Semua Bab Resentment, Dendam Sang Pewaris: Bab 21 - Bab 30
37 Bab
Part 21
Suasana di ruang tamu rumah keluarga Bagaskara berubah mencekam setelah Arman selesai menandaskan perkataannya.“Opa,” cicit Alea yang masih syok.Qila menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara itu kedua matanya sudah berkaca-kaca.Tidak, Qila tidak bisa membiarkan perjodohan itu terjadi. Sudah cukup Alea merebut kebahagiaannya selama ini, tidak untuk Leon. Qila sangat mencintai Leon.Qila tampak berdiri dari duduknya yang membuat semua orang terkejut.“Enggak! Perjodohan ini tidak akan terjadi!” jerit Qila yang tidak terima Alea dijodohkan dengan Leon—pacarnya.Semua tampak menatap sinis ke arah Qila, kecuali Alea, Leon, Alvian, dan Mila.“Memangnya siapa kamu berani mengatakan seperti itu?!” Merry berujar sinis pada cucu yang tak pernah dianggapnya itu.“Aku pacarnya Leon! Jadi, kalau pun kalian ingin menjodohkan Leon itu sama aku bukan sama Alea!”“Syaqila!” bentak Alvian karena merasa putrinya itu sudah berlaku tidak
Baca selengkapnya
Part 22
Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah mereka, Alvian mengacuhkan anak dan istrinya yang sudah mempermalukannya untuk kesekian kalinya di hadapan orang tua dan mantan mertuanya.Alvian sangat menyayangkan sikap mereka yang sering kali ingin menang sendiri, tanpa memikirkan konsekuensi ke depannya.Berbeda dengan Alvian, Mila justru sangat sedih karena perkataan ibu angkatnya tadi. Karena bagaimana pun Tias dan Adam adalah orang tua angkatnya. Mereka sangat berjasa sekali bagi kehidupan Mila.Mobil Alvian pun memasuki pekarangan rumahnya.Alvian langsung turun dari mobil tanpa mempedulikan anak dan istrinya.“Papa,” cicit Qila menatap sendu punggung papanya yang telah masuk ke dalam rumah.Qila jelas melihat papanya sangat marah kepadanya dan juga mamanya.Apakah Qila salah mempertahankan yang menjadi miliknya? Leon miliknya dan Alea berusaha akan merebutnya, dan Qila tidak bisa diam saja, Qila berhak mempertahankan Leon.
Baca selengkapnya
Part 23
Pagi-pagi sekali Alea sudah disibukkan dengan peralatan dapur milik omanya. Yups, Alea sedang memasak untuk sarapan. Karena di rumah ia terbiasa menyiapkan sarapannya sendiri, maka ia lakukan kebiasaannya itu di rumah omanya.“Ya Allah Neng! Ngapain pagi-pagi Neng di sini, Ya Allah Neng ngapain masak, sini biar Bibi aja yang lanjutin Neng duduk aja!” BI Irah—asisten rumah tangga di rumah keluarga Bagaskara terkejut mendapati cucu majikannya masak di pagi hari.“Enggak apa-apa Bi, Lea udah biasa kok masak sarapan sendiri di rumah,” ucap Alea dengan entengnya. Alea malah sibuk mencuci sayuran yang sudah ia potong-potong.“Ya tapi Bibi yang enggak enak, Neng. Bibi takut dimarahin sama bu Merry.”Bi Irah mencoba mengambil alih pekerjaan Alea. Bi Irah tidak ingin mengambil risiko ia akan dimarahi oleh bu Merry—majikannya.Sementara itu, Merry yang baru saja turun dari lantai dua mendengar suar
Baca selengkapnya
Part 24
 Di sela kegiatannya menyetir mobil, Sean sempat curi-curi pandang ke arah kekasihnya yang sejak tadi banyak melamun. Entah apa yang sedang dilamunkan oleh kekasihnya.“Kamu kenapa?” Suara Sean menginterupsi membuat Alea yang sedang asyik dengan lamunannya terkejut bukan main.“Enggak apa-apa,” jawab Alea.Alea memalingkan wajahnya ke luar kaca mobil. Dirinya belum siap harus jujur kepada Sean mengenai masalah perjodohan itu.Sean masih menatap wajah kekasihnya dari samping, Sean tahu saat ini Alea tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Apakah ini ada kaitannya dengan opa dan oma Alea?TinnnSean dan Alea terkesiap saat bunyi klakson berbunyi begitu sangat nyaring.Dengan refleks, Sean pun kembali melajukan mobilnya karena lampu traffic light sudah menunjukkan warna hijau.“Kak,” panggil Alea pelan namun masih terdengar oleh Sean.“Apa?”Alea kembali men
Baca selengkapnya
Part 25
Selepas keluar dari ruang teater satu, Alea terus tertawa—menertawakan kekasihnya yang tampak ketakutan saat hantu muncul dari film yang mereka tonton barusan. Alea baru tahu kalau kekasihnya itu takut dengan hantu. “Hahaha ...”Sean mendengus kesal karena sejak tadi Alea menertawakannya. Selain itu Sean juga merasa malu karena kekasihnya akhirnya mengetahui kelemahannya.“Udah dong, jangan ketawa terus!”Alea pun menghentikan tawanya. Sepertinya Sean badmood, gara-gara ia terus menertawakannya.“Hehehe, maaf Kak.”Sean kembali mendengus sebal. Hari ini harga diri dan moodnya hancur gara-gara menonton film hantu itu. Seharusnya tadi ia tidak menyetujui ajakan Alea untuk menonton film itu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini—ditertawakan habis-habisan oleh Alea.“Jangan marah dong, Kak. Aku ‘kan enggak tahu kalau Kakak takut sama hantu,” ucap Alea.Se
Baca selengkapnya
Part 26
Siswa dan siswi SMA Cendikia Bakti tampak memadati mading sekolah. Entah pengumuman apa yang tertempel di papan mading itu, hingga menimbulkan kerumunan. Alea yang baru saja sampai ke sekolah pun mengerutkan keningnya melihat kerumunan di depan papan mading.“Al, itu pada kenapa ngumpul di depan mading? Ada hot news, ya?” Suara seseorang menginterupsi Alea, hingga Alea berjengit kaget.Alea mendelik ke arah seseorang yang baru saja mengagetkannya itu. “Ngagetin aja Lo!”Juna tampak cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Dari pada melayani pertanyaan Juna yang jawabannya saja tidak ia ketahui, Alea lebih memilih melangkahkan kakinya mendekati kerumunan itu.“Win, ada hot news apa sih? Kok pada heboh?” tanya Alea pada Windy yang baru saja keluar dari kerumunan itu.“Itu, Minggu depan kita bakal camping—““Camping?” sela Juna.Windy
Baca selengkapnya
Part 27
Sesuai janjinya tadi pagi, saat jam istirahat Alea mengajak para sahabat perempuannya ke taman belakang sembari menikmati bekal dan jajanan yang sempat mereka beli di kantin tadi. “Udah lama ya, kita enggak ngumpul kayak gini lagi,” ujar Shella.Yups, sudah hampir satu Minggu mereka tidak menghabiskan waktu bersama seperti sekarang ini, karena masing-masing dari mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Seperti Alea yang sibuk ikut konten Juna, Shella yang sibuk sebagai wakil ketua OSIS, dan Yuki sibuk berlatih voli, karena tim voli sekolah mereka akan ikut kejuaran provinsi.“Kita mah enggak sibuk, kalian bertiga tuh yang sibuk,” sindir Windy.“Hehehe.” Alea, Shella, dan Yuki cengengesan.“Maaf, tapi gue sibuk nyari duit buat tambah-tambah uang jajan gue.” Itu Alea yang berbicara.“Iya-iya, kita ngerti kok.”“Eh, Lea, bukannya tadi Lo mau cerita ya?” J
Baca selengkapnya
Part 28
Netra Alea bersitatap dengan netra Qila. Keduanya tidak sengaja dipertemukan di sebuah toilet sekolah. Alea yang lebih dulu memutuskan pandangannya dari Qila—si adik tiri yang tak pernah Alea harapkan keberadaannya, karena kedatangan Alea ke toilet itu untuk memenuhi panggilan alamnya.Alea masuk ke dalam salah satu bilik toilet mengabaikan Qila yang masih setia menatap tajam dirinya. Andaikan ia sedang tidak kebelet, mungkin ia akan meladeni Qila dan mengeluarkan kata-kata mutiaranya yang dapat membakar hati dan harga diri Qila.“Nyebelin banget tuh orang, berani-beraninya dia natap gue kayak gitu!” gerutu Alea setelah masuk ke dalam bilik toilet.Sepertinya pertunjukan kemarin di rumah opanya belum juga menyadarkan Qila, bahwa dia dan mamanya yang bersalah selama ini.Setelah selesai menuntaskan panggilan alamnya, Alea pun keluar dari bilik toilet. Alea mendengus saat tahu sosok si anak pelakor masih ada di sana.Alea memilih
Baca selengkapnya
Part 29
Alea membolakan matanya melihat sosok laki-laki yang sedang duduk di motornya sembari memainkan ponsel. Alea jelas sangat tahu siapa sosok laki-laki itu. Tak jauh berbeda dengan Alea, Yuki yang berdiri di sebelah Alea ikut terkejut mendapati pacar sahabatnya itu.Yuki pun menyenggol lengan Alea. “Lea, itu kak Sean.”Alea mengerjap, sebelum menghampiri pacarnya Alea lebih dulu mengamati sekitar.“Udah cepet sana, mumpung udah lumayan sepi.” Yuki sedikit mendorong tubuh Alea agar cepat-cepat menghampiri Sean sebelum ada yang menyadari, dan membuat gosip baru.Alea pun berlari menghampiri pacarnya.“Kak!”Sean yang tengah asyik bermain game online pun mendongakkan wajahnya saat mendengar suara yang sangat ia kenali betul itu.Senyum Sean terbit melihat Alea.“Ayo Kak, aku udah telat nih!” Alea buru-buru naik ke motor pacarnya.Sean pun mengangguk, ia memberikan he
Baca selengkapnya
Part 30
Saat masuk ke ruang istirahat karyawan, Alea terkejut mendapati Chandra tengah duduk lesehan di lantai sembari memainkan ponselnya. Tetapi bukan itu yang membuat Alea terkejut, melainkan Chandra yang tengah memakai seragam kafe kak Yuna. “Chan, ngapain Lo di sini?” tanya Alea yang masih mempertahankan raut terkejutnya.Chandra terkekeh geli melihat ekspresi Alea yang menurutnya sangat menggemaskan itu.“Mulai hari ini gue magang di sini,” jawab Chandra.“What?!”Chandra mengerutkan keningnya melihat respons Alea. “Emangnya kenapa? Kok Lo kayak yang kaget, emangnya salah ya gue kerja di sini?”Alea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bukan seperti itu maksudnya, Alea justru senang sekali Chandra ikut bekerja di kafe kak Yuna, jadi ia ada teman sefrekuensi. Namun yang membuat Alea heran adalah kenapa Chandra mendadak ingin bekerja di kafe kakaknya?“Ya enggak salah, itu &lsq
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status