Semua Bab SITUATION: Bab 51 - Bab 60
73 Bab
Eps 19: Tak Cantik Lagi II
Gatal ... Banyak nyamukkah?Kugaruk pipi berkali-kali, tapi aku malah merasakan adanya panas diseluruh wajah. Yang tadinya panas biasa, menjadi panas seperti terbakar."Gatal dan panas!" Aku terbangun dan langsung pergi ke kamar mandi.Kubasuhkan air ke wajah, tapi panasnya tetap tidak hilang. Gatalnya pun juga semakin menjadi-jadi. Coba pakai sabun wajah. Ah sial, masih saja."Ibu! Ibu!" Kupukul pintu kamar ibu. Tapi yang kutemukan bukanlah ibuku, melainkan wanita lain dengan wajah sedikit galak."Dasar, kamu mengganggu tidurku saja! Ada apa kali ini?" tanyanya kesal.Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku sudah tidak tahan. "Bu, wajahku gatal dan panas ... Sakit, Bu ... ""Alasan apa lagi yang kamu buat, Michelle? Sudah kubilang, jangan rusak wajahmu! Wajahmu itu sumber uang untuk kehidupan kita!"
Baca selengkapnya
Eps 19: Tak Cantik Lagi III
AC-nya terlalu dingin atau aku merasa ada hawa dingin? Selimut saja kalah untuk menahan dingin. Aku jadi terbangun, tapi ... kenapa aku tidak bisa menggerakkan tubuh?Tak sengaja aku menangkap sosok perempuan di meja belajar. Siapa itu? Eh, Michelle?Dia menoleh, lalu mendekatiku untuk duduk di sisi ranjang. Wajahnya benar-benar sangat rusak. Merah dan banyak bekas gatal, bahkan banyak nanah yang keluar. Aku jadi tidak bisa menahan baunya."Aku dan ibuku saat itu jatuh miskin, setelah meninggalnya ayah. Ibu dipecat dari kerjanya entah karena apa. Lalu, karena kami harus membutuhkan uang untuk hidup, ibuku menggunakanku untuk lelaki hidung belang. Semakin banyak uang yang dia dapat, semakin pelit dia menggunakannya. Seperti alat make up yang dia beli.""Dia asal membeli tanpa tahu bagus tidaknya?"Dia mengangguk sedih. "Aku pernah kabur dari rumah. Ibu melapor pada polisi denga
Baca selengkapnya
Eps 20: Keracunan atau Diracun?
Ini aku di mana lagi? Mobil? Jalan-jalan gratis, boleh juga.Aku sangat yakin jika sedang berada dimimpi, karena pria yang sedang menyetir ini tidak bisa melihatku. Sedari tadi, dia memegangi lehernya terus. Dan sekarang dia mulai terbatuk-batuk.Apa tidak ada sesuatu yang bisa membuatnya tidak batuk lagi? Air putih? Tidak ada sama sekali.Tiba-tiba mobil membelok dan menabrak pohon besar.Aku yang terbentur langsung terbangun dari mimpi. Astaga ... kepalaku sakit. Sejak kapan aku tidur di lantai? Jangan bilang aku terjatuh.Seketika aku melihat pria yang menyetir tadi di atas ranjang. Dia menatapku dengan wajah yang sangat dingin. Keningnya berdarah dan mulutnya mengeluarkan busa.Aku langsung mundur dengan perlahan. Bukan takut, tapi ini terlalu dingin. Padahal AC sudah dimatikan."Tolong ... ""Kakak
Baca selengkapnya
Eps 20: Keracunan atau Diracun? II
Aku disuruh untuk menunggu di ruang introgasi, selagi Opsir Justin memberikan minuman apel itu pada tim penyidik.Setidaknya masih ada dia, jika William tidak ada. Hanya dia saja.Karen sudah mulai diperhatikan dengan ketat oleh keluarganya. Vinny harus fokus belajar, terkadang ada tugas kelompok. Mana mungkin aku mengajak ibu."Sudah tenang, Nona Veronica?" Opsir Justin datang dengan membawa dua gelas kertas. "Air putih bagus untuk menenangkan diri," ujarnya memberikan satu gelas kertas.Aku hanya menatap gelas itu saja tanpa menerima. Menjadi takut jika minuman itu bisa membuatku sama seperti William, padahal dari polisi langsung."Jadi bagaimana? Apa yang terjadi?" tanyanya setelah meminum minumannya."Aku menemukan minuman apel itu di lokerku, tidak tahu siapa pengirimnya. Hanya catatan semoga harimu menyenangkan. Lalu William meminum itu dan ... dia terbaring di rumah sakit
Baca selengkapnya
Eps 20: Keracunan atau Diracun? III
"Hasil dari minuman apel yang kamu bawa kemarin memang ada kandungan racunnya, yaitu Ricin.""Tolong perjelaskan apa itu Ricin," pintaku pada Opsir Justin yang sedang berbicara melalui ponsel. Di tengah perjalanan, aku mendapat telpon darinya."Racun alami ini diekstraksi dari biji minyak jarak. Ini bisa masuk ke tubuh manusia lewat inhalasi, suntikan, atau konsumsi. Minuman apel itulah yang telah disuntik."Aku mengerti sekarang. Abigail niat sekali membuat racun dari biji minyak jarak."Berarti, Abigail sudah bisa ditangkap, 'kan? Barang buktinya sudah ada dua, minuman apel dan kopi yang sudah diracuni. Alasannya membunuh Paul juga sudah sangat jelas, dia berselingkuh tapi tidak ingin mengaku."Kututup telpon sambil menghela napas berat. Pelipis kupijat lagi. Kasus ini membuatku kesal setengah mati.Seketika Vinny langsung memijat lenganku ketika kami masih berjalan. "Dua hari
Baca selengkapnya
Eps 21: Liburan yang Menegangkan
Akhirnya! Selesai sudah ujian sekolah! Apalagi aku tidak diganggu hantu. Sepertinya, mereka mengerti dengan kehidupanku.Saat istirahat, Sam menginginkanku, William, Noah, Robert, Karen dan Melissa untuk bergabung di kantin. Katanya Sam, ada sesuatu yang ingin disampaikan."Ujian selesai, kita liburan! Mau pergi ke pantai?" tawar Sam sambil berdiri. Dia belum duduk sedari tadi."Boleh juga. Sudah lama tidak ke pantai!" Melissa setuju dengan semangat."Ayahku menawar kemarin. Katanya, aku boleh membawa kalian ke villa. Gratis!""Sungguh? Asik!"Pergi ke pantai dan menginap di villa? Boleh tidak, ya? Biasanya, kalau aku pergi jauh itu bersama ibu atau William. Kalau pergi sendiri, hanya di sekitar lingkungan rumah. Ingin sekali ikut.Sedang asik melamun, aku merasa ada sesuatu yang bergerak dihidungku. "Jorok!"William memainkan tisu dihidungku! Sek
Baca selengkapnya
Eps 21: Liburan yang Menegangkan II
Kali ini aku berdiri di depan hutan. Asli. Persis sekali hutan ini seperti digambar dan mimpi. Hawa dingin terasa sekali. Ingin sekali masuk ke sana, tapi kata Paman Dean ..."Ini anak suka menghilang dari pandangan pacarnya." Tiba-tiba William merangkul dan menarikku ke pantai. "Kamu mau ke hutan?""Maunya begitu. Aku penasaran. Tapi kata Paman Dean, di dalam sana banyak suara-suara aneh dan binatang buas," jawabku yang percaya dengan ucapan Paman Dean."Binatang buas?" tanya Sam yang tertawa. Dia mendengar perbincangan kami. "Paman Dean itu hanya menakutimu saja. Tidak ada binatang buas.""Kalau begitu, nanti malam kita uji nyali saja." Robert memberi usul yang disetujui para lelaki."Tapi ... kalau benar ada binatang buas, bagaimana?" tanya Melissa takut sambil memeluk lengan Alex dengan erat.Alex mengelus tangan Melissa. "Ada aku, jangan khawatir.""Berhenti
Baca selengkapnya
Eps 21: Liburan yang Menegangkan III
Pukulan itu terdengar sangat kencang sekali. Sam sudah pasti pingsan. Bagaimana ini?Paman Dean melihatku dengan marah. Dia meninggalkan tubuh Paman Rudy dan Sam hanya untuk mengejarku.Kumatikan rekaman dan kabur darinya. Tidak ada benda yang bisa dijadikan senjata. Bagaimana ini?!"William! Karen!" Aku hanya bisa berlari sambil berteriak. Tidak ada waktu untuk menelpon. Tidak bisa bermain ponsel ketika berlari.Tidak melihat ada akar pohon yang menjalar, aku terjatuh sampai ponsel dan senterku terlempar jauh. Sial, sakitnya bukan main."Zoe! Sam!" Itu suara teman-teman!"Kena kamu!" Paman Dean menjambak sambil menyeretku. "Sudah kubilang untuk tidak memasuki hutan ini, tapi kalian tetap masuk.""Kamu membunuh Paman Rudy, 'kan? Mengaku saja! Ayah Sam akan datang untuk memecat, sekaligus memenjarakanmu!" balasku sambil berusaha melepas tarikan tangannya.
Baca selengkapnya
Eps 22: Bloody Mary
"Hey Chelsie, ayo kita mulai."Ada gadis di sebelah yang memanggilku ... Chelsie? Aku bukan Chelsie. Dan sedang apa aku di sini? Di depan cermin, lampu yang di matikan, dan memegang lilin yang menyala."Ayo, Chelsie. Katakan Bloody Mary tiga kali," suruhnya dengan semangat."Untuk apa?" tanyaku bingung. Entah kenapa akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi."Kamu bilang, ingin percaya tentang adanya Bloody Mary. Sekarang lakukanlah," jawabnya memaksa.Aku tidak tahu apa pun tentang Bloody Mary, tapi ... baiklah. "Bloody Mary ... Bloody Mary ... Bloody Mary ... "Sempat lama aku menunggu, tapi tidak ada apa pun yang muncul. "Ini semua hanya omong kosong, Ashley. Tidak ada apa pun dicermin itu." Bagaimana bisa aku mengatakan nama Ashley?"Tatap kacanya." Ashley memegangi kepalaku.
Baca selengkapnya
Eps 22: Bloody Mary II
Kamar yang sangat berantakan. Apa yang William lakukan kemarin? Mengajak Chelsie jalan-jalan atau bermain di kamar?Kutarik selimutnya. "Bangun, Will!" Sambil kugoyangkan tubuhnya berkali-kali. "William Thunder, ini sudah menjelang siang!"Akhirnya dia bergerak sambil melihatku, tapi kenapa menutup mata lagi?!"William, ayolah," pintaku mulai malas membangunkannya."Sudahlah, Chelsie. Aku lelah. Aku ingin istirahat sekarang. Tubuhku sakit karena kamu."Dia ... masih melindur? Sungguh, pikiranku mulai ke mana-mana sekarang.Kututup hidung dan mulutnya supaya tidak bernapas. Dengan begini, dia pasti akan cepat bangun."Chelsie! Aku bilang cu ... kup- Eh, sayang." Senyuman manisnya muncul.Kulipat kedua tangan di depan dada, sambil menunjukkan tatapan tajam. "Apa saja yang kamu lakukan kemarin malam? Sampai tubuhmu lelah dan sakit. Seru? Asik?"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status