Semua Bab Can is mine: Bab 71 - Bab 80
111 Bab
Saling menyalahkan
Ayana nampak menggeliat dari tidurnya, berbalik kearah kanan untuk mengambil bantal guling yang biasa ia peluk.Namun sedetik kemudian ia merasa ada yang aneh, bantal yang biasa ia peluk begitu berbeda. Rasanya bukan lagi empuk, tetapi lembut dan hangat bak memeluk seorang manusia."Hmmm ..."Pelukannya semakin ia pererat saat kenyamanan mulai ia rasakan, ia menenggelamkan tubuhnya pada dada bidang tersebut yang dipikirnya hanya bantal guling.Pelukannya berbalas, rasanya begitu nyaman namun sedikit agak sesak. Suara lenguhan kembali keluar dari mulutnya."Maafkan aku," bisikan Candra tepat ditelinga seketika membuat kedua matanya terbuka sempurna."Akhhhhh!" teriakan Ayana begitu histeris saat mendapati Candra masih memperhatikan wajah cantinknya dengan tangan memeluk erat dirinya."Jangan berteriak, malu jika terdengar orang" pinta Candra santai."Lo ngapain disini?" tanya Ayana bangun dari pembaringan, segera ia menutup tubu
Baca selengkapnya
Melepaskan
Sorot amarah yang begitu menggebu, terpancar jelas dari wajah cantik nan judes tersebut.Kedua tangannya mengepal kuat, matanya menatap tajam kearah lelaki berbadan kekar tersebut."Maaf, tapi saya sudah berusaha semaksimal mungkin nona" ujarnya penuh ketakutan."Kenapa kamu bisa gagal dalam misi ini? Apa kamu tau, hal yang kamu perbuat begitu menghancurkan misiku!" bentaknya menggebrak meja dengan keras sehingga lelaki dihadapannya terperanjat kaget."Saya sudah memberikan kebebasan pada kamu, terserah mau diapain perempuan itu asal saya memiliki video kalian berdua tapi mengapa kamu menggagalkan semuanya!" sambungnya lagi penuh emosi."Maaf Nona, tapi saya sudah hampir melakukan hal itu""Terus, kenapa bisa gagal bukankah saya sudah memberikan obat itu?" Potongnya cepat.Lelaki tersebut mengangguk, "tapi sayang, tiba-tiba saja seorang lelaki datang dengan penuh emosi memukul saya Nona. Maafkan, jangan hukum keluarga saya atas hal in
Baca selengkapnya
Hikmah?
"Kenapa?" tanya Candra saat melihat Ayana begitu kesusahan untuk berjalan.Bukannya menjawab Ayana malah mendelik sebal, lalu kembali duduk di bibir kasur."Masih betah disini atau?" tanya Candra menggantung. Diliriknya Ayana yang masih duduk dengan menggigit bibir bawahnya."Ayo Mas bantu," sambungnya memangku Ayana sampai keluar kamar hotel."Ck. Lepasin gue, gue bisa kok" protes Ayana memukul dada bidang milik Candra itu dengan keras.Candra menatap lekat wajah Ayana yang entah kenapa menurutnya semakin cantik. Diturunkannya ia dengan sangat hati-hati."Mas tahu kamu kesakitan untuk berjalan, maaf" bisik Candra begitu lembut pada Ayana.Pipi Ayana mendadak bersemu merah menahan malu, buru-buru ia berbalik. Mencoba berjalan dengan menahan rasa sakitnya dengan cepat."Haih, anak itu" kekeh Candra segera mengejarnya dengan menahan tawa geli."Gak usah malu, saya sudah tahu semuanya"Blush ...Kembali pipi Aya
Baca selengkapnya
Kemesraan
"Hadeh ... capek banget kerja seharian!" seru Chandra membantingkan tubuhnya di atas ranjang tepat disamping Ayana yang tengah asik membaca buku dengan setengah berbaring."Pijitin dong," pinta Chandra tanpa teding eling, kepalanya ia letakan pada kaki Ayana yang tengah asik selonjoran.Ayana nampak menurut, diletakannya buku di atas nakas. "Wani piro toh Mas?" canda Ayana mulai memijit kening Candra dengan lembut.Candra tersenyum, di gengamnya tangan kanan Ayana bahkan beberapa kali ia menciumi punggung tangan Ayana tersebut penuh kasih sayang.Ayana terdiam, memperhatikan tingkah Candra yang begitu romantis padanya akhir-akhir ini."Tanpa kamu minta pun, Mas akan dengan senang hati memberikan semuanya padamu" gombalnya mencubit pipi Ayana gemas.Ayana meringis, bergidik ngeri dengan apa yang Candra lakukan padanya."Apaan sih Mas, geli tau" protes Ayana.Candra tertawa, menenggelamkan kepalanya pada perut Ayana
Baca selengkapnya
i love you
"Mas, aku keluar sebentar ya. Ada urusan kampus!" teriak Ayana sembari berlari keluar. Diambilnya sepatu dari rak sepatu yang terpajang diluar.Candra yang mendengar teriakan Ayana segera bergegas menghampiri, masakannya yang belum matang sempurna."Urusan apa dikampus?" tanya Candra saat dirinya menghampiri Ayana yang begitu terburu-buru."Rapat BEM, ini dadakan banget. Nanti kalau aku telat pulang, kamu kunci aja. Lagian aku bawa kunci serep kok," jawab Ayana yang terlihat panik.Candra berdecak, kedua tangannya berkacak pinggang. "Jam 10 malam harus sudah ada dirumah!""InsyaAllah, gue gak tau bakalan sampe jam berapa. Dahlah, gue berangkat ya" pamit Ayana s
Baca selengkapnya
teka-teki
Berbeda dengan Ayana dan Candra yang menikmati tidurnya dengan penuh bahagia, Tika justru tidak bisa terlelap dari tidurnya. Ia semakin dirundung kegelisahan saat mengingat perkataan Marten yang telah mengantarnya pulang tadi."Gue benci sama lo Tik, tapi gue gak bisa nyakitin lo"Tika gak paham dengan kebencian Marten padanya akhir-akhir ini, bahkan sebelum dirinya terlibat perang dingin dengan Ayana, Marten bahkan lebih dulu membencinya."Ten, gue mohon lu jangan hadir lagi di otak gue. Gue pengen tidur ..." sebal Tika dengan menggigit kuat bantal guling kesayangannya.Kini matanya menatap dinding kamar dengan kekosongan, perkataan Marten yang terus terngiang membuat ia berpikir keras.
Baca selengkapnya
nama dibalik plastik sampul cd
"Sayang ..."Ayana tak menggubris panggilan lembut suaminya itu, ia tetap fokus dengan materi yang akan ia presentasikan nanti siang.Candra mendengus, ia beranjak dari meja makan dan duduk disamping Ayana dengan kepo."Fokus banget sih," sindir Candra menyenggol bahu Ayana.Hening, Ayana tak menggubris sindiran Candra."Yang, ih" dengan manjanya Candra merengek, merebut laptop yang tengah Ayana pakai.Ayana tersentak saat laptop tersebut Candra matikan, dan ditaruhnya laptop itu dibawah meja."Eh buset, lu tuh ngapain ganggu gue?" Protes Ayana. Candra membekap mulut Ayana dengan tangannya, kepalanya mulai ia rebahkan dipangkuan Ayana.Ayana terdiam, membiarkan Candra untuk tertidur dipangkuannya sejenak.Kedua manik matanya saling beradu pandang, membuat lengkungan senyum tercetak indah dibibir Candra."Apaan sih kamu, manja!"Candra menyemburkan tawa, ditariknya hidung Ayana dengan gemas."Ish, sakit
Baca selengkapnya
pelipur lara
Tika berjalan cepat keluar dari cafe, sesekali ia menghembuskan nafas kasar, menahan air mata serta sesak didada. Niat hati ingin melegakan pikiran malah menambah beban pesakitan.Sungguh kesedihan yang Tika rasakan selalu saja tak berkesudahan, seakan alam mengutuknya untuk menjadi tokoh paling menyedihkan didunia ini.Leo yang baru saja hendak berjalan memasuki cafe begitu terkaget melihat Tika yang keluar dengan raut wajah yang tidak baik-baik saja.Segera ia berlari menghampiri dengan khawatir, "Tik, lo kenapa?" tanya Leo cemas.Tika mendongak, ditatapnya Leo dengan mata sendu. Kemudian ia menggeleng sebagai jawaban."Apa ini ulah Marten?" tanya Leo dengan
Baca selengkapnya
backstreet
Malam ini setelah aktivitas Ayana dan Candra selesai, keduanya memutuskan untuk pergi kerumah Candra. Menjenguk sang ibu yang katanya begitu rindu dengan anak mantunya. Jadi mau gak mau Ayana dan Candra harus menyempatkan waktu mengunjunginya."Nanti kalau ibu tanya tentang kita, kamu diam aja biar aku yang jawab" pesan Candra saat Ayana memasuki mobil.Ayana mengangguk, memakaikan seat beltnya sebelum mobil yang ditumpangi segera berjalan."Terus kalau ibu tanya masalah cucu, kamu jawab kita masih usaha aja. Jangan buat dia kecewa," Candra kembali lagi berpesan dengan menyalakan mesin mobilnya bersiap untuk berangkat menuju rumahnya."Kenapa, kok diam dari tadi?" Candra menoleh pada Ayana sebentar ketika semua pesa
Baca selengkapnya
semua takdir memiliki waktu
Benar dugaan Candra, mood Ayana rusak sedari supermarket tadi. Lebih tepatnya ketika obrolan dimobil tadi. Sejak kedatangannya kerumah orang tua Candra sampai mereka memutuskan untuk bermalam disana. Ayana tak sedikit pun mengeluarkan suara saat dengannya berbeda dengan ayah dan ibunya tadi, Ayana begitu akrab dengan mereka."Oh shit! Dia mungkin cemburu dengan masalalu ku," ucap Candra sendu dari balik pintu kamar."Terus aku harus gimana? Masalah hatikan tidak bisa dipaksakan," gumamnya tanpa sadar memukul tembok dengan keras.Kini Candra berpikir keras, bagaimana ia bisa mengembalikan mood baik Ayana. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu, ibunya! Ya, hanya dia yang bisa membantunya saat ini.Candra bergegas mencari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status