Semua Bab Kisah cinta lelaki bodoh: Bab 11 - Bab 20
36 Bab
Bab 11
-kamu harus kesini! Vita bersama lelaki lain.-Saat Adi membuka pesan, tulisan itu dibacanya. Dengan wajah yang cemas seolah tak percaya dia bergegas menuju tempat yang di kirimkan oleh orang itu setelahnya.Adi berusaha dengan cepat melajukan motor yang dibawanya. Menuju tempat bernama Pondok bambu. Kawasan itu ramai dikunjungi banyak anak muda karena memang terkenal dengan kerindangan tampat dan panoramanya yang indah di malam hari. Jadi sangat cocok untuk khususnya kaum muda-mudi bermesraan.Selang beberapa menit, dia sampai ke tempat itu. Dia segera menyapu tatapannya kepada semua orang yang ada disana. Namun karena banyaknya orang saat itu dia tak bisa memastikan dimana Vita. Sesaat dirinya akan mengeluarkan ponsel di sakunya," Hai, Adi." Suara seorang lelaki menepuk pundak Adi." Kamu??" Adi menoleh dan terkejut, karena lelaki itu seseorang yang dia kenal." Desta, sedang apa kamu disini? Dan kenapa kamu tahu aku datang kesini?" Adi bertany
Baca selengkapnya
Bab 12
Tepat saat Adi sampai kerumahnya, dia beranjak ke kamarnya. Sekedar melepas penat yang dari tadi mengganggunya. Dia tak habis pikir dengan apa yang sedang dialaminya. Huffffttt!! Intinya perasaan yang dirasakan Adi bukan lagi kecewa tetapi marah. Dia ingin sekali menenggak minuman keras sampai tak sadarkan diri. Haatttccchhiinngg...Tokk...tokkk...tookkkk!! Ketukan pintu membuyarkan lamunan Adi seketika. Dia bergegas membukakan pintu. " Selamat..ulang....tahun!! Selamat ulang tahun?!" Suara kompak dari beberapa orang didepan pintu lalu memaksa melangkah masuk. Vita tepat memimpin didepan membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang menyala. Desta juga terlihat meskipun ia tak berada di bagian depan. Mungkin dia merasa bersalah karena telah berkompromi dengan Vita saat itu."Ohh!!aahh! Ap..apa ini??" Seketika kerutan kening yang dari tadi nampak jelas berangsur-angsur menjadi senyum yang merekah.Vita yang saat itu memegang kue ulang tah
Baca selengkapnya
Bab 13
'Sepertinya aku mengenalnya?!' gumam gadis pelayan hotel itu.'Ohh! Aku ingat! Bukankah dia pacarnya Adi? Tapi siapa pria itu?' Gadis pelayan hotel akhirnya mengingatnya.Fanya, gadis yang bekerja di sebuah hotel di daerah Anjungan. Tempat yang terkenal dengan keindahan alamnya karena berada di sekitar area pegunungan. Dia merupakan teman Adi sewaktu kecil. Fanya pernah bertemu sekali dengan gadis itu di sebuah Cafe. Waktu itu dia memang berencana berkunjung ke rumah orang tuanya di daerah kota, karena sudah lama sekali tidak bertemu dengan sahabat masa kecilnya, dia menghubungi Adi. Dan pada saat yang sama, Adi sedang berada di Cafe itu bersama pacarnya, tidak lain adalah Vita.Nah! Jelas sekali kalau itu memang beneran Vita. " Aku harus menghubungi Adi untuk memastikan?!" Fanya berbicara pada dirinya sendiri lalu menghubungi Adi saat itu juga.Sementara di kediaman Adi, kawan-kawan Adi sudah hampir semua tak sadarkan diri karena pengaruh minuman keras. Dan
Baca selengkapnya
Bab 14
"Apa jangan-jangan ini dari Desta!!!" Mereka berdua sama terkejutnya." Ahhhh!! Siall! Coba buka apa isinya?" Johan sangat geram jika memang fakta itu benar. Untuk lebih memastikan lagi dia ingin tahu apa isi dibalik kertas itu." Baik!!" Adi sama geramnya lalu segera membuka kertas itu.Sedikit informasi, Bagaimana mungkin mereka berdua tidak geram? Pada masa itu, ponsel masih belum secanggih ponsel seperti sekarang ini. Dengan gampangnya mengungkapkan perasaan hanya melalui video call atau sticker-sticker cinta dari ponsel canggih saat ini. Zaman dulu, ekspresi dari perasaan yang sesungguhnya hanya bisa dilukiskan melalui tulisan.Semakin indah kata di setiap bait kalimat, semakin yakinlah para gadis akan kesungguhan perasaan yang tercurah.Hummmpphh!! Meski tak sedikit juga para pria yang memanfaatkan syair-syair indah buatan hanya untuk memikat para gadis. Lalu, setelah didapat apa yang mereka cari, seketika dihempaskan begitu juga. Hufft!! Tapi jan
Baca selengkapnya
Bab 15
" Apa??" Mulut mereka berdua menganga lebar mendengar kata dari Fanya." Iya, Adi. Itu benar. Disini tertulis pesanan 1 kamar atas nama 'Desta'. Apa diantara kalian mengenalnya??" Ujar Fanya menjelaskan.Mereka sontak kaget mendengarnya, bergegas Johan dengan marahnya mengambil motor yang terparkir di samping rumah." Adi, ayo kita pastikan kebenarannya. Ikut aku, dan kita habisi bocah itu!!" Tatapan dingin Johan ketika hendak menyalakan motornya, dengan arahan tangannya yang meminta Adi untuk segera ikut naik." Okay, Fanya. Aku dan Johan akan kesana. Segera beritahu aku jika ada informasi terbaru tentang mereka." Menutup sambungan teleponnya dan berlalu pergi menuju hotel tempat Fanya bekerja.Selang beberapa jam, mereka telah sampai di gerbang pintu masuk hotel. Dari aba-aba Adi yang tak ingin membuat keributan di dalam hotel, Adi memutuskan mengajak Johan untuk menunggu di halaman sebuah minimarket di depan hotel.Dari pesan yang dikirim oleh
Baca selengkapnya
Bab 16
Sangat jelas terlihat di mata mereka berdua bahwa itu adalah Desta dan Vita. Apalagi mendapati pakaian yang mereka kenakan. Kemarin malam mereka berdua memakai setelan itu." Ayo, kejar!!" Johan menggapai motornya dan meraih lengan Adi yang seketika terbengong." Jangan diam saja! Ayo!? Jangan biarkan mereka semakin jauh." Pekikan Johan menyadarkan Adi yang masih menatap mereka berdua berlalu dengan cepat.". I..Iya, Ayo." Jawaban putus asa seorang Adi sembari menaiki motor Johan.Disitu Johan merasa akan benar-benar memukul Desta nanti. Dia sudah membuat sahabat karibnya sampai seperti ini. Ratapan kecewa tergambar jelas pada diri Adi saat itu. Johan dengan gesit melajukan motornya dengan cepat untuk mengejar mereka. Akan terasa buang-buang waktu jika mereka masih berdiam diri di tempat itu.Di sisi lain, Desta dan Vita begitu semangat menyambut pagi di hari itu. Meskipun mungkin mereka lelah karena sudah menghabiskan malam yang indah bersa
Baca selengkapnya
Bab 17
Sebelumnya, Adi dan Johan sebenarnya sudah sempat menyusul mereka. Namun faktanya justru Adi yang meminta Johan untuk tidak gegabah dan menyuruh Johan untuk membuntuti mereka dibelakang.Nyatanya, tak seorang pun diantara Desta dan Vita yang menyadari bahwa mereka akan tertangkap basah di tempat itu. Hanya berekspresi penuh kecemasan menunggu Adi mendekat menghampiri mereka.Ahhk! Setelah mengetahui asal suara, Desta menelan ludah sekali lagi karena bukan hanya Adi yang menangkap basah dirinya saat ini. Di belakang Adi yang tengah berjalan menghampirinya, Johan berdiri dengan tatapan tajam kearahnya. Menyilangkan tangan di dadanya, meskipun jarak mereka berdua agak jauh. Namun tatapannya begitu dingin seperti aura ingin membunuh seseorang.'ahhh! Johan?? Aku pasti akan mati.' gumam Desta dalam hatinya. Perasaan takut mulai menjalar di sekujur tubuhnya. Johan memang dikenal sebagai orang yang tak pernah takut akan hal apapun. Desta juga ingat, Johan pernah hampir me
Baca selengkapnya
Bab 18
Johan bukan sedang mengatai Adi dengan kata-kata 'bodoh'. Namun secara logika, apakah ada seorang pria yang dengan sangat jelas menyaksikan gadisnya keluar dari hotel bersama pria lain, namun masih bisa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa??Bahkan jika tanpa disuruhpun, Johan akan menampar si gadis dan mematahkan kaki si pria jika hal itu terjadi pada hidupnya.Namun pria 'bodoh' ini sepertinya memiliki alasan yang kuat tidak melakukan hal yang ada di pikiran Johan?! Hummmmpp." Aku harus tau alasan dibalik sikapmu ini, teman?!" Johan bertanya sengaja membuang mukanya pada Adi.Setelah mereka meninggalkan mereka berdua di tepi jurang itu, Johan menghentikan laju motornya dan memarkirkan kendaraannya. Mereka berada di sebuah warung kecil pinggir jalan. Johan ingin segera mengetahui alasannya." Apa kau pikir aku tidak geram, bro??" Mengernyitkan mukanya menatap Johan, Adi mengambil rokok di sakunya kemudian menyalakannya." Bahkan sekarang ini Ak
Baca selengkapnya
Bab 19
Saat itu jantung Adi berdegup kencang, ada sedikit rasa cemas menghinggapinya. Waktu itu rumah Adi sedang tidak ada orang sama sekali. Mau tidak mau dia yang harus membukakan pintu.Saat akan di bukanya, jantungnya semakin berdetak kencang. Kecemasan itu nyata dan itu sedang ada di hadapannya.Vita datang kerumah Adi, dia sendirian tanpa Desta. Yang terlihat hanya sembab di matanya, dan bekas tamparan di pipinya. Meski saat itu dia menunduk malu, tapi sangat jelas apa yang sekilas Adi lihat." Mau apa kamu kesini?" Tanya Adi acuh." Boleh aku masuk mas? Akan aku jelaskan di dalam, banyak orang lalu lalang kalau disini." Berusaha melangkah masuk menerobos Adi yang masih berdiri memegang daun pintu." Eh?? Masih punya malu, toh?!" Gerutu Adi jelas begitu kasar, tapi dia tak peduli. Dia sudah tak mau bersikap manis pada gadis itu." Maafin aku mas?!" Menggandeng lengan Adi dan memaksanya untuk duduk." Maaf?? Aku sudah memaafkanmu. Bahkan tak p
Baca selengkapnya
Bab 20
" Tunggu!?" Panggil Kang Ujang kepada Johan yang sudah menaiki motornya, setelah mendengar kalau Johan akan menjemput Adi." Iya. . Ada apa Kang?" Johan segera melepaskan helm yang dipakainya dan bermaksud mendengarkan Kang Ujang bicara.Kang Ujang sebagai Ketua kelompok juga bukan orang yang lugu dan bodoh. Yang akan dengan mudah percaya perkataan Johan begitu saja. Dia juga tahu tentang peristiwa itu, meskipun bukan dari mulut Adi ataupun Johan." Sadarkan Adi, untuk rela melepaskan gadis itu. Aku tahu semua tentang kejadian itu, jadi tolong jelaskan perihal ini padanya. Desta dan kelompoknya bukan orang sembarangan. Mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kau tahu? Siapa yang membekingi mereka? Jadi aku harap Adi bisa mengerti situasinya." Kang Ujang berbicara sambil menepuk bahu Johan setelah itu mempersilahkan Johan untuk menemui Adi.Sebelum Johan meninggalkan kelompok itu, Kang Ujang memberi pesan lagi, " Dann,,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status