All Chapters of Dunia ini tidak Seburuk atau pun Seindah yang Kau Kira: Chapter 21 - Chapter 30
52 Chapters
Naga Berkepala Dua
Pria itu berdiri tegak di depan Varz dengan tangan kanannya memegang pegangan pedang yang ada di pinggang kanannya. Dia adalah seorang pria berambut pendek yang menganakan kimono merah.“Tunggu, kau bilang "Arz" kan? Mungkin kah?!” Kata Alfi terkejut.“Perkenalkan, namaku Arz.” Kata pria itu. ”Aku disini bukan untuk bertarung, walaupun aku adalah boss terakhir yang harus kalian habisi untuk keluar dari sini. Varz, sudahkah kau menguasai Doraduo?” Lanjutnya.Varz hanya berdiam diri. Tiba-tiba pedang Varz mengeluarkan Iru ungu lagi. Varz terlihat terdesak.“Apa yan
Read more
Perjanjian
Alfi dan Arz tengah bersembunyi di dalam lubang tempat dimana Alfi terpental tadi (Iya, dia menghantam tanah sampai tanahnya berlubang.) Mereka berdua merasa gelisah melihat Varz dalam keadaan seperti itu melalui periskop.“Apa kau yakin kita tidak perlu membantunya?” Tanya Alfi bimbang.“Jangan khawatir, inilah satu-satunya cara untuk membuat Doraduo ingin mengakui Varz sebagai majikannya.” Jelas Arz.“Megumi, apa itu benar?” Tanya Alfi.“Iya, kebanyakan Ribo ingin bekerja sama dengan tuannya dengan syarat tertentu. Syarat tersebut bisa saja hubungan, sumpah, atau pe
Read more
Pendekar Pedang Bintang
Sementara itu, Kartika, Herman, Koji, Katon, Indra, Iqbal dan Reza tengah bertarung melawan segerombolan besar murid-murid para tetua. Malam semakin larut dan mereka sudah mulai kelelahan, namun mereka terus saja bertarung melawan mereka semua.Sampai saat ini, mereka sudah mengalahkan lebih dari 200 murid, dan jumlah mereka sudah mulai berkurang. Kartika dan Cakra memukul mereka tanpa ampun, Herman menembaki mereka seperti orang gila, Koji membakar mereka dengan api yang keluar dari kacamatanya, Katon menghantam mereka dengan tongkat besinya secara membabi buta, Indra menendang mereka dengan cepat sekali, Reza dan Taringa mencincang mereka dengan cakaran mereka bak hewan buas, dan Iqbal... Dia melumpuhkan mereka dengan nafasnya (Kan kekuatannya nafas bau, hanya bisa melumpuhkan, bukan membunuh. Kalau mereka sampai bunuh diri karena tidak tahan ak
Read more
Pedang dan Air Mata
Alfi tengah terbaring di kasur empuk itu. Sebenarnya dia sudah bangun, namun ia enggan membuka matanya karena ia merasa ada seseorang sedang tidur di sampingnya, dan ia yakin bahwa itu Megumi. Begitu juga Varz, dia mengira bahwa ia sudah kembali ke dunia nyata dan Kartika sedang tidur di sampingnya. Tanpa mereka sadari, mereka berdua tidur di kasur yang sama dan tengah asik dengan delusi bejat mereka masing-masing.Alfi pun mulai membelai punggung Varz."Megumi, kamu pasti kelelahan juga kan sampai punggungmu keringatan begini?" Pikir Alfi keenakan membelai punggung Varz.Varz pun membelai punggung Alfi.“Kartika
Read more
Tutup Lubang itu!
“A.. Apa katamu???” Kartika terlihat terkejut begitu pula yang lainnya termasuk Alfi.“Maafkan kami.” Ucap Varz merasa bersalah.Kartika pun segera memukul wajah Varz sampai dia terjatuh. Semua orang pun terkejut melihatnya.“Aku tidak butuh permohonan maafmu, dasar munafik!” Seru Kartika terlihat kesal.Varz pun segera berdiri dan menatap Kartika dengan mata sayunya. Para tetua dan para Pendekar Pedang Bintang amat terkejut melihat Varz bertingkah seperti itu. Biasanya Varz tidak akan segan-segan membunuh siapapun yang menyerangnya, dan dia tidak peduli apakah dia laki-lak
Read more
Lembaran yang Baru
Anak itu melihat anak-anak seumurannya bermain-main di sana. Ia merasa ragu untuk ikut bermain bersama mereka. Ia pun memberanikan diri untuk bermain bersama mereka. Anak itu terlihat riang bermain bersama mereka, namun tiba-tiba beberapa ibu-ibu yang terlihat seperti orang tua anak-anak itu mendekati mereka dengan raut muka gusar. Mereka pun segera menjauhkan anak-anak mereka dari anak itu.“Ibu kan sudah bilang, jangan dekati anak itu!”
Read more
Renungan
Kedua mangkuk besar itu melaju dengan cepat ke destinasi masing-masing. Varz, Herman, dan Katon tengah berada di suatu ruangan di dalam Pinto.“Aku mungkin lengah saat itu, tapi aku pasti akan menang kali ini!” Seru Herman menantang Varz.“Oh, kalau begitu, tunjukan padaku seberapa kuat dirimu itu.” Kata Varz memanas-manasi Herman.“Jangan sampai lupa kalau aku juga ada di sini!” Seru Katon menyeringai.Katon pun mengeluarkan pulpennya dan mengubahnya menjadi tongkat besi. Katon pun melesat ke arah Varz. Varz pun membentuk pedang angin dan menahan tongkat besi Katon. Varz p
Read more
Ekstasi
Varz, Herman dan Katon terlihat terintimidasi oleh pria itu. Bukan karena dia kuat, tapi karena mereka takut kehilangan kesucian dan harga diri mereka sebagai laki-laki. Pria itu menggoda mereka dengan lirikan nakal berharap mereka akan terpesona olehnya. Namun, bukannya terpesona, mereka malah merasa jijik padanya.“Aku adalah pria yang sangat mempesona. Orang-orang memanggilku GEM-B. Aku adalah orang yang cinta damai dan hanya ingin bahagia saja. Jadi, ayolah sayang, mari berhenti bertarung dan bersenang-senanglah bersama.” Ajaknya lembut meniupkan kecupan pada mereka bertiga.“OGAH ANJING!” Seru mereka kesal.“Ahh... Kalian menyakiti hatiku yang rapuh ini.
Read more
Asal-usul Sang Naga
20 tahun yang lalu, di malam hari yang tenang dan panas, seluruh penduduk desa tengah tertidur dengan pulasnya. Tidak ada siapapun yang ingin keluar dari rumah mereka. Mereka terlalu sibuk menikmati indahnya bunga tidur yang mereka miliki sekarang. Namun, tiba-tiba terdengar suara erangan yang amat keras dan mengerikan diikuti dengan suara kayu yang terbakar dan besi yang hancur. Para penduduk pun segera terbangun dan sadar bahwa mimpi buruk yang nyata itu muncul di hadapan mereka. Mereka pun segera berlari sejauh mungkin untuk menyelamatkan diri mereka. Makhluk buas berkepala dua itu menghancurkan apapun yang ia lihat, meluluhlantakan apapun di sekitarnya, dan membantai siapapun yang mencoba melawannya. Keempat pria berbaju serba putih itu pun mengevakuasi para penduduk desa karena mereka sadar bahwa melawan hanyalah ide terbodoh yang perna
Read more
Mawar yang Menguning
"Apa kau mengerti kenapa aku tiba-tiba menarikmu ke sini?" Tanyaku.Alfi masih terdiam duduk di depanku."Alfi, kumohon bicaralah. Aku tahu kalau ini berat, tapi masalah ini tidak akan selesai jika kamu terus diam seperti ini." Bujuk Mitsuha."Aku mengerti..." Kata Alfi."Bicaralah." Ucapku."Aku tidak bisa..." Ucap Alfi."Apa kau punya alasan yang kuat yang bisa kau berikan padaku?" Tanyaku tegas.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status