yang membentuk tulisan "BOSS AKAN MUNCUL DALAM 23:50:46"“Ini benar-benar seperti game ya.” Kata Alfi canggung. ”Tapi, setidaknya kita bisa tiduran dulu untuk memulihkan tenaga.” Lanjutnya.Varz hanya menganggukan kepalanya.&ldq
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status