-kamu harus kesini! Vita bersama lelaki lain.-
Saat Adi membuka pesan, tulisan itu dibacanya. Dengan wajah yang cemas seolah tak percaya dia bergegas menuju tempat yang di kirimkan oleh orang itu setelahnya.
Adi berusaha dengan cepat melajukan motor yang dibawanya. Menuju tempat bernama Pondok bambu. Kawasan itu ramai dikunjungi banyak anak muda karena memang terkenal dengan kerindangan tampat dan panoramanya yang indah di malam hari. Jadi sangat cocok untuk khususnya kaum muda-mudi bermesraan.
Selang beberapa menit, dia sampai ke tempat itu. Dia segera menyapu tatapannya kepada semua orang yang ada disana. Namun karena banyaknya orang saat itu dia tak bisa memastikan dimana Vita. Sesaat dirinya akan mengeluarkan ponsel di sakunya,
" Hai, Adi." Suara seorang lelaki menepuk pundak Adi.
" Kamu??" Adi menoleh dan terkejut, karena lelaki itu seseorang yang dia kenal.
" Desta, sedang apa kamu disini? Dan kenapa kamu tahu aku datang kesini?" Adi bertany
Vita juga tak tahu harus bagaimana setelah mendapati dirinya tak kunjung datang bulan, yang dia lakukan hingga saat ini hanya menunggu untuk datangnya rutinan bulanannya itu keluar. Dia bahkan tak berani membeli testpack untuk mengetahui kebenarannya." Ini masih belum pasti, Lin. Dan akupun tak berani bilang pada Mas Adi. " Vita mengatakan itu sambil memegangi perutnya." Ahhh, sudahlah kalau begitu. Terserah kamu saja. Yang pasti aku tak mau terlibat apapun mengenai itu. Dan....." Belum sempat Linda melanjutkan kata-katanya, Dia terperanjat kaget ketika tahu bahwa ada seseorang dibelakang Vita.Saat Linda ingin mengetahui siapa orang itu, suara seorang pria terdengar dengan jelas. " Ohhh, jadi kejutan ini berlanjut??!"Suara itu tidak lain dan tidak bukan adalah Adi. Dia memegang kotak cincin perak ditangannya bermaksud untuk memberikannya pada Vita. Namun saat ia kembali, dia mendapati Vita dan Linda sedang berbincang serius. Dan sekarang dia tahu apa
Setidaknya penjelasan yang benar-benar akurat adalah hal yang diinginkan Adi saat ini. Karena bagaimanapun, Desta adalah orang yang membunuh Johan dan Fanya. Ditambah lagi dengan nasib Kang Ujang yang saat ini masih dalam penjara. Ohhhh!! Sungguh, di negeri ini sudah hilang yang namanya keadilan. " Aku tanya sekali lagi, apakah kau benar-benar ingin berubah??" Adi menatap tajam ke arah Desta yang sejak tadi ingin berjabat tangan dengan Adi namun tak direspon sama sekali. " I..iya. Aku minta maaf. Sungguh minta maaf. Jika memang kata maafku tak bisa membuatmu memaafkanku, kau bisa melakukan apapun sesukamu padaku. Aku tak akan membalas. Bahkan jika kau menginginkan aku lenyap dari pandanganmu, aku bisa melakukannya sekarang di hadapanmu." Desta berbicara lalu mencari sesuatu di sekitar. Di menemukan bekas pecahan botol di bawah tempat mereka duduk, lalu seketika mengambilnya. Dengan perasaan bersalahnya, dia lalu menggoreskan di urat nadi lengannya. Tak
Sangat jelas sekali bahwa di dalam foto itu adalah Desta dan Vita yang bergandengan tangan." Terima kasih, Linda. Kau melakukan hal yang tepat. Akan aku beri kejutan untuknya atas kedatanganku kali ini. " Adi sedikit menyunggingkan senyum berkata pada Linda yang hanya terbengong melihat ekspresi Adi.Reaksi Adi sungguh berbeda kali ini. Meskipun terlihat gusar, namun ketenangannya dalam menangani masalahnya bersama Vita sedikit berbeda dari pada sebelumnya. Mungkin terlalu seringnya gadis itu berperilaku seperti ini kepada Adi. Jadi, Adi hanya mengekspresikannya dengan senyum pahit.Keinginannya memberikan sebuah kejutan, justru lebih dikejutkan lagi dengan apa yang dilihatnya dalam foto itu. Apalagi Vita bersama dengan seseorang yang seharusnya mendekam dalam penjara. Apa-apaan ini??Adi berusaha menelepon Vita, namun lagi-lagi ponselnya tidak aktif. Sesuatu yang sama berulang kali ketika dia akan memergoki gadis itu dengan pria lain.Karen
Terlihat banyak kerutan di dahi Adi saat mendengar pernyataan dari Tika. Itu karena keterkejutannya mendengar hal yang begitu tampak serius di mata Tika. " Ap...apa??" " Iya, aku akan berusaha sepenuhnya menjadi istri yang baik untukmu. Dan akan selalu menutupi segala kekuranganmu. Percayalah padaku! " Tika berkata dengan sesekali membelai lembut pipi Adi. Adi membalas dengan senyum lalu berkata, " Baiklah, tapi aku belum bisa memastikannya. Akan aku pertimbangkan, aku juga masih memiliki Vita, kau tahu?? Dia cinta pertama di hidupku. Meski tak bisa dipungkiri bahwa kau memang lebih darinya. " Meski Adi berkata demikian, dalam hatinya sebenarnya ragu. Dia sengaja berbohong untuk memastikan bahwa dia tak melukai hati Tika yang penuh harap. Setelah beberapa waktu, Tika pamit pulang. Dan sesaat setelah Adi kembali ke kamar, panggilan telepon dari Vita sudah puluhan kali terlewat. Adi kemudian beralasan bahwa ponselnya dicas dan dia tertidur
Tokk..tokk..tookkk.. Setelah terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya, suara ketukan pintu menggerakkan Adi membuka jalan untuk gadis itu memasuki rumahnya. " Silahkan, masuk nyonya!" Canda Adi dengan badan sedikit membungkuk dan gestur seperti seorang bodyguard. " Dasar, pria polos!" Tika hanya tersenyum manja menatap Adi dan melangkah masuk. Hari itu ada sedikit perbedaan dari tampilan Tika. Biasanya rok mini selalu jadi andalannya saat bepergian kemana-mana. Tapi sekarang dia memakai rok panjang dengan corak dan pernak pernik khas cewek pada masa itu. Baju yang di kenakan juga lebih sopan dari saat terakhir kali bertemu. Sekitar 2 bulan yang lalu, Adi mengantarkan Tika ke Terminal. Karena dia akan menyelesaikan urusannya untuk resign dari pekerjaannya. Entah apa yang mendasari keputusannya untuk tidak lagi bekerja di sana. Yang pasti, Tika ingin mencari pekerjaan di sini dan memulai hal baru lagi mulai sekarang. " Udah
Mereka berdua sudah memesan makanan dan minuman pada saat Adi melihatnya dari kejauhan. Di dalam hatinya berkecamuk banyak hal. Perasaan yang tak mudah dideskripsikan dengan tulisan.Saat mereka berdua akan menempati salah satu meja yang memang di sekat sedemikian rupa, Adi memotretnya dan mengirim foto itu kepada Vita. Pada saat itu, ponsel berkamera sudah beriringan memasuki gerai handpone. Dan ponsel baru dengan fitur kamera lebih jernih di launching tiap minggunya. Itulah kenapa Adi bergegas melakukan itu, agar buktinya semakin jelas. Sungguh tekhnologi yang bermanfaat. Hahahahaha.Sangat disayangkan, ponsel Vita dimatikan. Dia lalu menuju kasir dan mencoba memesan beberapa minuman. Pesanan itupun merupakan kesukaan Vita." Mbak, bisa minta tolong?" Adi menyapa gadis pelayan di kasir itu." Iya, mas. Silahkan. Ada perlu apa?" Senyum ramah pelayan itu sangat profesional." Pesan satu Alpukat susu dan kentang goreng satu. Lalu tolong kirimk