Semua Bab Selir Adipati: Bab 61 - Bab 70
161 Bab
Memenggal
Ayu masih saja diam memejamkan kedua matanya. Dia memikirkan Intan yang sebenarnya tidak ingin dia sakiti. Hati Intan sudah sangat hancur melihat Patih ternyata tidak mencintainya. Padahal hati, jiwa, dan raganya semua sudah Intan serahkan kepada Patih.Intan masih saja menangis tiada henti di kamarnya. Dia mencengkeram dadanya. Air mata terus menetes hingga menghiasi lantai. Tangisannya sudah berjam-jam tiada henti dari kedua matanya. Detakan jantungnya terus berdetak kencang. Sakit, sangat sakit, hingga menusuk hatinya yang terbelah. Suaranya sudah mulai serak.“Aku benci kalian!” teriaknya kencang.“Prang!” Semua barang sudah berserakan di lantai akibat kemarahan Intan yang terluapkan.Nafasnya kembali tersendat akibat tangisan itu. Putri mulai mengatur hatinya. Dia berdiri dalam diam menatap jendela kamarnya yang terarah menuju halaman belakang taman istana yang menjadi tempat kesukaannya. Dia menatap semua itu dengan pandangan
Baca selengkapnya
Pengaduan
Ayu dengan menunduk siap untuk menerima pedang Iblis yang sudah diarahkan kepadanya. Rose berpegangan tangan dengan Siti menggeleng sambil mengeluarkan deraian air mata. Patih terus mengarahkan tangannya melihat Jenderal yang dengan amarah sudah sangat tinggi akan memisahkan kepala Ayu dari tubuhnya.Ayunan itu sudah sangat dekat dengan leher Ayu, “Srek!”“Patih!”Lengan kanan Patih terlepas dari tubuhnya. Dia segera menghalangi pedang iblis yang sudah hampir mengenai kepala Ayu.“Tidak!” teriak Ayu kencang.Ayu mengangkat wajahnya, berlari menghampiri Patih yang terjatuh di tanah merintih kesakitan. Darah segar berwarna merah pekat, keluar deras dari lengan yang terputus itu. Kulit Patih membiru seketika. Dia tersenyum menatap Ayu yang bisa dia selamatkan dari amarah Jenderal. Namun, Patih kemudian pingsan. Ayu semakin kebingungan. Dia meletakkan kepala Patih di pahanya.“Patih, kenapa kau lakukan i
Baca selengkapnya
Kecewa
Intan semakin senang mendengar perkataan Jenderal. Kini dia merasa Panglima Penguasa ada di genggamannya.“Apa kau yakin dengan yang kau katakan?” tanya Intan sekali lagi.Jenderal tanpa berucap menganggukkan kepalanya. Intan semakin tersenyum. “Pelayan, sebaiknya kita menunda menemui Adipati,” kata Intan segera meninggalkan Jenderal yang hanya diam dihadapannya.“Aku sudah melakukan kesalahan. Dan aku sudah terjebak. Adipati tidak boleh mengetahui hubunganku dengan Ayu,” batinnya kemudian menuju kamarnya dengan amarah.“Kau terlihat oleh Putri?” Wati menghadangnya saat Jenderal akan melangkah.“Kau tidak perlu terlibat dalam masalah ini, Wati,” tegasnya menatap tajam Wati yang sekarang tidak takut dengannya.“Aku tidak takut lagi denganmu, Jenderal. Kau sudah akan kalah dengan dirimu sendiri. Kesombonganmu, sudah terkalahkan. Aku memang membenci Ayu. Tapi, aku senang melihatn
Baca selengkapnya
Menemui Perampok
"Keluar!"Suara tegas Ayu membuat Patih terkejut. Dia masih diam tidak segera keluar dari kamar Ayu. Patih tidak mau merusak momen romantis malam ini yang mungkin tidak akan dia dapatkan lagi.Patih berjalan mendekati Ayu yang masih memperlihatkan amarahnya. Dia menatapnya lembut. Tangan Patih yang masih utuh, menempel di pipi Ayu. Jari-jemarinya mengusap lembut, membuat Ayu mereda seketika."Maafkan aku! Perampok itu bisa mereda jika kita diam dan menyerahkan diri. Aku sangat tahu bagaimana mereka," kata Patih membuat Ayu sedikit melupakan amarahnya. Ayu mengernyit menatap Patih."Bantu aku, Patih!" pintanya membuat Patih menganggukkan kepalanya dengan senyuman. Patih kembali menuntun Ayu menuju ranjang untuk merebahkan badan. Dia memeluk Ayu hingga terlelap.Suara ayam berkokok bersaut-sahutan menandakan matahari sudah akan muncul menyinari bumi. Rose segera bersiap-siap bersama Siti."Kita akan pergi kemana, Rose?" tanya Siti."Kit
Baca selengkapnya
Air Suci
Pedang iblis kembali akan menghunus tepat di leher Ayu. Namun, dia sangat terkejut melihat jembatan yang seharusnya dia gunakan untuk menyeberang, harus terputus.“Ini tidak mungkin!” Ayu mengambil sebuah batu melemparkan tepat di wajah Jenderal dengan tiba-tiba. Namun, Jenderal dengan cepat bisa menangkapnya. Batu itu Jenderal lemparkan kembali menuju Ayu, tapi tidak mengenainya. Jenderal sengaja melakukannya. Bagaimanapun juga, dia juga tidak mau melukai Ayu. Jenderal hanya ingin mencegah Ayu menjadi kembali cantik agar dia tidak perlu melakukan janjinya. Karena, kecantikan Ayu pasti akan membuat Jenderal jatuh cinta."Aku tidak akan membuat dia menagih janjinya," batin Jenderal.Ayu kembali melempar Jenderal dengan semua batu yang dia ambil. Jenderal masih saja menampisnya dengan mudah.“Lemparan itu tidak akan melukaiku, Ayu!” jawab Jenderal membentak.Ayu semakin kesal dan marah. Patih berusaha mencegah Ayu melawan Jend
Baca selengkapnya
Kembali Cantik
Wajah cantik Ayu kembali dengan sempurna. Patih tersenyum bahagia melihat Ayu kembali lagi menjadi sebagai wanita tercantik yang pernah dia lihat. Ayu menghampiri Patih dan memegang pipinya."Aku masih belum bisa memberikan hatiku untukmu, Patih. Bagaimanapun juga, cinta itu akan datang dengan berjalannya waktu. Aku akan memberikan semua jika waktu itu telah tiba, Patih. Aku harap kau mengerti," kata Ayu membuat Patih menganggukkan kepalanya dengan perlahan."Kita akan pergi dari sini. Aku harus menyelesaikan sesuatu. Aku harap kau bisa membantuku. Tapi, aku harus menyelamatkan Rose dari tangan Jenderal itu," kata Ayu dengan pandangan kebencian saat mengingat Jenderal menyiksa Rose di hadapannya.Ayu mengambil kembali batu putih yang sempat masuk ke dalam sungai kecil yang kini sudah menjadi sebuah lobang besar tanpa air setetespun dan kering."Kau sangat harum, Ayu. Bunga mawar seakan tumbuh menyelimuti tubuhmu. Kau sangat berbeda dengan sebelumnya. Aku
Baca selengkapnya
Menjadi Gila
Ayu mengikuti wanita itu dengan bergegas. Mereka berjalan memasuki dalam hutan melewati jalan yang sangat gelap dan rahasia. Ayu semakin terkejut dia berjalan mengikuti wanita itu yang semakin memasuki hutan, namun menembus halaman istana tepatnya di kebun.“Apa ini?” tanyanya heran masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Ayu segera mengikuti wanita itu masuk ke dalam gudang istana yang selama ini selalu dia lewati. Wanita itu membuka pintu yang sangat mengejutkan Ayu. Sekali lagi dia melihat semua rakyat yang sangat miskin ternyata tinggal di dalam gudang dengan memakan hasil kebun yang tidak terpakai. Mereka semua bersembunyi selama bertahun-tahun di sana.“Kenapa mereka ada di sini?” tanya Ayu.“Di mana lagi kita tinggal. Pelayan yang terpenggal itu membawa kami ke sini. Dia yang membantu kami,” kata wanita itu semakin mengejutkan Ayu.“Dia?”Wanita itu menghentikan langkahnya saat Ayu berta
Baca selengkapnya
Kedatangan Mengejutkan
Adipati semakin terkejut melihat penari menggunakan topeng dengan indahnya meliukkan tubuhnya. Tariannya, seakan menghipnotis semua mata hingga terpana. Adipati mencengkeram jubahnya. Dia melihat sinar menyelimuti tubuh penari itu. Topeng yang selalu dia lihat, memastikannya jika memang itu adalah Ayu.“Tidak mungkin itu dia!” batinnya terus menatap tajam. Penari itu menggerakkan tangannya persis saat Adipati terpana dengan tarian Ayu pertama kalinya. Tarian yang membuatnya jatuh cinta dengan Ayu pertama kali menampilkan tariannya.Nafas Adipati mulai sesak. Jantungnya bergetar kencang. Semua dia tahan hingga akhirnya Adipati berdiri. “Hentikan!” teriaknya tiba-tiba.Semua pejabat istana, dengan pemain musik dan pelayan yang masih menikmati tarian begitu indahnya, diam seketika.Adipati menatap tajam. Dia masih saja bergetar dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Jenderal segera berlari mendekati Adipati. Dirinya juga sangat te
Baca selengkapnya
Kau Milikku
Wati sangat terkejut mendengar permintaan Adipati dengan tiba-tiba. Dia kebingungan bagaimana membawa Ayu yang dia sendiri tidak tahu bersembunyi di mana.“Adipati, hamba membutuhkan waktu. Malam ini, hamba rasa tidak mungkin bisa membawa Selir Ayu menuju ke sana.”“Jika kau tidak bisa membawanya ke sini, aku akan memenggalmu, Wati. Keluar!”Adipati membuat Wati keluar dengan ketakutan. Dia menutup pintu kamar Adipati dengan resah.“Bagaimana aku bisa mendapatkan Ayu?” batinnya mencari cara.Saat itu sebelum Wati membawa beberapa selir menuju aula pertunjukan, dia dihadang oleh beberapa selir level bawah yang mendukung Ayu. Wati sangat terkejut dan marah. Namun, salah satu wanita perampok bisa masuk ke dalam aula selir atas bantuan selir level bawah. Dia berdandan layaknya selir hingga bisa dengan mudah mengelabui pengawal yang berjaga.Semua pintu masuk aula terkunci hingga Wati juga tidak bisa keluar. Se
Baca selengkapnya
Hasrat Adipati
Adipati segera menanggalkan baju Ayu. Namun, Ayu mendorongnya. “Kau sudah berjanji tidak akan menyentuhku!” Ayu segera mengambil kebayanya dan akan memakainya. Adipati semakin menarik Ayu. Dia menahan Ayu untuk memakai kebayanya.“Krek!”Kebaya Ayu sobek dari tangan Adipati yang menariknya. Ayu akhirnya diam tidak bergerak. Dia hanya pasrah. Bagaimanapun juga, tubuh Adipati sangat kekar dan lebih kuat darinya.“Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa melawannya. Dia sangat kuat,” batin Ayu sudah dalam kekuasaan Adipati. Bibirnya dengan rakus sudah menikmati setiap inci kulitnya. Adipati mengangkat tubuh Ayu dan membawanya.“Buk!”Tubuh Ayu sudah terlentang di atas ranjang megah berbahan emas dengan kain sutra lembut sebagai alas. Adipati sudah menjelajahi semua hingga rintihan bercampur keringat miliknya semakin menjadi. Ayu berusaha menahan hasratnya yang tidak jelas kemana. Namun, dia membayangka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status