Semua Bab Unhappy Marriage: Bab 21 - Bab 30
61 Bab
In the middle of the meadow
Chapter ini berisi hal detail untuk usia 21++ harap di skip bagi yang belum cukup umur! Dan itu sebabnya harus dibuat sedikit mahal ya! Penulis sudah berusaha mencari kata yang wajar sebisa mungkin. Harap dimaklumi jika masih terselip satu atau dua kata. "Oh, Mas Rey ... ja ngan ...!" Silvya berusaha menyingkirkan Rey dari atas tubuhnya. Tapi tangan Rey yang sudah lihay dalam menjarah tubuh para wanita segera melemahkan Silvya di area titik-titik sensitivenya. Ia mencumbu telinga dan leher Silvya membuat suara Silvya semakin lemah dan mengeluarkan suara erotis bercampur dengan tangisan yang mulai redup. Dan Silvya memanggilnya dengan sebutan apa tadi? 'Mas' lagi? Ah! Wanita ini pasti sudah dalam fase menikmati dan bukan marah ... ! Rey semakin agresif dalam membuat Silvya melayang. "Rey ... ! Mas ... ! Aku ... harus pulang ..." Silvya merasa otaknya sudah hampir lumpuh. 
Baca selengkapnya
Rescued
Silvya mengintip dari belakang tubuh Rey. Lampu mobil masih terus saja menyorot ke arah Rey dan gaung mobil semakin keras walaupun mobilnya tidak bergerak.Dari sisi sebelah, Rey sama sekali tidak bisa mengetahui siapa dan apa yang dilakukan oleh si pengendara mobil. Karena cahaya yang menyilaukan itu menghalangi pandangannya. Mobil itu masih berada di posisinya semula dan sama sekali tidak terlihat tanda-tanda bahwa pengemudinya akan turun.Rey memberanikan diri mendekat sambil tetap menjaga Silvya di belakangnya. Sementara itu, tangan satunya menjadi pelindung mata dari sinar yang menyilaukan. Namun baru saja dua langkah ia berjalan terdengar suara pintu mobil dibuka dan ditutup sementara lampu mobil dibiarkan untuk terus menyala.Bayangan gelap itu berjalan sampai di sisi mobil. Tubuhnya terlihat tinggi namun wajahnya masih belum bisa dikenali baik oleh Rey maupun Silvya.  Karena ia masih berdiri di sisi yang gelap. N
Baca selengkapnya
With her
Silvya menunduk mendengar pertanyaan Bill. Untuk beberapa saat lamanya dia hanya diam."Silvya, did you do that with him?" Bill kembali mempertegas pertanyaannya."You're not my husband, Bill. I don't have to explain anything," jawab Silvya lirih.Wajah Bill seketika menegang mendengar ucapan Silvya. Itu artinya, bisa jadi Silvya memang melakukannya bersama dengan pria itu. Tapi atas dasar apa? "Ok, but I'm curious about him, Silvya. Who is he?" Bill mencoba menekan perasaannya."Bill, I can't explain! Please understand!" Silvya menatap Bill dengan tatapan frustrasi."But why? I'm your friend, Silvya. Just tell me who is he? Why you let him do that to you?" Bill tidak bisa lagi untuk berpura-pura tabah.Dicecar seperti itu, Silvya kembali menunduk dan menangis. Mengingat kejadian itu, ia sendiri sangat malu. Bill berpindah posisi dan dud
Baca selengkapnya
Ignored
Bill sengaja berlama-lama menikmati kopi panas buatan Silvya sementara Silvya juga duduk di hadapannya. Hm! Ini benar-benar sempurna! Minum kopi panas dengan ditemani sebuah pemandangan yang cantik dan menggoda!"Why are you staring at me like that, Bill?" Wajah Silvya terlihat keberatan."Because you're so beautiful of course!" jawab Bill terus terang."Well, I think I have to go to my room to prepare Jim's belongings," ucap Silvya sambil bangkit berdiri dan masuk ke kamar.Ia merasa waktunya akan habis dengan sia-sia jika terus menemani Bill seperti ini. Lagian ia bisa melihat usaha Bill yang terus untuk dekat dengannya sementara Silvya sedang tidak ingin dekat dengan siapapun. Silvya berpikir, akan segera mengurus barang Jim sehingga setelah Bill pulang nanti, ia akan langsung tidur saja.Ia menghindari bertemu dengan suaminya itu. Dan setelah besok Jim b
Baca selengkapnya
Practicing
Pagi itu, di lobby apartemen. Silvya hendak ikut mengantar Jim ke bandara. Tapi, Jim mencegahnya. "Sayang, sebaiknya kamu tidak usah mengantarku. Daripada nanti kamu pulang sendiri, itu malah berbahaya." Jim berkata dengan nada penuh perhatian. Wajah Silvya seketika cemberut mendengar ucapan Jim. Jujur saja, Silvya sangat penasaran dengan wanita yang selama ini menjadi simpanan Jim. Secantik dan semenarik apa sih dia? Sampai Jim tidak ingin menduakannya? "Aku pergi dulu ya, Sayang?" Jim mengecup kening Silvya dan pergi. "Hhh!" Silvya menghembuskan nafas sambil menatap kepergian Jim. "Silvya!" Sebuah suara membuat Silvya menoleh. "Mas Rey?" Silvya terkejut melihat Rey sudah duduk di kursi lobby sambil melipat koran yang baru saja dibacanya.  Wajah Rey terlihat banyak luka dan ada perban dimana-mana. Jam dinding yang tergantung di dind
Baca selengkapnya
The annoying Bill
"B-Bill?" Silvya melihat ke arah pintu. Bagaimana Bill bisa masuk? Pintu apartemen itu terbuka dan tidak rusak.Silvya seketika duduk dan ia menatap Rey yang jatuh ke lantai.Wajah Bill terlihat kaku dan menahan amarah. Lagi-lagi ia melihat Silvya bermesraan dengan pria yang sudah ia hajar kemarin. Pantas saja Silvya tidak mengangkat telponnya dan tidak membukakan pintu untuknya. Ternyata ia sedang bermesraan dengan pria brengsek ini!!!Bill menarik baju Rey dan memberikan sebuah bogem mentah ke wajahnya. Rey kembali terjatuh dengan darah yang keluar dari bibirnya."Bill!!!!!! Stop!!!!" Silvya berteriak dan ia segera berdiri menghalangi Bill yang sudah bernafsu untuk menghajar Rey sekali lagi."Do you love him, Silvya?! DO YOU LOVE HIM??????" Bill berteriak penuh emosi sambil mencengkeram kedua bahu Silvya."No, Bill!!""So what you just did
Baca selengkapnya
Move out
Silvya gemas melihat sikap Bill yang sesukanya. Setelah ia bisa dengan mudah masuk ke apartemennya sekarang dia malah mau tidur di sini, ckck!"Okay, do what you want, Bill. If you stay, I'll go!" ucap Silvya dan ia pun keluar dari apartemen."Hey!!! Silvya!!! Wait!!" Bill segera bangkit dari posisi berbaringnya dan mengejar Silvya."Okay, okay! Why are you so cruel to me, Silvya?" protes Bill sambil menahan lengan Silvya."Cruel to you? What do you mean? I even feel too good to you, Bill!" Silvya menyilangkan tangannya di depan dada."Good? What make you feel that way? You kicked me out even though I did so many good things to you. You ignored my call, you didn't give me anything when I came and when I need to rest, you even left me! Tell me which one was good like you said, Sylvia? Even to that bastard, I can see clearly that you treated him be
Baca selengkapnya
The Ring
"Aku sudah mentransfer uang ke rekeningmu untuk pembayaran kontrakan. Ini buktinya." Silvya menunjukkan bukti transferannya melalui ponsel.Tapi Chris sama sekali tidak tertarik untuk mengetahuinya. Ia masih menatap Silvya dengan tatapan penuh tanya."Silvya, bisakah kita berbicara sebentar di luar?" tanya Chris."Ya, baiklah." Silvya mengangguk."Bill, wait for me!" Silvya menatap Bill  dan ia meninggalkan kopernya di dekat Bill, lalu mengikuti langkah Chris keluar lobby."Silvya, ada apa denganmu? Kamu pindah ke kontrakan yang jelek dengan pria asing dan meninggalkan apartemen mewah ini. Lalu dimana Jim?" tanya Chris beruntun ketika mereka sudah berada di luar lobby.Chris pernah berpacaran dengan Silvya sebelumnya. Namun hubungannya dengan Silvya terpaksa harus kandas karena ia dipaksa menikah dengan Maureen oleh mamanya. Mama Chris merasa berhutang budi banyak
Baca selengkapnya
The rotten plan
Silvya terkejut mendengar suara di seberang sana."Mas Rey?""Hey, iya. Ini aku. Kamu lagi ngapain? Apakah teman kamu itu sudah pergi? Aku sangat kangen kamu, Silvya." Suara Rey seperti berbisik dengan parau."Mas, jangan ngomong sembarangan! Oh iya! Kapan kamu mau mengambil motormu?""Oh iya! Aku sampai lupa. Mungkin lusa. Aku harus menunggu kakiku dan wajahku sembuh dulu. Temanmu itu seperti berandalan! Kenapa kamu bergaul dengan orang seperti itu?" Suara Rey terdengar kesal."Huh! Kenapa? Dia temanku. Dan menurutku dia sangat baik. Maaf ini sudah malam, aku ingin istirahat!" tutup Silvya."Hey, Silvya! Tunggu! Aku bisa merasakan kamu sedang sedih 'kan? Suaramu bergetar dan serak. Jangan katakan kalau kamu baru menangis." "Aku mengantuk, Mas! Mau tidur!" elak Silvya."Silvya, please. Jangan berbohong padaku. Katakan ada apa? Apa kamu ingin a
Baca selengkapnya
Stimulant drugs
Harap bijak dalam memilih bacaan selama bulan puasa ya! Mengandung adegan 21++ Silahkan skip chapter ini atau baca di waktu yang tepat!  Rey sudah menanti di dekat rumah Silvya. Ia sengaja menunggu Silvya datang dari jarak yang agak jauh. Ia diam-diam tersenyum sendiri, setelah mengambil motornya, ia memiliki rencana untuk mengantar Silvya pulang ke apartemennya nanti. Seluruh rencana indah yang ia susun berjajar rapi di otaknya. Dan ia tersenyum puas membayangkan bahwa rencananya akan berjalan dengan mulus malam ini. Sebuah mobil Maserati berwarna hitam tiba-tiba berhenti di depan rumah Silvya. Rey mengerutkan keningnya. Siapa itu? Pasti bukan Silvya karena Silvya 'kan naik taxi online? Pintu mobil itu terbuka dan Rey terkejut melihat Silvya keluar dari mobil mewah tersebut! Sialan! Siapa yang mengantar Silvya? Hati Rey kembali gemas! Ia merasa memiliki banyak saingan!  
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status