All Chapters of Nice to Meet You Again: Chapter 31 - Chapter 40
105 Chapters
Kabar Pernikahan
 Meliana tahu pernikahan itu akan menghadapi banyak cobaan, entah dari mereka ataupun keluarga Arga, terutama ibu Arga. Tapi, ini sudah keputusannya bersama Arga untuk melangkah bersama. "Aku mendukung kalian, kau tidak perlu bingung aku nanti akan tinggal di mana, aku punya motor yang bisa membawaku ke rumah ini untuk membantumu bekerja menjual daster," ujar Rika. "Kalau Arga melarangku berjualan di taman lagi bagaimana?" balas Meliana memancing reaksi teman baiknya itu. Rika memicingkan matanya, "Apa benar dia akan kejam begitu padaku?" "Sepertinya dia akan meminta Juna untuk membantumu, dia lebih kuat daripada aku di lapangan, mau?" Rika lempar dua bantal tepat ke pangkuan Meliana, mereka lantas tergelak dan saling melempar umpatan. Hubungan Rika dan Juna bukan seperti Meliana dan Arga, tidak ada cinta di sana, bahkan mereka sering berganti pasangan, itu juga sering mereka ceritakan be
Read more
Hari Sebelum Menikah
 Fira kejar langkah Natan yang memburu dan menghindar darinya, itu sangat berbeda dari Natan beberapa jam lalu sebelum bertemu dengan Neni. Ada yang membakar dirinya dalam bentuk cemburu, sebuah kata yang dari dulu ia hindari dan tidak ia rasakan dari Meliana, kini ia rasakan saat dirinya sudah menikahi wanita lain dan Meliana pun akan segera menikah. "Apa kau begitu karena mendengar Meliana akan menikah?" tanya Fira meninggikan suaranya, di depan pintu kamar yang sengaja Natan tutup cepat dan rapat. Ibu Natan yang mendengar itu sontak berlari mendekat, menyapa menantunya yang mulai berkaca-kaca, ia mencintai Natan dan tidak pernah melihat Natan seperti ini pada Meliana sebelumnya, bahkan saat mereka berpisah waktu itu, tidak ada sesal sama sekali. "Apa yang terjadi? Siapa yang akan menikah?" cerca ibu Natan. Fira menunduk, ia pijat pangkal hidungnya, "Mantan menantu ibu yang akan menikah, sebentar lagi dan membua
Read more
The Day
 Arga Pradipta married with Meliana Sekar Dewi, Sebuah rangkaian kata yang tidak pernah Meliana duga akan menjadi kenyataan dalam perjalanan hidupnya yang begitu banyak lika-liku dan cobaan. Bukan sekedar angin sejuk yang menyapanya, bahkan badai pernah membuatnya tidak mampu berdiri dengan kedua kakinya sekalipun. Tapi, hari ini semua itu sirna dan berganti dengan kebahagiaan yang tiada tara dan duanya. Ia bersanding dengan Arga di sebuah tempat yang mana sebuah kalimat sakral akan mengikat mereka selamanya sampai nyawa terbang ke alam yang jauh lebih kekal. Meliana tampak cantik dan anggun menggunakan kebaya putih milik ibunya itu, dandanan yang sederhana dan tipis sesuai dengan permintaan Arga membuat wajah Meliana sudah berlipat-lipat cantiknya. Sentuhan tangan teman lama Meliana dan Rika itu mampu menyihir siapa saja yang melihat Meliana pagi ini, ditemani sang ayah dan keluarga Rika sebagai saks
Read more
Mood Booster Suami
 "Kau ingin sesuatu?" tawar Meliana pada suami barunya itu. Mereka tinggal berdua di bangunan besar yang seharian ini menjadi tempat di mana kebahagian melimpah ruah, semua sudah kembali ke rumah dan Rika juga Juna beristirahat di tempat mereka masing-masing. Meliana dan Arga sebenarnya ingin para keluarga ini menginap lebih dulu, tapi sebagai orang yang sudah mengerti kesibukan pasangan baru, mereka memilih untuk pulang saja dan membiarkan malam ini dilewati dengan tenang tanpa ada yang mengganggu. "Aku ingin kau temani makan malam lagi," jawab Arga, entah kenapa ia butuh asupan makanan yang jauh lebih banyak hari ini. Meliana mengangguk, ia berjalan santai lewat ke depan Arga, menampilkan kaki polosnya yang sedari pagi tertutup dengan rok setelan kebaya plisket itu. Ingin ia bersiul untuk istrinya, tapi lirikan Meliana sudah membuat bibirnya terkatup dan mengurungkan niat untuk menggoda. Ini bukan k
Read more
Malam Pertama yang Tertunda
 "Kau mau?" tawar Meliana sekali lagi. Selimut yang sudah Arga tendang sembarangan itu membuat Meliana semakin bersemangat menggoda, ia tidak mau membahas masalah semalam yang masih menjadi tanda tanya, Meliana hanya akan melukis hari libur suaminya itu dengan kenangan yang indah. "Amel," panggil Arga sekali lagi, menjentikkan jemari agar Meliana mendekat. Meliana bergeleng, ia putar handle pintu kamar untuk segera menyiapkan sarapan, perut itu sudah berbunyi dan ajang mandi bersama tentulah membutuhkan waktu yang tidak singkat, dia harus bersiap, begitu juga Arga nanti yang membutuhkan tenaga ekstra untuk seharian menyekapnya di kamar. Tidak ada maid di rumah besar ini, semua Arga lakukan seorang diri dari mulai bersih-bersih sampai menyiapkan makanan, sekarang ada dirinya yang bisa membantu dan meringankan beban sang suami. Suara denting alat masak dan aroma yang mulai menyeruak membuat siapa saja yang bernafas
Read more
Dia, Suamiku
 "Arga, lepaskan!" Meliana tidak akan mengizinkan bila pria itu meminta jatahnya lagi. Bukan masalah dirinya tidak suka atau bagaimana, tapi karena bahan makanan harus mereka dapatkan sekarang dan seharian ini mereka tidak ke luar rumah, Rika dan Juna pasti sudah menjadi pengemis di depan sana, mereka jelas kelaparan dan tidak berani membeli makan sendiri. Bukan juga mereka takut begal atau apa, mereka hanya menjaga rasa setia kawan seperti yang sudah disepakati sejak pertemanan itu tercetus kembali. Makan dan berbagi semuanya bersama, kecuali masalah hati. "Aku mau lagi, Mel!" "Iya, nanti kalau kita sudah belanja dan membelikan mereka makanan, sepuasmu, oke!" Arga bangkit dari rengekannya, menerima ajakan dan tawaran Meliana akan saluran hasrat yang menggebu nanti malam, ia bisa melakukan apa saja dan selama mungkin sesuai dengan apa yang ia mau. Pintu besar rumah itu pun akhirnya terbuka, seperti ap
Read more
Antara Posesif dan Takut
 Natan menggelengkan kepala, tentu dia tidak mau pindah dari tempat ini karena sejak perpisahan dan kabar Meliana terdengar, hatinya gelisah dan ingin selalu melihat perkembangan mantan istrinya itu. Ia ingin memastikan Meliana bahagia, lebih bahagia daripada saat bersamanya meskipun hati di dalam sana memanas tanpa henti seperti air mendidih yang tidak urung dipindahkan dari kompor yang menyala, atau mungkin kompor itu yang rusak hingga butuh air untuk menyiramnya. Fira mendengus kesal, ia lantas menghabiskan cepat makanan yang sudah mereka pesan, acara malam ini berubah menjadi mood buruk pasalnya Natan terus saja membuatnya cemburu akan kehadiran Meliana, belum lagi mereka sempat bertegur sapa tadi. "Ayo, kita pulang!" Fira bersiap untuk meminta nota pembayaran. "Kau katanya ingin berjalan-jalan dulu, apa tidak jadi?" tawar Natan mengingatkan. Fira yang sudah hafal akal bulus suaminya itu sontak melanjutkan apa
Read more
Merasa Dicintai
 "Apa Arga tidak akan mencarimu?" tanya Rika sengaja memancing kepekaan Meliana. Meliana berdecak lirih, "Dia bisa memeriksa lewat cctv di ponselnya, hanya ada satu di pagar, dia bisa tahu apakah aku ke luar rumah atau tidak, lagipula aku di tempatmu, apa dia mau marah? Mengesalkan sekali," balas Meliana sembari berguling-guling di ranjang Rika. Beberapa cerita mereka sampaikan di sini, mulai dari kisah horor hingga yang paling lucu, Rika sempat mengalami rasa takut tinggal di kamar barunya ini, pasalnya tidak pernah ada yang menempati dan Juna hanya sesekali membersihkannya. Tapi, dengan kekuatan butuh dan rasa kantuknya, ia bisa melewati itu hingga terlelap dengan nyenyak, bahkan tidak mendengar apapun seperti yang dikisahkan oleh Juna. "Dia terus saja mengirimiku pesan mengerikan, seperti hantu bergentayangan dan ada yang melayang saat aku tidur, dia tidak tahu kalau aku sudah tertidur di sini," oceh Rika gemas.&nbs
Read more
Bukti Kecil
 Krek .... Meliana buka tirai berwarna kelabu itu lebar-lebar, memaksa suaminya segera bangun selepas kembali tertidur setelah menunaikan kewajibannya tadi. Mata Arga terasa sangat lengket bila berada di dekat Meliana hingga hanyut berulang kali dan tanpa sadar mentari datang untuk menawarkan cerita baru. "Bangun, sayang. Kau harus berangkat pagi kan hari ini, ayo, bangun!" Meliana tarik selimut tebal yang masih menggulung tubuh setengah polos itu. Arga tarik lebih kuat sampai Meliana limbung ke atasnya, mendekap rapat sebentar untuk memastika wanita yang ada di dekatnya itu telah sah menjadi istri atau pendamping hidupnya sampai mati. Meliana kecup setiap jengkal kulit wajah Arga, pria itu sangat suka dengan sentuhan kecilnya yang spontan, tanpa Arga suruh dan Meliana melakukannya begitu saja, mengejutkan dan membuat sensasi yang berbeda. "Aku nanti akan pulang jauh lebih malam, aku akan bertemu deng
Read more
Kenyataan pahit
 Bruak, bruak, bruak .... Tangan Arga tak kuasa menahan laju amarah dari ayahnya, berulang kali pria itu bangkit untuk melampiaskan amarahnya pada Neni. Pengakuan yang menggelikan sekaligus mengerikan itu berulang kali memancing amarahnya, kesetiaan Neni dipertanyakan saat ini juga. Sampai tengah malam mereka belum berhenti untuk saling beradu ucapan dan melempar benda keras, anggap saja saat ini terjadi kekerasan dalam rumah tangga di sini. Harto tidak bisa menahan diri lagi, mulut Neni terus mengatakan bahwa Arga bukanlah anak kandung Harto, anak kandung Harto telah Neni butuh dan sengaja ia gugurkan sebelum Harto tahu kalau dirinya hamil. "Cukup, Ayah!" Arga menahan tubuh besar ayahnya, ia pun sudah berlumuran darah karena menolong Neni dari banyak lemparan benda tumpul ayahnya. "Biarkan dia melampiaskan amarahnya padaku, aku juga sudah muak dengan rumah tangga pura-pura ini, aku menyesal!" ucap Ne
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status