All Chapters of Unhappy Marriage: Chapter 31 - Chapter 40
61 Chapters
You're mine
Bab ini mengandung adegan 21++ silahkan skip chapter ini atau baca di malam hari ya! Bill masih berusaha menahan dirinya. Ia tidak ingin esok pagi melihat Silvya menangis dan menyesali semuanya.  Tapi, Silvya seperti tidak mendengar peringatan dari Bill. Ia terus memeluk Bill dan mencium lehernya. Menarik tubuh Bill untuk menindihnya. Silvya sudah seperti orang gelap mata. Tangannya menyusup masuk ke dalam pakaian Bill seperti yang diajarkan oleh Rey. Ia mempermainkan sesuatu di dada Bill membuat Bill tidak mampu lagi menahan dirinya. "Oh, please! Don't do this, Silvya!" Suara Bill terdengar frustrasi. Jari lentik Silvya yang menyentuh tubuhnya membuat sesuatu dalam diri Bill meronta ingin dipuaskan. Satu tangan Silvya menarik leher Bill. "Silvya! Please stop it!" Bill berusaha menahan tangan Silvya yang sudah bemain-main di dalam bajunya. Tapi Silvya se
Read more
Regret
Silvya membuka matanya dan ia melihat hanya ada kegelapan. Sebuah tangan kekar memeluk pinggang rampingnya dari belakang. Jantung Silvya seketika berdegup kencang."Bill?" Silvya seketika sadar dengan apa yang sudah terjadi.Ia menggigit bibirnya dan merasa dirinya semakin najis. Ia mengingat semuanya. Bagaimana ia bercinta dengan Bill dengan begitu bernafsu. Otaknya seperti lumpuh dan hanya nafsu birahi saja yang jalan saat itu.Silvya bahkan bisa mengingat semua hal yang Bill lakukan padanya. Bagaimana Bill memuja tubuhnya begitu rupa dan bagaimana ia juga memuja tubuh Bill dengan bibir dan lidahnya. Seketika hati Silvya merasa berdarah. Bagaimana ia bisa menjadi wanita yang tidak begitu terhormat.Ia melakukan sebuah hubungan intim dengan seorang pria yang bukan suaminya. Bukan itu saja, bahkan Bill adalah teman dari suaminya. Silvya menggenggam selimut yang menutupi tubuhnya dengan erat!! Silvya merasa ia telah
Read more
Stay with me, Silvya!
"SILVYA!!!!!!" Bill segera mengangkat tubuh Silvya yang tergolek lemas.Tangan Silvya terus mengeluarkan darah. Wajah Silvya terlihat pucat dengan sisa airmata yang membekas di wajahnya. Bill membawa Silvya menuju kamar dan meletakkan di sana."Silvya! Why you doing this?" Suara Bill terdengar penuh penyesalan. Ia menyobek sebagian kemejanya untuk membalut pergelangan tangan Silvya yang terus mengucurkan darah.Bill dengan cepat menggendong Silvya ke mobil dan membawanya ke rumah sakit.*****Bill mondar mandir di depan ruangan IGD. Silvya masih belum sadarkan diri. Berkali-kali ia masuk namun berkali-kali pula ia keluar lagi.Akhirnya, Bill memutuskan untuk menelpon Jim malam itu juga!"Halo?" sapa Jim di seberang sana."Jim, when you comes back?" tanya Bill to the point."Why?" Jim bertanya balik t
Read more
Oh! My God, Jim!!!
"Ok, Silvya. Just take your time!" Bill meletakkan semua barang Silvya di kamar tamu. Lalu pergi meninggalkan Silvya yang termenung sendirian di kamar. Kamar ini adalah kamar dimana terakhir Silvya melakukan hubungan dengan Bill. Dan melihat suasana kamar itu, Silvya jadi teringat akan dosanya. Perasaan berdosa dan penyesalan yang membuat Silvya harus diperban tangannya. "Sebenarnya apa yang kau sesali, Silvya? Nodamu? Atau perasaan mengkhianati pernikahan yang tak pernah ada?" Silvya bergumam sendiri. Ia merasa seperti orang gila. Dia pun tidak tau sebenarnya apa yang ia rasakan. Pengkhianatan terhadap Jim? Yang bahkan tidak peduli ketika ia sedang meregang nyawa akibat penyesalannya. Untuk apa ia lakukan itu? Bahkan jika ia mati malam itu, Jim mungkin juga tidak akan menangis untuknya.  'Oh, bodoh sekali kau, Silvya!' Silvya mengetuk kepalanya sendiri. Beruntung sekali Bil
Read more
Find the truth
"Silvya!!" Jim bergegas hendak berpakaian tapi tubuh Silvya yang sudah menyentuh lantai dengan cepat digendong oleh Bill.Bill segera membawa Silvya yang pingsan ke kamar sebelah dan berniat menunggunya sampai sadar."Bill, please leave us!!" Jim yang sudah berpakaian segera menghampiri Bill di kamar sebelah."Jim, it's time for you to let her go!! She already knows the truth, Jim. Let me take care of her," Bill tidak menggubris ucapan Jim."No, Bill!!! She is my wife! I'll take care of her!" Wajah Jim terlihat marah melihat Bill mulai menantangnya."I'll wait until she wakes up, Jim! I won't leave her!!" Bill berdiri dan dengan tegas menghadang Jim untuk mendekati Silvya."You!!!!" Jim menuding wajah Bill dengan marah."Honey!" Terdengar suara seseorang di luar kamar."Your lover calls you, Jim! See him and treat him well," Bill memandang wajah Jim
Read more
Locked up
"Silvya!" Bill berusaha menarik Silvya yang memeluk Jim."Bill, I'm sorry. I can't leave him this way. He is still my husband, isn't he?" Silvya menatap Bill."But, Silvya ...""Bill, it's okay. I'll be fine. I'll call you later, okay?" Silvya berusaha meyakinkan Bill.Ia tau Bill sangat mengkhawatirkan dirinya. Dan ia pun sebenarnya juga ingin ikut dengan Bill. Namun Silvya adalah wanita yang memiliki sebuah aturan dalam hidupnya. Jim masihlah suaminya walaupun kelakuannya sangat membuatnya kecewa. Dan ia tidak bisa cuek dengan kondisi Jim yang masih berstatus sebagai suami sahnya."Silvya, I'm not sure!" Bill menatap Jim dengan tatapan tidak yakin."I trust in him, Bill. Promise me, everything will be okay!" Silvya mengangguk dengan mantap."Well, if you say so ..." Bill mengaitkan bibirnya sambil mengangguk
Read more
I don't like you, Silvya!
Silvya tertidur di lantai kamar ketika Jim membuka pintunya."Hhh!" Jim menggelengkan kepalanya melihat Silvya tergeletak di lantai.Ia menggendong Silvya ala bridal style dan memindahkannya ke ranjang."Jim?" Silvya seketika membuka matanya merasakan tangan Jim menyentuh kulitnya."Kenapa kamu tidur di lantai? Kamar ini memiliki ranjang yang cukup besar dan kamu dengan bodohnya malah tidur di lantai yang keras dan dingin," ucap Jim dengan nada sedikit jengkel."Aku ketiduran,"  ujar Silvya sambil duduk."Masaklah sesuatu untuk kita makan," ucap Jim sambil melangkah keluar.Silvya menatap kepergian Jim, Jim ternyata memperbolehkan ia keluar kamar. Ok! Ini jauh lebih baik!Silvya bergegas keluar dan memasak untuk sarapan mereka."Kamu tidak bekerja? Ini sudah pukul 8?" tanya Silvya ketika mereka sudah di meja makan.
Read more
Caught
"Okay!! I promise!" jawab Silvya bersemangat.Ia pun memang ingin pergi dari sini secepatnya. Melihat Jim bermesraan dengan Mark apa menariknya? Dan sekarang, Mark memberinya sebuah solusi. Apalagi yang harus dipikir?"Okay!" Wajah Mark terlihat puas. Dan ia pun meninggalkan Silvya di dapur yang memasakkan mie untuknya.Selesai menyiapkan makanan Mark, Silvya kembali masuk ke kamar. Hanya itu aktifitas yang bisa ia lakukan sekarang. Berada di ruang depan akan beresiko ia bisa melihat pemandangan yang menjijikkan antara Jim dan Mark. Silvya berusaha untuk tidur tapi ngantuknya sudah hilang. Jadi ia pun memutuskan untuk duduk di depan jendela memandang langit sore.Knock! Knock!Silvya menoleh dan ia melihat Jim masuk ke dalam kamarnya."Kamu sedang apa?" tanya Jim sambil duduk di tepian ranjang. Tangannya membawa sesuatu."Nggak ngapa-ngapain.
Read more
Kidnapped
Silvya seketika merasa sulit untuk bernafas. Tangan besar Jim melingkar dengan kuat di lehernya!"Kkkk!!" Wajah Silvya seketika memerah karena kehabisan oksigen.Tangannya berusaha melepaskan tangan Jim dari lehernya namun Jim seperti tidak peduli! Wajah Jim menunjukkan amarah yang luar biasa!Silvya merasa nafasnya akan putus kali ini. Wajah yang awalnya memerah perlahan sudah berganti warna menjadi biru pucat karena kehabisan darah dan oksigen. Ia memejamkan matanya dengan pasrah menanti malaikat maut datang menjemputnya.Jim melepaskan cengkeramannya di leher Silvya. Kepala Silvya terasa pening dan ia sudah tidak tau apa yang terjadi ketika tubuhnya luruh ke lantai yang dingin. Silvya terbaring lemas. Wajahnya terasa menghangat lagi ketika aliran darah mulai lancar mengalir.Jim berjongkok di sisi Silvya yang terbaring. Wajahnya terlihat sebal dan marah namun melihat Silvya tergeletak l
Read more
Still silent
Jim kembali ke apartemennya. Seharian itu, Jim benar-benar terlihat kusut. Berkali-kali ia menelpon orang suruhannya untuk mendapatkan kabar tentang Silvya. Ia tidak menyangka bahwa Marklah yang ternyata selama ini mengkhianatinya. Kenapa Mark jadi ingin melukai Silvya? Jim juga tidak paham. Kendati Mark tau jelas bahwa ia tidak mungkin mencintai seorang wanita. Ia hanya butuh sebuah status saja dengan menikahi Silvya. Ia harus memiliki seorang istri untuk mendampinginya ketika menghadiri undangan penting sesekali. Dan berhubungan terus dengan Mark bisa merusak reputasinya jika tidak ditutupi oleh hubungan pernikahan yang wajar.Jim menggelengkan kepalanya.Bukankah sebuah kebodohan jika seorang gay bisa cemburu kepada wanita? Dan membayangkan Silvya yang mungkin akan celaka di tangan Mark, hati Jim semakin gelisah. Mulutnya berkali-kali mengeluarkan umpatan kasar! Sementara itu ... Di sebuah
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status