All Chapters of WHEN LOVE MEET: Chapter 31 - Chapter 40
243 Chapters
Prahara di kampus
Kini Rico dan Anggun sudah berada di dalam mobil. Di mobil sudah ada sopir yang menunggu. Sepanjang perjalanan Rico memegang tangan Anggun dengan posesif, dia tidak melepaskan tangan istrinya sedetik pun. Mereka telah tiba di kampus tempat Anggun menuntut ilmu. Anggun pun mencium tangan Rico kemudian berpamitan. Ketika Anggun membuka pintu mobil, Rico menarik tangannya kemudian memesrai bibir Anggun. “Jangan nakal! Ingat sudah punya suami!” ujar Rico memperingatkan. “Iya, aku juga tahu, kok,” tutur Anggun sembari keluar dari mobil. Ketika Anggun sedang berjalan, tiba-tiba Romeo datang. Dia merangkul pinggang Anggun kemudian mencium pipi kanan dan kiri wanita cantik tersebut. Rico melihat itu semua, dan Rico pun keluar dari dalam mobil. “Anggun!” teriak Rico memanggil nama istrinya. Langkah Anggun terhenti, ‘Mampus, pa
Read more
Cemburunya Vino dan Rico kepada Romeo
Karena kesal, Rico pun pergi dari kampus tempat Anggun menuntut ilmu dan menuju ke kantinnya. Di dalam mobil dia terus uring-uringan. Dia tidak rela jika Anggun disentuh dan dimiliki oleh pria lain.   Batin Rico terus meracau. ‘Kenapa tadi malam Anggun harus datang bulan? Padahal tinggal sedikit lagi, Anggun akan menjadi miliknya, seutuhnya.’ Sesalnya dalam hati.   Akhirnya dia tiba di kantor. Dan, Nisa sudah menyambutnya dengan senyuman manis.   Rico pun membalas senyuman Nisa, dan memintanya masuk ke dalam ruangan. Dia ingin melepaskan penat di dalam dirinya. Semoga dengan adanya Nisa, rasa emosinya karena cemburu bisa terhempas jauh.   ***   Anggun beserta teman-temannya sudah memasuki kelas. Di sana sudah berada dosen killer dengan wajah yang tidak bersahabat. Sorotan matanya sangat tajam ketika memandang Romeo. Dan, Romeo pun merasakan hal itu tetapi dia bersikap acuh tak ac
Read more
Hari Jadian
“Ishh, sejak kapan aku menjadi kekasihmu.” “Sejak, sekarang, hari ini dan seterusnya!” jawab Romeo santai. “Tidak bisa begitu, aku belum menjawab iya. Dan aku belum ingin dimiliki oleh siapapun, aku masih ingin bebas.” “Pokoknya, mulai hari ini kamu adalah kekasihku dan mereka berdua  sebagai saksinya,” ujar Rico sembari menunjuk kedua sahabat Anggun. “Wah, aku setuju sekali jika kalian bersama. Yang pria tampan dan yang wanita cantik. Kalian pasangan serasi.” Vita berucap sembari menunjukkan kedua ibu jari tangannya ke arah Anggun dan Romeo. “Nah, kamu ‘kan sudah pun Romeo, boleh dong, bantu aku sama babang Rico!” pinta Allina. “Tidak bisa, dia sudah memiliki seorang istri!” sahut Anggun kepada Allina. “Haahh, istri?” Allina dan Vit
Read more
Maksud kedatang Vino ke kantor Rico
Setelah mendapat telepon dari Anggun perasaan Rico menjadi tenang. Dia pun bisa lebih fokus untuk bekerja. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama karena sang dosen killer tiba-tiba datang ke kantor Rico.   “Vino!” sapa Rico heran.   “Aku ada perlu denganmu, Rico,” jawab Vino dengan nada pelan tapi tegas.   “Silakan duduk!” Rico mempersilakan.   Vino pun duduk di sofa. Sebenarnya, dia tidak mau datang kepada Rico untuk meminta bantuan. Akan tetapi, dia terpaksa melakukan ini, karena hanya Rico yang bisa membantunya.   “Ada apa?” tanya Rico.   “Aku ingin kamu menbantuku untuk mendapatkan cinta Anggun,” tutur Vino to the point.   “Haaah,” desah Rico kasar. Rico tidak menyangka bahwa ada seorang pria yang meminta dirinya untuk mendekatkan dengan istrinya. Gila, ini gila gumam Rico dalam hati. “Jika aku tidak mau?” tanya Rico sinis.
Read more
Cara meredakan emosi Rico
Kini Allina sudah berada di rumah Anggun yang seperti istana. Namun, ada yang janggal di rumah sebesar ini. Tidak ada foto keluarga, hanya ada foto Anggun dan Rico itu pun foto sendiri tidak berdampingan. Dan katanya, Rico sudah menikah, tapi tidak ada foto pernikahannya dengan istrinya. “Anggun, foto pernikahan babang Rico di pajang di mana bersama istrinya. Aku ingin melihatnya!” pinta Allina kepada Anggun. “Mereka menyimpannya di dalam kamar, tidak di ruang tamu atau ruang keluarga,” jawab Anggun. “Daripada kamu kepoin mereka mending kamu bantu aku memasak.” Allina pun membantu Anggun memasak. Namun, tiba-tiba terdengar suara seorang pria berteriak,” Anggun!” ‘Kenapa suara mas Rico terdengar begitu marah?’ tanya Anggun dalam hati. Benar saja, Rico datang bersama dengan Nisa. Wajah suaminya itu tampak marah, d
Read more
Cemburu Rico kembali membara
Tok tok tok! Suara ketukan pintu terdengar. “Mas, apa yang kamu lakukan kepada, Anggun. Maafkan dia!” tutur Nisa ynag khawatir Jika Rico dan Anggun melakukan sesuatu. Anggun pun melepaskan bibirnya dari bibir Rico kemudian merapikan lagi pakaiannya yang berantakan. “Terserah, apa maumu, Mas!” teriak Anggun dengan tiba-tiba. Anggun kemudian keluar dari kamar dengan pura-pura emosi. Rico terheran-heran dengan sikap Anggun yang aneh. “Bukankah, baru saja kita sedang berciuman. Kenapa tiba-tiba dia marah kepadaku?” *** Anggun melanjutkan aktivitas memasaknya ditemani Allina. Dia mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna. Allina memandang takjub kepada sahabatnya itu. Selain cantik, baik, pintar dia juga jago masak. Allina diminta oleh Anggun untuk menata hidangan makan malam tersebut. Makanan sudah tersaji, tinggal menung
Read more
Gangguan mental
“Hei, kamu!” panggil Nisa. “Siapa namamu?” tanya Nisa dengan nada angkuh kepada Allina. “Aku Allina, Tante. Ada yang bisa aku bantu?” tanya Allina. “What? Kamu panggil aku tante?” tanya Nisa dengan wajah tidak suka. “Iya, kenapa?” sahut Allina. “Aku mau tanya, siapa itu Romeo?” “Pacarnya, Anggun. Kenapa? Tante mau jadi pelakor? Tetapi sayang, selera Romeo tinggi. Dia tidak suka sama tante-tante.” “Kamu!” bentak Nisa kesal. Rico menjadi tambah kesal setelah Nisa bertanya tentang Romeo. Dia beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba Rico terjatuh dan meringis kesakitan. “Mas Rico!” teriak semua wanita dengan bersamaan. Nisa berlari lebih dulu, kemudian menghalangi Anggun
Read more
OO kamu ketahuan
“Terima kasih, dok!” ucap Anggun. Baiklah kalau begitu saya akan pergi ke kasir untuk membayar administrasi.“Tidak, usah. Fisik suami anda sehat dan kami dari rumah sakit tidak melakukan tindakan apapun. Bapak Rico ini hanya bermasalah di jiwanya saja.”Anggun mengerutkan keningnya. ‘Apakah, gara-gara kabar aku jadian dengan Romeo membuat Mas Rico kepikiran dan terpukul. Aku jadi merasa bersalah,’ tutur Anggun dalam hati dengan wajah sedih sembari melihat sang suami yang terdiam dengan tatapan mata kosong.“Dok, kalau begitu saya permisi mohon pamit dulu! Terima kasih banyak.”“Sayang, tolong minta nomor telepon dokter tersebut,” bisik Rico di telinga Anggun.“Dokter, boleh saya minta kartu nama anda!” pinta Anggun dengan wajah ramah dan sopan.“Iya, boleh!” Dokter pun memberikan kartu namanya kepada Anggun. ‘Cantik-cantik, tetapi sayang suaminya stress.’ Tutur sang dok
Read more
Terbongkar
“Perutku, sakit sekali. Maukah, kamu membalur dengan minyak angin seperti tadi?” pinta Rico dengan wajah memelas. “Baiklah, aku ambil minyak angin terlebih dahulu.” Anggun pun mengambil minyak angin di mobilnya. Dan segera kembali ke kamar Rico. Dia pun membalur perut Rico dengan lembut. Setelah selesai, dia pun beranjak lagi untuk pergi ke kamarnya. “Kamu mau kemana?” tanya Rico manja. “Aku mau ke kamar, Mas. Aku lelah dan ngantuk sekali,” sahut Anggun mulai merasa kesal. “Mau dipeluk!” pinta Rico sembari membuka tangannya. “Heuh,” dia melihat ke arah Allina. Allina pun menyuruh Anggun segera memberikan apa yang diminta oleh Rico. Dan, Allina terkejut ketika melihat ke dinding tepat di depan tempat tidur Rico. Pasalnya ada foto pernikahan Rico dan Anggun terpampang d
Read more
Penjelasan
Anggun tersenyum sendu. “Aku berusaha menahan agar tidak mencintainya karena mungkin aku akan mengajukan perceraian ketika keluar Adelard menerima Nisa. Kamu bangga ‘kan punya sahabat baik hati seperti aku,” tutur Anggun percaya diri. “Dih, malesin banget. Muji diri sendiri, harusnya aku yang bilang. Anggun, aku sangat bangga memiliki sahabat sepertimu yang baik hati.” Allina pun memeluk sahabatnya itu. Dia tidak percaya di balik wajah ceria yang Anggun tunjukkan kesetiap orang ternyata ada masalah yang sangat berat yang sedang dialami oleh sahabatnya itu. “Kamu, tidak usah sungkan jika ingin bercerita kepadaku. Aku janji akan merahasiakan ini semua dari orang lain. Lalu, bagaimana dengan Romeo. Apakah kamu mencintainya?” “Dulu aku mencintainya, bahkan aku tidak pernah berhubungan dengan seorang pria karena menunggunya. Namun, setelah memiliki suami, ra
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status