Semua Bab KELAMBU MERAH JAMBU : Bab 111 - Bab 120
169 Bab
Dukungan Terbaik Kenzy
Haruskah aku mengakuinya sekarang, pagi ini? Semenjak kemesraan yang terjadi di dapur secara refleks semalam---Kenzy menyentuh bibirku dengan love kiss dan entah bagaimana ceritanya aku menerima dan menikmati, membiarkan itu terjadi hingga beberapa detik lamamaya---kami, terutama aku sudah nggak canggung lagi ketika berdekatan dengannya. Termasuk ketika tiba-tiba kemesraan itu terhenti begitu saja karena alarm saus spaghetti yang sudah matang, aku justru tersenyum sambil menatap penuh-penuh bola mata Kenzy. Ya, yaaahhh, walaupun sempat tersipu-sipu malu juga sih. Tapi dibandingkan dengan waktu-waktu yang telah berlalu, semalam itu luar biasa. Bagaimana awalnya? 
Baca selengkapnya
Lima Bulan Lagi
Haaa, maksudnya? Aku harus cantik terus untuk dia, begitu? Sampai dia tua renta? Yakin? Haha. Haha. Memangnya, aku tuh siapanya, sampai memiliki harapan sebesar itu?  Bukankah aku ini tak ubahnya gadis lugu, imut-imut dan lucu yang terjerat dalam jaring-jaring pernikahan kontrak dengannya? Ummm, yaaahhh sama sih, dia juga begitu. Enggg, kami sama-sama terjerat. Apa dia lupa, aku bukan siapa-siapa? Kalau aku cantik, efeknya apa? Kalau nggak cantik, efeknya apa? Nggak akan berakibat apapun, kan?  Yakin seratus persen, nggak akan mempengaruhi kredibilitasnya sebagai anak pengusaha tajir melintir kue puntir di seantero Ibu Pertiwi. Bukan hanya tajir melintir kue puntir sih, sebenarnya tapi juga menduduki peringkat tiga besar. Ya, yaaahhh, andai ada yang menilai dan membuat peringkat dalam hal ini, lho. Hehe. By the
Baca selengkapnya
My Love Story
Di sekolah, aku nggak konsentrasi sama sekali. Sampai-sampai Mr. Abraham memintaku mengulang berkali-kali hanya untuk memperhatikan bagaimana susunan kalimatku dalam percakapan sehari-hari. Ya, pelajaran kami hari ini tentang daily conversation termasuk ketika berbelanja di kopermolen, pergi ke kantor pos, perpustakaan, stasiun atau jalan-jalan santai dan bertemu dengan tetangga sekitar rumah. Tapi sumpah! Rasanya aku kembali terbata-bata seperti seseorang yang baru pertama kali belajar bahasa Belanda. Padahal kata-katanya sudah tertulis dalam benak, lho. Sungguh, wajahku terasa seperti melepuh dan mengelupas karena tersiram air panas. Ah! Sampai berpikir, andai bisa memakai topeng atau sejenisnya untuk menutupi rasa malu yang merambat ke luar kulit wajah. Untung Mr. Abraham jauh lebih peka dari pada waktu-waktu sebelumnya. Jadi, dia menyuruhku untuk istirahat sambil mencatat di buku tulis khusus untuk Conversation C
Baca selengkapnya
Palu Hati Galih
Mungkin, kalau dibuat manga, ubun-ubunku akan mengeluarkan asap tipis yang meliuk-liuk di udara. Asap panas yang berisi kecemburuan terhadap Arunika. Menguap dan menghilang begitu saja di udara. Jujur, selama ini, perasaan itulah yang mendominasi hati sehingga menggerus pemikiran positif dan jiwa optimis yang sudah menjadi prinsip hidup. Bagaimana tidak? Galih sudah seperti urat nadiku sendiri. Bagaimanapun, meskipun sudah berstatus sebagai isteri Kenzy, jelas aku nggak rela itu terjadi. Pernikahan Galih dan Arunika, tentu saja sudah berhasil memporak porandakan seluruh hidupku dengan sempurna. Well, bagiku Galih my Love takkan pernah tergantikan oleh siapapun. Di dunia ini hanya ada satu cinta bagiku dan itu Galih. Damar Galih. 
Baca selengkapnya
Mungkinkah Ini Rahasia Terbesar?
Siapapun bisa berubah!Itu benar. Kenzy dan aku buktinya. Dalam waktu yang sangat singkat---kurang dari separuh musim---Kenzy mengalami perubahan yang kuar biasa baiknya. Bukan hanya karena berhasil meninggalkan rokok, alkhol dan teman-temannya saja---termasuk koleksi wanitanya---tapi juga berhasil memperbaiki sikap dan tutur katanya. Sungguh, rasanya itu bukan lagi Kenzy yang selama ini kukenal. Lembut, baik dan terasa tulus. O'oooo, jadi merasa bersalah lagi karena pernah men-judge dia sebagai Batu Karang dan Manusia Plastik. Kalau benar dia batu karang, nggak akan semudah itu merapuh dan keropos meskipun terguyur air hujan dua puluh empat jam full selama ratusan hari. Iya, kan? Nah, kalau benar Kenzy adalah Manusia Plastik, nggak mungkin kan, bersikap semanis itu padaku? Sorot matanya, senyumnya, gestures … Rasanya seperti e
Baca selengkapnya
Berjalan di Atas Radar
De swiiing! "Sabar Kenzy, sabar. Sedikit lagi," sahut Papa menenangkan. Sekarang aku sudah berhasil merekatkan telinga kiri ke pintu kamar Kenzy dan menajamkan radar hingga mencapai level super, setelah  dengan hati-hati meletakkan nampan berisi satu mug cokelat hangat dan satu gelas besar jus apel. Jangan tanyakan lagi bagaimana jantungku berdetak! Genderang mau perang saja masih belum ada apa-apanya, sungguh. Apakah itu yang sedikit lagi? Apakah sebenarnya Papa sudah tahu tentang masalah yang terjadi antara Kenzy dan Elize? Ummm, atau ada apa sebenarnya?  Tring, tring, triiing! 
Baca selengkapnya
Kecemburuan Kenzy
Selalu begitu. Iya, kan?Hari-hari berlalu begitu cepat, seolah-olah roda yang berputar menuju ke suatu tempat yang paling penting sejagat raya. Do you know what? Sekarang, pagi ini, sudah hari ke sembilan musim panas! Gila nggak, sih? Ummm, well, rasanya baru kemarin kami berbelanja pakaian dan dekorasi rumah untuk musim semi. Menata rumah seserasi mungkin dan ya, yaaahhh, mencoba untuk tetap bertahan. Haha. Dalam pernikahan yang bagiku lebih menyakitkan dari pada contract marriage, maksudku. Well, bahkan sampai detik ini belum tahu pasti alasan yang paling mendasar sehingga pernikahan itu terjadi. Selama ini hanya satu hal yang kupahami dan rasanya mulutku sudah berbusa-busa Karena terlalu sering menceritakannya. Iya, kan? CKA krtitis dan Papa terancam terkena heart attack jadi aku lebih baik mengorbankan diri sendiri dari pa
Baca selengkapnya
Jangan Pernah Berubah!
Oh, God! Aku pasti sudah seperti anak kucing yang tertangkap basah sedang menyeret sepotong rendang daging sapi, sekarang. Menyeret dari mangkuk kaca dan bersiap untuk melahabnya. O'ooo, benar-benar disuguhi buah simalakama, sekarang. Melepaskan diri dan terus berlari pun percuma saja karena Kenzy pasti nggak akan tigggal diam. Tapi nggak mungkin juga mengakui dan menyerahkan diri karena dia pasti akan marah. Iya, kan? "Nyaaa?""Ya, Kenzy""Ini, siapa?" 
Baca selengkapnya
Mimpi Paling Buruk
O'oooo, bagaimana bisa aku melupakan sebuah fakta penting kalau Elize itu anak Belanda asli? Sebesar apapun perutnya, dia pasti bisa berjalan lebih cepat dari pada aku yang kurus dan terus ya, kan? Yeaaahhh, karena sudah terbiasa berjalan dan bergerak cepat dari sejak bayi, tentu saja? Apalah dayaku yang terbiasa santai dan leyeh-leyeh semenjak masih kanak-kanak dulu? Berjalan cepat atau berlari, hanya saat ada kepentingan saja. Jogging, dikejar anjing tetangga atau melarikan diri dari rumah ke rumah Arunika untuk menghindari jam tidur siang. Haha. OK! Inilah kenyataannya sekarang, aku harus bertemu dengan Elize, Elizabeth Van Harry yang telah merenggut separuh kebahagiaan hidupku. Mengacak-acaknya menjadi seperti kebun tulip kecil yang tersapu angin Tornado! "Oh, hi Elize!" aku menyahut dengan sedikit gugup, "Ummm, how a
Baca selengkapnya
Berita Yang Penting dan Genting
Oh God!Kata Om Dirga, tiba-tiba Elize kehabisan tenaga untuk mengejan sampai akhirnya midwife memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Aku sedang menemani Nora bermain puzzle di dapur, waktu itu terjadi. Ya, yaaahhh, sebenarnya aku nggak ikut mendampingi Elize, sih. Bukan dendam atau semacamnya tapi karena nggak punya nyali sama sekali. Well, ternyata proses bersalin itu luar biasa. Aku nggak bisa menggambarkannya dengan kata-kata, tentu saja. By the way  kepala bayinya sudah semakin turun dan mulai terlihat lho, waktu tiba-tiba Elize lemas. Padahal nggak terjadi perdarahan dan sudah dibantu dengan tambahan oksigen, susah dipasang infus juga untuk menambah energi. Tapi begitulah yang terjadi dan harus segera diatasi. Sayang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status