Semua Bab Ayuna My Little Wife: Bab 51 - Bab 60
74 Bab
Mengerjai Sang Suami
Matahari meninggi. Terik matahari membakar kulit. Angin-angin sepoi menghembuskan daun-daun kering. Sebuah mobil menepi di depan perumahan mewah. Ayuna keluar dari mobil bersiap-siap masuk rumah. Hari ini tak ada tugas tambahan, jadi ia bisa pulang lebih awal. Panas mentari sangat menyengat, ia ingin segera mandi. Membuat tubuhnya kembali dingin. Musim sekarang tak menentu, kadang panas tapi kadang mendung.“Mas Yuna masuk.”  Ayuna berlari ke dalam kamar. Melepas tas, baju dan rok.  Melangkah menuju kamar mandi. Shower menghujani tubuh Ayuna. Gadis itu bergidik senang karena badannya kembali segar. Setelah selesai mandi ia keluar dari kamar. Mengeringkan rambut dengan handuk.Memilih pakaian di lemari. Ia akan menggunakan pakaian paling  santai. Celana selutut dengan kaos oblong berwarna-warni. Perut Ayuna keroncongan. Mencari makanan di dapur. Tapi tak ada apapun yang bisa di makan.“Ih kok enggak ada apa-apa di kulkas.” I
Baca selengkapnya
Aku Akan Memberikan Mami Cucu
Penjual Es buah itu berubah tegang. Ia berusaha meraba-raba ponsel yang di letakan di laci gerobak.  Dahi berkeringat.“Ada apa?”“Enggak papa Neng, Neng balik lagi aja di sekolah. Biar bayarnya besok aja.”“Enggak. Itu kenapa kumisnya?” Ayuna menarik kumis palsu. Kumis itu terlepas dari tempanya.Penyamaran Eugene terbongkar. Lelaki itu marah dan menarik kumis palsu yang ada di tangan Ayuna. “Mas ngapain sampek menyamar-nyamar jadi penjual Es.”“Diamlah dan masuk ke dalam sekolah. Jangan sampek orang lain tahu dengan penyamaranku.”“Yuna pengen di sini nemenin Mas.” Ayuna mengedip-ngedipkan mata menggoda Eugene. Berharap lelaki itu mengizinkan tinggal.“Cepat kembali Ayuna, ini bukan permainan.”Ayuna melirik sekelilingnya. Sepi. Hanya ada satu dua mobil motor yang berlalu-lalang. Siswa juga sudah kembali ke gedung sekolah.Cup!
Baca selengkapnya
PINGSAN
Hari-hari berjalan seperti biasanya. Namun, Ayuna masih melamun. Ia memikirkan keadaan Mami Ananta. Apakah penyakitnya sangat buruk. Itu lah yang di pikirkan Ayuna. Gadis itu melamun dalam kelas. Tak menyadari guru memanggil namanya.“Ayuna maju ke depan!” Panggil Bu Kim. Ayuna tak menjawab, ia malah menatap buku sambil mencoret-coret asal. Pikirannya kosong.Dengan kesal Bu Kim mendekat. Membawakan penggaris panjang.  Memukul kepala Ayuna pelan, “Ayuna!”“Hah! Iya Mi.” Ayuna terkejut sampai tak ingat apa yang sedang ia ucapkan. Buru-buru Ayuna menyumpal mulut dengan ke dua telapak tangan yang saling bertumpuk di mulut .“Mi? Emang saya Mei sedap  hah?” teriak Bu Kim galak. Terkadang seorang guru akan keluar sifat aslinya jika berhadapan dengan murid paling mengesalkan.Semua siswa tertawa. “ Stop semuanya!” perintah Bu Kim. Kembali melirik Ayuna, “Ayuna maju ke de
Baca selengkapnya
AMARAH EUGENE PADA LAY
Semilir angin menerbangkan gorden-gorden ruang  Usaha Kesehatan Sekolah. Di mana di dalamnya ada dua bangkar untuk siswa-siswa yang sakit. Seorang gadis berkuncrit kuda duduk di samping bangkar. Menanti sahabatnya bangun. Ia terus mengolesi dengan minyak kayu putih. Di bawah hidung, perut dan kaki.Setelah kejadian pingsan di kantin. Seluruh mahasiswa  heboh. Wanda dan Toby akhirnya membawa Ayuna ke UKS.Jemari Ayuna bergerak. Kelopak mata itu mengerjap-ngerjapkan. Mata Ayuna terbuka walaupun saya sayu. Dengan memegang pelipis mata, Ayuna bangun. “Yun tidur aja dulu. Kamu masih lemah.” Wanda menyuruh Ayuna berbaring kembali dan gadis itu menuruti. Tubuh Ayuna berbaring di atas bangkar. “Aku di mana?”“Di UKS. Tadi kamu pingsan di kantin.”“Hah pingsan.”“Iya.”“Terus aku sakit apa?”“Enggak tahu. Gue mencegah Bu Siksa buat periksa loe.&rdq
Baca selengkapnya
KECELAKAAN
“Dia!” Mata Elang Eugene tak sengaja menangkap sosok pria yang sama dengan di foto. Pria berseragam SMA itu menyapa teman-temannya. Lalu memakai helm dan menancap gas.Eugene menaiki motor dan menancap gas. Menyusul Pria yang sudah bermain-main dengan Istrinya. Saat motor Eugene berhasil menyusul, mereka akhirnya bermain balapan. Saling menyalip satu sama lain.Tin! Tin!Eugene  memencet klakson motor. “Berhenti!”Perlahan-lahan Lay mengurangi kecepatan motor. Ia menepi di dekat trotoar. Jalan itu juga sepi. Melihat Lay turun, Eugene ikut turun dari atas kendaraannya. Meremas-remas tangannya yang mengepal.“Maaf Pak Polisi, saya salah apa?” tanya Lay polos.Sebuah tinjuan melayang di pipi, “ Jangan dekati Ayuna!”Buk!Pipi Lay sedikit terlempar. Ia menyeka darah segar di ujung bibir. “Ah!” tersenyum tipis. “Anda siapa melarang saya?”“Saya
Baca selengkapnya
MEMBUAT PANAS ISTRI
“Mami!”“Iya sayang!”  Mami Ananta masih bahagia. Ia terus saja memandang foto USG Sang menantu. Tak sia-sia ia baik pada Ayuna. Akhirnya gadis itu bisa hamil.“Mi, jangan bilang ke Mas Eugene dulu ya kalau Yuna hamil.”“Loh kenapa Sayang? Suami pasti bahagia.”“Yuna ingin ngasih kejutan ke Mas Eugene Mi.”“Oh baiklah kalau itu keinginanmu.”*** Hati Ayuna terasa sakit melihat suaminya terluka. Tak terasa butiran air mata mengalir deras di pipi. “Mas, Yuna sedih liet Mas kayak gini.”“Enggak usah sedih. Saya enggak apa-apa.”  Intonasi Sang Suami sangat dingin tidak seperti biasanya.“Mas, besok hari pertama Yuna ujian. Apa Yuna enggak ujian aja buat jagain Mas Eugene.”“Kamu harus ujian. Jangan hiraukan Saya.”
Baca selengkapnya
MAS EUGENE JAHAT
Awan-awan kembali menggulung di langit. Walaupun pagi tak secerah biasanya. Tapi ujian kelulusan siswa di Sekolah Menengah Atas tetap di laksanakan. Seluruh siswa memasuki ruangan ujian. Termasuk Ayuna, Toby dan Wanda. Namun, kali ini mereka bertiga tidak berada dalam satu ruangan.Ayuna memanjatkan doa, mengelus-ngelus perutnya. “Kalau memang di dalam perut Yuna ada Dedek. Yuna berharap Dedek do’ain Mommy,” batin Ayuna. Gadis itu ingin tertawa dalam hati karena memanggil dirinya sendiri dengan Mommy.“Siap anak-anak?”“Siap Bu.” Mereka pun satu persatu masuk ruangan ujian. Ayuna duduk di bangku paling depan dekat dengan jendela.Bu Kim membagikan kertas ujian pada Seluruh siswa. “Kerjakan dengan benar. Jangan ada yang menyontek!”  ancam Bu Kim.Pikiran Ayuna sebenarnya masih berlabuh pada kejadian tadi pagi. Saat Violet datang dan menyuapi Ayuna. Gadis itu tak percaya Eugene melakukan hal
Baca selengkapnya
I LOVE YOU MAS
“Mas, cemburu sama Yuna. Makanya Mas berbuat kayak gini.” Mata Elang Eugene langsung menatap elang Ayuna sangat dalam. “Mas, Yuna marah sama Mas Eugene! Tolong dengerin penjelasan Yuna dulu.”“Penjelasan apa? Penjelasan kalau kamu bermain apa dengan lelaki lain. ““Mas, entah apa yang Mas Eugene liet. Tapi Yuna enggak punya hubungan apa-apa dengan Lay. Kami hanya teman.”“Terserah. Tapi aku lebih percaya dengan yang mataku lihat.”“Mas, Yuna sumpah enggak ada hubungan dengan Lay. Masak Mas Eugene enggak percaya.”“Terserah. Aku mau tidur, kau sama saja dengan perempuan lainnya."“Baiklah.” Ayuna menghentak-hentakkan kaki. Meninggalkan Eugene seorang diri. Menutup pintu sangat keras.“Dasar, Om-Om mesum keras kepala.” Ayuna menjauh dari kamar Eugene.Ayuna berpapasan dengan Mami Ananta. “Kenapa sayang?”&ldquo
Baca selengkapnya
MENGAMUK
Detik dan menit di telan jam. Jam di gantikan hari. Tak terasa, sudah dua hari berlalu hubungan Eugene dam Ayuna membaik. Tak ada lagi pertengkaran.  Mereka kembali bersama, masalah pun selesai. Eugene menyadari  dirinya yang salah. Terlalu egois. Ia lupa bahwa seseorang menyuruh Eugene menjaga gadis berharga itu. Ia Lupa, bahwa dirinya yang di miliki Ayuna.Setelah selesai ujian. Ayuna segera pulang ke rumah Ruth Smith. Mengurus Sang Suami. Lelaki itu mengajak Ayuna pergi ke salah satu tempat favorit Eugene waktu kecil. Tempat itu tak jauh dari Mansion  hanya melangkah berberapa meter. Mungkin sekitar 300 meter. Ayuna menuntut lelaki itu. Lakinya masih sakit walaupun tidak separah yang pertama Ayuna melihatnya di rumah sakit.Mereka harus melewati sebuah pagar dengan tinggi sedada pria dewasa. Masuk ke dalam lubang  di pagar. Melewati jalanan kecil. “Mas kita mau ke mana?”“Ke lokasi mayat-mayat hidup.”
Baca selengkapnya
MERTUA
Mentari tak terlalu terik. Para siswa berhamburan ke kantin. Wanda menyeret Ayuna ke kantin bersama Toby. Setelah berberapa hari Ayuna absen dari makan -makan di kantin. Akhirnya baru kali ini rasa mual itu sedikit bisa di kendalikan.“Beneran enggak papa ni?”“Iya.”“Awas Loe Yun, kalau loe pingsan gue gak tanggung jawab. Apalagi sampek bawa loe ke UKS.”“Ih gitu amat jadi teman,” runtuk Ayuna dengan wajah seolah kesal.Mereka bertiga pergi mengambil tempat duduk. Wanda memesan dua nasi remes dan Ayuna hanya memakan roti. Tapi bukan satu roti, melainkan 10  roti sekaligus. Padahal di rumah, ia biasa saja mencium bau makanan. Tapi jika di sekolah ia ingin sekali muntah.Ayuna membawa sepuluh roti dengan varian rasa. Sedangkan Wanda membawa dua nasi rame. “Buset! Loe makan roti atau ngerampok kantin.”“Diem loe! Gue lapar.”“Loe mual nyium makanan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status