All Chapters of SITUATION: Chapter 31 - Chapter 40
73 Chapters
Eps 10: Kebenaran yang Tersembunyi III
Jadi teringat dengan cara dulu, bagaimana aku menyampaikan pesan para hantu seperti mendikte. Cara itu tidak akan berlaku lagi. Aku akan membiarkan Hannah masuk ke tubuh, supaya dia bisa merasakan kehangatan saat bertemu anaknya.Kukencangkan jaket. Ya, aku sudah siap.Jiwaku keluar dari tubuh dan sekarang tubuhku dikendalikan oleh Hannah. Aku disini berdiri seperti hantu yang tidak bisa dilihat."Sony, anakku!" Hannah langsung memeluk Sony erat. "Ibu sangat merindukanmu. Kamu sudah remaja sekarang."Entah kenapa, aku ingin tertawa. Aku menjadi ibu dari anak yang umurnya sama denganku."Maafkan aku, Bu. Aku tidak tahu, jika kamu adalah Ibuku yang sebenarnya. Aku pikir Lannah ... Kenapa Ibu pergi begitu cepat?" tanya Sony merasa bersalah."Ayahmu ingin membawamu jauh bersama dengan Lannah. Ibu tidak ingin itu terjadi, tapi takdir berkata lain," jawab Hannah sambil mengelus w
Read more
Eps 11: Pembalasan Dendam
Kami sudah dapat motel untuk menginap selama tiga hari. Tempatnya tidak buruk. Ada dua ranjang kecil terpisah, sofa panjang, televisi, kamar mandi.Sekarang sudah jam 07: 15, sudah ramai sekali!Aku bisa lihat di halaman sebelah Danau Tahoe, ada banyak orang yang berjualan seperti cemilan, aksesoris, pakaian dan apa pun itu. Di danau juga bisa mendayung. Bahkan ada rumah yang dengan senang hati menyajikan beberapa makanan berat seperti pie, pizza, sphagetti dan lain-lain. Aku tidak tahu harus mulai dari mana."Ikuti Ibu," ajak ibu mulai berjalan duluan. Aku dan Vinny mengikuti dari belakang.Ini rumah yang merelakan menyajikan makanan berat. Tahan Zoe, jangan sampai air liurmu menetes."Makanannya gratis. Kalian bisa pilih makanan di sini. Kalau mau jalan-jalan ke tempat lain, tidak apa-apa. Asalkan jangan terlalu jauh," ujar ibu memperingatkan.Terima
Read more
Eps 11: Pembalasan Dendam II
Aku sudah mulai membaik, tapi ibu tetap menyuruh untuk tidak ke mana-mana, karena ibu dan Vinny ingin pergi membeli sarapan. Ibu tidak ingin aku mendekat lagi ke danau.Ya ... aku sudah tahu pasti larangan ini akan terjadi. Semoga saja, tidak ada gangguan yang datang tiba-tiba.Aku tidak mengerti, kenapa dia tiba-tiba mencekik? Kenapa juga para arwah yang meminta bantuan, malah menarikku ke danau?Semua ini tidak masuk diakal. Suami istri yang tercebur kemarin sampai sekarang belum ditemukan.Warga California mengira bahwa ada ikan hiu atau buaya yang lepas. Pfftttt ...Tunggu, ada sesuatu yang membuat bingung. Arwah yang menarikku ada banyak, tapi energi mereka tidak kuat dari energi hantu anak laki-laki yang ada dipenglihatan.Aku sempat mencari cerita Danau Tahoe di masa lalu. Mungkin ada informasi yang bisa ditemukan.Ketika membuka laptop, suara air di kamar
Read more
Eps 12: Perampok Brutal
"Dengarkan Ibu kali ini saja, Zoe. Berhenti untuk sementara. Biarkan kamu istirahat penuh, setelah itu kamu boleh mulai kembali.""Zoe, kita sudah sepakat tentang ini. Setelah kasus Mark kemarin, kamu harus berhenti untuk beberapa hari."Seperti itulah, kalimat yang keluar dari mulut Ibu dan William.Vinny? Dia tidak berani melarang, tapi dia sepenuhnya mendukung Ibu dan William.Mau bagaimana lagi? Tidak ada yang mendukung. Hanya aku sendiri yang kontra. Ya sudah, aku juga ingin mengistirahatkan otak. Kalau nanti ada hantu yang datang meminta bantuan, aku tidak bisa menolak.Aku sampai dilarang keluar rumah untuk beberapa hari. Sudah seperti Rapunzel saja.Ingin tahu bagaimana aku selamat?William menyeburkan diri demi menyelamatkanku, di saat aku hampir kehabisan napas. Sampai dipermukaan air, aku memeluknya erat karena air danau sangat dingin
Read more
Eps 12: Perampok Brutal II
"Will?" panggilku dari lantai dua sambil, memeriksa sekitar dengan senter kecil yang persis seperti dimimpi. "William?""Zoe, kamu di mana?" balasnya sambil keluar dari kamar hanya dengan senter dari ponsel. "Sial, rumah ini tidak pernah mengalami mati listrik, kecuali dari pemerintah yang mematikan listrik. Seseorang pasti sengaja.""Ini yang ingin kusampaikan, Will. Akan ada perampok," balasku ketika William mendekat."Untung aku sudah menyiapkan pukulan baseball," balasnya sambil mengangkat pukulan baseball-nya. "Dulu, aku juara pertama permainan baseball."Terserah. Di saat tegang seperti ini, dia masih bisa bercerita.Suara pecahan kaca terdengar."Sial! Berani-beraninya mereka memecahkan jendela! Kuberitahu ibuku baru tahu rasa kalian," ujarnya sambil pergi memeriksa asal suara. "Kamu tunggu di sini. Aku tidak akan lama," suruhnya padaku.
Read more
Eps 13: Imajinasi yang Sebenarnya
Aku, Vinny dan William sedang asik menonton film tentang anak perempuan yang memiliki teman imajinasi, tapi teman imajinasinya bukanlah hantu, melainkan-Ada yang mengetuk pintu. Aku hentikan dulu film-nya, supaya tidak tertinggal."Halo, maaf mengganggu." Seorang pria tua berkacamata dan anak perempuan datang. "Kami baru saja tiba kemarin di sebrang rumahmu." Ah, ternyata tetangga baru.Pria itu menjulurkan tangan untuk berkenalan. Belum saja kubalas jabatan, aku bisa merasakan ada hawa dingin."Edward Ricardo," ujarnya ketika aku membalas jabatannya. "Dan dia adalah putriku, Zoe Ricardo.""Nama kita sama," balasku sambil menatap pada putri Tuan Ricardo. "Namaku Zoe Veronica dan dia William Thunder." Giliranku memperkenalkan diri. Begitu Vinny datang, aku juga memperkenalkannya."Ini untukmu sebagai tanda perkenalan." Tuan Ricardo memberikan kotak kue yang lum
Read more
Eps 13: Imajinasi yang Sebenarnya II
Aku terbangun di ... ruang bawah tanah, sepertinya. Pintu terbuka sedikit, tapi aku belum berani untuk keluar. Sial, kepalaku sakit. Pasti kepalaku berdarah karena merasa ada cairan."Papa, hentikan semuanya!" Itu suara Zoe kecil. "Aku lelah melihat Papa seperti ini ...," lanjutnya sambil menangis."Kamu tidak bisa menghentikan Papa, nak," balas Tuan Ricardo. Entahlah, dia Edward Ricardo atau Charlie, aku tidak peduli. Dia itu raksasa!Setelah mereka berbincang, aku dengar suara kaki yang menjauh dari ruang bawah tanah. Sepertinya, Zoe kecil sedang dikejar raksasa itu.Kesempatan untuk keluar. Ada sekop di dekat pintu. Kubawa untuk menyelamatkan Zoe kecil.Kalau di-film, psikolog wanita menyelamatkan anak perempuan dengan pistol revolver, lalu dia menembak si pria raksasa itu.Aku tidak berani memegang senjata api atau tajam. Lebih baik nampan besi yang kupakai
Read more
Eps 14: Hantu Jembatan
Pagi ini, kami berencana akan pergi ke rumah Tante Grace untuk melihat kondisi Zoe kecil yang sudah membaik atau belum. Ini juga pertama kali aku ke rumahnya. Rumahnya lumayan jauh, harus melewati jembatan dulu.Sayangnya, William tidak ikut karena ada janji dengan teman-temannya. Biasalah, pertemanan laki-laki.Sambil menunggu sampai tujuan, aku menggambar supaya tidak bosan. Yang kugambar kali ini adalah wanita dengan pakaian tidur. Aku tidak tahu apa maksud gambar ini. Tidak ada inisial juga. Aku yakin ini akan menjadi kasus berikut.Ponsel bergetar karena ada pesan masuk, ternyata grup kelas."Tiga hari lagi kita mulai masuk sekolah lagi, ya? Tidak asik."Iya juga ya, rasanya cepat sekali."Aku hanya merindukan kalian, para teman kelasku, dan tentu saja kantin.""Semoga saja ada kasus pembunuhan lagi di sana, supaya kita bisa libur lagi."Enak
Read more
Eps 14: Hantu Jembatan II
"Hey, Zoe, tunggu!" William menahan lenganku. "Aku tadi sudah berfoto dengan teman-teman luar sekolah. Sekarang kita berfoto, yuk."Ajakannya ingin sekali kutolak. Tapi melihat dia ingin sekali, rasanya tidak bisa. Baiklah, hanya sekali.Di sela-sela kami berfoto, banyak teman-teman William yang menyoraki kami, karena kami berfoto sangat dekat sekali.Ini bukan keinginanku untuk dekat-dekat, siapa lagi kalau bukan William? Dia ingin aku dan dia terlihat mesra. Jika dia malu pada teman-temannya karena belum punya pacar, kenapa tidak mencari pacar dulu kemarin? Memang seharusnya aku menjodohkannya pada Vinny."Apa aku boleh bergabung difoto kalian?" Ben datang dengan gaya 'keren'. "Ini untuk kenang-kenangan, kawan. Setelah acara ini selesai, mungkin saja kita tidak akan bertemu lagi," lanjutnya dengan kalimat yang berharap.Tolak, Will. Kumohon tolaklah."Kenapa tidak? Ayo."
Read more
Eps 14: Hantu Jembatan III
Kakiku rasanya gemetar. Aku tidak yakin bisa melompat dari jembatan. Tempat tinggi adalah kelemahan.Di waktu yang tepat, seseorang menarikku menjauh dari jembatan. Ya, dia adalah lelaki yang sempat menuduhku."Aku sungguh minta maaf. Jangan sampai mengakhiri hidupmu hanya masalah seperti ini! Pikirkan ibumu!"Aku hanya terdiam saat William menjauhiku dari jembatan. Bekas air mataku masih terlihat sangat jelas. Dia mengelap air mataku dengan jari ibunya."Maaf, aku sudah percaya pada penipu. Aku tidak ingin kehilanganmu. Jangan lakukan hal bodoh seperti tadi lagi," ujarnya seperti ingin menangis."Aku ... ingin kamu menelaah dari dua sisi, bukan hanya menyalahkan orang dari satu sisi saja," pintaku entah kenapa tidak berani menatap matanya, setelah melihatnya membentak tadi."Iya, seharusnya aku lakukan itu, tapi aku terlalu percaya dengan Ben sialan itu. Maaf, ya?" Dia sudah me
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status