All Chapters of Obsesi Terlarang: Chapter 21 - Chapter 30
162 Chapters
22. Pinggir Pantai
Mike dan Adam sama-sama tak habis pikir dengan kedua wanita itu. “Ada apa dengan otak mereka sih?!” sungut Mike sebal. Adam mengangguk setuju.   Mereka kembali menunggu Kejora dan Kania yang berganti baju secara mendadak dan penuh paksaan. Sebelumnya Kejora dan Mike malah berdebat panjang. ***   Mata Mike membelalak penuh terkejut begitu sosok Kejora berjalan menghampiri mereka. Sangat lucu saat dia menertawakan Kania dan Adam, sekarang karma terbalas sempurna kepadanya. Adam bersiul panjang sambil menampilkan senyuman konyolnya. “Kejora, kembali ke kamarmu dan ganti pakaianmu sekarang!” perintah Mike sambil menahan sesuatu yang tak bisa dia jabarkan. “Apa? Tidak, tidak, aku sudah bersusah payah berdandan dan kau tiba-tiba memerintahku untuk berganti baju?!” sembur Kejora menolak. Mike mengusap wajahnya kasar. Matanya sangat ingat saat Kejora keluar dengan pakaian yang ... sangat seksi!
Read more
23. Imajinasi Liar
Andromeda masih merenung usai mengantar kepergian Kejora. Lebih tepatnya melepaskan saat ada pria yang menunggu wanita itu. Pikirannya melayang, bertanya-tanya tentang siapa pria itu? apa hubungannya dengan Kejora? Meskipun Kejora berkata pria itu hanyalah teman saja, dia tak mempercayai kalau Mike tak memiliki perasaan untuk gadis itu.   Tetap saja, semua itu membuat seorang Andromeda menahan bara api kekesalan di dadanya sampai saat dia sudah sampai di kamar hotel sekali pun.   Andromeda masih berdiri di balkon kamar hotelnya. Pria itu sudah mengenakan jubah mandinya dan selesai mengambil sesi mandi sebelumnya. Andromeda memegangi kaki gelas yang berisi red wine saat ini. Sampai ada tangan ramping berjari lentik menyusup dan melingkar di perutnya saat ini.   “Kau sedang memikirkan apa Sayang?” tanya wanita yang tengah memeluknya itu sambil mengeluarkan suara desahannya. “Hanya memikirkan sesuatu
Read more
24. FWB
Andromeda menjadi semakin penasaran dengan Kejora. Seolah-olah ada ikatan batin yang menguasainya sampai dia sendiri tak bisa berpikir logis sama sekali. Seharusnya dia tak sampai bersusah payah begini jika menginginkan mereka. Bagaimanapun juga dia dengan mudah membuat wanita merangkak kepadanya. Tapi, tapi kenapa seorang Kejora mampu membuatnya berdiri dan berjalan membuntuti wanita itu? Semua yang dia lalui dalam sehari saja dengan Kejora, oh bahkan kurang dari sehari dia bersama Kejora. Namun, sosok imajinasi gadis itu berkeliaran semalam saat dia melakukan seks dengan wanita lainnya. Kejora, sosok yang dengan lancangnya berada di dalam otaknya, terabadikan dalam memorinya saat ini. Entah setan jenis apa yang membuatnya harus terus memikirkan seorang Kejora. Namun, semua itu kini menariknya untuk memperhatikan Kejora yang berada di dekatnya.   “Sial! Aku tak bisa!” desisnya. Andromeda berharap wanita yang diajaknya berbincang singkat
Read more
25. Keberanian Mike
“Jadi, bisa kamu ceritakan padaku? Usai kamu menerima ciuman dari Mike sekarang kamu malah memikirkan Andromeda? Pria lain?” Kania masih menginterogasi Kejora. “Oh God ... aku pun bingun, Kania. Perasaanku kacau karena Andromeda. Aku tak mau memikirkan pria yang suka bermain wanita seperti itu, dia sok ngartis, sok berpengalaman dan tebar pesona. Jika aku bisa, aku lebih baik memilih Mike dan berpacaran dengannya saja,” tutur Kejora berapi-api. “Aku setuju, lupakan saja Andromeda. Aku tak mau kau disakiti oeh pria buaya itu!” Kania ikut mengompori Kejora. Kejora mengangguk setuju. Dia lebih baik mencari pria lainnya saja daripada harus bersama dengan Andromeda, meskipun hatinya tengah mendukung perasaannya untuk tercipta pada Andromeda. ***   “Kau serius mau mengajaknya berpacaran?” tanya Adam pada Mike. Mike sendiri yang tengah duduk menonton tayangan televise mengangguk saja. “Ya, aku tak mau dia diambil pria lai
Read more
26. Kegemasan Kejora
Mike sudah bersiap, kakinya saling terhentak-hentak kecil karena rasa gugup melandanya saat ini. jantungnya meletup-letup seiring dengan pikirannya yang sudah berhalusinasi tentang bagaimana dia akan menyatakan perasaannya sendiri.   Menunggu Kejora dalam waktu satu jam bukanlah waktu yang lama. Pikirannya yang mulai bekerja ekstra sampai tak menyadari bahwa 60 menit sudah berlalu. Matanya semakin menatap detik jam yang terus berputar tanpa henti itu dengan harapan cemas.   Bahkan, teman kamarnya, Adam pun mengawasinya. Pria itu ingin tahu sekali bagaimana hasilnya, dan dia menjadi satu orang yang menjadi sasaran bagi Adam.   Matanya menatap 180 derajat arah depannya. Tepat menarik garis lurus pandangannya, Kejora datang sambil berlari kecil menyongsongnya. Senyumannya terkembang sempurna dengan dress yang dipakainya bergoyang-goyang indah.   Melihat senyum yang terbentuk di sudut bibir gadis itu, Mi
Read more
27. Meminta Menjadi Pacar
Kaki gadis itu semakin tertekan menapak di atas reumputan, seiring dengan matanya yang menatap ke depan dan tangannya memaku, terdiam di gandengan hangat telapak tangan milik Mike. Matanya berkedip-kedip sempurna. Mulutnya masih menganga, terbuka dengan napas yang ikut tertahan. Manik coklatnya memandangi dengan serius pemandangan di depannya.   “I—ini?” Kejora tergagap. Di depannya sudah ada tenda transparan berbentuk bubble dengan tirai kain putih yang menutupi setengah dari tingginya. Ditambah jalur yang terpasang candle light jar, menampilka suasana intim yang eksotis.   “Do you like it?” tanya Mike yang ikut memandang ke depan juga. “This is so beautiful!” pekik Kejora yang sudah kegirangan, tubuhnya dibawa berputar-putar, melihat sekelilingnya. “Bukan, bukan itu yang mau aku tunjukkan. Tapi ... lihat ke sana,” pinta Miek sambil mendekap bahu kecil milik Kejora. Kejora mengikuti arah tatapan Mike
Read more
28. Emosi yang Muncul
Kejora merasakan bagaimana gelanyar nyaman itu saat kepala Mike berada di pahanya. Mereka hanya diam, yang satu tertidur dan yang satu lagi terdiam memandangi langit malam yang tiada habisnya. “That’s so beautiful and unlimited!” seru Mike yang tiba-tiba saja membuuka matanya, memandangi langit malam sekaligus wjaah Kejora yang berada di atas.   “Hm!” Kejora mengangguk setuju. Langit itu nampak indah meski gelap. “Apa kita tak akan pulang Mike?” “Kau ini, kita nikmati saja di sini dulu, anggap saja kita tengah berkencan,” kilah Mike yang malah menuntun tangan Kejora di kepalanya. Kejora mengelus lembut rambut pirang pria itu, dia menyukai saat meraba mahkota seseorang seperti saat ini. telapak tangannya merasakan tusukan-tusukan kasar dari ujung rambut yang menghantarkan rasa geli tersendiri.   “Kencan versi kamu tak romantis sekali,” gerutu wanita itu. “Versi romantisnya kamu denganku, akan sa
Read more
29. Ulah Andromeda
Kania masih berteriak kegirangan saat mendengar kabar dari mulut Kejora. Tak ada yang tak mungkin, ini menjadi salah satu kalimat andalan bagi sahabat Kejora itu. Namun, bagi Kejora sendiri saat ini malah merasakan hatinya gamang bukan main. Di dalam pikirannya terngiang-ngiang tentang bagaimana matanya menatap seorang Andromeda yang dengan mudahnya berganti-ganti pasangan dalam hitungan jam.   Masih ada makian yang tersisa di benaknya ditambah dengan pemikirannya yang mensyukuri kehadiran Mike yang menjadi pasangannya. Gadis itu masih merasa bahwa pilihannya sangatlah benar tanpa tahu kalau ada satu sisi yang begitu mendamba kehadiran Andromeda.   “Hah ... akhirnya, aku bisa tidur,” desah Kejora yang segera terbairng telentang di atas kasur yang empuk namun, tak ada bintang-bintang di atasnya. Lagi-lagi Kania merasa ingin tahu dengan apa yang tengah direncenakan oleh Kejora dan juga Mike.   “Kau ... mema
Read more
30. Ingatan Kecil Andromeda
Kepala Andromeda terlempar ke samping, saat telapak tangan milik ayahnya terlempar sampai membentur pipinya dan menghasilkan kelentingan, rasa panas dan perih yang menjadi satu sampai membuat telinga pria itu berdenging. Kelvin yang menampakkan raut wajah penuh amarahnya itu terengah-engah menahan jantungnya yang berpacu akibat emosinya sendiri saat ini. Bukan main dia kesalnya dengan Andromeda. Begitupun dengan Andromeda yang masih terkejut dengan kedatangan ayahnya sendiri.   Raut wajahnya menegang, sampai urat di pelipisnya menonjol dan rahangnya mengetat. Merasakan kegeraman sampai membuat gigi-giginya bergemeletuk hebat. Tangannya yang menggantung terkepal sempurna.   “Kau?! Seharusnya kau mendatangi rapat penting tapi malah membuat ulah di Bandara! Tak cukup kau permalukan Ayahmu ini hah?!” bentak Kelvin dengan nada tingginya. Andromeda masih diam saja. Lidahnya meraba sisi pipi bagian dalam, terasa asin saat ada darah
Read more
Dua Kejutan Menghampiri
Semuanya berjalan semestinya, gangguan-gangguan kecil dari perasaan yang muncul tanpa diduga seringkali menghampiri Kejora maupun Andromeda. Mereka sama-sama memikirkan satu sama lain meskipun tanpa tahu satu sama lainnya untuk saat ini.Seperti Andromeda yang masih memiliki rasa marah yang teramat besar bagi Kelvin dan seperti Kejora yang memikirkan di mana ayah dan kakaknya berada untuk saat ini.Keduanya sama-sama terbelenggu masa lalu, mencoba menemukan kepingan-kepingan memori untuk melengkapi sejarah yang teringat dalam otak.*** Kejora berlari keluar rumah, menyongsong seseorang yang sudah menjanjikan untuk mengantarnya bekerja hari ini.Rasanya masih asing dan baru baginya. Dijemput, diperlakukan spesial, bertukar kabar dan juga berkencan. Sudah lama dia tak merasakannya, bahkan sang Ibu yang diam-diam diceritakan oleh Kania turut berbahagia karenanya. “Goede morgen,” sapa Kejora sambil membuka
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status