All Chapters of Sweet Forgiveness Book 1 (Bahasa Indonesia): Chapter 81 - Chapter 90
93 Chapters
80
Bab 80: Karma Akan Membunuhmu!    Di dalam ruangan kerja Rizky, bunyi suara desahan sepasang kekasih yang sedang bercinta di atas kursi kulit terdengar jelas.    "Riz…" rengek Hani dengan manja sebelum melumat bibir mantan tunangan yang sudah menjadi kekasih gelapnya sejak lima bulan lalu.    Rizky membalas ciuman Hani dengan penuh rasa kasih dan sayang seakan telah luput dari ingatannya kalau dia masih memiliki seorang istri yang setia menantinya di Jakarta. Bahkan mereka berdua sangat menikmati hubungan terlarang ini tanpa memikirkan perasaan pasangan masing-masing.    "Riz, kamu tidak mau pulang ke Jakarta?" Tanya Hani sembari mengelus lembut rambut hitam Rizky. Mereka baru saja menyelesaikan
Read more
81
Bab 81: Bertemu Tuan Alexander Smith   Dari dalam mobil, mata Vivian terlihat tajam bak mata elang ketika menatap vila mewah milik keluarga Smith yang berada di depannya.    Wanita cantik berkaca mata hitam itu menarik napasnya dalam-dalam sebelum membuangnya perlahan-lahan.    "Jadi, penguasa tunggal keluarga Smith bersembunyi di vila buruk ini setelah menikahi Sarah Lambert?" Vivian bergumam sinis.    Jelas di raut wajahnya kala itu betapa dia sangat membenci pemilik vila mewah yang menjadi musuhnya yaitu Alexander Smith.   Sekelebat, Vivian teringat betapa terpuruknya hidup Safiyya selama tiga tahun setelah kedua kaki sahabatnya itu lumpuh. Bahkan, hidup wanita itu semakin gela
Read more
82
Bab 82: Berlututlah di Hadapannya.  Setelah Vivian masuk ke dalam vila, barulah Alexander membuka bicara. Dia tidak peduli akan tatapan mata Damian yang masih merenung tajam ke arahnya.  "Kenapa Vivy bisa berada di sini? Atas urusan apa dia mau bertemu dengan kau? Apa kau tidak takut kalau Sarah menggila gara-gara terbakar api cemburu?" Dingin sekali suara Damian kala itu.  Namun sayang, semua pertanyaannya tidak berhasil mewujudkan ketakutan dalam diri Alexander Smith. Bahkan, pria berwajah tampan dan bertubuh kekar tersebut hanya terkekeh ringan seolah meremehkan kebimbangan Damian.  "Tenanglah, Damy. Aku sangat yakin dan pasti kalau Sarah tidak akan berani melakukan apa pun padaku. Kau sendiri tahu betapa cintanya
Read more
83
Bab 83: Jatuhnya Talak.  Arvin sedang duduk bersandar di sofa sambil menatap nanar semua foto istrinya dan Rizky yang menurutnya sangat menjijikkan. Tadi di kantor, ada seseorang yang tidak dia kenal telah mengirim satu amplop berisi bukti perselingkuhan Hani. Bohonglah kalau di hati Arvin tidak ada perasaan marah  dan kecewa. Sebagai seorang suami, harga dirinya terasa dicabik-cabik.  Arvin melirik jam dinding seraya memijit pelipisnya yang mula terasa pusing. Sudah pukul 11 malam tetapi Hani Alisya masih belum pulang. "Kamu ke mana, Sayang?" Keluh Arvin, sayu.  Bunyi ponsel yang terletak di atas meja langsung menyadarkan Arvin dari kekhawatirannya. Pria itu segera meraih ponsel dan menjawab pan
Read more
84
Bab 84: Berpulang ke Alam Baka Mobil Arvin membelah jalan raya dengan kelajuan maksimal. Angin malam menerobos masuk jendela mobil yang sengaja dibiarkan tidak tertutup.  Pria berwajah tampan itu berkali-kali mengesat air matanya tetapi cairan bening itu semakin buas menodai pipi.  Dia memijit kasar pelipisnya ketika merasa kepalanya berdenyut sakit.  "ARGHHH! Dasar pelacur kotor! Hani, kau tunggu saja pembalasan Tuhan. Baik di dunia dan di akhirat kelak kau tidak akan pernah merasa bahagia!"  Seakan belum puas melontarkan amarah, Arvin lantas memukul setir mobilnya kuat-kuat.  
Read more
85
Bab 85: Blue Ring Setelah mendengar kabar duka tentang kematian Arvin Rafael dari Jasmine, Safiyya langsung bergegas mengajak Adit mencari tiket penerbangan ke Surabaya. Berkat bantuan Tuan Syahputra Wijaya, Safiyya dan Adit berhasil mendapatkan tiket pesawat.  Tiba di bandara, seorang sopir pribadi menjemput mereka dan membawa mereka ke permakaman.  Safiyya yang duduk di kursi mobil bagian penumpang berkali-kali menyeka air matanya menggunakan saputangan berwarna merah muda. Sejujurnya, amat sukar untuk dia menerima kabar kematian Arvin yang menurutnya sangat tiba-tiba.  "Relakan Arvin, Fiya. Dia telah berpulang ke alam baka. Rahasia rezeki dan ajal seseorang hanya Allah saja yang Maha Mengetahui. Ak
Read more
86
Bab 86: Kotak Ingatan Yang Terbuka Vivian sedang duduk di atas kursi lipat dengan santai sambil melihat dua jasad tanpa roh terbakar di hadapannya.  Api telah memakan sekujur badan dua pria malang yaitu Black Ring dan Blue Ring. Asap mengepul ke udara lalu ditiup angin. Vivian sama sekali tidak khawatir karena kawasan terpencil ini terletak jauh dari tempat tinggal penduduk. Jadi, tidak ada siapa pun yang akan memergokinya.  "Bagaimana bisa kalian menjadi pembunuh yang idiot? Benar-benar menjengkelkan. Blue Ring, seharusnya kau berusaha sebaik mungkin untuk melukai Safiyya agar permainan ini makin menyenangkan. Setelah itu, aku bisa menghancurkan Sarah. Malangnya, kau hanya psikopat bodoh yang dibutakan kesenangan sesaat. Yah, kau pantas mati dengan cara memalukan
Read more
87
Bab 87: Istri Kedua Rizky Iqbal Hani menyentak tangannya dari genggaman jemari Rizky ketika mereka sudah berada di tempat parkir rumah sakit. Raut wajahnya terlihat bengis.  "Kenapa kamu maksa aku keluar? Aku belum selesai bicara dengan wanita munafik itu, Rizky!"  "Cukup, Hani. Aku tidak suka kamu marah-marah seperti ini. Aku memaksamu keluar karena aku tidak mau kalian terus-terusan bertengkar. Kamu sendiri lihat bagaimana kondisi Safiyya barusan. Kepalanya terluka! Kalau kesehatannya memburuk gara-gara kamu, papa dan bunda tidak akan pernah mau menerima kamu sebagai istriku. Aku tidak ingin hal itu terjadi," terang Rizky bersungguh-sungguh.  "Terus, bagaimana bisa kamu dan Safiyya berciuman? Apa kamu kembali suka padanya? Sadar, Rizky! Orang yang kamu cinta dan sayang itu hanyalah aku. AKU!" Hani membentak keras.  "Ciuman itu hanya sandiwara Safiyya semata-
Read more
88
Bab 88: Amarah Bunda YasminTiga bulan kemudian. Safiyya merenung mata Adit dengan tatapan tak percaya. "Apa benar—" Bicara Safiyya terhenti. Wanita itu menghembus nafas pelan. Dia masih tak percaya dengan kabar yang baru saja dia dengar. Sementara itu, raut wajah Adit terlihat datar biarpun hati laki-laki itu diterpa rasa bersalah yang teramat sangat. Mau tak mau, dia terpaksa memberitahu kabar ini pada Safiyya sebelum wanita itu pergi ke pengadilan agama untuk memproses gugatan cerai."Benar, Fiya. Hani sedang hamil anak Rizky. Kandungannya sudah masuk tiga minggu."Safiyya bergeming. Lelucon apakah ini? Kenapa dia harus mendengar berita ini di saat hatinya sudah mantap dan dirinya sudah kuat untuk menggugat cerai dari Rizky? Safiyya tertawa kecil tetiba. Sesungguhnya dia mentertawakan nasibnya yang malang. Seketika, dia merasa cemburu dengan kebahagiaan keluarga kecil Rizky dan Hani. Tidak! Dia tidak boleh lemah apalagi merasa iri dengan kebahagiaan orang lain. Dia harus terima
Read more
89
Bab 89: Mengemis Restu Bunda"Keluar. Aku jijik melihat wajahmu," cerca Vivian seraya melempar bantal ke arah Roby. Jemarinya memegang erat selimut yang membungkus tubuhnya. "Duh, Sayang. Ternyata kamu masih galak seperti dulu." Roby terkekeh senang. "KELUAR!" Roby masih bergeming. Bibirnya mengukir senyuman mengejek. "Apa kamu lupa isi perjanjian kita? Kamu akan memuaskan dahaga batinku selama satu jam jika aku berhasil membujuk Tante Rafedah untuk membeberkan rahasia pernikahan siri Rizky dan Hani kepada Bunda Yasmin. Wanita tua itu bersetuju dan semuanya berjalan mulus. Kamu harus ingat, Vi. Aku sudah berhabis banyak uang semata-mata untuk membantumu." Nada suaranya terdengar dingin. Mata Vivian mendelik. "Membantuku? Yang benar saja. Kau sendiri tahu kalau aku melakukan ini demi Safiyya. Dia dalam kesusahan gara-gara ulah Rizky yang tak mau bercerai secara baik-baik. Fiya juga tak bisa mengurus gugatan cerai karena Mikail sialan itu tidak mau keluarga mereka dan keluarga Wij
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status