Mansion Keluarga Buana
“Apa kabar semuanya? Kami pulang!” Ribka datang dengan perasaan senang memasuki mansionnya. Mereka sudah puas berlibur di Paris dengan sang suami.
“Mama? Mari makan malam.” ajak Mikaela pada kedua mertuanya. Ribka dan Elmand saling melihat kini mansion ini penuh kehangatan karena merasa semuanya baik-baik saja.
“Nenek! Kakek!” teriak Selena berlari kearah Ribka dan Elmand. Tentu saja, mereka langsung memeluk cucu mereka itu.
“Kami sangat merindukanmu sayang. Oh iya, kami bawa oleh-oleh ya. Masing-masing sudah ada namanya.” Ribka menunjukkan banyak kotak yang adalah oleh-oleh untuk keluarganya.
“Makasih ya, ma!” ucap Marcel berterima kasih mewakili semuanya. Setelahnya, mereka pun makan malam dengan tenang dan bercengkrama bersama.
Setelah makan malam bersama, seperti biasa Marcel dan Mikaela menidurkan putri mereka. Sebenarnya, Mikaela agak heran
Lakukan apa pun yang kamu mau. Karena saya tahu, sebenarnya hati kamu bukan ada disini tapi bersama William- Marcel to Mikaela 2k21
Perusahaan Buana Marcel kini baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan ingin langsung pulang. Lagian, tidak ada janjian dengan dokter kandungan Michelle hari ini. Sebenarnya, Marcel sangat ingin hidup tenang, tapi rasanya mungkin tidak bisa. Yang ada, dia hanya akan hidup dalam penyesalan yang tak berujung. Tiba-tiba handphonenya bordering menampilkan pesan dari Mikaela. ‘Aku pergi ke pantai Carita sama teman-temanku. Maaf ya sudah berbohong, tapi kamu kelihatan gak peduli sih. Jadi aku melakukan apapun yang aku mau. Oh iya, aku disini sampai tiga hari. Terserah kamu sih, mau kasih tahu Papa atau Mama. Yang penting, aku sudah melakukan sesuai yang kau minta.’ Entah kenapa, Marcel sangat kesal membaca pesan dari istrinya itu. Wanita itu seperti sengaja membuatnya kesal tapi seketika dia sadar kalau memang dialah akar dari sikap M
Waktu terus berlalu begitu saja, tapi hubungan yang baru dimulai itu seperti akan segera kandas. Baik Elmand dan Ribka menyadari bahwa hubungan pernikahan putra sulung mereka seperti tak punya harapan. Mikaela saat ini lebih suka lembur dan tidak mau makan bersama mereka. Sedangkan Marcel hanya diam saja dengan tindakan istrinya itu. Tapi disisi lain, Michelle adalah satu-satunya orang yang senang dengan situasi ini. Ini tentu saja semakin menguntungkan dia. Karena hanya tinggal sebentar lagi, dia akan benar-benar menjadi istri sepenuhnya Marcel Buana. Terlihat dia sedang berjalan dengan gembira di kantor ini. Michael sama sekali tak mencurigainya, ah memang dia cukup pintar menyembunyikan segalanya. Tak lama, handphonenya berdenring dan menampilkan nama Michael. “Ya, ada apa Mike? Aku baru saja sampai.” jawab Michelle. “Cepatlah naik ke rooftop, ada yang
Setelah pulang mengurus pekerjaan dengan Michael, saat ini Michelle sedang menemui Nadya di rumah sakit biasa. Dia sudah menghubungi Marcel kalau mereka tidak bisa bertemu di basement. Jadi dia menyuruh Marcel langsung ke rumah sakit “Bagaimana Marcel? Apa hubungan kalian ada kemajuan?” tanya Nadya pada Michelle. “Tentu saja! Selama sebulan lebih dia mengabaikan istrinya. Aku sih gak masalah dia bersikap baik dengan putrinya. Sekarang tinggal masalah Michael!” jawab Michelle. “Aku tahu sejak awal Marcel itu memang sangat mencintaimu. Dia tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja, apalagi kamu sedang hamil walau bohongan sih.” ucap Nadya merasa rencananya berhasil menyatukan sahabatnya kembali dengan suaminya. “Thanks ya, karena kamu aku bisa punya harapan kembali dengan Mas Marcel. Tapi saat ini aku harus benar-benar berhati-hati sih.” ujar Michelle membuat Nadya mengerutkan keningnya. “Hati-hati kenapa?” Nadya ingin tahu. “Aku sedang d
Marcel melepas pelukan Michelle dan menatap dalam wanita itu. Wanita yang menjadi cinta pertamanya. Wanita yang dia perjuangkannya tanpa memedulikan omongan orang. Wanita yang mau menemaninya dalam keadaan apapun. Dia sadar kalau memang dia sangat mencintai Michelle. Tapi saat ini, perasaan itu sudah terkikis perlahan karena keadaan. Michael sang adik yang sangat dia sayangi ternyata mencintai wanita ini. Ada juga Selena yang adalah putri kandungnya juga ibunya, Mikaela. Mereka berdua mengalami ketidakadilan selama bertahun-tahun karena keegoisannya. ‘Semua ini memang harus berakhir.’ pikir Marcel lalu meraih wajah Michelle. Pria itu mempertemukan bibir mereka dan berciuman untuk yang terakhir kalinya. Tanpa sadar, ada dua orang yang tengah melihat mereka dengan tatapan terluka. ‘JDERRR!!!’ suara petir menjadi tanda awal masalah besar yang akan hadir. Beberapa saat yang lalu… “Mikaela, kamu sudah pulang? Mama baru saja mengurus Kartu Kelu
Paginya, Mikaela bersiap untuk pergi ke kampus sembari menyiapkan Selena. Dia tidak tahu kenapa Marcel sepagi ini dan juga tidak mau tahu. Entah kenapa, rasanya agak sepi saat tidak ada yang lain disini. “Astaga! Tidak ada persediaan makanan apapun disini! Aku pesan aja deh.” gumam Mikaela kesal saat melihat di dapur sama sekali tidak ada persediaan makanan. Ya jelas saja sih, apartemen itu kosong selam tiga tahun. Dan memang, apartemen besar ini atas nama Marcel yang merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke-20. Tak lama, Mikaela mendengar suara bel apartemen berbunyi. Tentu saja atensinya teralihan sehingga dia beranjak kesana. “Maaf, saya tadi membeli sarapan untuk kita. Nanti saya akan belanja dan mempekerjakan beberapa pelayan disini.” jelas Marcel sambil menenteng sebuah kantung makanan lalu masuk ke dalam. Wanita itu diam saja dan mengabaikan Marcel. Dia sama sekali tidak peduli mau ada mak
Universitas Esa Unggul Marcel saat ini sedang berada diparkiran kampus. Dia sengaja menunggu Mikaela disini karena masih ingin meminta kesempatan pada wanita itu. Marcel tidak akan pernah menyerah sebelum dia menyelesaikan semuanya. Itu adalah prinsip hidupnya. Tak lama, dia melihat Mikaela keluar dari kampus dan dengan cepat dia menghampiri wanita itu. “Mikaela!” panggilnya. Tentu saja, wanita itu terbelalak melihat kehadirannya saat ini. Tapi wanita itu malah buang muka dan terus berjalan menghindarinya. “Maafkan aku, Mikaela! Jangan seperti ini terus! Selena akan menjadi korban.” ujarnya lagi sambil mengejar wanita itu. Tapi Mikaela masih diam tidak mengacuhkannya. “Mikaela!” Marcel terpaksa menarik pergelangan tangan istrinya itu. Karena emosi, Mikaela langsung memutar dan memblok gerakan Marcel. Pria itu diam saja. Sebenarnya, dia bisa membalas karena serangan Mikaela bukan apa-ap
Apartemen, Podomoro City Mikaela POV Aku sangat kesal dengan sikap ayah yang menuduhku sepihak dan seakan-akan berpikir Marcel yang selama ini sabar menghadapiku. Aku yakin 100% kalau Marcel tidak akan pernah membuka kebusukannya didepan Papa. Dia berusaha sebaik mungkin membelaku tapi tanpa menyudutkan dirinya sendiri. “Huh, licik sekali!’ tentu saja aku kesal. Sekarang aku tinggal mencari nomer apartemen Willy yang ada di lantai 25. Aku agak terkejut akan satu hal. Ternyata, saat ini kami adalah tetangga, karena kami berada di gedung yang berbeda. Aku tidak tahu apa yang ingin kulakuan saat ini, tapi yang pasti aku ingin bertemu dengan Willy. Hanya dialah yang mengerti diriku. Sesampainya didepan apartemennya, aku langsung menekan belnya. Tak butuh waktu lama menunggunya keluar dari dalam. “Cassie? Kamu sudah
UNIVERSITAS ESA UNGGUL Marcel kini berada di halaman parkiran kampus. Dia ingin masuk, tapi semua pintu masuk sudah ditutup. Tadi untuk masuk ke sini saja dia harus menyogok satpam. Bahkan dari luar terlihat tidak ada ruangan yang lampunya menyala. “Mikaela, kamu sebenarnya ada dimana? Tidak mungkin kamu disini! Apa saat ini kamu ada bersama… William?” gumam Marcel langsung tertuju pada Willy. Tapi sialnya, dia sama sekali tidak memiliki kontak Willy. “Akhh! Sial! Mikaela, apa kamu baik-baik saja saat ini? Aku sangat khawatir padamu!” Marcel merasa benar-benar khawatir akan keadaan Mikaela. Dia tentu saja merasa sangat berdosa pada wanita itu. Akhirnya, Marcel menghela napas lelah. “Mungkin kamu perlu menenangkan diriku dulu. Semoga kamu baik-baik saja Mikaela.” Marcel akhirnya memilih kembali ke apartemennya setelah berusaha mencari sang istri, ya walaupun tidak berhasil. Mans