All Chapters of Inheritance: Chapter 31 - Chapter 40
141 Chapters
Kematian Pria Misterius
Pagi-pagi Ken sudah pindah kembali ke Sofanya. Dia tidak ingin membangunkan Jani yang akhirnya tertidur dengan pulas setelah semalaman terus menggigau."Andaikan aku bisa mengambil sedikit bebanmu, akan aku lakukan. Kau akhir-akhir ini tidak pernah tidur pulas. Aku sangat mengkhawatikanmu." batin Ken.Dia segera keluar dari kamar Jani menuju kamarnya. Ken bersiap karena harus menuju markas. Jani terbangun. Dia melihat sekitar mencari Ken."Kemana dia?" Jani pun langsung bersiap. Setelah beberapa saat, dia keluar dari kamar dan melihat Ken menyiapkan sarapan untuknya."Selamat pagi, putri tidur. Sarapan telah siap." Ken segera menarikkan kursi untuknya."Hem, baunya sangat lezat. Kau membuat pancake?""Ya, dan aku sangat ahli membuatnya." Ken meletakkan beberapa di piring Jani. "Ini sangat enak, Ken," ucap Jani menuangkan madu diatas pancakenya."Kita harus segera ke markas. Ada sesuatu yang penting dari temuan kita semalam."
Read more
Menemukan Castil Tua
Tuan Donovan menekan tombol dan muncul gambar pesawat yang sangat canggih."Pesawat apa itu?" tanya Ken."Sebaiknya kalian lihat saja sendiri." Tuan Donovan berjalan diikuti Ken dan Jani. Mereka menuju sebuah ruangan yang sangat besar namun kosong."Jadi di mana pesawatnya?" Ken memandang ke segala arah."Tepat ada di depanmu." Tuan Donovan menekan tombol lalu secara perlahan sebuah pesawat berwarna hitam muncul di tengah ruangan."Jadi pesawat itu bisa menghilang?" tanya Jani."Dan tidak akan terlacak oleh radar apapun," jawab Tuan Donovan dengan tersenyum."Kalian segera bersiap. Kita akan berangkat satu jam lagi."Jani dan Ken berjalan cepat menuju ruang senjata. Mereka mengambil pistol dengan peluru emas dan juga senjata tajam lainnya. Gil, Dom dan Dave bersama mereka dengan senjata yang tidak kalah canggih.Mereka segera menuju pesawat siluman yang telah lengkap dengan pilotnya."Pasang sabuk pengaman kalian.
Read more
Ken, Maafkan Aku
Ken dan Jani menghilang dari langit. Ken merasa berputar-putar dan jantungnya berdetak dengan kencang. Dia memeluk tubuh Jani dengan erat.“Buk!” Mereka terjatuh di sebuah matras yang lumayan empuk.“Dimana kita?” tanya Ken yang memandang sekitar dan melihat Tuan Donovan, Bi Inah dan Fred menatap mereka. Jani berada dibawah Ken yang menindihnya.“Jangan bergerak,Ken! Aku tidak memakai baju.” Jani masih memeluk Ken agar tidak ada yang melihat tubuh polosnya. Bi Inah segera mendekat dan membawakan dua mantel untuk mereka.“Bibi senang kalian berhasil menembus portal,” ucapnya sambil membantu Jani memakai mantelnya. Ken memandang tubuh polos Jani dan langsung berpaling saat Jani melotot ke arahnya.“Selamat datang kembali, Ken dan Jani. Selamat kalian lolos latihan awal. Aku selalu yakin kau bisa melakukannya, Jani,” ucap Tuan Donovan.“Apan maksud ini semua? Kenapa tiba
Read more
Koma
Nadi Jani tidak terdengar. Ken mengangkatnya menuju ruang medis. Para petugas medis berusaha menghidupkannya kembali. Ken berteriak histeris di pegangi Gil, Dom dan juga Dave karena berusaha mendekati Jani yang berada di dalam ruangan. Mereka kuwalahan karena Ken semakin kuat.“Jani, jangan tinggalkan aku! Aku akan gila,” teriaknya.Tuan Donovan terpaksa menyuntikkan obat penenang dan membuat Ken tidak sadar. Semalam berjam-jam petugas medis berada di ruangan Jani. Akhirnya mereka keluar dengan wajah sedih.“Bagaimana dengannya?” tanya Tuan Donovan.“Dia kembali bernafas tapi mengalami koma. Kami tidak tahu sampai kapan dia akan sadar,” jawab seorang dokter pribadi yang tinggal di markas.Jani terbaring ditemani Bi Inah yang terus menangis. Ken berada di ruangan terkunci. Dia cepat sadar dan menghancurkan pintu dengan kekuatannya. Ken segera berlari menuju tempat Jani. Dia melemah saat melihat Jani penuh dengan selang ditubuhnya untuk membuatnya tetap h
Read more
Ciuman Pertama
Ken menatap sebelah kirinya lalu diam. Pandangannya kembali ke arah Jani yang terbaring."Aku pasti bermimpi mendengar suaramu." Ken mengecup kening Jani dan menata selimutnya.Roh Jani masih berada di ruangan itu. Dia mencoba berkonsentrasi untuk membuat roh nya masuk kembali ke tubuhnya."Kenapa aku tidak bisa masuk ke tubuhku. Ada sesuatu yang menahanku," ucapnya.Tiba-tiba roh Jani tertarik masuk ke alam lain. Dia berada di tempat yang sangat indah. Berbagai kupu-kupu berwarna-warni mengelilinginya. Jani berlari dan berputar-putar dengan tertawa lepas."Hahaha, ini sangat indah. Aku merasa sangat bebas. " Jani terengah dan duduk di rerumputan."Jani, kau lelah?" tanya seseorang dengan lembut. Dia segera menoleh ke segala arah dan melihat seorang wanita yang tidak asing baginya."Queen Jenifer Donovan. Ini kau?" tanyanya."Panggil saja aku Jen. Itu akan membuat kita semakin akrab," jawab Jen."Ibu Jen, aku senang bisa
Read more
Kebangkitan Skuller
“Jani, menikahlah denganku.” Ucap Ken yang membuat Jani terdiam lama. Ken mengerutkan keningnya menunggu jawaban Jani yang tidak kunjung terucap.“Apa kau yakin?” tanya Jani.“Tentu saja aku yakin. Apa kau yang tidak yakin?”“Ken, bisakah kau memberiku waktu untuk menjawabnya?”“Jadi kau masih ragu denganku?” Ken menatap Jani dengan sendu.“Bukan itu. Aku sangat yakin kau adalah bagian dari hidupku. Hanya saja kita masih mempunyai banyak tugas untuk diselesaikan. Kita harus mencari tahu siapa pria yang membuatku koma. Pria yang ada dalam latihan kita,” ucap Jani mengingatkan Ken tentang pria yang menyerang mereka dengan petir hingga Jani koma.“Kau benar. Aku pikir dia hanya bagian dari latihan, ternyata latihan kita adalah nyata.”“Kita harus segera mengatakan kepada Tuan Donovan,” ucap Jani yang berdiri.“Tunggu! Kita bisa me
Read more
Hasrat Skuller
Ketua penyihir menyerahkan baju tempur jaman dulu yang menjadi kebanggaan Skuller. Baju itu terdapat ukiran tengkorak di tengahnya.Skuller adalah panglima tempur kerajaan Ratu Ania sekaligus kekasihnya. Dia dikenal sangat kejam dan memiliki hasrat yang tinggi hingga setiap hari selalu ada gadis-gadis yang harus melayani hasratnya.Itu adalah syarat baginya hingga mencapai kekuatan yang mematikan."Jaman apa ini?" tanyanya."Jaman ini sudah sangat modern, Tuan," jawab Ketua Penyihir."Di mana semua orang yang menyembahku dan di mana kerajaan megahku?""Maaf, Tuan. Untuk sementara keberadaan kita belum diketahui banyak manusia. Kami bersembunyi di sini selama ber abad-abad. Namun kita harus segera pindah karena keberadaan kita sudah diketahui musuh kita.""Aku ingin melihat jaman modern. Siapkan kuda dan juga pengawal untukku!" perintahnya."Di jaman ini ada yang lebih kencang dari kuda, Tuan. Mari, saya tunjukkan." Ketua penyih
Read more
Aku Mencintaimu, Ken
Jani terbangun dengan matanya yang masih berat. Dia menatap sekeliling yang bukan kamarnya. Lalu dia melihat ke arah tubuhnya sendiri yang masih berpakaian persis seperti semalam.“Apa yang kulakukan semalam?” Jani mencoba mengingat-ingat kejadian malam itu.“Hah, tidak ... aku melakukannya lagi. Ini benar-benar memalukan.” Dia menutupi wajahnya dengan selimut. Tidak lama Ken masuk ke kamarnya.“Selamat pagi, Putri Tidur. Apa kau tidur dengan nyenyak?” tanya Ken yang melihat Jani mengintip di balik selimut.“Ken, maafkan aku. Aku melakukannya lagi. Tapi itu bukan salahku.” Jani kembali masuk ke dalam selimut.“Sudah kukatakan jika terjadi lagi aku tidak akan bisa menahannya,” ucap Ken dengan berkacak pinggang yang langsung membuat Jani menatapnya.“Jadi kau tidak menahannya? Huaa, teganya kau melakukan itu padaku. Padahal kau sudah janji, huaa.” Jani menangis dan membuat
Read more
Perjanjian
Di sebuah gedung yang menjulang, Nyonya Sonya menunggu dengan gelisah."Jika dia tidak datang lima menit lagi, cari dia dan penggal kepalanya!" ucapnya dengan tegas.Gil melajukan mobilnya dengan kencang dan memarkirkannya dengan sembarang saat tiba di depan gedung milik Sonya.Dia berlari dan menaiki lift khusus dengan kartu yang dipegang pengawal Sonya yang menunggunya."Jangan katakan jika dia sangat marah," ucapnya yang tidak mendapatkan jawaban dari pengawal.Setelah pintu lift terbuka, Gil kembali berlari dan mengetuk pintu.Seseorang membukanya. Sambil mengatur nafas, Gil berjalan mendekati Sonya yang menatapnya."Pegangin dia!" perintah wanita itu.Kedua pengawal memeganginya. Sonya mengambil pedang dan mengarahkan ke kepala Gil.“Maafkan aku, sayang. Kau boleh membunuhku jika itu membuatmu merasa lega. Tapi asal kau tahu, aku hampir gila berada jauh darimu,” ucap Gil pasrah."Sret!"
Read more
Kekejaman Skuller
Jani masih terus mendapakan penglihatan yang membuatnya terkejut."Jadi kau ingin membangkitkan Ratu Ania dengan darahku? Tidak akan kubiarkan! Prak!" teriaknya sambil menghancurkan botol pemberian Skuller."Jadi kau menolak? Baiklah, kau akan melihat konsekuensinya." jawab Skuller dengan santai.Jani mengeluarkan kekuatannya. Angin bertiup kencang di sekitar tubuhnya. Matanya semakin memerah dengan cahaya yang menyilaukan."Hiya!" Dia mengarahkan kekuatannya ke arah Skuller yang hanya berdiri."Duar!"Terjadi ledakan besar di depan matanya. Jani terdiam dan menatap hingga ledakan itu berhenti dan memperlihatkan apa yang terjadi di depannya."Kenapa bisa begini?" ucapnya terkejut.Ledakan itu tidak bisa mengenai tubuh Skuller yang terhalang pelindung yang mengelilingi istana hitam itu."Kekuatanku bahkan tidak bisa menembusnya," batin Jani."Hahaha, kau tidak akan bisa menghancurkan pelindung ini. Tapi ka
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status