All Chapters of MY STEPBROTHER : Crazy, Sexy, Cool: Chapter 171 - Chapter 180
190 Chapters
171. Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
"Lo akan memilih Malik bukan?" Kalimat itu sukses membuat gadis yang ada di sisinya terdiam. Ia membisu tak berbicara sepatah katapun. Tatapan Xena tertuju pada remaja jangkung yang ada di depannya saat ini. Ia mulai menghela napasnya untuk kesekian kalinya. Xena tak banyak berkata untuk itu. Ia hanya menundukkan wajah sembari membiarkan helai demi helai rambutnya turun begitu saja.  "Jika memang begitu, kenapa lo gak mencoba jujur dengan diri lo sendiri minimal. Lo menjalin hubungan dengan Bara, tetapi lo mencintai dan mengharapkan Malik untuk menggantikan posisi Bara saat ini. Lo lebih jahat dari seorang perempuan yang mengambil kekasih orang lain, Xena." Daffa menyela dirinya. Ia mencoba menarik pandangan gadis yang ada di sisinya saat ini. Daffa tak ingin ikut campur sebenarnya. Namun, melihat Xena terus memberi tatapan teduh penuh pengharapan pada Malik sukses membuat dirinya iba akan gadis satu ini. Perasannya terombang-ambing. Harapannya jatuh bangun
Read more
172. Mimpiku!
Langit senja berarak mengiringi setiap langkah yang diambil oleh keduanya. Nara memfokuskan tatapan matanya sesekali menoleh pada remaja jangkung yang ada di sisinya saat ini. Selepas turun dari halte bus, mereka memilih untuk berjalan-jalan di sepanjang trotoar jalanan. Rumah Nara, masih satu arah dengan ini. Tak perlu khawatir soal pulang, jika ingin kembali ke rumah, Nara hanya perlu berjalan ke depan lalu tepat di lampu merah itu, ia hanya perlu berbelok masuk ke sebuah jalanan komplek dan melalui beberapa rumah hingga akhirnya ia bisa dikatakan sampai ke depan rumah sederhana miliknya.  Nara menunjuk ke arah kanan. Di sana taman kota berada. Nara membawa tubuh Aksa untuk datang ke arah itu. Ditemani dua cup besar minuman dingin nan manis, mereka ingin berbincang satu sama lain menikmati langit mendung sore dengan suasana yang khas. Tak lagi berjalan ringan, sebab Nara sudah mulai lelah saat ini. Duduk adalah pilihan terbaik untuk menjemput malam datang
Read more
173. About One Night (With You)
Datang ke dalam bangunan itu? Tidak! Xena hanya disuruh untuk menunggu Malik di tempat ini sekarang. Di bawah gelapnya langit malam. Suasana mendung terasa sejak senja tadi hingga sekarang. Sesuai dugaan, bintang tak datang dan dewi malam tak benar-benar hadir untuk mengindahkan langit di atas sana. Sepi rasanya. Ia hanya duduk di bawah string lampu gantung yang sedikit redup cahaya kuningnya. Beberapa orang memang berlalu lalang di sini. Mereka berjalan dengan langkah ringan melalui Xena begitu saja. Sesekali ada orang yang menoleh dan tersenyum ringan padanya kala tak sengaja pandangan mata mereka bertemu dalam satu titik yang sama. Xena hangat melemparkan tatapannya untuk semua yang sudah berbaik hati menyapanya malam ini.Ia menghela napasnya untuk yang kesekian kalinya. Menunggu Malik untuk datang bukan hal yang mudah. Sesekali Xena mengecek layar ponselnya untuk memastikan bahwa Malik belum memberi kabar sampai sekarang. Sudah hampir tiga puluh menit lamanya Xena hanya
Read more
174. Bertemu dengan Calon Ibu (1)
Pandangan mata gadis cantik itu menitik tepat pada pintu yang ada di depannya. Sekat kaca kecil yang ada di depannya saat ini sukses membuat hati Xena semakin berdebar dengan kencang. Ia tak bisa berkata apapun lagi saat ini. Malik meminta ijin pergi ke kamar mandi sejak beberapa menit yang lalu. Ia meninggalkan Xena dengan navigasi petunjuk bahwa ia hanya harus lurus ke lorong itu, tepat di ujung sana ada gerbang beri berukuran pendek sepinggang. Xena harus membukanya. Ia harus masuk ke dalam lorong kedua dengan jalan yang sedikit naik. Ketika mengikuti lorong itu, akan ada satu tangga untuk sampai ke lantai atas. Xena harus menaikinya satu persatu untuk datang ke ruangan ini.--dan di sinilah ia berada. Di sebuah tempat di mana Xena hanya bisa terdiam dengan sesekali menundukkan wajahnya lalu kembali naik dan menatap apapun yang ada di dalam ruangan itu. Ia melihatnya, terapi tidak untuk wajahnya. Seorang wanita tua terbaring lemah di atas ranjang. Pandangannya keluar jende
Read more
175. Pungkasan Terbaik (Bersamamu)
"Kamu juga mencintai Malik bukan?" tanya wanita itu tiba-tiba. Sukses membuat Xena diam tak berucap sepatah katapun saat ini. Ia memandangi wajah lawan bicaranya. Menunggu Malik untuk membantunya saat ini. Namun, naas. Remaja itu tak acuh. Bukan benar-benar tak peduli. Malik pasti juga ingin mendengar kalimat pengakuan dari Xena di depan ibu kandungnya saat ini.  --jika memang berani mengakui maka Xena pasti benar-benar mencintai Malik tulus dari dalam hatinya. "Jangan tanya itu pada Xena, Ma. Dia bukan gadis yang bisa jujur untuk perasannya sendiri." Remaja jangkung itu mulai memprotes. Ia duduk sembari menyandarkan tubuhnya ke belakang. Menatap ke arah Xena yang baru saja menoleh dan membalas pandangan mata yang diberi oleh Malik dengan sedikit tak suka. Gadis itu benar-benar terjebak sekarang ini. Kiranya ia menyesal sudah datang bersama dengan Malik. Harusnya ia tahu Malik itu menyebalkan! Xena terlalu fokus membenahi dirinya dan be
Read more
176. Teman Berbicara untuk Nara.
Surya datang bersama sinar hangat yang menghantam permukaan bumi. Cahayanya terang membawa kesan baik pagi ini. Malam lebih hangat dari biasanya. Embun di atas rerumputan hijau masih terasa dengan tanah basah yang belum kering sebab hujan kemarin malam. Akhir pekan yang damai. Xena memutuskan untuk mengawalinya dengan berlari kecil mengelilingi taman kota. Mencoba untuk mengistirahatkan kepala dan pikirannya yang sedang riuh sejak beberapa hari yang lalu. Alur hidupnya berubah selepas perceraian sang mama dengan pria bernama Arjuna. Tak ada lagi batas dan dinding besar yang menghalanginya dan Malik untuk melakukan hal-hal gila seperti berciuman di tempat yang terbuka. Juga, tak ada batasan untuk mengatakan perasaan yang sebenarnya ada dan bersarang di dalam hatinya.  Lambat laun hidupnya berubah begitu saja. Semuanya mulai berjalan seperti apa yang Xena harapkan sebelumnya. Dirinya bisa mencintai Malik dengan cara yang wajar. Layaknya seorang perempuan yang
Read more
177. Girlfriend's House (1)
Xena mempersilahkan gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Ia membuka pintu selepas ketukan yang dilakukan tak ada jawaban dari sang mama. Kiranya wanita itu sedang beristirahat di ruangannya. Ia tahu sang mama terlalu lelah dalam menjalan hari-hari biasanya.  Nara tersenyum manis pada Xena yang sudah berbaik hati mau mengijinkan dirinya mampir sejenak ke rumah ini. Kiranya untuk melepas lelah dengan bersantai-santai juga melihat rumah Xena dan Malik dulunya. Ia memang pernah datang kemari dulu, tetapi tak sebaik dan tak selega ini rasanya. Kali ini Nara datang sebab ajakan dari Xena, bukan paksaan dari dirinya seperti kala itu. "Duduklah. Gue akan membawakan air dingin untuk lo," ucapnya mempersilakan Nara untuk duduk di atas sofa panjang yang ada di tengah ruang tamu. Gadis itu hanya mengangguk. Ia tak berucap, cukup tersenyum manis pada tuan rumah yang begitu baik dan hangat menyambutnya pagi ini.  Matanya mulai
Read more
178. Topeng terbaik : Wajah Yang Tampan
Sambutan yang sedikit aneh, bukannya apa dan bagaimana, Xena juga Nara masih belum bisa memahami untuk apa Bara datang ke rumah ini. Remaja itu hanya diam selepas dipersilakan masuk ke dalam rumah oleh Xena. Tak ada kalimat yang lolos dari celah bibirnya saat ini. Xena tak tahu mengapa hatinya menjadi aneh sekarang. Belakangan ini ia mulai merasa goyah akan apa yang dikatakan oleh orang-orang di sekitarnya. Semua mendukung Xena untuk merealisasikan perasannya pada Malik. Semua tahu bagaimana dan seperti apa arti pandangan Xena untuk Abian Malik Guinandra. Ada rasa cinta yang dipendam oleh gadis itu selama ini. Kini semesta memberi sedikit celah untuknya bisa berbahagia dan menggunakan anugerah yang diberikan oleh semesta dengan baik."Gue biarkan minum dulu," ucap Xena dengan nada ringan. Gadis itu mencoba untuk tersenyum manis pada remaja jangkung yang kini menganggukkan kepalanya untuk memberi respon baik pada sang kekasih.Xena bangkit dari tempat duduknya. Gadis it
Read more
179. Girlfriend's House (2)
Bara menghampiri sang kekasih di ruang dapur. Jika hanya untuk mengambilkan segelas air untuk menjamu dirinya, Xena bisa dikatakan sangat lama untuk itu. Itu sebabnya Bara menyusul sang kekasih. Di sudut ruang dapur, Xena berada. Gadis itu diam dengan posisi memunggungi dirinya saat ini. Ia diam sembari mengaduk segelas air sirup jeruk dingin yang ia berikan untuk menyambut kedatangan dirinya. Langkah kaki yang hati-hati, niatnya Bara ingin mengejutkan Xena yang tak menyadari kedatangan dirinya kali ini. Namun, naas. Langkahnya terhenti kala ia tak sengaja mendengar ucapan lirih gadis itu. Benar kata Nara, sedang sedang mencoba untuk membuat sebuah pilihan yang akan menentukan nasibnya di masa depan bersama Bara.  Remaja jangkung itu mendengar dengan lirih. Dua kalimat pendek diucapkan oleh Xena berkali-kali. Pertama adalah pasal ia harus menetap dengan sang kekasih saat ini, lalu kedua adalah pilihan untuk mengakhiri hubungannya dengan Bara. Tak ada alasan
Read more
180. Langit Kota Jakarta
Penampilan yang sempurna. Wajahnya begitu cantik dipoles make up tipis ala-ala anak muda jaman sekarang. Bibirnya berwarna merah muda dengan gradasi warna menua di dalamnya. Bulu matanya lentik, sentuhan eyeliner dan maskara yang menjadi satu membuat sepasang mata indah itu lebih bulat, tajam, dan lebar jauh dari kesan biasa. Alisnya cokelat melengkung yang duduk di bawah poni tipis penyempurna rambut panjang nan ikal miliknya. Gaya berpakaian yang khas, outfit anak muda jaman sekarang. Perpaduan antara celana jeans panjang yang menampilkan jenjang kaki tinggi dan indahnya itu begitu pas dan cocok dipadukan dengan kemeja berwarna putih polos dengan kancing rapi berjajar ditengah-tengahnya. Sepasang flatshoes menghias senada dengan warna tas selempang kecil yang menggantung di sisi pundak gadis itu. Penampilan yang sederhana nan anggun, tetapi tak jauh dari kata modern ala-ala anak muda jaman sekarang.Malam yang indah, bulan sempurna di atas sana menghias bersama taburan bint
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status