Semua Bab KELAMBU MERAH JAMBU : Bab 131 - Bab 140
169 Bab
Paranoid Yang Tak Terkendali
Mama, Papa dan Mbah Mi terlihat duduk-duduk santai di beranda depan, sewaktu aku pulang kuliah. Sempat kulihat, di hadapan mereka terhidang sepiring nugget pisang dan tiga mug teh. Tapi sayang, hari ini terlalu melelahkan sehingga langsung permisi masuk ke rumah, setelah menyalami dan mencium punggung tangan mereka, satu per satu. Biyuuuh, aku juga nggak tahu, bagaimana bisa Arunika melalukan semua itu pada kami. Sampai-sampai Galih cemburu dan semakin possessive hari ini, berlipat-lipat dari biasanya. Bayangkan! Aku masih di kelas saja, dia sudah menjemput dan menunggu di kantin Jurusan. Hal yang nggak pernah terjadi sebelumnya. Siapa itu Yustico pun aku nggak tahu, nggak kenal. Bagaimana bisa dia menyampaikan berita bohong, katanya aku dan dia main tikung di belakang. Padahal baru seminggu saling kenal di media sosial.
Baca selengkapnya
Kepergok Lagi
Jlep, plaaasss!  Aku baru saja selesai mandi, masih dalam balutan bath jas putih polos fasilitas hotel karena baju tidur tertinggal di kamar ketika Kenzy entah apa yang dilakukannya di sana, berdiri tegak di samping jendela. Kalau nggak salah, karak antara jendela itu dengan pintu kamar mandi ini, sekitar lima tiga meter. Aku juga nggak terlalu memperhatikan, apakah Kenzy menghadap ke luar jendela atau sebaliknya. Hanya satu yang menyerap konsentrasi secara utuh saat ini, berjalan dengan hati-hati ke tempat tidur, jangan sampai terjauh dalam bentuk apapun. Pastinya, nggak mau disentuh Kenzy lagi meskipun dalam keadaan tak sadarkan diri. Modus! Well, vertigo masih menjajah tubuhku dengan segala kekuasaannya sehingga terasa begitu berat. Kepala yang terasa pusing berputar-putar, juga perut yang mual kuadrat kali empat
Baca selengkapnya
Ketika Kenzy Bicara Cinta
Dalam detik-detik yang berdetak begitu cepat, seolah-olah roda yang berputar menuju ke suatu tempat, aku dihunjam ketakutan yang tak tergambarkan. Belum. Selama ini Kenzy belum pernah bersikap seserius dan setegas itu di depanku. Serius, tegas sekaligus lembut namun justru berhasil menciptakan kengerian hanya dalam waktu kurang dari lima sepuluh detik. Wuaaahhhh, Kenzy menggenggam erat-erat Tulip di tangan kanannya, seolah-olah itu selembar kertas yang baru saja dirobeknya karena banyak typo saat menulis. Dia benar-benar terlihat geram, sekarang. Wajahnya terlihat semerah batu bata, tanpa senyuman barang satu inci dan kedua bola matanya yang biru tergenang air. Nyaris tumpah. Di sini, di tepi tempat tidur, aku hanya bisa menunduk memejamkan mata, rapat-rapat. Terutama setelah Kenzy dengan gerakan selembut angin memutar ba
Baca selengkapnya
Changi One Night Hotel
Hampir tengah malam dan kami belum tidur. Sebenarnya, aku sudah nggak sanggup lagi menahan kantuk tapi bagaimana lagi, Kenzy masih sibuk dengan Tulip. Karena merasa bersalah, dia mewajibkan diri untuk memastikan kalau semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Overall, kondisi Tulip sehat, sih. Tapi Kenzy berdalih, kekuatan amarah bisa lebih parah dari ketinggian gedung pencakar langit. Jadi, di sinilah kami sekarang berada, di atas hamparan karpet bulu di sisi tempat tidur, memeriksanya. Mulai dari touch screen (terutama, karena ini yang paling penting), speaker, torch dan yang terakhir camera. Meskipun terlihat lega, Kenzy tetap membuka Tulip, memeriksa bagian dalam, "Nya, sekuat apapun smartphone, akan menjadi rapuh kalau berhadapan dengan bara amarah dalam diri Kenzy Van Snoek!" 
Baca selengkapnya
Rumah Duka dan Cerita Cinta
Perlahan-lahan namun pasti, mobil mewah yang tadi menjemput kami di bandara memasuki halaman rumah yang terlihat mewah dan megah di bilangan Jalan Sosrowijayan. Refleks, aku menggenggam jari-jemari tangan Kenzy yang terasa dingin. Sejujur-jujurnya kukatakan, dadaku dipenuhi dengan gelenyar-gelenyar lembut yang menyakitkan. Menyesakkan, sehingga dalam hati berdoa sekhusyuk mungkin, semoga nggak vertigo lagi. Jangan, jangan. Ya ampuuun! Jauh-jauh pulang dari Sleedorn Tuin hanya untuk menjadi pusat perhatian karena muntah-muntah hebat atau malah pingsan? Wuaaahhhh, big no!Kenzy memandang wajahku dari samping, begitu dirver memarkir mobil berwarna putih mengikat itu di samping pohon kelengkeng yang berbuah sangat lebat. Sekian detik kemudian, dia mendesah berat, menghela napas panjang. Serta merta aku menoleh, menyelam hingga ke d
Baca selengkapnya
Tabah dan Jangan Cemburu!
Jujur, kagum pada ketabahan Kenzy. Meskipun sempat ambyar kuadrat---terutama saat di makam Papa Snoek dia terlihat shocked dan nyaris pingsan---tapi lekas membaik dari waktu ke waktu. Sekarang malah sudah terlihat tenang dan mulai bisa tersenyum. Salut, salut, salut. Kalau aku, mungkin masih pingsan-pingsan sampai tahun ke depan. Oh, nggak, sepuluh tahun yang akan datang. Ya ampuuun! Aku kan, hanya punya Papa di dunia ini? Ya, yaaahhh ada Kenzy, sih. Tapi kan, nghak mungkin menjadi Papa? Iya, kan? Aku, menceritakan ini, bukan berarti lebih tabah dari pada Kenzy. Bagaimana mungkin?  Laaah, baru sampai di makam saja, aku sudah nggak berdaya. Nggak, atas saran Mbak Pie dan Pak Sinto, aku nggak menangis sama sekali tapi rasanya seperti tubuh yang kehilangan ruh. Terlebih, saat melihat foto Papa Snoek yang diletakkan di a
Baca selengkapnya
Takdir Paling Indah
Ternyata, Arunika datang ke rumah Sosrowijayan untuk menemui aku, atas permintaan Galih. Pelan-pelan sekali, nyaris berbisik dia menyampaikan itu padaku, "Sorry Nya, Galih yang nyuruh gue ke sini buat nemuin Lo. Lo nggak apa-apa kan, Nya?"Sumpah! Meskipun jetlag parah tapi aku masih bisa mengingat, bagaimana Kenzy telah mengancam Galih waktu  kami bermalam di Changi Airport Hotel. Dia akan membuat Galih tutup buku kehidupan kalau sampai berani mengganggu atau mendekati aku lagi. Tapi ini, dia malah meminta Arunika untuk mengunjungi aku, bayangkan!  Well, meskipun Kenzy terlihat tenang dan santai, seolah-olah nggak peduli tapi jangan meremehkan dia, lho. I mean look, he can be the strongest boxer in the world, really. By t
Baca selengkapnya
Menjalani Hidup
Time flies so fast! Tahu-tahu sudah satu minggu kami di Yogyakarta Hadiningrat, kota yang begitu berarti dan berharga. Terutama bagiku. Bukan hanya lahir, aku juga tumbuh dan besar di sini. Banyak cerita yang nggak bisa aku tuliskan satu per satu, selama aku tinggal di sini. Suka, duka, tangis, tawa … Beraneka rupa dan penuh warna. Standing applause!  Karena dengan semua yang pernah membuat hati ini remuk dan lumat, aku masih bisa tersenyum. Dengan penuh keberanian dan rasa percaya diri, menatap dunia yang tak bersekat, tak terbatas. Mengalir seperti air sungai menuju samudera luas, meskipun kadang-kadang ingin berhenti dan mengakhiri semuanya cukup sampai di titik tertentu. Titik yang bagiku memberikan daya mati. Ah!
Baca selengkapnya
Radar dan Jiwa Detektif ANA
What the life! Siapa yang bisa menebak kehendak Tuhan? Nggak ada. Siapapun dia, yang mengaku bisa, berarti dia sudah sesat. Kita, manusia, hanya bisa berencana namun hasil akhirnya tetap berada dalam genggaman kekuasaan Tuhan. Apa saja yang Tuhan kehendaki terjadi, pasti terjadi. Ah! Termasuk meninggalnya Papa Snoek. Walaupun air mata kami berubah menjadi darah sekalipun, tetap itulah yang akan terjadi. Iya, kan? Huaaa, ooohhh, my God! 'Please, give Papa Snoek the most beautiful place there, beside of You.' "Kenzy," panggilku lirih sambil menggenggam jari-jemari tangannya yang dingin, "Kenzy, mau nggak nganterin aku ke lavatory?" aku bertanya dengan hati-hati, "Aku takut, Kenzy!"
Baca selengkapnya
Apakah Ini Permainan Belaka?
Gemetar, aku mengembalikan smartphone Kenzy di atas tas punggungnya,  sebisa mungkin sama persis seperti semula. Siapa tahu kan, ternyata Kenzy memiliki karakter perfectionist precious? Itu, karakter yang memperjuangkan kesempurnaan dalam segala sisi kehidupan. Precious atau presisi, kalau meletakkan atau menyimpan sesuatu harus sama persis dengan yang ada di dalam konsepnya. Yeaaahhh, who knows? OK! Semoga ini sudah sama persis dengan posisinya semula, sedikit lebih ke pinggiran tas yang sebelah kiri dan sedikit miring ke kanan. It is finished and now back to the chat! Anak menantu idaman. Anak menantu idaman. Anak menantu idaman. Maksudnya apa, coba? Oh yaaa, satu lagi, Kenzy terima kasih karena kamu sudah membantu kami
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status