Semua Bab Inheritance: Bab 21 - Bab 30
141 Bab
Berlatih Dengan Ken
Ken segera membonceng Jani dengan motornya. Mereka menuju rumah Cela yang cukup jauh dari clup itu. Tanpa sadar Jani memeluk Ken dengan erat. Jantung Ken terasa berdetak dengan kencang. Sesekali dia menyentuh tangan Jani yang melingkar di pinggangnya.Mereka telah sampai di depan rumah Cela. Jani dan Ken mengendap dan menunggu di balik tanaman hias di depan rumah cela.“Apa kita akan masuk?” tanya Ken.“Entahlah. Saat aku mendengar suara yang mengatakan bahwa ini tidak akan berhenti, aku melihat makhluk itu membawa Cela. Aku takut hal buruk terjadi padanya, Ken,” ucap Jani dengan panik.“Tenanglah, kita akan berjaga disini. Jani dan Ken duduk di atas rumput. Mereka terdiam beberapa saat. Jani masih terlihat sangat lelah. Perlahan matanya menutup, dia mencoba tetap terjaga dengan berkali-kali menggelengkan kepalanya.“Kau pasti masih lemah. Tidurlah dan biarkan aku yang berjaga!” ucap Ken.Jani mengan
Baca selengkapnya
Akhir Hubungan Dom dan Cela
Cela terjatuh ke tanah dengan ikatan yang terpotong, tepat beberapa detik sebelum pedang makhluk itu menyayat tubuhnya. Gil sempat bersembunyi sebelum makhluk itu melihatnya lalu memotong ikatan Cela dari balik pohon."Hiya!" Ken segera menyerangnya sebelum kembali melukai Cela.Mereka berdua bertarung dengan saling mengerahkan keahlian pedang."Gil, bawa Cela pergi dari sini!" perintah Jani. Dengan cepat Gil mengangkat tubuh Cela dan membawanya menjauh.Jani membantu Ken dengan menyerang makhluk itu. Kali ini lawan mereka bukan makhluk sembarangan. Dia memiliki keahlian bertarung yang hebat. Ken beberapa kali harus tersungkur dan bergantian dengan Jani."Jika seperti ini, kami akan kalah. Aku harus mengeluarkan kekuatanku," batin Jani yang segera membuat tubuhnya mengeluarkan cahaya merah. Dia sudah mulai bisa mengendalikan dengan tidak membiarkan satu pohon pun terbakar saat mengarahkan kekuatannya ke tubuh Ken.Cahaya merah  yang menjalar
Baca selengkapnya
Membasmi Penyihir
Jani melihat ke arah tubuhnya sendiri yang hanya memakai celana dalam dan juga penutup dadanya.”“Ken tutup matamu sekarang juga!” teriak Jani.“Untuk apa? Bukankah aku dari tadi sudah melihatnya,” jawab Ken dengan senyum-senyum.“Diam dan lakukan saja!” Ken segera menutupi matanya dengan kedua tangannya. Jani segera membuka pintu kamarnya yang tidak sengaja terkunci. Dengan panik dia membuka kuncinya yang terus saja salah masuk ke lubang kunci. Ken mengintip di balik tangannya.“Tenanglah, aku sudah terlanjur melihatnya.” Ken segera mengambil kunci di tangan Jani dan membuka pintunya.“Silahkan masuk, tuan putri?”Dengan  menutupi tubuh atasnya, Jani segera masuk ke dalam dan menutup pintu. Ken tersenyum sambil mengelus dadanya.“Hah, aku tidak akan bisa tidur malam ini,” ucap Ken.Di dalam kamar, Jani menutupi  tubuhnya dengan selimut. Dia merasa sangat malu dengan kejadian barusan.“Bisa-bisanya aku ceroboh sekali. D
Baca selengkapnya
Cemburu
Ken membawa Jani bersama ketiga pengawal mereka untuk menjauh dari dua mayat yang tergeletak di taman. Para polisi dan ambulan membawa mereka. Jani terus menangis di pelukan Ken. Dia merasa sangat bersalah tidak bisa menyelamatkan gadis dalam pengihatannya itu.Mereka segera kembali ke rumah dengan wajah sendu. Jani langsung berjalan menuju kamarnya tanpa menyapa Bi Inah dan Fred yang telah menunggu mereka.“Apa yang terjadi, Tuan Ken? Mengapa Nona seperti itu?” tanya Bi Inah.“Kami gagal menyelamatkan gadis itu,” jawab Ken dengan menunduk dan berjalan menuju kamarnya. Dia bersandar di dinding untuk mendengar apa yang terjadi dengan Jani. Sesekali Ken mendengar Jani menangis dan melempar barang-barangnya.Dia merasakan kesedihan Jani, namun tidak bisa berada di sampingnya. Ken ingin sekali melanggar taruhan yang telah mereka sepakati dan memeluk Jani saat ini. Akhirnya dia mengambil ponselnya untuk mengirim pesan ke Jani.&l
Baca selengkapnya
Bertemu Tuan Donovan
 Tidak bersuara namun cepat, Ken segera menuju jendela kamar Jani. Di membukanya lalu keluar lewat jendela itu.“Kenapa tinggi sekali,” batin Ken yang melompat ke arah saluran pipa yang menempel di dinding.“Brak!” Ken terpeleset namun tangannya masih meraih kusen jendela kamarnya. Dengan  tenaganya yang super, dia mengangkat tubuhnya untuk masuk ke jendela itu.“Buk!” Ken terjatuh di lantai dan segera berlari untuk membuka pintunya.“Ada apa kau berteriak malam-malam begini?” tanya Ken yang pura-pura baru bangun.“Susah sekali dibangunin. Apa kau terlalu kelelahan setelah hampir semalaman bersama gadis itu?”“Apa? Memangnya aku melakukan apa dengannya?”“Memangnya apa yang dilakukan seorang pria dan gadis sendirian di rumahnya?”“Oh, jadi kau berpikiran jika aku bersama Ana melakukan em ... tapi kenapa
Baca selengkapnya
Siapa Fred?
Fred menaburkan serbuk berwarna emas berkerlip di udara. Serbuk itu melayang diudara lalu berputar-putar. Saat Fred mengucapkan mantra, serbuk itu berubah menjadi beberapa kupu-kupu yang terbang dengan indah. Kupu-kupu itu mengelilingi Jani dan Ken.Tangan Jani menengadah, kupu-kupu itu hinggap di telapak tangannya.“Haha, ini indah sekali Fred.” Jani menyentuh kupu-kupu itu lalu berubah kembali menjadi serbuk. Serbuk itu mengumpul bersama kupu-kupu yang lain dan berubah menjadi gambar hati di atas kepala Jani dan Ken.Ken menyentuhnya dan serbuk itu memburai jatuh dari atas kepala mereka seperti hujan serbuk emas.Fred membuka kantong dari kain. Dengan gerakan tangannya, serbuk itu terbang menujunya dan masuk ke dalam kantong.“Bagaimana kau melakukannya, Fred?” tanya Ken.“Sihir. Itu adalah salah satu keahlianku,” jawab Fred.“Tunggu dulu. Saat aku pertama kali menyentuh belati emas, aku men
Baca selengkapnya
Kencan Jani
Pagi-pagi sekali Ken melihat Jani keluar dari kantor Tuan Donovan. Dia bersama beberapa pria berjalan menuju garasi mobil dan naik ke dalam salah satu mobil.Ken hendak mengejarnya namun dicegah oleh Tuan Donovan."Ken, biarkan dia pergi. Ikutlah denganku." Ken mengikuti Tuan Donovan masuk ke dalam ruangannya."Dia mau pergi kemana, Tuan?" tanya Ken."Dia akan tinggal di hotel DF," jawabnya."Hotel DF?"  tanya Ken heran."Hotel Donovan Family. Salah satu hotel terbesar disini. Jani baru tahu jika dia adalah salah satu pemiliknya.""Oh, jadi dia mau berkunjung," ucap Ken."Tidak, dia akan tinggal disana dan meninggalkan semua termasuk dirimu.""Tapi bagaimana mungkin. Apa yang dilakukannya? Aku harus mengejarnya." Ken ingin keluar ruangan namun ditahan oleh Tuan Donovan."Tunggu, Ken. Biarkan dia sendiri dulu. Jika kau memaksanya, dia akan semakin bingung. Dia butuh waktu untuk menyadari takdirnya."Aku
Baca selengkapnya
Aku Adalah Pelindungmu
John semakin berhasrat melihat Jani yang menggeliat. Dia membuka kemejanya dan ingin menindih Jani."Jangan! Apa yang  kau lakukan? Jangan menyentuhku!" ucap Jani yang mencoba mendorongnya dengan tenaga yang melemah."Tenanglah, aku akan membuatmu melayang." John memulai serangannya ke Jani. Saat bibirnya hendak menikmati kulit indah milik gadis itu, Jani terlihat begitu marah."Berengsek, beraninya kau melakukan ini. Aku akan membakarmu." Jani mengeluarkan kekuatannya, namun saat hampir membakar John, tiba-tiba,"Buk, buk, buk!" Ken menerobos masuk dan menghajar John hingga babak belur.Jani masih belum sadar akan kedatangan Ken. Dia masih mengeluarkan kekuatannya yang akan menghancurkan seluruh hotel."Jani, hentikan!" Ken segera memeluknya untuk menahan kekuatannya."Jani, dengarkan aku. Aku ada disini bersamamu. Kau akan baik-baik saja," bisik Ken yang menenangkan Jani. Perlahan kekuatan Jani meredup. Ken segera membawanya k
Baca selengkapnya
Gil Yang Play Boy
Seseorang mengetuk pintu kamar hotel. Ken membukanya dan menerima kotak yang berisi setelan jas. Dia segera memakainya saat Jani berada di kamar mandi mengganti pakaiannya.Pintu kamar mandi terbuka, Jani keluar dengan gaun selututnya yang nampak anggun."Siapa kau? Kau pasti penyihir. Dimana kau sembunyikan Ken?" tanyanya tiba-tiba."Aku Ken," jawab Ken santai."Tidak mungkin. Dia itu sangat berantakan. Tidak mungkin rapi seperti dirimu. Cepat katakan di mana dia!" tanya Jani yang menggoda Ken."Jadi kau tidak percaya aku Ken? Baiklah akan aku tunjukkan bekas gigitanmu semalam." Ken membuka kancing bajunya dengan matanya yang memicing."Tidak, tidak. Kancing kembali bajumu. Hehe, aku hanya bercanda. Kenapa penampilanmu tiba-tiba berubah?Membuatku kaget saja," gerutu Jani."Semua karena ini." Ken menunjukkan kartu tanpa limitnya ke Jani."Tuan Donovan meminjamkannya." Dia sengaja tidak mengatakan jika sebenarnya juga memiliki war
Baca selengkapnya
Pesta Topeng
Pagi-pagi, Gil telah kembali ke apartemennya setelah semalam bermain panas bersama wanita yang ditemuinya dengan singkat di kasino.Dia segera memberitahu markas  telah diundang oleh Sonya untuk menghadiri pesta yang diadakan untuk kalangan atas dan juga rekan sesama mengikut kekuatan gelap.Gil sengaja menemui pengawal Sonya yang berada di mobil di seberang jalan dari apartemennya."Hei, Nyonya Sonya telah mengundangku semalam. Katakan padanya aku ingin undangan resmi atau aku tidak akan datang," ucapnya yang segera masuk kembali ke gedung apartemennya.Ken dan Jani akan ikut hadir di pesta itu."Pesta seperti apa nanti malam?" tanya Jani yang berbicara dengan Ken di salah satu apartemen yang telah disiapkan oleh Tuan Donovan. Jani datang pagi-pagi karena merasa canggung  jika tinggal satu apartemen dengan Ken."Pesta topeng yang sangat elegan dan dihadiri banyak kalangan atas. Kita butuh pakaian yang mewah.""Aku akan memi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status