All Chapters of Hoffen: Chapter 41 - Chapter 50
99 Chapters
Urusan Belum Selesai
Setelah perjalanan beberapa jam, akhirnya bus sampai di puncak. Mereka semua turun dari bus, para artis langsung masuk ke villa yang sudah disiapkan, sedangkan para asisten mengeluarkan barang yang ada di bagasi. Begitu juga Trisha yang mengeluarkan koper dan tas berukuran sedang milik Sev. Zhui tidak bisa membantunya karena ada dia langsung meeting bersama sutradara.Dia menarik tiga koper sekaligus dan menenteng tas. Wanita gemuk itu terlihat kesulitan, dia hanya bisa menggerutu dari dalam hati dan melihat Sev yang sangat akrab dengan kakaknya. Sedari tadi dia memperhatikan keduanya yang tidak pernah berhenti mengobrol. Apa yang mereka bicarakan?Sev terlihat sangat berbeda, dia tidak ketus, tidak dingin dengan Tiana. Bahkan, dia terlihat seperti cowok humoris yang penuh dengan cerita lucu. Sangat berbeda saat bersamanya. Trisha merasa semakin penasaran dengan sifat asli Sev. Apa sifat dingin dan ketusnya itu hanya tipuan belaka?Trisha semakin ingin mencari t
Read more
Kecelakaan Mobil
Setelah dua hari syuting di puncak, mereka kini kembali ke kota. Namun, sebelum ke perusahaan, mereka pergi ke restoran untuk merayakan syuting yang selesai tanpa ada hambatan. Trisha terus menempel dengan Zhui karena menjaga jarak dengan Tiana, kakaknya.Mata Trisha sesekali melihat kedua orang itu yang selalu mengobrol dengan gembira, dapat wanita gemuk itu lihat cara menatap Sev ke Tiana berbeda. Sedikit ada rasa suka dalam tatapan lelaki itu. Apa Sev menyukai kakaknya? Trisha hanya bisa berdoa agar Sev tidak menikah dengan Tiana.Sama sekali tidak boleh menikah! Karena kalau Sev menjadi kakaknya, bisa-bisa dia terus menjadikan wanita gemuk itu pembantu, bukan?Bus terhenti di restoran mewah yang sudah dipesan sebelumnya, semua orang turun dari bus dan berjalan masuk ke dalam restoran. Saat Trisha hendak turun dari bus, tangannya ditahan oleh Tiana. Wanita gemuk itu menoleh dan menatap kakaknya malas.“Apa lagi?” tanya Trisha yang tidak mau
Read more
Apakah Mulai Membuka Hati?
Trisha berjalan cepat memasuki koridor rumah sakit dan mencari ruang inap Sev, rasa lelahnya seketika lenyap ketika mendengar lelaki itu kecelakaan bersama sang kakak. Sebenarnya dia mengkhawatirkan Tiana, tapi dia harus melihat kondisi Sev lebih dulu, baru melihat kakaknya.Vanda hanya mengantarkan saja tanpa ikut masuk ke rumah sakit, karena besok dia ada rapat mengenai komik di studio besok pagi. Jadi wanita gemuk itu seorang diri dengan menunggu kedatangan Zhui juga asisten kakaknya.Trisha celingukan mencari ruang inap, setelah menemukan nama Sev, dia membuka pintu perlahan dan melihat lelaki itu yang terbaring lemah di brankar. Kepala dan tangannya terbalut oleh perban, kata suster kondisi Sev tidak separah Tiana. Wanita gemuk itu menghela napas lega seraya berjalan mendekatinya.Dia menatap lekat Sev yang matanya masih terpejam, lalu duduk di sofa yang sudah disediakan. Seketika rasa lelahnya kembali muncul dan membuat punggung Trisha sangat nyaman. Dia m
Read more
Satu Atap Dengannya?!
Trisha berjalan memasuki minimarket untuk membeli sarapan. Dia sudah pulang dari rumah sakit setelah semalaman di rumah sakit, ia juga sudah meminta izin pada Zhui juga Sev. Trisha akan kembali nanti siang menggantikan sang agen. Sebenarnya ada Lin yang menjaganya, tapi Sev tetap menyuruh wanita gemuk itu untuk datang. Mau tak mau, Trisha menuruti kemauan atasannya itu. Trisha berjalan ke rak cup mi instan, karena sudah satu minggu dia tidak memakan makanan favoritnya itu. Dia sedikit berjinjit dan berdecak karena mi instannya hanya tersisa satu. Sebenarnya ada merk lain, namun Trisha tidak menyukai. Tangannya berusaha meraih cup itu dengan meninggikan jinjitannya. “Susah banget, sih,” keluhnya yang masih berusaha untuk mengambil mi itu. Dia pun tersenyum setelah berhasil mengambil cup mi instan favoritnya, lalu langsung berjalan menuju kasir. Setelah selesai membayar, dia celingukan mencari kucing yang selalu datang menemuinya. Namun, ketika melihat
Read more
Mulai Akrab Dengan Teman Baru
Trisha masuk ke dalam rumah dengan lemas, dia benar-benar lelah karena belum banyak istirahat. Apalagi besok dia harus kembali bekerja, malam ini pun dia harus begadang untuk membuat kelanjutan komik yang sudah hampir satu minggu belum dia perbarui. Wanita gemuk itu menghela napas panjang seraya merenggangkan otot punggungnya yang terasa pegal.“Kenapa?” tanya seseorang yang baru saja keluar dari kamar dan membuat Trisha terkejut.Trisha langsung melihat ke Lio yang tengah menatapnya, melihat Lio yang ada di sana sekilas mirip Sev dari kejauhan. Sedangkan Lio yang di tatap Trisha pun mengangkat satu alisnya dan berjalan mendekat, lalu menepuk pundak wanita itu sedikit kencang.“Apa yang lo lihat?” tanya Lio membuat Trisha tersadar dari lamunannya.Trisha menggelengkan kepalanya cepat dan tersenyum canggung. “Enggak apa. Gue … ke kamar dulu.” Wanita gemuk itu langsung berjalan menuju kamarnya meninggalkan Lio yang
Read more
Antar Jemput
Trisha merenggangkan ototnya yang terasa kaku setelah duduk semalaman untuk menggambar, sekarang sudah pukul setengah lima pagi. Dia ingin tidur, tapi tidak bisa karena takut kalau kesiangan. Apalagi kemarin Zhui sudah memberitahu kalau Sev sudah ke luar rumah sakit dan mulai syuting.Trisha beranjak berdiri dari duduknya, lalu berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan badan sekakigus menghilangkan rasa ngantuk.Hanya membutuhkan waktu lima belas menit, dia keluar hanya menggunakan balutan handuk saja. Trisha menutup pintunya, lalu melangkahkan kakinya ke lemari pakaian. Tadi malam dia memang tidak menutup pintu karena merasa kepanasan, AC di kamarnya rusak dan belum diperbaiki.Trisha memilih menggunakan baju casual berwarna pink soft, kemudian dia memakai make-up tipis agar tidak ada yang melihat wajah pucat dan mata pandanya. Selesai berdandan, dia kembali duduk di meja kerjanya untuk menyelesaikan komiknya yang hampir selesai. Awalnya dia mau mem
Read more
Perasaan Bersalah
Trisha berjalan memasuki perusahaan, dia menyapa beberapa staff yang dia kenal dengan senyuman canggung. Meskipun sudah satu bulan bekerja menjadi asisten Sev, dia masih canggung menyapa mereka. Ya, meskipun mereka baik, tapi tetap saja canggung. Saat menoleh ke kanan, matanya membelalak lebar saat melihat mobil Sev memasuki perusahaan. Trisha langsung berjalan cepat menuju ruangan sang aktor tampan sebelum keduluan olehnya. Trisha menghela napas lega saat sudah berdiri di ruangan Sev, dia mengatur napasnya dan meniup tangan karena gelas kopi Sev yang sedikit panas. “Lo ngapain berdiri di sini?” tanya Sev yang baru saja datang. Trisha hanya tersenyum, lalu masuk ke dalam dan meletakkan gelas kopi itu di meja kerja Sev. Wanita gemuk itu menoleh pada Zhui yang diam saja, perasaannya mendadak tidak enak. Apa terjadi sesuatu dengan Zhui? “Zhui, lo—“ “Sev, duduk! Sha, lo tunggu di luar. Gue mau bicara empat mata sama Sev,” ucap Zhui dengan
Read more
Mengobrol Dengan Cara Lain
“Halo, apa?”“Masih hidup, kan, lo? Gimana kondisi lo?”“Kurang ajar lo! Gue … baik-baik aja, tapi masih harus menginap tiga hari.”Trisha mengangkat satu alisnya. Menginap satu hari? Bukankah kondisinya sudah baik-baik saja? Wanita gemuk itu pun menggelengkan kepalanya cepat, untuk apa memikirkan dia yang selalu bersikap aneh. Tidak ada gunanya.“Lo enggak nanya alasan gue gitu?”“Nggak, lo memang aneh, buat apa nanya. Udah dulu.” Trisha langsung mematikan sambungan telepon itu karena tidak mau mengobrol dengannya lagi. Trisha pun berjalan keluar pantry menuju ruangan Sev.Yang pertama dia lakukan adalah menyiapkan pakaian untuk Sev, lalu memasukkan minuman dan roti ke dalam tas. Dia juga merapikan ruangan lelaki itu yang sedikit berantakan. Setelah selesai, dia tersenyum melihat pekerjaannya yang selalu memuaskan.Trisha pun menulis pesan di kertas tempel, l
Read more
Dipecat!
Trisha berjalan memasuki area universitas, dia melihat setiap kelasnya untuk mencari kelas yang lebih banyak mahasiswanya agar dosen yang mengajar tidak menyadari kehadiran wanita gemuk itu. Dia juga mencari dosen yang terlihat tidak galak.Trisha pun berhasil menemukan satu kelas yang banyak murid, dia juga melihat dosen yang menjelaskan dengan kesabaran dan suara yang lembut. Wanita gemuk itu masuk ke kelas melalui pintu belakang dan sedikit membungkukkan tubuhnya agar tidak dilihat oleh dosen. Trisha memilih tempat duduk paling belakang, dia tersenyum canggung pada orang yang duduk di sampingnya.Wanita itu mengganti ponsel ke nada diam karena untuk mengantisipasi jika ada telepon atau pesan masuk. Dia merekam suara penjelasan dosen wanita paruh baya itu dan berpura-pura menulis materi. Namun, baru beberapa menit dia menulis rasa kantuknya pun muncul, membuat Trisha menguap sesekali.Trisha menelungkupkan tubuhnya di meja dan menutupi wajah dengan buku tulisn
Read more
Demam
Trisha menguap dengan lebar dan beranjak dari duduknya, dia merenggangkan ototnya yang terasa sangat pegal setelah duduk semalaman di depan komputer. Bahkan, pakaiannya yang basah kuyup sudah kembali kering. Hanya demi menyelesaikan lima chapter, wanita gemuk itu tidak makan sama sekali. Dia hanya minum kopi agar tidak mengantuk.Trisha membuka jendelanya membiarkan sinar matahari masuk dengan bebas. Dia menarik napas panjang, lalu mengembuskan dengan perlahan. Setelah itu dia kembali duduk ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.Dia sudah menyelesaikan dua chapter, masih kurang tiga chapter lagi. Trisha kembali beranjak dari duduknya untuk mengambil minum karena haus. Saat berjalan, kepalanya mendadak sakit, pandangannya matanya sedikit buram. Dia langsung memegang tembok agar tidak jatuh.Trisha berjalan perlahan dengan meraba tembok menuju dapur. Badannya mendadak terasa tak enak, dia berdoa dalam hati agar tidak sakit di saat sepe
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status