All Chapters of Unhappy Marriage: Chapter 41 - Chapter 50
61 Chapters
Destiny
BUGGHH! Sebuah pukulan mendarat di tubuh Mark. Mark tersungkur di lantai apartemen Jim yang dingin. Tony kembali mengangkat tubuh Mark dan kembali bersiap menghajarnya ketika Mark berteriak!"Okay, okay! Stop it! I'll tell you!!" Mark menutup wajahnya dengan kedua tangannya untuk menghindari pukulan Tony.Mark tau bahwa Tony tidak akan berhenti sebelum mendapatkan informasi yang ia inginkan. Jadi percuma saja Mark mengorbankan diri untuk dijadikan bulan-bulanan Tony. Toh hasil CCTV sudah menunjukkan bahwa memang dialah yang membawa Silvya pergi."Good, now tell me where is she?" Tony bertanya dengan nada santai.Jim yang mendengar Mark mulai berbicara segera keluar kamar. Ia tadi tidak tega melihat Mark dihajar oleh Tony. Jadi lebih baik ia trima informasi dalam bentuk yang sudah jadi saja. Soal proses, biar Tony yang mengerjakannya."I'll take you there! Coz it's a hidden pla
Read more
Too many rules
Ekspresi Jim seketika tidak senang! Bagaimana Bill bisa tau bahwa Silvya dirawat di sini?"What are you doing here, Bill?" tanya Jim dengan tatapan dendam."Visiting my girl!" jawab Bill cuek.Ia meletakkan karangan bunga di sisi tempat tidur Silvya, membuat Silvya terjaga karena bunga yang menyentuh sisi wajahnya."Bill?" Silvya menatap Bill yang baru datang."Hei, Silvya. Are you okay?" tanya Bill dengan nada prihatin.Silvya mengangguk sambil tersenyum."Bill! I want you to go!" Jim mulai menangkap signal yang tidak bagus melihat cara Bill menatap Silvya dan cara Silvya membalas tatapan Bill."Jim ... kamu tidak perlu cemas dengan keberadaan Bill. Aku tidak akan bersama dengannya. Aku ini istrimu dan akan selalu bersamamu. Setelah keluar dari sini, aku akan mencabut gugatanku. Aku akan bertahan denganmu, Jim! Aku mau sabar menungg
Read more
Kill me, Mark!
Pagi itu, Silvya bangun dan menyiapkan sarapan untuk Jim dan Mark. Di meja makan, Silvya duduk berdampingan dengan Jim sementara Mark berada di hadapan Jim.   Mata Jim menatap Silvya dengan tatapan dendam. Sejak seharian kemarin, ia merasa tindakannya sangat dibatasi. Jim bahkan menuruti semua kemauan Silvya dan ini benar-benar tidak masuk akal!   "Kapan kamu akan mencabut gugatanmu, Silvya?" tanya Jim di sela-sela makan pagi mereka.   "Aku akan melakukannya pagi ini, setelah kamu berangkat kerja," jawab Silvya.   "Hmm, mau naik apa, kamu?"   "Aku bisa naik taxi nanti, kamu tidak perlu khawatir!" ucap Silvya sambil tersenyum.   "Mark, please take Silvya to the court." Jim menatap pria yang sedang makan di depannya.   "Hm?" Tatapan Mark terlihat tidak senang.    Kenapa ia harus dilibatkan dengan urusan Silvya? Apa
Read more
Save Silvya
Bill merasa frustrasi dengan jawaban Silvya. Dan ia pun keluar dari kamar dengan wajah kecewa.Mark yang melihat Bill keluar tanpa Silvya langsung mengerutkan keningnya."Bill? What happened?" Mark bertanya dengan ekspresi penasaran."She insists to stay, Mark!""What?" Wajah Mark langsung geram mendengar jawaban Bill.Ia segera berdiri dan hendak masuk ke kamar Silvya, namun lengannya segera ditahan oleh Bill."Don't hurt her, Mark!""Take her away, Bill! If you can't force her to leave this apartement, I'll do!" tegas Mark."Don't touch her, Mark.  If you hurt her, I swear to you, you will pay!" ancam Bill dengan wajah yang tidak kalah serius."Haha! Listen, Bill! You couldn't meet her without my help! And now, when I give you a chance, you failed to take her away. So
Read more
Try to make Jim understand his destiny
Jim yang baru datang, wajahnya seketika menggelap melihat Bill menggendong Silvya ala bridal style."What are you doing, Bill?" Jim segera merampas Silvya dari gendongan Bill."Do you realize what have you done, Jim?" Bill membalas tatapan Jim yang terlihat marah."Mind your own business, Bill! Get out of my way!" Jim berusaha menerjang Bill yang menghalangi langkahnya.Tapi tangan Bill malah menghadang jalan Jim dengan merentangkan tangannya di pintu masuk."No, Jim. I wont let you use silvya as a bait to Mark!" tegas Bill."As a bait?" Jim mengerutkan keningnya.Bill menunjuk leher Silvya yang berdarah."Silvya? Apa yang terjadi?" Wajah Jim terlihat bingung melihat leher Silvya yang berdarah.Tapi Silvya hanya menggeleng sambil sedikit meringis. Tusukan itu s
Read more
Stabbed
"Hello, honey!" Mark terlihat senang melihat wajah Jim muncul di kamarnya. Jim masuk dan duduk di sisi Mark. "Mark, I can't let you stay here anymore," kata Jim tiba-tiba. "What?" Wajah Mark terlihat terkejut dan tidak senang. "Silvya is a kind woman but you treat her like a criminal. What were you thinking, Mark?" Jim menatap Mark meminta penjelasan. "Honey, you don't need her to cover our relationship. You can pay someone to pretend to be your wife." Mark menggenggam tangan Jim. "So that's why you call Bill to take Silvya from me?" Tatapan Jim mulai terlihat menuduh.  "Bill? What did Silvya tell you, Honey? Bill come here by him self. I thought it was you!" Mark mulai membela diri. Jim tertawa sinis. Ia tidak menyangka Mark ternyata pandai berdalih. Silvya tidak mungkin berbohong dan Bill tidak mungkin
Read more
Save her and let her go
PRANKK!Tubuh Silvya yang jatuh ke tanah disertai dengan bunyi mangkok pecah yang sedang dibawanya.Mendengar itu, Jim segera keluar dan melihat Mark berdiri di dapur dengan tangan yang berlumuran darah."Mark!!!! What are you doing????" Jim seketika berteriak dan panik melihat tangan Mark berlumuran darah."I'm sorry, I have to kill her, Honey! So you no need to be confused about choosing between us." Mark berkata dengan tatapan dingin. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan ekspresi penyesalan."What??? Did you kill her??" Mata Jim mendelik dan ia segera berlari ke arah dapur. Dan di sana ia melihat pisau masih tertancap di perut Silvya sementara tubuh  Silvya banyak mengeluarkan darah dan tergeletak di lantai marmer."SILVYAAAAAA!!!" Jim seketika berteriak dengan histeris.Ia langsung menelpon ambulance lalu mengambil k
Read more
Sick of these
"Jim? Bill?" Keduanya tersentak mendengar suara Silvya yang mulai sadar. Bill yang tubuhnya merasa lemas seperti mendapat energi baru. "Silvya? Are you okay?" Bill menggenggam tangan Silvya. Jim hanya diam saja melihat cara Bill memperlakukan Silvya. Jujur saja secara ego ia tidak terima, tapi demi melihat Silvya bahagia, Jim mau berusaha untuk mengalah kali ini. Kejadian hari ini benar-benar membuat Jim sadar bahwa dia memang tidak becus dalam menjaga Silvya. Bill mungkin jauh lebih baik.Ia bahkan bisa menyelamatkan Silvya dari nafsu bejat Rey walaupun akhirnya Bill jadi kecipratan menikmati tubuh Silvya. Silvya menatap Jim dan dengan perlahan ia menarik tangannya dari genggaman Bill.  "Jim ? Apakah kamu yang membawaku ke rumah sakit?" Silvya lupa beberapa moment yang terjadi tadi pagi. "Iya, Silvya. Aku harap kamu segera pulih ya?" Jim berkata
Read more
Help me!
Hari itu, Jim sudah tidak kembali lagi ke rumah sakit lalu ia mulai mengurus surat cerainya. Ia mengalihkan alamat surat menyurat Silvya ke rumah Bill. Karena Silvya sudah tidak mungkin lagi tinggal bersamanya.Sementara itu, hati Silvya mulai tidak tenang ketika menyadari bahwa Jim sudah tidak datang lagi. Bahkan setelah pembicaraannya dua hari lalu, Jim kembali menghilang dan tidak memberi kabar apapun. Yang selalu ada di sisinya hanyalah Bill.Perhatian yang Bill berikan tidak bisa membuat perasaan Silvya lebih baik. Senyuman palsu selalu tersungging di bibir Silvya demi menjaga perasaan Bill."Silvya, I will take care of the hospital discharge process, please wait here," ucap Bill."Okay, Bill!" Silvya tersenyum dan duduk manis di atas ranjang rumah sakit.Bill menggenggam tangan Silvya sebelum ia pergi meninggalkan Silvya.Sepeninggal Bill, Silvya segera bersiap da
Read more
Get help!
Maureen terdiam. Jim mengganti passcode-nya sehingga Silvya tidak bisa masuk ke apartemennya. Apakah kondisi rumah tangga Silvya sudah separah ini?"Baiklah, nanti aku akan bicarakan hal ini dengan Cruise. Sudah, kamu tidak perlu sedih." Maureen mengelus pindah Silvya.Pesanan mereka datang. Keduanya menyantap makanan dalam diam. Pikiran Maureen masih diliputi pemikiran tentang masalah yang mungkin dihadapi oleh Silvya.Setelah makan siang, Maureen ingin mengajak Silvya untuk tinggal di rumahnya, namun Silvya menolak. Ia tidak enak jika harus tinggal serumah dengan Chris dan Maureen. Bagaimanapun ia masih memiliki perasaan dengan Chris. Dan untuk tinggal bersama, jelas itu tidak bagus."Aku turun sini saja, Maureen!" pinta Silvya."Lho! Terus kamu mau tinggal di mana?" Maureen menatap Silvya dengan khawatir.Silvya jadi terdiam."Begini saja, Silvya. Unt
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status