Semua Bab WHEN LOVE MEET: Bab 51 - Bab 60
243 Bab
Mau dibawa kemana hubungan ini
“Sudahlah!” Anggun menenangkan mereka yang sedang berdebat. “Bapak sudah makan? Bagaimana jika bergabung bersama kami,” tawar Anggun kepada Vino.“Baiklah, aku akan ikut bergabung bersama kalian,” jawab Vino kepada Anggun.“Ch, bukannya baru keluar dari dalam,” decak Romeo sebal sembari jalan terlebih dulu masuk ke dalam restoran Jepang tersebut.LoDi dalam restoran pun kedua pria tersebut berebut tempat duduk. Mereka ingin duduk di samping Anggun. Anggun sudah jenuh dengan pertengkaran mereka berdua. Dia mulai emosi, jika dalam film kartun mungkin kepala Anggun sudah bertanduk dan dari lubang hidungnya keluar asap. “Diaaam …!” teriak Anggun dengan kesal.*** Mereka semua terdiam, dan Anggun duduk di antara kedua sahabatnya yaitu Vita dan Allina. Anggun manatap kedua pria itu dengan sorot mata yang tajam. Dia benar-benar sudah kewalahan menanggapi kedua pria terse
Baca selengkapnya
Ceraikan Anggun
Allina dan Anggun masuk ke dalam mobil. Sebelum Allina mengendarai mobil Anggun, dia melihat ponselnya. Lalu, ada nomor Rico di layar benda pipih miliknya. "Tumben!" tutur Allina."Apanya yang tumben?" tanya Anggun."Suamimu, meneleponku.""Abaikan saja, lihat chatnya kepadaku!" ujar Anggun memperlihatkan chat Rico kepada Allina."Babang Rico oh babang Rico. Kenapa sih, harus gengsi mengungkapkan kata cinta dan cemburu?" tanya Allina kepada sahabatnya sembari mengeleng-gelengkan kepala karena menurutnya babang Rico itu mencintai Anggun. Namun, gengsi untuk mengatakannya."Cemburu apanya? ini tuh suatu penghinaan untukku. Sekarang, terserah dia, mau dibawa kemana hubungan ini!"***~Rumah Sakit~Nisa sudah dipindahkan ke ruang inap VVIP. Dan, Rico pun menemaninya. Dia mengusap lembut rambut Nisa."Ehmm," gumam Nisa yang tersadar."Sayang, kamu sudah sadar," ujar Rico. "Sayang, maafkan aku! Jangan perna
Baca selengkapnya
Suasana Panas 18+
"Anggun, kamu mau kemana?""Aku mau memasak, aku tidak mau membahas yang tidak penting apa lagi di mushola. Sudah ngomong saja sana sama tembok, aku sudah tidak mau mendengar hinaanmu kepadaku," ujar Anggun dengan tatapan tajam setajam silet."Aku mau nasi goreng buatanmu. Aku lapar, dari semalam aku tidak makan dan tidak tidur karena merindukanmu!" teriak Rico kepada Anggun yang menjauh darinya.Anggun yang sedang melangkahkan kakinya untuk pergi ke dapur, tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia merasa jika otak Rico sedang konslet. Dari kemarin pria yang menjadi suaminya itu terus menghina dengan perkataan-perkataan yang menyakitkan. Anggun memutarkan tubuhnya ke arah Rico berada. Dia berjalan menghampiri sang suami. Setelah jarak mereka sangat dekat Anggun menatapnya dengan, mengelus lembut wajah suaminya dan ...!""Setelah makan aku akan mengajakmu kencan ke suatu tempat," bisik Anggun di indra pendengaran Rico."Kemana?" tanya Rico denga
Baca selengkapnya
Tersadar
Akhirnya, mereka pun saling berciuman. Ciuman tersebut mencurahkan rasa cinta dan rindu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rico pun menaikkan Anggun ke atas meja dapur dan kemudian membuka daster yang Anggun kenakan. Rico memijat lembut, aset kembar milik sang istri dan kemudian mencicipi secara rakus seperti bayi yang sedang kehausan.Anggun hanya pasrah di atas meja dapur. Kemudian, setelah puas menikmati aset kembar sang istri. Kini, dia sudah berada di tengah-tengah antara kedua kaki Anggun. Rico memainkan organ kenikmatan Anggun dengan menggunakan lingualnya."Sayang, kenapa kamu wangi sekali nasi goreng," tutur Rico sembari memejamkan matanya.Di sisi lain Anggun dan Allina bingung. Mengapa Rico tidur sembari menjulurkan lidahnya.Anggun terus menerus mendekatkan nasi goreng itu ke indra penciuman Rico. "Sayang, wangimu semakin lama semakin seperti nasi goreng. lezaaat!""Lin, Mas Rico kenapa sih?" tanya Anggun h
Baca selengkapnya
Rencana Anggun
Anggun memegang tangan Rico. "Mas, aku yang egois. Aku tidak mau mempublikasikan pernikahan kita karena aku ingin meraih cita-citaku dan mimpiku. Aku tidak mau menjadi yang kedua dan tidak mau merusak hubunganmu dengan Nisa. Bahkan, aku tidak tahu, bagaimana jika orang tuaku tahu bahwa kamu telah memiliki istri selain aku. Aku tidak bisa berjanji akan mempertahankan pernikahan kita. Maaf, Mas!" Anggun berlari ke kamarnya dan Rico pun hanya bisa mematung di posisi duduknya. Sedangkan Allina bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia memutuskan mengikuti Anggun ke kamar untuk menenangkannya.*** Allina membuka pintu kamar Anggun dan dia melihat sahabatnya itu sedang menangis tersedu-sedu dengan posisi tubuh menelungkup di atas kasur. Dia menghampiri dan duduk di tepi kasur sembari mengelus lembut punggung sahabatnya."Apakah kamu siap kehilangan babang Rico?" tanya Allina kepada Anggun.Anggun bangun dari tidurnya dan
Baca selengkapnya
Rencana Nisa
"Bibi setuju sekali tetapi Nyonya harus sering-sering diliat CCTVnya. Kesel bibi juga, masa juragan Nyonya Nisa bawa teman-temannya untuk pesta minuman keras di rumah!" Bi Darmi keceplosan."Maksud Bi Darmi?" tanya Anggun."E-enggak apa-apa, Nyonya." Bi Darmi memukul-mukul bibirnya karena hampir saja semua diceritakan kepada Anggun."Bi, aku tidak akan bilang apa-apa baik sama Mas Rico ataupun Nisa. Ini cerita yang tahu hanya aku dan Allina saja. Semua rahasia dizamin terkunci rapat-rapat tidak akan bocor sama sekali."Bi Darmi pun menceritakan semua kejahatan yang pernah Nisa lakukan selama dia berada di rumah ini. Dari mulai suka mabuk-mabukan, menyimpan banyak ular di kamar tamu, sikapnya kepada orang-orang yang bekerja di rumah ini dan yang terakhir rencana bunuh diri untuk meraih hati Rico kembali."Anggun, ternyata keputusanmu memasang CCTV di mana-mana itu adalah tindakan paling benar.""Iya, Al. Aku akan mengikuti semua permainannya. Aku p
Baca selengkapnya
Rencana Rico
"Tetapi, Sayang. Setelah aku pikir-pikir, aku ingin kamu selalu ada bersamaku sepanjang waktu. Jika aku sedang ingin melakukannya di kantor, bagaimana? Aku takut hilaf dan malah berselingkuh dengan sekretaris baru!"Nisa terdiam dan berpikir sejenak, ada benarnya juga apa yang dikatakan suaminya. Memiliki satu rival saja, sudah membuatnya mumet apalagi jika ditambah adanya wanita lain di hidup Rico."Baiklah, tapi ada satu syarat!" ujar Nisa."Apa itu?" tanya Rico."Aku ingin waktu Mas Rico hanya tercurah untukku baik di kantor maupun di rumah."'Deuh, sama saja bohong! Aku harus memutar otak lagi kalau begini. Tetapi, apa alasan yang tepat,' ungkapnya dalam hati."Mas ..., Mas Rico! kenapa tidak di jawab?" tanya Nisa."Terserah kamu saja!" Rico menjawab dengan senyuman yang dipaksakan.'Tuhan, berikan aku jalan yang terbaik. Aku harus bagaimana?' ratapan hati seorang Rico.Tidak lama ada chat masuk ke ponselnya dari sah
Baca selengkapnya
Dasar pelakor
Haciiimmmmm! Entah mengapa hari ini Anggun selalu bersin-bersin. Dia menggosok-gosokan hidungnya yang mancung dengan jari-jemarinya."Aku sepertinya terserang flu!" tutur Anggun kepada Allina."Aku buatkan wedang jahe, ya!" Allina menawarkan."Terima kasih, kamu memang terbaik! Allina, aku jadi teringat film drama Korea. Aku jadi punya ide!""Ide apa, Anggun?" tanya Allina."Kamu lihat saja nanti, jika aku bertemu dengan Nisa!""Aku yakin, ini pasti akan semakin seru!" ujar Allina."Allina, sepertinya aku tidak sopan jika belum menemui maduku di rumah sakit. Apakah kamu mau mengantarku untuk menjenguknya!" "Ciihhh, wajahmu itu, Gun. Wajah terese yang baru aku lihat di dunia ini. Ayo kita menjenguknya! Aku juga sudah tidak sabar melihat apa yang akan kamu pertunjukkan kepadaku!""Ayo kita mandi dan dandan yang cantik!" ajak Anggun kepada Allina."Baiklah!"Mereka pun segera membersihkan tubuh dan  berdandan
Baca selengkapnya
Negosiasi
"Aku akan membunuhmu!" ucap Nisa dengan lantang."Uuuhhh, aku atuuut (atut=takut)!" ledek Anggun kepada Nisa.Anggun tersenyum dan kemudian menghapus air mata buayanya. Lalu, dia mematikan rekaman suara dari telepon genggam milik Allina yang dia simpan di dalam tasnya. Dia menyetel ulang rekaman itu di telinga Nisa. Dan betapa terkesiapnya Nisa ketika mendengar hasil rekaman tersebut."Berikan kepadaku rekaman suara itu, cepat!" titah Nisa sembari berteriak.“Suuts, suts, suts, jangan berteriak!” titah Anggun berbisik pelan sembari mengedipkan sebelah matanya. “Tahu enggak, suaramu itu sumbang, kasian orang yang mendengarnya akan sakit telinga!”“Kurang ajar kamu, Anggun,” umpat Nisa dengan emosi.“Aku bukan kurang ajar, Nisa. Tetapi kurang jelek. Soalnya, jeleknya sudah diambil sama kamu semua,” sahut Anggun dengan wajah menyebalkan.“Heuh, emang dasar jalang kamu Anggun. Mana janjimu? katanya kamu akan menceraikan Rico. Tetapi mana buktiny
Baca selengkapnya
Membagi waktu
Rico merasa bahwa suster tersebut melihat ke arahnya dengan penuh curiga. Dia pun beranjak dari kursi dan menuju ruang inap Nisa sekaligus memastikan apakah Anggun berada di sana. Clek! pintu kamar ruang inap VVIP sembilan terbuka. Ternyata benar Anggun sedang berada di sana dengan mata sembab seperti habis menangis. Rico kemudian melihat ke arah Anggun dengan wajah sedih. Namun, beda halnya dengan Anggun, dia melihat wajah Rico dengan senyuman manis dan kemudian menghampirinya. *** Rico bingung apa yang akan Anggun perbuat. Dia tidak mau jika perkataan Nisa kepadanya membuat Anggun semakin ingin berpisah dengannya. Namun, hal yang dikhawatirkan ternyata berbanding terbalik dengan fakta yang ada. Anggun malah memeluknya dengan erat. Ada rasa kehangatan dan kenyaman pada pelukan Anggun terhadapnya. Rico pun membalas pelukan Anggun sama eratnya. Dia bahkan tida
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
25
DMCA.com Protection Status