Share

teka-teki

Berbeda dengan Ayana dan Candra yang menikmati tidurnya dengan penuh bahagia, Tika justru tidak bisa terlelap dari tidurnya. Ia semakin dirundung kegelisahan saat mengingat perkataan Marten yang telah mengantarnya pulang tadi.

"Gue benci sama lo Tik, tapi gue gak bisa nyakitin lo"

Tika gak paham dengan kebencian Marten padanya akhir-akhir ini, bahkan sebelum dirinya terlibat perang dingin dengan Ayana, Marten bahkan lebih dulu membencinya.

"Ten, gue mohon lu jangan hadir lagi di otak gue. Gue pengen tidur ..." sebal Tika dengan menggigit kuat bantal guling kesayangannya.

Kini matanya menatap dinding kamar dengan kekosongan, perkataan Marten yang terus terngiang membuat ia berpikir keras.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status