All Chapters of Selir Adipati: Chapter 11 - Chapter 20
161 Chapters
Tarian Kejutan
Jenderal Iblis tidak tahan dengan wajah Ayu yang sangat cantik. Dia menikmati bibir Ayu dengan sendirinya saat Ayu semakin mendekatkan wajahnya. “Mm ….”Ayu akhirya mendapatkan bibir sang Jenderal. Dia membiarkan bibir itu sedikit menikmati bibirnya dalam waktu beberapa detik hingga, “Jenderal, apa yang kau lakukan?” tanya Ayu berpura-pura terkejut.Jenderal itu melotot, mendorong tubuh Ayu hingga sedikit kesakitan. “Hah, kau menyakitiku. Apa salahku?”“Maafkan aku!” Jenderal segera melepaskan Ayu melangkah cepat akan meninggalkan kamarnya.“Rahasiakan ini!”Jenderal menghentikan langkahnya saat Ayu meneriakkan sesuatu yang menahan perhatiannya. “Aku mau merahasiakan ini. Aku tidak akan memberitahukan siapapun.” ucap Ayu sekali lagi menegaskan.“Lupakan kejadian ini! Aku tidak mau kita salah paham.”Jenderal masih saja berpaling. Dia tidak kemba
Read more
Kembali Menang
Ayu dengan lihainya masuk ke dalam aula khusus ibu Suri. Dia menarikan tarian merak yang sangat indah. Wati sangat tidak percaya dengan apa yang dia lihat. “Bagaimana bisa dia muncul?” Wati terus membatin. Dia mencengkeram kebayanya. Perasaannya mulai resah.“Aku pasti akan mendapat masalah setelah ini. Rose, iya, dia pasti membantu Ayu melakukan ini. Dia adalah mantan kepala selir, dan aku melupakan itu.”Wati semakin melotot melihat Rose tersenyum sinis ke arahnya. Dia diam kaku sambil terus memandangnya. Rose berjalan menghampiri ibu Suri yang masih saja menikmati tarian Ayu. Namun, Intan adik sang Adipati, melirik Rose dengan mengernyit.“Ibu Suri, lama tidak bertemu hamba.” Rose menundukkan kepalanya masih dengan tersenyum. Dia terus memasang wajah cerianya.“Rose, kau semakin segar saja.” sapaan ibu Suri sambil mengamati Rose dari atas hingga bawah. Dia tidak percaya Rose bisa semakin bugar setelah kel
Read more
Mulai Jatuh Cinta
Ayu tersenyum sambil membayangkan Jenderal Iblis. Dia sudah melamunkan rencananya untuk segera mendekati sang Jenderal. Rose menatapnya sambil membelai pipi Ayu perlahan. “Kau akan merubah keadaan ini. Aku sangat yakin itu. Perlahan, tapi pasti. Itulah yang harus kau lakukan, Ayu.”“Perlahan, tapi pasti. Aku akan selalu mendengarkanmu, Rose. Aku sangat sedih melihat aula wanita. Aku ingin merubah segalanya. Mereka semua sangat menyedihkan. Mereka menghabiskan waktu hingga tua dan di keluarkan dari aula nantinya. Itu adalah kehidupan yang harus di rubah. Itu sangat mengerikan.”Rose semakin tersenyum. Dia memeluk Ayu dengan erat. Tangan kanannya mengelus-elus punggung Ayu. “Kau selalu membuatku tenang Rose. Aku sangat beruntung bertemu denganmu.”“Aku akan menjagamu sampai kau bisa meraih itu semua.”Rose perlahan  melepaskan pelukannya. Dia memandang Ayu dengan tajam. “Kau akan menghadapi salah sa
Read more
Sentuhan Ayu
Matahari mulai bersinar. Perlahan, sinar ke emasannya, membuat semua atap rumah terlihat dengan jelas hingga sampai di istana yang sangat megah. Dari celah-celah jendela kamar Ayu, sinar itu menggelitik wajahnya hingga terbangun.“Rose, kenapa kau tidak membangunkan aku dengan cepat!” Ayu masih saja menguap. Dia mengusap ke dua matanya yang masih terasa sangat lengket.“Mana mungkin aku membangunkan wanita yang mendengkur saat tidur nyenyaknya.” Rose mulai menarik selimut Ayu.“Benarkah?” Ayu mengernyit sambil memandang Rose.“Yah, dengkuranmu sangat keras.” balas Rose sambil mempersiapkan semua keperluan Ayu.“Apakah aku juga mendengkur saat bermalam dengan Adipati?” tanyanya sendiri penasaran.“Tanyakan kepadanya nanti malam!” perkataan Rose yang membuatnya terkejut.“Dia pulang?” tanyanya sambil melotot ke arah Rose.“Kemungkinan hari i
Read more
Kedatangan Adipati
Jenderal semakin mendekatkan wajahnya. Dia melirik bibir Ayu yang sedikit terbuka. Warnanya yang merah merekah, membuat Jenderal sudah tahan lagi. “Mmm ….”Bibirnya mendarat di bibir Ayu. Perlahan, Ayu membalasnya. Ke dua bibir mereka akhirnya bersatu. Jenderal semakin mengeratkan pelukannya. Ayu memainkan bibirnya dengan baik. Sang Jendral terbuai hingga semakin menikmatinya. Permainan bibirnya agak semakin liar. Dia mulai perlahan memainkan tangannya. Sentuhan lembut dari tangan Jenderal, sedikit membuat Ayu terkejut, hingga bibirnya terdiam.Ayu perlahan melepaskan bibirnya. Dia menatap Jenderal yang masih saja menderu. Kini, leher mulus Ayu menjadi sasaran bibir kuat Jenderal. Dia menarik Ayu hingga berada di bawah pohon. Ayu berdiri hingga tubuhnya menempel di sebuah pohon yang sangat besar dengan dedaunan lebat. Ke dua tangan kuat Jenderal berada di antara tubuhnya. Mereka saling memandang tajam. Perlahan, dagu Ayu di pegangnya. Jenderal dingin
Read more
Dalam Genggaman
Ayu bersama Adipati, masih saja bersenang-senang di dalam kamarnya. Jenderal Iblis merenung di ruangannya. Dia selalu saja memikirkan Ayu yang sudah menempati hatinya. Jenderal selama puluhan tahun tidak pernah mencintai wanita. Bahkan, meliriknya saja tidak. Hatinya hanya di penuhi amarah jika semua musuhnya menyerang. Apa lagi, dia yang selalu menjaga Adipati kemanapun berada.“Aku sudah salah. Aku tidak mungkin akan membuka hatiku untuknya,” batin Jenderal yang masih saja merenung dengan hatinya sendiri.Adipati kali ini benar-benar merasakan hatinya yang sangat lama hilang. Dia tidak pernah merasakan cinta dengan wanita siapapun. Adipati setiap hari hanya melakukan kegiatan istana yang mengharuskan dia memutuskan semua permasalahan yang ada di dalamnya.Adipati terus memandang Ayu di hadapannya. Jari jemarinya mengikuti pola wajah Ayu yang sangat cantik. Ayu memejamkan ke dua matanya, menikmati jari kuat yang perlahan membuatnya bergetar. “
Read more
Undangan Ibu Suri
Jenderal masih saja menatap Ayu. Dia kembali memegang pipi Ayu, dan sedikit mengelusnya. “Makan malam, berarti masalah untukmu. Kau akan mendapat masalah baru. Setiap selir yang mendapat undangan ibu Suri, selalu saja akan membuat Adipati marah.”Perkataan Jenderal yang membuat Ayu langsung mengernyit. Namun, dia berusaha terlihat santai. “Lindungi aku!” permintaan singkat dari Ayu yang membuat Jenderal menganggukkan kepalanya.“Kau, dalam perlindunganku.” Ciuman singkat Jenderal kembali dia berikan. Ayu menerimanya dengan senyumannya. Ayu berusaha membuat Jenderal sangat percaya jika dia menginginkan hatinya.Ayu kembali berjalan di belakang Jenderal. Dia masuk ke dalam aula wanita. Semua selir selalu menyambutnya, kecuali selir level atas. “Ayu, kau akan mendapat undangan ibu Suri. Semoga tidak akan ada hal apapun yang terjadi denganmu,” ucap salah satu selir yang mendukung Ayu, bersama dengan semua selir lainnya
Read more
Kalah Dalam Jebakan
Pintu ruangan dengan kayu jati yang sangat kokoh, di hiasi ukiran khas Jawa di setiap sudutnya, membuat pintu itu sangat indah. Ayu mulai melangkah masuk ketika pengawal membukanya. Adipati berdiri dengan tersenyum, segera mengulurkan tangannya. Dia sedikit menggeleng, mengagumi kecantikan Ayu. Bahkan Ibu Suri dan Intan, sangat terpana tidak berucap. Mereka hanya memandang dari atas sampai bawah di seluruh tubuh Ayu.“Seperti biasanya, wajahmu bagaikan sinar bulan yang menerangi indahnya dunia.” Pujian Adipati yang membuat Ayu semakin tersenyum. Namun, tidak dengan ibu Suri dan Intan, yang hanya diam meliriknya sinis, mendengar perkataan Adipati.Ayu duduk tepat di sebelah Adipati. Ibu Suri dan Intan berada di hadapannya. Meja bulat dengan kain merah sebagai penghias, membuatnya tampak sangat indah. Makanan lezat dan buah-buahan, tersaji dengan lengkap. Tidak lupa bunga mawar yang masih segar dengan aromanya yang khas, membuat ruangan semakin sempurna. Karp
Read more
Mahkota
"Aku ingin menikahinya, Ibu," kata Adipati masih dengan memandang Ayu yang terkejut hingga dia mengernyit.Lamaran Adipati saat itu juga, membuat seluruh orang yang berada di dalam ruangan serontak menarik nafas seketika. Ibu Suri segera menyikap selendangnya. Dia mengangkat wajahnya, berjalan mendekati Adipati yang masih saja menatap Ayu tiada henti.“Apa-apaan ini? Kau tidak bisa merubah peraturan istana yang sudah berjalan selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Bahkan, ibumu ini menjalani proses yang sangat sulit untuk menjadi ratu di sini. Ibu harus menjalani selama tiga puluh hari lamanya. Ayahmu saat itu menahan hatinya, walaupun ingin sekali menikahi ibumu. Kau tidak akan aku ijinkan menikahi selir Ayu, kecuali dia menjalani peraturan yang seharusnya,” katanya tegas.Perkataan keras, bercampur wajah yang mengkerut akibat kemarahannya, ibu Suri membuat Adipati menatapnya tajam. Itu adalah pertama kalinya Adipati melakukan itu. Selama ini, Adipati
Read more
Kedatangan Selir Lama
Mahkota dengan sangat indah sudah berada di kepala Ayu. Mahkota yang sama sekali tidak pernah ada selama ini. Mahkota calon ratu yang akan segera menjadi milik Ayu. Mahkota itu menjulang tinggi hingga Ayu merasa berat membawanya. Tapi seakan dia lupakan itu semua. Dia memejamkan ke dua matanya. Ayu menarik nafas perlahan, menghembuskan berirama. Keinginannya untuk mencapai puncak kurang selangkah. Mahkota impian semua selir sudah ada di hadapannya.“Sangat berat, persis dengan beban kehidupan yang akan aku lakukan,” batinnya.Senyuman perlahan mulai dia tunjukkan. Bibirnya melebar perlahan. Nafas yang penuh dengan getaran, dia segera atur dengan baik. Adipati di sebelahnya menatapnya dengan tersenyum tiada henti. Ayu yang sangat cantik, lebih terpancar kecantikannya, dengan mahkota indah bertaburan sembilan puluh sembilan berlian yang mengitarinya.“Kau sangat cantik, ratuku.”Adipati memeluknya dari belakang. Perlahan mengecup leh
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status