Semua Bab WHEN LOVE MEET: Bab 71 - Bab 80
243 Bab
Melindungi Anggun
"Baiklah, berikan obatnya!" pinta Rico sembari  melihat ekspresi dan gerak gerik Nisa.Wajah Nisa pun tiba-tiba tersenyum lebar ketika Rico bersedia meminum obat tersebut. Dan, di hadapannya Rico telah meminum obat tersebut."Sayang, hari ini aku bisa menemanimu di rumah sakit karena aku sudah boleh pulang. Aku pergi dulu sebentar karena mau menyelesaikan administrasi dan membeli makanan. Kamu tidak apa-apa aku tinggal?" tanya Nisa sembari membelai lembut rambut sang suami."Tidak apa-apa, lagi pula kepalaku juga sedikit pusing. Aku juga mau beristirahat! Kamu hati-hati dan cepat kembali!" sahut Rico sembari merebahkan diri dari posisi duduknya.Sebelum pergi Nisa pun mengecup kening dan bibir sang suami secara bergantian. "Aku hanya sebentar, ya, Sayang.""Baiklah." Rico pun memejamkan matanya hingga Nisa benar-benar pergi dari ruang inapnya. Kemudian, dia membuka kembali matanya dan mengambil obat yang diberikan Nisa kepadanya. 'Ini obat apa?' ta
Baca selengkapnya
Diikuti
"Aku tidak mau tahu, malam ini Anggun dan Vino harus lenyap dari muka bumi!" titah Nisa kepada seseorang di telepon.Setelah menginstruksikan seseorang untuk membunuh Anggun dan Rico. Nisa pun menutup teleponnya. Kemudian, dia kembali ke rumah sakit untuk menemani Rico.Di tempat tidur pasien, Rico terlihat tidur pulas. Dengan langkah perlahan tanpa bersuara, Nisa mendekat ke arah suaminya. Dia menatap lekat Rico dengan mata sayu. Tangannya mengusap dan membelai lembut rambut Rico yang hitam. Dia pun tersenyum bahagia,  dan kemudian mengecup bibir Rico yang merah."Mas, ternyata kamu itu sangat tampan. Beruntung aku bisa menjadi istrimu. Aku sangat mencintaimu!" monolog Nisa dengan berbisik.'Lalu, kenapa kamu berubah? Kamu bukan Nisa yang aku kenal lagi sekarang. Apa yang menyebabkanmu menjadi wanita yang tidak punya hati?' ujar Rico dalam hati sembari berpura-pura tidur.*** Sebelum masuk ke dalam mobil masing-masing, Vino membi
Baca selengkapnya
Kejar-kejaran
"Encer juga otak si Romeo. Mereka jadi tidak bisa berkutik sedikitpun di tempat ramai seperti ini!" pujian Vino untuk Romeo secara diam-diam.***Akhirnya mereka tiba di salah satu mall mewah di ibu kota. Sebelum turun dari mobil Vino meminta Romeo untuk parkir agak jauh dari mobilnya dan mobil Anggun. Romeo kali ini menurut saja kepada Vino. Vino mencari tempat parkir yang ramai dan dekat dengan pos tempat pembayaran parkir. Benar saja mobil yang sedari tadi mengikutinya, mereka parkir dekat dengan mobil Anggun dan Vino.Mereka berlima pun masuk ke dalam mall dan berbelanja bahan makanan, cemilan, dan pakaian untuk piknik besok."Aduh!" teriak Vita."Kenapa?" Anggun terlihat khawatir."Hehe, laper!" jawab Vita dengan dengan wajah polos dan tak berdosa."Baiklah, ayo kita cari makan!" ajak Vino kepada semua mahasiswanya.
Baca selengkapnya
Kerja sama antara Vino dan Romeo
"Aaa ...," teriak Vita dan Allina ketika melihat mobil yang dikendarai Vino hampir tertabrak. Beruntung truk tersebut tidak dalam kondisi kencang hingga kecelakaan dapat dihindari dan Vino bisa selamat. Setelah itu, ternyata mobil yang mengejar Vino tidak menyerah. Mereka saling kebut dan mendahului. Namun, sekawan genk motor itu berhasil menyalip dan menghentikan mobil yang Vino kendarai.***Kini mobil yang dikendarai Vino di kepung oleh orang-orang tersebut. Vino sengaja tidak keluar terlebih dahulu dari mobil. Dia mengirimkan pesan kepada Romeo agar membawa Anggun dan yang lainnya pergi sejauh mungkin dari tempat tersebut. Bugh bugh bugh! Kaca mobil Vino di gedor oleh salah satu preman yang wajahnya di tutup oleh helm. “Aku harus keluar!” ucap Anggun yang akan membuka pintu mobilnya. “Jangan! Pak Vino memintaku untuk membawa kalian pergi jauh dari sini. Lihatlah in
Baca selengkapnya
Baku hantam
Anggun pun berlari ke mobil dan memajukan mobil tersebut dengan kecepetan penuh. Dan benar saja, ketika sampai lokasi Vino dan Romeo sudah babak belur dan bersimbah darah segar di wajah mereka. Anggun keluar dari mobil. “Lepaskan mereka!” teriak Anggun kepada para penjahat tersebut. “Hahaha, teman-teman ada wanita cantik, baiknya kita apakan dia?” sahut ketua penjahat tersebut. “Ketua, kamu duluan saja eksekusi perempuan itu! Aku mau cicip pria ini, dia sungguh tampan, dan kulitnya pun halus!” tutur salah seorang penjahat berjenis kelamin laki-laki bertubuh hitam dan tinggi besar kepada Romeo. “Pak Vino, tolong aku! Aku mau dilecehkan!” racau Romeo dengan wajah ketakutan. Vino ingin sekali mungumpat kepada mahasiswanya itu. Dia tidak tahu apa, bahwa posisinya sekarang sama. “Lawan dia, jika menang akan aku berikan nilai A dan
Baca selengkapnya
Tertangkap
“Oke, sebentar izin bernapas!” pinta Anggun dengan napas tersenggal-senggal. Namun, sebenarnya dia sedang merencanakan sesuatu. “Menyerahlah, gadis cantik! Kamu tidak bisa kemana-kemana!” Anggun pura-pura terjatuh tetapi sebenarnya dia akan melakukan— Dor! tujuh peluru dia tembakan dengan cepat ke kaki para penjahat itu dan kemudian bergelinding ke belakang mobilnya untuk bersembunyi. “Aaa …,” suara teriakan tujuh penjahat yang kakinya terluka oleh tembakan Anggun. “Kemana wanita itu? cepat cari dan kita habisi saja! ternyata yang berbahaya itu adalah wanita tersebut bukan kedua pria tadi,” ujarnya dengan kaki pincang. Mereka pun berpencar mencari Anggun dengan kaki yang terpincang-pincang. Dari belakang mobil tampak lelaki yang mengenakan celana panjang hitam di dekat mobil sedang mencarinya. Anggu
Baca selengkapnya
Pembuat bubur yang memikat
Para polisi tersebut membawa penjahat-penjahat tersebut ke rumah sakit. Mereka berharap nyawa mereka terselamatkan dan dalangnya tertangkap. Anggun pun membawa Vino ke rumah sakit. Karena, Vino sudah tidak sadarkan diri.*** Tim medis langsung membawa Vino ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk diperiksa lebih lanjut. Sedangkan Romeo dan Anggun menunggu di pintu luar ruangan UGD. "Sebenarnya apa yang terjadi Romeo? Pak Vino diapakan oleh mereka?" tanya Anggun penuh kekhawatiran."Ketika kami sedang melawan mereka tiba-tiba perut Pak Vino kesakitan. Dan di bagian perut yang sakit para penjahat tersebut malah menambahnya dengan sebuah pukulan. Dari situ pak Vino ambruk. Aku tidak bisa melawan mereka seorang diri karena mereka membawa senjata tajam dan senjata api. Aku lebih baik menyerah dan mengulur waktu, menunggu anak buah ayahku dan polisi datang. Eh, yang datang lebih malah wonder women," ujar Romeo penuh rasa kagum kepada Anggun karena ternyata
Baca selengkapnya
Mahasiswa tidak berakhlak
"Shit," umpat Nisa dengan geram. Dia pun mondar mandir sembari menggigit kuku jari tangannya karena sedang merasa cemas. Dia takut jika kejahatannya terungkap dan kemudian ditangkap oleh pihak yang berwajib. *** "Kamu tenang saja, aku kira mereka sekarang sudah tewas karena keracunan. Racun itu terbuat dari bisa ular king cobra. Jika di gigit langsung oleh king cobra dalam beberapa menit korban gigitan akan meninggal. Karena ini olahan, racunnya tidak langsung membunuh korban tetapi sedikit demi sedikit menggrogoti tubuh korban. Jika dari mulutnya sudah keluar darah, maka, dalam hitungan menit mereka akan tewas." Nisa pun kembali tersenyum licik. Dia sekarang memikirkan rencana jahatnya lagi untuk menumpas orang-orang yang akan menggagalkan rencananya. "Baiklah, sebelum Rico bangun, aku akan menutup telepon." Panggilan mereka berakhir dan nomor telepon pria misterius itu pun di h
Baca selengkapnya
Anggun tolong aku
Romeo pun menyusul Vino ke arah pintu dan kemudian dia memeluk Vino dari belakang.   “Romeooo ….”   Clek!   “Aku hanya mau membukakan pintu untuk bapak. Tidak usah berteriak seperti itu, yang lain sudah pada tidur. Aku masih normal, tidak akan macam-macam kepada bapak. Apalagi harus merusak bokong bapak yang indah. Hahaha,” gelak tawa Romeo terdengar sangat renyah ketika melihat sang dosen killer yang ditakuti satu kampus ketakutan oleh tingkahnya. Dia pun menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur dengan masih terpingkal-pingkal.   “Kamu—”   Dengan emosi, Vino menindih dan menduduki Romeo dan kemudian mencekik longgar mahasiswa tidak berakhlak tersebut.   “Tolong-tolong,” teriak Romeo. “Pak, Jangan lakukan itu kepadaku—”   Dari pintu kamar yang terbuka, Anggun, Vita dan Allina melihat perbuatan Vino yang mereka anggap tidak senonoh kepada
Baca selengkapnya
Sleepwalking
“Nah itu, kan, alasan Nisa menyerang bapak. Lalu, apa alasan Nisa mau membunuh Anggun?” “Itu yang membuatku penasaran dan Rico pun memintaku untuk melindungi Anggun. Untuk sementara kita harus menemani Anggun sampai Rico sembuh dan pulang ke rumah.” sahut Vino yang masih penasaran dan ini akan menjadi teka-teki baru baginya untuk dipecahkan. Bruk! Tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan sendirinya. Dan kemudian di susul Anggun yang tidur sembari berjalan. Mereka berdua hanya bisa melihat apa yang akan dilakukan oleh Anggun.   Anggun pun naik ke atas tempat tidur lalu berbaring di antara Vino dan Romeo. Romeo dan Vino bingung mereka harus bagaimana? Ingin rasanya membangunkan putri tidur itu. Namun, tidur Anggun tampak pulas, sehingga mereka tidak tega membangunkan wanita tersebut untuk pindah ke kamarnya. Mereka pun memutuskan untuk tidur bertiga di atas ranjang yang luas. M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
25
DMCA.com Protection Status