All Chapters of WHEN LOVE MEET: Chapter 41 - Chapter 50
243 Chapters
Menuduh tanpa bukti
“Angguuun …,” panggil Allina dengan nada sedih.   “Kamu kenapa? Aku tidak apa-apa, Sayang. Percayalah!”   Anggun berusaha meyakinkan sahabatnya itu. Walaupun, sebenarnya, dia merasakan sesak di dada pada saat membayangkan suaminya bercinta dengan wanita lain meskipun itu adalah istri siri sang suami.   Rico pun telah selesai menuntaskan hasratnya. Mereka berdua terkulai lemas di tempat tidur. Dia pun kemudian memeluk Nisa dan berkata. “Terima kasih, Sayang. Anggun, aku mencintaimu.”   Duar! Nisa bagai disambar petir dimalam hari dalam kondisi cuaca cerah tidak ada angin dan tidak ada hujan. Kalbunya bagai dihujam puluhan belati. Tubuhnya bagai disayat sembilu dan jiwanya bagai dibakar dibakar api yang panas membara.   Nisa kemudian melihat lagi wajah Rico dan tampak, bahwa suaminya itu sudah tertidur pulas. Rasanya dia tidak rela jika pria yang sekarang menjadi suaminya itu menci
Read more
Pembohong
Kali ini Allina sudah tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya difitnah seperti itu. “Aku sebagai saksinya. Mak lampir itu mungkin tidak tahu jika aku berada di dalam kamar mandi sedari tadi. Dengarkan rekaman ini!” titah Allina sembari memberikan ponselnya. Hati Anggun terasa sakit, ketika dituduh oleh suaminya. Dia pun berlari ke kamarnya sembari menangis. Baru kali ini, Rico melihat Anggun menangis seperti itu karenanya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya karena bingung sebenarnya siapa yang salah, dan siapa yang berbohong. “Tunggu apa lagi cepat dengarkan!” titah Allina sembari memeluk tangannya di depan dada. Rico pun mendengarkan rekaman tersebut, tubuhnya lemas seketika. Dia merasa sangat bersalah kepada Anggun karena telah menuduhnya tanpa bukti. “Sudah mendengarkannya? Sini ponselku!” ketus Allina kepada Rico. Awalnya Allina sangat kag
Read more
Dikepung Penjahat
Anggun tersenyum sinis dan berkata. “Ketika kamu menarikku dan menyakitiku kamu penuh dengan tenaga. Bahkan, aku kesakitan pun kamu tidak perduli.” “Maaf, aku salah,” ujar Rico dengan wajah sedih sembari memelas. Tatapannya pun begitu sendu terlihat akan menangis. Rico pun terus meminta maaf kepada Anggun tanpa henti seperti seorang anak kecil yang sedang meminta pengampunan dari ibunya. “Heuh,” Anggun membuang wajahnya karena dia tidak tega melihat wajah Rico yang seperti itu. Dia pun mengambil piring yang sudah berisi makanan. “Buka mulutmu!” titah Anggun dengan wajah jutek tanpa tersenyum sedikitpun. ‘Yes, Anggun sudah memaafkanku! Aku tinggal melancarkan modusku yang lain,’ tuturnya dalam hati. Sarapan Rico pun telah habis, dan Anggun mengambil kunci mobilnya kemudian mengajak Allina pergi. &ldqu
Read more
Rebutan Anggun
“Ya sudah, aku turun dulu. Mobil mau di bawa olehmu atau olehku?” tanya Anggun. “Biar aku saja, nanti pulang aku jemput!” “Okay,” Anggun dan Allina pun memegang gagang pintu mobil. “Tunggu!” pinta Rico. “Ya,” sahut Anggun dan Allina berbarengan. Rico memberikan tangan agar mereka sun tangan kepadanya. Allina pun mencium tangan kepada Rico dan giliran Anggun yang sun tangan Rico malah menariknya dan mencium bibir Anggun dengan mesra. Spontan Allina menutup matanya, dia tidak mau melihat adegan suami istri yag sedang berciuman. “Terima kasih!” tutur Rico kemudian mengecup kening Anggun. “Kalian berdua tidak menghargaiku sama sekali. Aku masih polos!” ujar Allina. Mereka pun keluar dari mobil. Tiba-tiba dari dalam mob
Read more
Bunuh diri
Anggun membelalak, tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang. Hatinya menjadi tidak tenang. Dia mendongakkan kepalanya melihat wajah Rico yang sedang berbicara, tidak ada gurauan dari perkataannya. ‘Mampus aku, jika Mas Rico bilang aku adalah istrinya. Apa kata dunia?’ tuturnya dalam hati sembari menggigit bibir bawahnya. Romeo dan Vino pun menunggu perkataan Rico. Mereka penasaran apa yang akan pria itu katakan. “Baiklah, lanjutkan perkataanmu, Rico!” titah Vino. “Aku adalah—” “Dia adalah kakakku,” sanggah Anggun dengan wajah cemas dan kemudian dia melihat ke arah Rico dengan tatapan memohon. “Sudahlah, tidak usah ditutupi lagi. Biarkan mereka tahu yang sebenarnya!” ujar Rico. Deg! Wajah Anggun semakin memucat mendengar perkataan Rico. Allina sang sahabat hanya bisa melihat dan prihatin.
Read more
Golongan darah
~FlashBack~ “Bi, aku mau mencoba bunuh diri. Ketika aku memotong urat nadiku kamu harus menelepon Mas Rico dan Ambulance. Jangan biarkan aku mati percuma, hanya karena kehabisan darah,” paham!” “Iya, juragan Nyonya. Ada yang harus saya lakukan lagi?” tanya Bi Darmi. “Bawakan Alkohol kemari! Agar ketika aku menggoreskan pisau ke tanganku tidak terasa! Dan juga, pisaunya tolong di sterilkan terlebih dahulu. Aku tidak mau terkena infeksi gara-gara pisaunya kotor.” “Iya juragan Nyonya. Ada lagi?” tanya Bi Darmi. “Cukup, sana pergi!” usir Nisa kepada asisten rumah tangga tersebut. Dalam hati Bi Darmi bergumam, mau bunuh diri saja ribet. Ya Tuhan, ingin rasanya istri Tuan Rico yang satu ini segela lewat dari dunia dan pergi ke akherat. ~Throwback~ Kini Rico d
Read more
Syarat dari Romeo
 “Tolong jelaskan, Anggun!” pinta Rico. “Mas Rico, jangan marah-marah dulu. Dia adalah pemilik golongan darah yang sama dengan Nisa. Jadi dia mau mendonorkan darahnya untuk membantu Nisa,” jelas Anggun, “Maafkan aku!” tutur Rico dengan berat hati. “Terima kasih telah bersedia menolong Nisa!” “Karena kamu kasar kepadaku, aku tidak akan cuma-cuma menolongmu. Aku akan meminta imbalan. Yang aku selamatkan adalah istrimu, masa iya, kamu tidak akan memberikan balasan atas pertolonganku,” ucap Romeo. “Baiklah, bagus kalau begitu! Aku juga tidak suka berhutang budi kepada orang lain. Berapa yang kamu minta?” tanya Rico dengan arogan. “Aku tidak membutuhkan uang, aku hanya ingin satu hal darimu!” “Apa?” tanya Rico penasaran. Seringai senyum
Read more
Perkataan menyakitkan
Anggun pun masuk ke dalam salah satu toilet. Dia menangis sejadi-jadinya di dalam sana tanpa suara. ‘Kenapa sih, Mas. Kamu harus salah paham dan tidak membiarkanku untuk menjelaskannya. Aku bukan ingin bersama Romeo tetapi jika Nisa meninggal karena tidak mendapatkan pendonor darah, maka, aku dan kamu akan merasa bersalah seumur hidup,’ ungkapnya dalam hati. “Anggun, buka pintunya, Gun. Aku mau pipis!” ujar Vita salah satu sahabat dekat Anggun di kampus. “Kamu, bisa, ‘kan, pakai toilet yang lain?’ tutur Allina kesal kepada Vita. “Tapi, ini sudah enggak kuat, Allina!” sahut Vita sembari menahan urine yang terbendung di saluran kemihnya. Clek! Pintu toilet pun terbuka. “Masuklah, Vita! Aku sudah selesai,” ucap Anggun dengan suara parau karena habis menangis. “Kamu kenapa, Anggun?” tan
Read more
Ketegasan Anggun kepada Romeo
Rico tersenyum smirk kepada Anggun. “Ternyata kamu wanita labil dan tidak konsisten. Setelah kamu bersikap mesra kepada si gondrong itu, sekarang kamu membalas ciumanku? Ternyata memang Nisa, wanita yang benar-benar mencintaiku. Dia tidak sepertimu, pindah dari pria satu ke pria lain.” Plak! Anggun menampar pipi Rico dengan kencang. “Jaga bicaramu, Tuan Rico!” titah Anggun sembari menunjuk ke arah pria yang telah merendahkannya. Kebetulan para pria yang berada di toilet tersebut sudah keluar. Dia pun bisa keluar dengan leluasa dari toilet tersebut. Hatinya begitu sakit karena telah mendengar perkataan menyakitkan dari pria yang telah sah menjadi suaminya. Dia pun mengajak Romeo dan sahabat-sahabatnya untuk pergi dari rumah sakit tersebut. “Aaa …,” teriak Rico di dalam toilet. Dia membasuh wajahnya dengan kasar. “Apa yang telah aku katakan kepada Anggun. Kenapa aku harus be
Read more
Murka Anggun
“Dengarkan aku, ya, Romeo! Walaupun Mas Rico merestui bukan berarti aku mau menjalin hubungan serius denganmu. Semua keputusan ada di tanganku. Dia hanya seseorang yang bertanggung jawab terhadapku. Aku belum bisa menjalin hubungan layaknya sepasang kekasih dengan pria manapun karena aku punya alasan sendiri. Aku mau fokus kepada kuliahku. Aku ingin mengejar cita-citaku terlebih dahulu. Jadi maafkan aku, jika ucapanku ini mengecewakanmu dan menyakiti hatimu!” ujar Anggun tegas. Romeo tercengang dan melebarkan senyumnya. “Kamu benar-benar wanitaku dan harus menjadi istriku, kelak. Aku bangga kamu bisa bersikap tegas. Aku akan selalu menunggumu hingga kamu benar-benar siap untuk menerima cintaku.” “Terima kasih, Romeo. Kamu mengerti keadaanku!” ujar Anggun sembari memeluk Romeo di depan mobil. Ketika Romeo dan Anggun sedang berpelukan tiba-tiba Vino keluar dari rumah makan tersebut dan m
Read more
PREV
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status