Semua Bab A.M.O.R.E.G.A: Bab 21 - Bab 30
41 Bab
BAB DUA PULUH
___Seperti biasa, Amor lagi-lagi terbangun di tengah malam karna mimpi sialan yang tak pernah hilang itu. Ah, apa yang harus dia lakukan? Ini sungguh membuatnya lelah. Mau tidak mau, Amor bangun dan mengambil segelas air untuk menenangkan dirinya. “Sampai kapan aku akan seperti ini?” batinnya.Ia menelungkupkan kepalanya di sela-sela lutut, dan menangis tanpa suara. Ya, hanya itu yang ia bisa lakukan, mencoba menenangkan diri tanpa siapa pun yang menjadi senderannya untuk meluapkan semua masalah dan beban pikirannya.Pikirannya mengenai Vicko yang satu sekolah dengannya membuat dirinya frustasi. Entah bagaimana nasibnya nanti. Ia pikir akan baik-baik saja jika bersekolah di sana, tapi ekspetasinya terlalu tinggi. Ia malah disatukan dengan seorang yang termasuk masa lalunya, yang sangat ingin ia jauhi dan melupakan semua masa lalu itu.“Kenapa aku yang harus merasakan semuanya? Kenapa aku yang harus diperlakukan seperti ini? Mengapa dunia tak pernah berpihak kep
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH SATU
Matahari sudah mulai terbenam, suasananya mulai menjadi dingin dengan awan yang mulai menggelap. Tidak terasa waktu bermain Amor dan juga anak panti secepat itu, padahal baru saja mereka sama-sama menyalurkan rasa rindunya.“Kak, ayo menginap,” rengek Angel kepada Amor.Amor mengelus surai rambut Angel. “Kakak akan kembali nanti ya? Kakak harus sekolah esok,” ucap Amor lembut. Tetapi angel tetap kekeh dan tidak mau melepaskan genggaman tangannya dan Amor. Ia malah berniat untuk mogok makan jika Amor tidak menginap.Hei, dengarkan ibu ya?” ucap Bu Yanti. “Apa kau mau kakakmu kena hukum akibat ulahmu ini, hm?”  Angel menggeleng, ia tak ingin Kak Amor kena hukum, tapi di sisi lain ia juga sangat merindukan kakak perempuannya itu.“Lalu apa yang harus kau lakukan agar Kak Amor tidak kena hukum?” tanya Bu Yanti.Angel menggeleng kuat. “Kak Amor harus menginap!” tegasnya.“Baga
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH DUA
Hari-hari sudah Amor lalui dengan damai tanpa ada sosok yang menganggu pikirannya. Syukurlah jika saudaranya tidak menampakan mukanya di depan Amor lagi seperti kala itu.Saat ini Amor, Pras, Sere dan juga Ucup sedang berjalan melalui beberapa murid untuk ke area kantin karena bel sudah berbunyi menandakan bahwa jam istirahat telah tiba.“Eh, katanya bentar lagi mau diadain pesta ulang tahun sekolah ya?” tanya Sere setelah mendudukkan bokongnya di kursi biasa mereka tepati saat ke kantin.“Gua denger-denger si begitu gosipnya,” sahut Pras.“Lo emang belum dikasih tahu di group OSIS nya, Mor? Biasanya kalo ada acara, anak OSIS pasti langsung dikabarin, buat ngebabu," ucap Ucup pada Amor.“Sebentar, biar kucek,” ucap Amor yang diangguki oleh Ucup, Pras, dan juga Sere.“Ada,” ucap Amor.“Ada apa, Mor? Beneren ada pestanya?” tanya Pras.Amor mengangguk. “Aku ada rapat OSIS har
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH TIGA
Hari Sabtu merupakan hari yang paling di nanti oleh kebanyakan murid di beberapa sekolah karena hari Sabtu adalah hari libur yang berarti waktunya para murid beristirahat dari buku-buku dan tulisan yang memusingkan. Atau bisa dibilang juga dengan refreshing? Ada yang melakukannya dengan berlibur, ada juga yang santai seperti di pantai tanpa beban.Tapi berbeda dengan Amor, karena hari ini merupakan hari tersibuk baginya, ia bangun pukul 4 pagi, karena harus membersihkan tempat tinggalnya, mencuci pakaian, menyetrika, pergi berkunjung ke panti, dan juga pergi membeli beberapa hiasan untuk sekolah bersama Rega. Amor menghela nafasnya kasar, lalu melirik jam di dinding. "Sudah jam 7, sisa 1 jam lagi waktuku untuk membereskan rumah," ucapnya tanpa lawan bicara.Amor pun bergegas melanjutkan pekerjaannya. Setelahnya ia mengambil list-an pekerjaannya untuk hari ini.List today : 1.) Membersihkan kamar ✔️2.) Menyapu dan mengepel lantai ✔️3.)
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH EMPAT
Flashback on : Amor dan Rega sedang berjalan melewati toko-toko yang berada di mall, dan secara tidak sengaja pula Amor melihat sosok wanita yang tak asing baginya, lebih tepatnya sangat ia kenali."Ibu," gumam Amor seraya memberhentikan langkah kakinya.Gadis itu pun memperhatikan ibunya dari kejauhan, terus melihat bagaimana ibunya membeli dan memilih berbagai macam baju, tanpa melihat keberadaan dirinya."Bahagia banget kayanya." Amor tertawa dengan keadaannya sendiri. Tak ada sedikit pun kebahagiaan yang ia rasakan, bahkan ibunya saja tidak menghawatirkan keberadaannya.“Semoga ibu ga pernah ketemu aku, dan semoga aja kita ga dipertemukan lagi. Aku belum siap buat lalui pertambahan masalah lagi,” batin Amor. Sudah cukup baginya melihat ibunya kembali setelah lama tak melihat. Sekarang bahkan otaknya kembali lagi berputar dengan kejadian lama saat ia dihina oleh ibunya sendiri, sungguh miris.Flashback end"Nunggu lama?" tanya
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH LIMA
Pagi harinya Amor terbangun dengan baju yang berantakan, mata sembab, dan rambut yang tidak beraturan. Amor melihat wajahnya di pantulan cermin, sangat mengerikan pikirnya. Ia pun bergegas mandi dan mulai merapikan kasurnya. "Huft…." Amor menghela nafasnya kasar, ia mengambil kertas list nya kemarin List today : 1.) Membersihkan kamar ✔️2.) Menyapu dan mengelap lantai ✔️3.) Mengelap kaca ✔️4.) Mencuci pakaian ✔️5.) Menyetrika pakaian ✔️6.) Membeli bahan-bahan untuk sekolah ✔️7.) Berkunjung ke panti asuhan (jangan lupakan ice cream dan permen untuk angel)✔️"Akhirnya kemarin aku bisa menyelesaikan semua pekerjaanku, waktunya aku istirahat hari ini," ucapnya meskipun tak ada yang menyahut.Sedangkan di tempat lain ada seorang gadis dengan piamanya yang masih tertidur nyenyak setelah beberapa hari ini ia merasakan sulit tidur. Badannya terkena demam selama tiga hari, dan untungnya hari ini sudah mulai
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH ENAM
Waktu makan siang telah selesai, sekarang saatnya untuk para siswa melakukan kembali kegiatannya. Panitia OSIS pun kembali mengumumkan lomba yang akan dimulai selanjutnya. Dan kebetulan lomba ini banyak disukai dan ditunggu oleh para siswa, yaitu adalah lomba basket antar kelas."Ser, lo cepetan dikit dong! Gue mau nonton basket," ucap Ucup melalui teleponnya. Ya, sedari tadi Ucup dan Pras menunggu Serena yang sedang pergi ke toilet tapi tak kunjung kembali ."Udah sabar bentar, Cup, masih persiapan juga," kaya Pras."Ga bisa sabar eke tuh, harus liat para cowo hot di sana," jawab Ucup dengan kedipannya.Pras yang melihat Ucup pun hanya menggeleng geli. "Istighfar dah lu, Cup." "Lo berdua duluan aja deh, gue mau ke kelas juga dulu, ada yang ketinggal," balas Sere."Eke udah nunggu lama-lama juga, ternyata kena ghosting," ucap Ucup sebal dan mematikan saluran teleponnya langsung tanpa memberi tahu Sere."Dramatis banget hidup
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH TUJUH
Amor memasuki kamarnya dan melihat barang-barang yang berada di tasnya. Untungnya semua masih lengkap tidak ada yang kurang. Ia pun bergegas untuk membersihkan dirinya karna merasa lengket seharian penuh acara di sekolah.Setelah selesai mandi, Amor menyisir rambutnya. Tapi tiba-tiba saja ia teringat dengan ayahnya yang tak pernah mengunjunginya atau pun mencarinya. Lagi dan lagi Amor termenung sendirian di dalam kamar, berpikir sendiri dengan bayangan masa lalunya."Apakah sebenci itu Ayah padaku?" gumamnya."Kesalahan apa yang pernah kubuat sebenarnya?" Tak ingin berpikir lebih jauh, Amor pun mengistirahatkan dirinya dan memejamkan matanya untuk berlabuh ke dunia mimpi yang mungkin jauh lebih baik dibanding kehidupan nyatanya. Pagi harinya Amor kembali bangun dan menyiapkan pakaian sekolahnya karena tadi malam ia tidak sempat menggosok, jadi ia bangun lebih pagi untuk mengerjakannya."Jika ada Ibu, pasti semuanya akan sangat mudah dikerjak
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH DELAPAN
Pagi harinya Amor kembali bekerja membantu Bude Ani untuk berjualan di pasar. Tetapi ia berjualan sendiri, tidak bersama Bude Ani, karena katanya ia sedang sakit. Tapi hal itu tak masalah bagi Amor, karena ia bisa melakukannya sendiri. Toh ia juga selalu sendiri dari kecil. Jualan hari ini berasa begitu cepat karena banyak orang yang membeli dengan jumlah banyak. Dan Amor sangat bersyukur melihat hasil yang ia dapatkan untuk hari ini. Kurang lebih pukul 7 pagi, Amor telah selesai melakukan pekerjaannya di pasar dan berniat untung pulang ke rumahnya dengan jalan kaki. Ia sedang ingin berhemat untuk kebutuhan hidupnya besok dan seterusnya. Saat di tengah perjalanan pulang, mata Amor menangkap sebuah minimarket yang tak jauh dari tempat dirinya berdiri. Ia melihat kertas yang ada di jendela minimarket tersebut yang memberitahukan bahwa sedang memerlukan pegawai untuk menjaga minimarketnya. Amor berpikir sejenak, bukankah tidak salah jika ia mencoba? Mungkin saja p
Baca selengkapnya
BAB DUA PULUH SEMBILAN
Pagi hari ini cuaca terlihat kurang baik di tempat Amor tinggal. Terlihat awan yang seperti sedang murung dan ingin menurunkan hujan dengan sangat deras. Amor melihat awan gelap tersebut lalu bergegas mengambil payung dan memasukkannya ke dalam tas sebelum berangkat ke sekolah. Karena bagaimanapun kita harus siap sedia untuk nantinya, mungkin sekarang belum hujan, tapi nanti bisa kapan saja turun, bukan? Amor masuk ke dalam bus, duduk paling belakang dekat jendela. Matanya terus memperhatikan orang-orang yang berkendara. Amor membuka tasnya, lalu meminum susu yang telah ia bawa dari rumah karena tidak sempat sarapan. Ia melihat kertas yang berada di dalam tasnya lalu tersenyum tipis mengingat bahwa ia akan langsung pergi ke tempat kerjanya nanti setelah selesai sekolah. “Ini akan jadi awal untukku bekerja bersama orang lain, semoga lancar,” ucap Amor menyemangati dirinya sendiri.Sesampainya di sekolah, Amor langsung berjalan menuju kelasnya. T
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status