Semua Bab Hoffen: Bab 51 - Bab 60
99 Bab
Musuh Trisha?
Trisha duduk di meja kerjanya dengan perlahan, Lio memastikan kalau wanita gemuk itu sudah duduk dengan nyaman. Setelah itu dia kembali berjalan cepat menuju kamar untuk mengambil selimut, dan memakaikan selimut itu di bahu Trisha untuk memberikan sedikit kehangatan.Wanita gemuk itu menoleh pada Lio dengan senyuman tulus sekaligus sangat beruntung bisa tinggal bersama lelaki yang berdiri di sampingnya itu. Dulu dia menganggap Lio sangat mirip dengan Sev, sekarang dia bisa melihat sisi baik yang tidak dipunyai oleh aktor tampan itu.Lio memang kasar, suka bicara tanpa memikirkan perasaan orang lain. Akan tetapi, pertolongannya ini sangat terasa tulus tanpa beban. Trisha juga bisa melihat wajah lelaki itu yang tampan sekaligus imut.“Kenapa lihat gue gitu? Ganteng, kan?” tanya Lio dengan tersenyum bangga dan membuat Trisha sadar dari lamunannya.“Gue nggak punya banyak duit, kalau minta imbalan karena udah bantu gue--"“Ck! T
Baca selengkapnya
Demi Trisha
Trisha berjalan cepat keluar rumah dan masuk ke dalam taksi yang sudah dia pesan, Zhui bilang dua puluh menit lagi sutradara akan datang untuk menanyakan surat perjanjian itu, jadi wanita gemuk itu tidak mempunyai banyak waktu. Trisha terus memijat pelipis karena rasanya semakin pusing.Ia pun menyuruh sopir itu untuk melaju lebih cepat, untung saja jalanan tidak terlalu padat, jadi taksi ini mudah mencari sela. Trisha juga sedikit cemas kalau sutradara lebih dulu datang. Sev pasti akan semakin marah kepadanya.Trisha sedari tadi melihat jam yang ada di ponselnya, ia juga memantau melalui map untuk memastikan kalau jalur yang diambil oleh sopir itu adalah yang tercepat.  Lima belas menit kemudian, taksi itu terhenti di depan lokasi syuting. Zhui mengatakan kalau Sev sudah menunggunya di luar, tapi di luar tidak ada siapapun.“Mbak, mau turun atau tidak, ya?” tanya sopir itu yang membuat Trisha tersenyum canggung.Trisha pun member
Baca selengkapnya
Plin-plan
Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan apapun. Sev fokus menyetir, dan Trisha bingung karena harus memulai pembicaraan apa. Dia terus menatap keluar jendela untuk mengatur detak jantungnya yang mendadak berdegup kencang. Dia ingat betul kalau suster hanya mengatakan kalau penyakit lamanya kambuh, tidak ada penyakit tambahan seperti jantung.Tapi kenapa kini jantungnya berdetak lebih cepat?Trisha menggigit bibir bawahnya, dia tidak biasa keheningan seperti ini. Wanita gemuk itu sendiri juga bingung harus bicara apa. Tidak mungkinkan kalau dia memohon pada Sev untuk menerimanya lagi sebagai asisten? Sama aja itu merendahkan diri sendiri, bukan?Wanita gemuk itu menghela napas panjang dan menoleh pada Sev. Saat menoleh, lelaki itu juga melihatnya sekilas.“Mau ngomong apa?” tanya Sev yang membuat Trisha sedikit terkejut dan bersusah payah menelan salivanya. Dia benar-benar tidak ada yang dibicarakan dengannya.“Nggak ada. Kenapa?&
Baca selengkapnya
Bantuan Teman Baru
“Tumben mau traktir gue, udah kaya lo?” tanya Vanda seraya duduk di hadapan Trisha yang tengah menikmati matcha latte kesukaannya. Wanita gemuk itu hanya memutar bola matanya malas tanpa mengucap sepatah kata pun.“Gue boleh pesan apa aja, nih?” tanyanya lagi untuk memastikan kalau Trisha tidak berbohong kepadanya. Dia ingat betul kejadian dua tahun lalu, ketika wanita gemuk itu berbohong. Pada akhirnya Vanda yang bayar, bukan Trisha.Wanita gemuk itu pun menganggukkan kepalanya. “Pesan aja, asal di bawah dua puluh lima ribu, oke?” ujar Trisha dengan menyengir.Vanda sekilas tersenyum, lalu mengambil buku menu untuk memesan. Sudah biasa baginya menghadapi Trisha yang seperti itu, karena ia tahu kalau sahabat dekatnya tidak mempunyai banyak uang dan selalu membatasi pengeluaran.“Gue heran sama lo, Sha. Lo dapat gaji dua kali lipat, kenapa masih berhemat?” tanya Vanda yang membuat Trisha langsung mel
Baca selengkapnya
Menginap di rumah Sev?!
“Maaf nunggu gue lama,” ucap Zhui yang baru saja datang.Trisha pun hanya menganggukkan kepalanya dan mempersilakan wanita itu duduk. “Mau pesan apa, Kak?”“Ah, nggak perlu, gue nggak lama kok.”Trisha yang melihat raut wajah serius Zhui pun masih bingung, kenapa wanita itu mencarinya? Apa Sev ada masalah dengan kontrak kerja? Apa Zhui akan menyalahkannya karena Sev membatalkan perjanjian kontraknya? Bagaimana pun juga ini juga salahnya.“Kenapa, Kak?”“Oke, gue nggak akan basa-basi. Gue dengar lo jadi asisten lagi?” tanya Zhui yang hanya dijawab anggukan oleh Trisha. “Malam ini lo harus tinggal di rumah Sev.”Trisha pun langsung tersedak ketika mendengar ucapan Zhui. Tinggal bersama dengan aktor menyebalkan itu? Bukankah itu sama saja menyerahkan nyawa? Disiksa saat bekerja sekaligus di rumah? Membayangkan saja sudah membuatnya merinding.Zhui memberikan tisu pad
Baca selengkapnya
Rasa Memang Berbeda
“Lo kenapa ada di rumah gue?” tanya lelaki itu dari belakang Trisha.Trisha pun terlonjak kaget dan membalikkan tubuhnya cepat. “Bikin kaget! Lo dari mana?”“Gue dari perusahaan. Lo sendiri kenapa ada di sini? Bawa koper pula, jangan bilang lo mau nginap di rumah ini?!” tebaknya dengan suara sedikit meninggi.Trisha pun langsung memberikan ponselnya pada Sev. Lelaki itu menatap wanita gemuk dengan pandangan tidak paham. Kenapa tiba-tiba menyodorkan ponsel? Trisha yang tidak sabar pun langsung meletakan di telapak tangan Sev.“Halo, Sev!” panggil Zhui dari dalam telepon yang membuat Sev langsung menatap ponsel itu, dia mematikan pengeras suara, lalu menempelkan di telinga.“Apa lagi yang lo rencanakan, Zhui?” tanya Sev dengan suara tak suka.Trisha pun memilih untuk mundur dan menjauhi lelaki itu karena terlalu menyeramkan jika terlalu lama di lihat. Dia duduk di kursi panjang dengan
Baca selengkapnya
Dua Kabar
Sev membuka matanya dengan raut wajah marah ketika mendengar suara bising dari luar kamar yang mengganggu tidurnya. Dia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi, masih ada waktu satu jam untuk tidur sebelum ke perusahaan. Lelaki itu menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan, mencoba untuk kembali tidur.Namun, suara panci dan teriakan wanita yang nyaring itu membuatnya kembali memejamkan mata dengan mengusap wajahnya kasar. Ia pun memutuskan untuk beranjak dari kasur untuk melihat apa yang terjadi di luar.“Lo bisa nggak, sih, jangan membuat keributan!” tanya Sev dengan nada marah dan tatapan mata tajam.Trisha yang terkejut mendengar bentakan Sev pun bersusah payah menelan salivanya dengan menundukkan kepalanya. Dia menyembunyikan tangannya yang terluka akibat air panas. “Maaf ganggu.”Sev menghela napas panjang dengan mengangguk dan tersenyum paksa. “Oke, gue maafkan. Awas aja kalau lo berisik!” ketus
Baca selengkapnya
Trisha Sadar Diri
“Jadi … kabar apa yang mau lo sampaikan. Sepuluh menit dari sekarang, Van.”“Lo buru-buru banget?” tanya Vanda melihat raut wajah Trisha yang terlihat sedikit cemas.“Banget! Jam delapan gue harus udah sampai di perusahaan. Gimana kalau Sev pecat gue lagi?”Vanda mengangguk paham dan mengangkat tangan Trisha yang terbalut perban. “Lo baru satu malam tidur di rumah Sev, tapi udah luka gini? Sev nggak nindas lo, kan?”Trisha pun langsung menarik tangannya dari Vanda dan menghela napas panjang. “Bahas ini belakangan, Van. Sekarang kabar lo. Buruan!”“Oh, oke. Gue cuma ada dua kabar, yang pertama …” Vanda memberikan map biru pada Trisha. Dengan cepat wanita gemuk itu mengambil map itu dan membacanya. “Lomba pemilihan karya baru bulan depan, lo terpilih!” seru Vanda yang sangat bersemangat. Tidak hanya dia yang senang, Trisha pun tidak kalah bahagia mendeng
Baca selengkapnya
Canggung
Sudah dua jam Trisha menunggu dan menemani Sev syuting. Wanita gemuk itu berada tidak jauh dari sang aktor, karena tugasnya sekarang adalah memberikan dia minum ketika istirahat dan menyeka keringat yang ada di wajahnya.Namun, dia beruntung bisa ada diposisi ini. Film yang diperankan olehnya adalah romansa, jadi dia belajar banyak hal tentang keromantisan saat berpacaran.Saat sutradara memberitahu kalau syuting berakhir, Sev langsung pergi begitu saja menuju ruang istirahat. Trisha pun bergegas mengikuti aktor itu dan berdiri di belakangnya. Entah kenapa dia merasa sangat canggung saat berdua dengan Sev.“Ambilin gue minum,” ucap Sev tanpa menoleh dan memainkan game di ponselnya.Trisha mengambil botol yang ada di tas, lalu meletakkan botol itu di meja. Dia kembali berdiri di belakang Sev. Keheningan pun mulai terasa, hanya ada suara dari game yang dimainkan oleh Sev. Trisha sendiri bingung harus berbuat apa.Biasanya ada Zhui yang me
Baca selengkapnya
Tolakan Lio
“Hah, lo nggak salah ngomong, kan? Gue jadi asisten lo?” kaget Lio saat mendengar tawaran Trisha untuk menjadi asisten gambarnya. Sebenarnya Lio mau-mau saja, hanya dia sudah sangat lama ingin melepas semua impiannya. Termasuk menjadi mangaka. Trisha menatap Lio dengan penuh harap, cuma lelaki itu satu-satunya orang yang bisa membantunya. Tidak ada lagi yang mereka kenal selainnya. Apalagi mengingat gambaran Lio yang sangat rapi dan halus, tapi kenapa dia terlihat ragu? Apa penawaran yang dia berikan kurang? Pikir wanita gemuk itu dengan mengangat satu alisnya.Dia juga berdoa dalam hati agar lelaki itu mau menolongnya. Kalau saja dia tidak tinggal di rumah Sev, sudah pasti dia bisa mengerjakan itu sendiri. Dia terlalu takut ketahuan kalau menggambar di rumah itu. Bagaimana kalau Sev masuk ke kamar saat ia tertidur? Dengan cepat Trisha menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran itu.“Terlalu jauh pikiran lo, Sha!”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status