Semua Bab Bagaimana Mungkin?: Bab 31 - Bab 40
51 Bab
30. Menjadi Isteri Adien
Setelah aksi kaburnya dipergoki oleh Adien, Shayra belum menyerah. Jika tidak bisa keluar kamar untuk kabur maka baiklah, Shayra tidak akan keluar dan mengunci diri di dalam kamar agar pernikahannya batal.Knop pintu pun diputar sampai pintu menutup dan Shayra menguncinya lalu mencabut kuncinya dari lubang kunci.Seulas senyuman terbit membentuk lekukan indah pada bibir Shayra."Ch, dia pikir dia siapa? Beraninya ngajak nikah. Sudah begitu enggak tahu malu, ditolak mentah-mentah tetap aja ngeyel mau nikahin aku. Gila ... gila ...." Shayra menggelengkan kepalanya tak habis pikir pada Adien. "Nantinya aku mau jadi apa? DDijadikan istri atau malah dijadikan babu. Ihh, ngeri juga ...."Shayra menghela nafas pusing dengan pikirannya sendiri. Dari pada terus melakukan hal itu terus-menerus, Shayra malah beralih menggeser lemarinya dengan susah payah kemudian disusul dengan sebuah meja yang keduanya digunakannya untu
Baca selengkapnya
31. Masalah Ringan di Pagi Hari
Adien terbangun oleh silau matahari terbit yang mengintip dari celah gorden jendela kamarnya. Pria itu mendadak tersenyum miring mengingat kejadian dirinya yang telah berhasil mendapat Shayra dan mereka telah menikah.Masih belum sepenuhnya sadar dan masih setengah terpejam, Adien merapatkan dirinya pada Shayra wanita yang kini jadi miliknya. Dia lantas berpikir bahwa saat ini sepertinya cocok untuk menjahili istrinya itu. Adien pun mengulurkan kedua tangannya makin mengeratkan pelukannya sambil mendaratkan benda lembut dan lembab miliknya  mengecupinya dengan gemas berulang kali.Namun sesuatu yang aneh mulai Adien rasakan. Shayra yang dipeluknya terasa tidak bergerak dan sangat empuk tidak bertulang. Sontak Adien membuka mata dan bangkit seketika untuk memeriksa.Kedua bola matanya membola disusul dengan dengusan kasar yang keluar darinya."Sial! Bagaimana dia tega bangun lebih awal dan meninggalkan
Baca selengkapnya
32. Tidak Salah Memilih
Adien menyeringai senang dan auranya tampak lebih bersinar sejak menikah. Hasil memang tak pernah menghianati hasil dan hati memang tak pernah berbohong. Meskipun tak ada jaminan cinta pasti yang membuat Adien begitu menginginkan Shayra menjadi isterinya, namun keinginan hatinya untuk memiliki wanita itu menjadi miliknya bukanlah hasratnya. Tidak tahu perasaan apakah itu, bisa jadi itu panggilan jiwanya dan begitu terjadi Adien begitu mensyukurinya. Dia bahkan menjadi pria paling beruntung memiliki istri seperhatian Shayra. Tidak salah, Shayra memanglah perhatian kepadanya walaupun seringkali berbicara dengan ketus dan acuh. Wanita memang aneh dan Shayra juga demikian. Susah payah menolak menikah dengan Adien, tapi saat menjadi seorang istri wanita itu justru menjadi istri yang penuh pengertian ketimbang memberontak atau membuat Adien menyesal menikah dengan dirinya. Entahlah, Adien sendiri juga merasa aneh dengan hal itu meski tidak terlalu memik
Baca selengkapnya
33. Ayam Kecap Mengerikan
Meskipun sedang ngambekan ternyata Shayra masih saja mau melayani Adien. Istrinya itu dengan suka rela mempersiapkan kebutuhannya dan saat lembur di rumah, Shayra juga tanpa sungkan menawari kopi juga menemani. Meskipun di sisi lainnya Shayra melakukan semua hal tersebut atas dasar nasehat dari ibunya yang mengatakan, "sudah jadi melayani suaminya apapun situasinya." Serta Shayra juga mengingatkan Adien bahwa apa yang dilakukannya semata-mata adalah karena ibunya, kewajiban dan bukan karena perhatian juga alasan lain mulai menyukai Adien.Adien yang awalnya geram akan hal itu, perlahan-lahan mulai membiasakan dirinya dan bersumpah akan membuat apa yang Shayra lakukan sebagai kewajiban akan diubahnya menjadi sebuah perhatian."Baiklah. Hm, makan malam dengan ayam kecap pedas manis bagian sayapnya." Adien berkomentar menatap masakan Shayra dengan berselera."Kenapa, apakah kau tak suka?" Tanya Shayra mengerut sambil menatap taj
Baca selengkapnya
34. Curiga
"Kalau ngerjain suami sendiri salah nggak sih, Din?""Hah, maksud kamu apa?" Dinda mengerut tak mengerti. "Kembali dari ruangan pak Bos kamu langsung nanyain salah atau tidak jika mengerjai suami?" Lanjut Dinda memastikan.Suara mengangguk. "Iya maksudku aku se-benarnya telah membuat pak Adien mes-eh maksudnya rese, hampir seminggu ini makan dengan menu ayam kecap terus dan itu bagian sayapnya mulu ...," cicit Shayra pelan menjelaskan."Enggaklah." Dinda menjawab dengan yakin."Tapi kata Mama aku tiap kali kami teleponan, selalu aja kasih nasehat begini, 'jadilah istri yang patuh pada suami ya, Nduk. Jangan melawan, jangan sekali-kali membantah ucapannya dan jangan kamu susahkan dia. Ingatlah bahwa setelah menikah surgamu bukan lagi pada Mama, tapi sudah berpindah pada suamimu.' Kalo aku ngerjain artinya bukankah sama saja dengan aku sudah menyusahkan dia? Terus kenapa kamu bilang en
Baca selengkapnya
35. Berubah
"Iya, Rin. Aku tahu! Ok, hal itu memang ada baiknya kita bicarakan secara langsung. Baiklah sampai ketemu nanti."Shayra yang baru terbangun mendengar perkataan Adien yang berada di balkon kamar mereka, membuatnya mengerut heran dan bertanya-tanya dalam hati.'Rin siapa yang berani-beraninya menghubungi suamiku pagi ini? Sial itu sebenarnya siapa sih, dari kemarin centil amat terus telepon-telepon terus!'Shayra menguap lantas beranjak dan mengikat rambutnya dan menghampiri Adien di balkon kamar mereka."Kamu sudah bangun," celetuk Adien kaget saat menemukan Shayra sudah berada dibelakangnya saat berbalik.Shayra mengangguk singkat. "Hm, iya. Oh, iya kamu ingin sarapan apa pagi ini?" tanya Shayra perhatian seperti pagi mereka biasanya.Terlihat Adien menghela nafas lega dan mengelus kepala Shayra singkat ditambah kecupan singkat di pagi hari seperti biasanya.
Baca selengkapnya
36. Sisi Shayra yang Lain
"Kamu kapan akan melamarku, Sayang?" tanya seseorang beegelayut manja pada lengan kekar kekasihnya.Pria yang bersama menoleh datar dan dingin. "Tidak pernah, jadi jangan berharap!" Serunya menciptakan keheningan diantara mereka yang tiba-tiba diam dalam sekejap dan hal itu tidak berlangsung lama karena setelah sebuah tawa memecahkan keheningan yang ada."Hahaha, Sayang. Bercandaan kamu lucu sekali. Kita sudah berpacaran cukup lama lima tahun lebih, jadi aku yakin kamu mana mungkin kamu tidak akan menikahiku."Pria itu menepis tangan wanita yang memeluknya lantas memberi jarak diantara mereka."Dari awal kita menjalin hubungan hanya sebuah formalitas saja, Aurin. Kita melakukan hal ini hanya agar perusahaanku dan milik keluargamu saling mendapatkan keuntungan. Aturannya kamu boleh bersama pria mana saja, begitu juga aku, boleh dengan wanita mana saja. Dan harusnya hubungan ini sudah berakhir sejak tiga tahun l
Baca selengkapnya
37. Malu-Malu Tergoda
 Adien membuka menarik ikatan dasinya, disusul dengan membuka dua kancing kemeja teratasnya. Adien yang baru pulang langsung saja menghempaskan dirinya ke sofa dan menghela nafasnya panjang. Melelahkan. Hanya itu yang Adien rasakan sekarang. Tubuhnya sebenarnya sudah sangat gerah, berkeringat juga terasa lengket, tapi rasa letih setelah seharian bekerja membuatnya beristirahat sejenak.Namun apa yang Adien lakukan malah membuat Shayra yang sejak pria itu masuk tak pernah berpaling memperhatikannya. Ah, tidak. Bukan itu maksudnya, tetapi ... hm Adien yang demikian tampak mempesona dan seksi terlebih saat mengusap keringatnya dengan elegan. Juga helaan nafas suaminya itu bagaimana jika menerpa kulit leher atau wajahnya, bukankah hal itu akan sangat---'Eerrr ... apa boleh menyentuhnya?' Shayra hampir saja lebih dalam tenggelam mengagumi sosok manusia yang hampir menyerupai kata sempurna dimatanya, jika saja ia tak seger
Baca selengkapnya
38. Tidak Cinta, Tapi Cemburu
Shayra terbangun oleh suara berisik yang bersumber dari ponsel milik Adien yang terletak di atas nakas dan berada di sebelah tempat tidur disampingnya. Wanita itu mengerjap lantas duduk dan meraih ponsel yang pemiliknya masih berada di alam mimpi."Aurin," ucap Shayra yang masih mengantuk tiba-tiba membulatkan matanya saat melihat penelepon merupakan seorang wanita.Seketika entah kenapa dada Shayra terasa seperti dihimpit dan ia merasa sesak susah bernafas. Bisa-bisanya ada wanita yang tak tahu malu menghubungi suaminya di pagi-bagi buta. Hei! Bahkan mentari belum memunculkan sinarnya!!Shayra mendengus kasar dan akan mengumpati wanita yang telah mengganggu tidurnya dengan menjawab teleponnya.Akan tetapi belum juga Shayra menggeser jemarinya untuk menjawab panggilan, Adien yang entah kapan bangun tiba-tiba saja meraih ponselnya dari Shayra. Pria itu bahkan dengan cepat beran
Baca selengkapnya
39. Istri Posesif Gila
"Ini semua bawaan bayimu, karena dirimu yang merupakan buah hasil dari keberengsekanmu. Jadi jangan terbawa perasaan, aku tidak sedang OTW menyukai apalagi mencintaimu dan satu lagi, kamu tidak boleh mengeluh terlebih lagi marah!" Gerutu Shayra berjalan sambil merangkul erat lengan Adien dan menaruh kepalanya bersandar pada dada bidang Adien.Sebenarnya Adien senang saja Shayra demikian, tapi serius, Adien juga geram sekali pada saat yang bersamaan. Gengsinya Shayra itu loh, terlalu tinggi. Selalu saja mengatasnamakan bayinya demi bisa manja-manja manis.Tidak suka Adien, tapi apa yang istrinya lakukan tidak mencerminkan hal demikian. Di saat sekarang saja mereka berjalan mesra menuju ruang kerjanya, Shayra secara terang-terangan menatap penuh peringatan kepada karyawan perempuan yang melihat dan menyapa dirinya dengan tatapan mendamba serta perkataan memuja.Istrinya itu tanpa tahu malu langsung melabrak orang tersebut.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status