Semua Bab Istri Pilihan Istriku: Bab 41 - Bab 50
57 Bab
Pisah Ranjang
“Ada calon bayi di perutku,” bisik Hana pelan. Ia mengusap iar matanya lagi.Senyum Hana terkembang, meskipun itu terlihat bukan senyum bahagia melainkan senyum penuh dengan kepedihan. Rasa sakit di saat dia memiliki kabar bahagia untuk suaminya.Seharusnya dia bahagia karena kini tengah hamil muda. Namun di sisi lain, dia baru saja kehilangan suaminya sendiri yang pergi dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasih Nicholas.Hana membuka pintu kamarnya, kemudian dia gegas berjalan menuruni tangga. Ia ingin mengikuti ke sana tetapi mobil itu sudah lama menghilang.“Supirnya sudah pergi sejak tadi, Nyonya,” ucap Brenda ketika ia melihat Hana sudah berada di halaman rumah.“Apa kamu sudah bertanya yang aku suruh tadi?”“Sudah nyonya.”“Lalu di mana mereka pergi saat ini?”“Di hotel Grand Rich, tadi supir hanya memberi tahu nama hotel itu.”
Baca selengkapnya
Berkata Jujur
“Ada apa?” tanya Nicholas ketika dia duduk di depan Zayn. Lelaki itu tampak sangat muram wajahnya ketika melihat Nicholas saat ini.“Apa kamu sudah gila?! Aku seperti tidak mengenalmu, Nic!”Nicholas berdecih kemudian menyesap kopi hangatnya. “Jadi kamu mengajakku bertemu hanya untuk mengatakan hal ini padaku?”“Bukan.”Zayn menatap wajah Nicholas, membuat lelaki itu bingung dengan tatapan Zayn itu.“Kenapa kalian bisa ketahuan?” tanya Zayn.Nicholas menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, kemudian tersenyum sinis.“Hana tak sengaja melihatku sedang memeluk pinggang Amanda. Aneh, karena dia semarah ini dan mengatakan macam-macam padaku.”“Sorry.”Nicholas mengerutkan keningnya dalam. Untuk apa Zayn minta maaf padanya? Memangnya dia yang sudah membuat rumah tangganya seperti ini?“Maaf untuk apa.”
Baca selengkapnya
Jalan Lain
“Ada apa dengan perutmu?” tanya mertuanya dengan pandangan fokus pada perut Hana yang kini rata.Ibu Nicholas semakin cemas, apalagi ketika dia mendapati wajah Hana yang memucat siang itu.“Bu,” panggil Hana dengan suara yang lirih hingga akhirnya berubah menjadi sebuah tangis yang menyedihkan.Dia memeluk mertuanya seperti ia memeluk ibunya sendiri. Hana sudah tidak merasakan kasih sayang dari seorang ibu sejak ia remaja. Membuat dirinya menjadi manja pada ayahnya.Selalu terpenuhi keinginannya membuat Hana menjadi egois seperti ini.“Kamu kenapa?” tanya Ibu Nicholas semakin tidak mengerti. “Kenapa kamu menangis?”Hana mengurai pelukannya dan menatap wajah wanita tua itu di depannya dengan pandangan penuh rasa bersalah.Hana berlutut, semakin membuat mertuanya tak mengerti.“Maafkan Hana, Bu. Maafkan Hana karena sudah berbohong pada ibu,” ucapnya d
Baca selengkapnya
Hana yang Nekat
Nicholas benar-benar pulang malam itu. Namun tentunya dia pulang karena terpaksa setelah mendengar ancaman dari ibunya.Hana yang malam itu sedang makan malam sendirian terlihat senang ketika melihat Nicholas sedang berjalan menuju ke arahnya.“Apa kamu mau makan malam, Nic?” tanya Hana.Nicholas menatapnya tajam.“Apa yang sudah kamu katakan pada ibuku. Kenapa? Apa kamu tetap tak mau bercerai denganku meski aku sudah ketahuan berselingkuh dengan Amanda?”Hana diam. Tertegun mendengar ucapan Nicholas yang sepertinya sudah muak dengannya.“Iya, aku tidak akan mau,” jawabnya mantap.“Memangnya kamu mau tinggal bersama dengan lelaki yang tidak pernah mencintaimu?”“Pernikahan kita sudah berjalan lima tahun. Dan aku merasa baik-baik saja selama ini. Jadi sepertinya aku akan tetap memilih untuk bersamamu daripada bercerai.”“Apa kamu sud
Baca selengkapnya
Maafkan Hana
“Sial!” rutuk Nicholas. “Kenapa?” tanya Amanda melihat ke arah belakang. “Hana mengikuti kita.” Amanda sontak mengencangkan sabuk pengamannya ketika Nicholas menginjak gasnya sangat dalam. Kecepatan mobilnya sudah melebihi kecepatan normal hingga membuat Amanda ketakutan. “Nic! Pelan-pelan, kita mungkin tak akan mati di tangan Hana, tapi kita—“ “Diam Amanda!” bentak Nicholas. ** Di sisi lain Hana tidak ingin kalah dari Nicholas. Dia juga menginjak gasnya sangat dalam melebihi kecepatan normal. Hana sudah mulai berpikir tidak rasional. Jarak mobilnya dengan Nicholas sudah semakin mendekat.  “Kalian mau ke mana? Kalian pikir aku akan melepaskan kalian? Kamu adalah penipu, Amanda. Kamu tidak bisa kabur sekarang,” desis
Baca selengkapnya
Boomerang
Hana diminta pulang oleh Lilie karena ayah mertuanya sudah sampai di rumah sakit. Terakhir Hana di sana dia belum bisa menemui Nicholas karena keadaannya yang belum stabil. Nicholas belum sadar pasca operasi. Dan yang paling mudah ditebak oleh Hana adalah pasti lelaki itu akan frustrasi dengan keadaan tubuhnya yang baru. Dia harus kehilangan kakinya di usianya yang masih muda karena kecelakaan yang terjadi kemarin malam. Tak hanya itu—dia juga telah kehilangan anaknya yang dikandung oleh Amanda. Entah apa yang akan terjadi pada Nicholas jika dia tahu kalau Amanda koma seperti saat ini. Dokter mengatakan jika keadaan Amanda sangat kritis dan kecil kemungkinan untuk sadar dari komanya. Hana masuk ke dalam rumahnya yang terasa begitu hampa. Ia melihat ke sekelilingnya dan hanya tampak bayangan Nicholas yang samar. Dengan langkah yang ragu, Emma menghampiri majikannya itu yang
Baca selengkapnya
Tak Ada Kesempatan Lagi
Satu minggu setelah kecelakaan itu. Hana baru bisa mengunjungi suaminya di rumah sakit. Nicholas kini sudah sadar setelah melalui masa kritis.Namun yang membuat Hana tidak tega melihat suaminya saat ini adalah dia telah kehilangan kepercayaan dirinya sebagai lelaki. Dia merasa jika dia hanyalah lelaki cacat yang pasti tidak akan ada gunanya.Seperti saat ini ketika Hana masuk ke dalam ruangan lelaki tersebut.Mata Nicholas menatap penuh harap jika yang masuk ke dalam ruangannya adalah Amanda. Namun dia harus menelan rasa kecewanya karena yang datang adalah Hana.“Bagaimana keadaanmu?” tanya Hana. Dia sedih tiap kali melihat kaki Nicholas yang sudah tidak ada lagi.Nicholas melengos, bahkan dia tidak ingin menemui Hana yang masih sah menjadi istrinya itu.“Aku tahu kamu pasti sangat marah padaku,” ucapnya.Nicholas menghela napasnya sangat panjang. Sampai saat ini d
Baca selengkapnya
Dari Nol
PRANNGG!!! Hana terkejut ketika Nicholas menepis piring berisi makanan yang hendak ia suapkan untuk suaminya. Dia sudah terbiasa mendapati perlakukan dingin dari suaminya. Namun tidak perlakuan kasar seperti saat ini. Sesaat setelah terdengar bunyi seperti itu. Mertua Hana masuk dan terkejut karena makanan yang sudah beserakan ke mana-mana. “Astaga! Hana! Nicholas!” serunya panik. Kemudian membantu Hana untuk membereskan kekacauan yang dibuat oleh anaknya tersebut. Nicholas memang menjadi seperti ini setelah mendengar kabar Amanda koma. Ia menolak untuk makan atau minum karena ingin menyiksa dirinya sendiri lantaran merasa bersalah pada wanita tersebut. Belum sempat ia membuatnya bahagia, tapi kini dia harus terbaring di atas ranjang dengan menyedihkan seperti itu. “Hana, kamu keluar saja dulu. Biar aku yang memberikan makan untuk Nicholas.&
Baca selengkapnya
Lembaran Baru
Tepat sepuluh hari Nicholas baru bisa kembali ke rumahnya. Itu pun nanti dia juga masih harus bolak-balik ke rumah sakit lantaran harus masih mengontrol kakinya pasca amputasi. Dan di saat seperti ini, hanya Hana yang menemainya ke mana-mana. Kini mereka berdua sudah ada di mobil dengan seorang supir baru yang akan mengantarkan mereka menuju rumah. Nicholas diam, Hana pun begitu. Sejak masuk ke dalam mobil Nicholas mau pun Hana tidak berkata sedikit pun. Hana tahu alasan di balik wajah sedih yang tampak di wajah suaminya tersebut. Ketika Nicholas keluar harus menggunakan kursi rodanya. Wajahnya sangat muram, tak sedikit pun ia mau tersenyum. Sebelum kembali ke rumah, tadi Nicholas sempat mengunjungi Amanda untuk terakhir kali. Ya, terakhir kali karena dia sudah menetapkan akan hidup bersama dengan Hana kembali. Meskipun dia masih mencintai Amanda. Namun semua
Baca selengkapnya
Berubah
Beberapa tahun yang lalu … Malam itu Hana sedang membersihkan make-upnya. Ia menatap Nicholas yang masih sibuk dengan gadget-nya di atas kasur. Sesekali dia melirik lelaki itu hanya untuk memastikan apakah perasaan suaminya sedang baik atau tidak. “Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Nicholas yang menatap balik dari tempatnya duduk. “Bukan apa-apa.” Hana memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Nicholas. “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu sebenarnya.” “Mengatakan apa?” “Tapi tunggu dulu—kenapa kamu belum hamil? Apa ada yang salah?” Nicholas berbalik bertanya. “Maka dari itu, aku ingin membicarakan masalah itu padamu sekarang.” “Apa?” Nicholas meletakkan ponselnya di nakas yang ada di samping tempat tidurnya dan menatap Hana serius.&nb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status