Semua Bab Sangkar Pernikahan: Bab 41 - Bab 50
157 Bab
41. Jagad Mengancam Renata
“Tuan, pakaian Nyonya sudah saya ganti,” ucap Bi Surti.Jagad yang baru saja masuk mendengar perkataan Bi Surti segera naik ke lantai atas. “Aku akan memberikan dia inpus, ini bisa membantu meredakan demamnya. Ah, jangan lupa untuk buatkan bubur untuk dia minum obat setelah sadar,” ucap Jagad kemudian masuk ke dalam kamar. Langit tidak mau ketinggalan, dia terus mengikuti Jagad yang memasang inpus pada Danas. “Apa dia baik-baik saja?”“Oh, dia baik-baik saja. Hanya demam, dia butuh banyak istirahat,” jelas Jagadd kemudian memasang infus di tangan kanan Danas.Wajah Danas begitu pucat, dan lelah. Dia tidak tahu, masalah apa membuat Davina dan Danas bertengkar tetapi dia harus membuat adiknya dan Danas bertemu.“Ehem.” Langit mendehem membuat Jagad segera beranjak.“Apa kau tinggal dengan dia juga di sini?” tanya Jagad sambil menunjuk ke arah Renata.Langit melirik ke arah Renata sesaat. “Tidak, dia hanya mampir setelah pulang kantor.”Tatapan mata Jagad tajam, melihat Renata. “Aku t
Baca selengkapnya
42. Niat Mempertemukan Danas dan Davina
Davina sangat malas untuk turun ke lantai bawah tetapi karena suara Jagad melengking dan terus memanggilnya akhirnya dirinya turun. Ia bisa melihat jika kakaknya terlihat marah. “Kakak seharusnya tidak ikut campur urusanku.”“Davina, tidak ada yang mengajarimu seperti itu.” Tania ikut berkomentar.“Ma. Dia menemui Davina, itu pilihannya. Dan, pilihan Davina tidak menemuinya.” Davina menegaskan mengenai pilihannya itu. Jagad menatap tajam sang adik. “Kau benar-benar keterlaluan. Dia sampai tidak sadarkan diri karena menunggumu dan kau mengatakan hal seperti itu. Di mana rasa kemanusiaanmu, Dav,” ucap Jagad membuat sang adik terkejut.Danas pingsan?“Aku capek bicara dengan kakak,” gerutu Davina kemudian kembali ke kamarnya.“Kau harus ikut denganku besok pagi untuk melihatnya. Jangan membantah dan kabur,” tegas Jagad membuat langkah kaki Davina sesaat terhenti kemudian kembali melanjutkan langkahnya.Hatinya tidak dapat memungkiri jika dia khawatir mengenai Danas yang tidak sadarkan
Baca selengkapnya
43. Menemui Danas
“Aku paham kenapa kamu menjauh darinya, tetapi-.” Jagad menghentikan ucapannya. Dia tidak yakin apakah adiknya mau menerima keterangannya. Anak itu lebih baik dikasih bukti daripada hanya sekedar omongan saja. “Aku tak mau berurusan lagi dengan dia. Aku tak mau terlibat dalam masalahnya.” Tampaknya Davina memang sudah begitu yakin dengan langkah yang diambilnya. Namun, tidak bagi Jagad. Dia tahu Davina bisa kembali menjadi baik jika sudah melihat sendiri apa yang terjadi. “Aku tidak memaksamu tapi aku tak ingin kamu menyesal dengan sikap keras kepalamu itu.” Jagad berkata sambil menyiapkan rencananya. Davina diam saja saat kakaknya mengatakan hal itu. Mereka berdua memang selalu seringkali berbeda pendapat. Davina tahu kakaknya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuknya. Jagad mulai menjalankan rencananya. Dia tetap menyetir dengan mulai mengambil jalan yang berlawanan arah dari kampus Davina. Davina mengerutkan keningnya saat tahu Jagad mengambil jalan yang berbeda. “Kak
Baca selengkapnya
44. Mengetahui Fakta Mengenai Danas
Entah kapan terakhir kali Davina menginjakkan kaki ke rumah besar ini. Mungkin, di hari Amaira meninggal dunia. Setelah itu, ia jadi kehilangan alasan untuk mengunjungi mansion ini.Pandangannya diedarkan ke sekitar. Tidak banyak hal yang berubah di rumah besar ini. Tampilan rumah yang tidak jauh berbeda dengan yang ada di ingatan Davina membangkitkan kenangan-kenangan yang telah lalu.Dulu, saat itu persahabatan empat orang, dirinya, Amaira, Danas, dan Renata. Masa remaja yang indah ia lalui dengan bahagia. Sampai suatu ketika, tragedi itu terjadi, dan Amaira pun pergi untuk selamanya. Dan Davina beserta Danas sudah tidak bisa merajut hubungan seperti dahulu. Kini, terulang lagi dengan dirinya dan Danas.Tanpa sadar sepasang mata Davina jadi berkaca-kaca. Segera ia menguasai diri sebelum bulir-bulirnya jatuh membasahi pipi.“Kamu kenapa?” Suara Jagad memecah lamunan Davina.“Kak, mau apa kita ke sini?” tanya Davina penasaran. Mengabaikan pertanyaan sang kakak barusan.“Lihat saja nan
Baca selengkapnya
45. Kakak Salah Target
Jagad melirik ke arah Langit, memberi isyarat agar pria itu meninggalkan ruangan terlebih dahulu. Jika tidak, Jagad tidak tahu apa yang bisa adiknya perbuat. Langit pun mengerti maksud Jagad dan memilih untuk turun ke bawah. Ia merasa lebih baik meninggalkan ruangan itu ketimbang harus menerima semburan Davina yang marahnya sedang meledak-ledak.“Bohong! Tidak. Ini tidak mungkin. Kakak pasti bercanda. Kenapa Danas menikah dengan Kak Langit,” gumam Davina masih berusaha mencerna dengan kenyataan yang baru saja diketahuinya.“Kenapa aku harus bercanda, kamu sendiri bisa melihatnya, kan?” ujar Jagad. Pria itu mengerti alasan adiknya yang tampak diam melongo seperti itu. Jika seandainya dia yang berada di posisi adiknya, dia pasti akan bereaksi sama.Davina diam mematung. Seolah, dia baru saja tersambar petir ketika mengetahui kenyataan kalau Danas telah menikah dengan Langit, orang yang telah menghancurkan keluarga sahabatnya itu sendiri. “Kenapa? Kenapa Kak Langit menikahi Danas? Dan k
Baca selengkapnya
46. Penyesalan Davina
Davina syok masih belum bisa menerima kenyataan. Tubuhnya terasa lemas luar biasa, terlintas memori soal Amaira. Bagaimana gadis itu tertawa, selalu ceria dan juga seorang sahabat sejati yang tidak bisa dilupakan! Davina menahan air matanya, Amaira ... panggilnya dalam hati lirih. Mengapa, mengapa bisa sampai begini?“Antar aku ke kampus!” Davina meminta, karena Jagad hanya diam menatap. Napas Davina serasa memburu, serba salah lihat situasi di dalam. Udara panas serasa menyelimuti ruangan itu. Davina akhirnya menarik tangan kekar Jagad, hingga mereka ada di garasi. Tempat dimana mobil Jagad diparkir.“Cepat buka pintunya,” suruh Davina suaranya gemetar hebat. Matanya berkaca-kaca, Jagad sudah menduga, ini adalah hal yang Davina tidak sangka-sangka. Kematian Amaira sudah sangat memukul perasaannya. Dan sekarang, Davina tahu siapa yang sebenarnya membunuh Amaira. Dunianya seperti hancur, udara di sekitarnya seakan habis. Belum masuk ke dalam mobil, Davina sesenggukan, lama kelamaan me
Baca selengkapnya
47. Ancaman Davina pada Renata
Setelah tiga puluh menit, Davina merasa tenang. Masih di ruangan praktek kakaknya, dia melirik ke jam tangannya. Dan perawat tadi bilang, dalam waktu tiga puluh menit. Jagad memakai jas dokternya, lantas mengambil dokumen salah satu pasien. “Kau akan mulai praktek?” tanya Davina sambil menatap Jagad. “Ya. Tapi kalau kau masih ingin di sini, silakan. Belum ada pasien sama sekali. Aku mau visited ke ruang perawatan dulu.” Davina lantas berdiri dengan cepat dari kursinya. “Aku pergi saja,” katanya dengan cepat sebelum Jagad keluar dari ruangannya. “Apa kau yakin?” ulang Jagad bertanya, masih khawatir dengan keadaan Davina. Tapi tangisannya sudah lama berhenti memang. “Ya, aku sudah jauh lebih baik. Mungkin aku akan menjenguk Danas,” ucap Davina. “Aku ingin tahu bagaimana keadaannya sekarang.” Mata Jagad makin membesar, kali ini dia mendekat ke arah adiknya itu. “Tapi kamu bisa hati-hati, kan?” Davina beberapa saat terdiam. “Paling tidak, jangan membuatku khawatir. Kamu tahu itu ada
Baca selengkapnya
Renata Memiliki Rekaman Vedio Itu
Davina menutup pintu kamar Danas dan berjalan ke arah ranjang sahabatnya itu dengan kaki menghentak-hentak. Kedua tangannya dilipat di depan dada. "Langit belum juga datang, dia selalu seperti ini? Tak memedulikanmu? Padahal kamu sedang sakit," cerocos Davina seraya menjatuhkan bokongnya di pinggiran kasur Danas.Danas yang berusaha memejamkan matanya pun akhirnya membuka kembali kelopak mata itu."Ini lebih baik, Dav," kata Danas singkat sebelum akhirnya ia kembali memejamkan matanya.Davina tentu saja mengernyitkan keningnya heran. "Lebih baik? Suami yang tidak peduli dengan kondisi kesehatan istrinya sendiri?" Nada bicara Davina meninggi.Danas menganggukkan kepalanya. Ia membuka mata. "Itu lebih baik daripada dia yang di sini hanya untuk memarahi aku saja."Davina mendesah panjang. Melihat Danas yang mengatakan itu justru dengan wajah yang biasa saja seakan hal itu memang sudah biasa."Tidak bisakah kau mengatakan yang sebenarnya pada Langit?"Ucapan itu terlontar begitu saja dar
Baca selengkapnya
Kedekatan Jagad dan Danas
"Kak Jagad," panggil Davina saat ia membuka pintu kamarnya dan berpapasan dengan kakaknya itu.Jagad yang sudah membawa tas kerjanya menoleh ke arah Davina. Kedua alisnya terangkat."Ya?" tanyanya. Tidak biasanya Davina sudah memanggilnya bahkan saat pintu kamar mereka baru saja terbuka.Davina berjalan maju. Seakan tak ingin berbicara dengan nada yang cukup tinggi. Jagad makin penasaran dibuatnya."Untuk masalah Amaira." Davina mulai berkata. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri seperti memastikan kalau yang ada di sekitarnya memang hanya ada Jagad dan Davina."Kakak tau dari mana kalau yang membunuh Amaira adalah Renata, bukan Danas?" tanya Davina. Davina sendiri cukup penasaran. Dari mana kakaknya tahu. Apalagi mengingat kalau kakaknya adalah sahabat dari Langit."Yang mengetahui rahasia ini, kan, hanya aku, Danas, dan Renata saja. Ini sangat aneh mengingat aku tidak pernah mengatakan apa-apa kepada Kakak. Ditambah lagi aku yakin Danas ataupun Renata tidak akan memberitahukan keben
Baca selengkapnya
Renata Tinggal Bersama Kalian?
Renata dan Langit menghabiskan waktu makan malam romantis berdua. Di sebuah restoran berbintang bergaya eropa dengan langit malam sebagai pemandangan yang dapat dilihat melalui kaca jendela.Keduanya terlihat berbincang, saling menggoda satu sama lain. Terutama Renata, wanita itu bersikap begitu manja ketika hanya berduaan bersama kekasihnya. “Selepas ini aku akan mengantarmu pulang,” kata Langit setelah menenggak cairan berwarna kemerahan dari gelas bening yang ada di atas meja. “Ehh~ … aku belum mau pulang. Habis ini kita bisa keliling-keliling dulu. Atau kalau mau, kita juga bisa ke hotel,” jelas wanita itu sembari memberikan tatapan yang mengundang. Walau begitu, Langit kelihatan tidak menggubrisnya.“Aku masih harus bekerja besok. Lagi pula, bukankah aku sudah menuruti semua kemauanmu?”Mendengar penjelasan pria itu, Renata sontak kesal. Wanita itu merengut sembari menggelembungkan pipi.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status