All Chapters of You Are Mine, Maria: Chapter 31 - Chapter 40
90 Chapters
31. Taman Bunga
Kenzo dibuat pusing karena permintaan Jake yang tiba-tiba. Dari kemarin, dia sudah kesal karena semua tugas Jake diserahkan padanya. Dan kali ini, Jake meminta dia untuk menyiapkan makan malam romantis.Tapi dia sedikit senang karena Jake mendapat kebahagiaan bersama wanita pilihannya. Meskipun karena hal itu sekarang Jake sudah jarang pergi ke bar.Sekarang hanya ada dirinya dan Sean saja yang masih berkelana menjelajahi dari satu wanita ke wanita yang lainnya.~Hari ini Jake meminta Maria untuk tetap di rumah. Dia tidak diperbolehkan untuk pergi ke kampus. Karena Jake masih khawatir jika Maria masih kurang sehat.Pagi tadi Jake berpamitan untuk pergi ke kantor. Bahkan dia tak sungkan mencium kening Maria. Membuat Maria senyum-senyum sendiri ketika memikirkannya.Maria yang merasa bosan berada di kamar akhirnya memutuskan untuk turun ke bawah.Di rumah ini hanya Rose, wanita yang bekerja di sini. Sisanya adalah lelaki yang bia
Read more
32. You're Mine Maria
Malam ini Jake mengajak Maria untuk dinner. Kenzo bahkan menjadi sopir karena dia yang tahu di mana lokasi tempat mereka melakukan dinner.Maria keluar dari kamar menggunakan gaun selutut tanpa lengan berwarna salem. Dia menggulung rambutnya dan menghiasi dengan mutiara cantik berwarna senada dengan gaunnya. Semua itu berkat Rose, Maria bisa terlihat cantik malam ini.Dia turun ke lantai bawah, ternyata sudah ada Kenzo dan Jake di ruang tamu. Jake langsung melemparkan bantal ketika mata Kenzo tak lepas dari Maria. Dia menatap tajam pada sahabatnya itu.Jake langsung berdiri dan menghampiri Maria. Dia mengulurkan tangannya dan langsung diterima oleh Maria."Apa kita akan ke pesta?" tanya Maria pada Jake. Ingatannya terakhir kali dia berdandan adalah ke pesta. Dan itu adalah pengalaman yang paling tidak menyenangkan baginya."Tidak, dan diamlah. Ini kejutan untukmu." ucap Jake.Akhirnya mereka keluar dari rumah. Kenzo membukakan pintu un
Read more
33. Kedatangan Sera
"Sudah waktunya untuk kau keluar Sera," ucap seorang lelaki yang bertelanjang dada itu. Meskipun tangan dan kakinya masih merasakan sakit, tapi itu tidak menghalanginya untuk bercinta malam ini. "Aku lebih suka bersamamu Lucas, aku tidak ingin bersama lelaki dingin itu. Aku menyayangimu Lucas," ucap Sera yang menutupi tubuhnya dengan selimut. Kepalanya bersandar di dada bidang Lucas. "Jika kau menolak, aku bisa saja menghancurkan impianmu saat ini. Ingatlah, orang tuamu masih berada di penjara." kata Lucas. Sera menggertakkan giginya, dia mencintai Lucas, bahkan dia tega memenjarakan orang tuanya demi Lucas. Tapi sekarang apa yang diinginkan oleh Lucas sangat bertolak belakang dengan kemauan Sera. Meskipun Sera pernah dekat dengan lelaki itu dulu. Sera Maxwell, seorang wanita pertama yang menjadi penghangat ranjang Jake. Ya, meskipun saat itu Sera sudah tidak gadis lagi, tapi Jake menyayangi Sera. Apapun kemauannya dulu selalu
Read more
34. Luka
Maria sedang fokus dengan lembaran-lembaran kertas di depannya ketika pintu itu terbuka.Jake masuk bersama Sera. Wanita itu masih menggelayut manja di lengan Jake. Mereka bahkan seperti tidak melihat keberadaannya.Jake duduk di kursinya dan matanya langsung bersibobok dengan mata Maria yang menatapnya dengan sendu. Tak ingin terperangkap, Jake mengalihkan pandangannya."Pulanglah Sera, aku sudah menuruti kemauanmu. Jangan ganggu aku ketika bekerja," ucap Jake yang mulai sibuk dengan pekerjaannya.Sera mendekat ke arah Jaccob, tanpa tahu malu dia duduk di pangkuan Jake dan merangkulkan tangannya di leher Jake."Baiklah, aku akan pulang sekarang. Tapi malam nanti kau harus menemaniku," ucap Sera yang langsung mencium bibir Jake.Maria yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya. Hatinya merasa sakit dengan apa yang dilakukan Jake.Sera bergerak turun dari pangkuan Jake, sebelum dia keluar dari ruangan ini, dia menciumi la
Read more
35. Vila Lucas
Maria benar-benar menepati janjinya bersama Lucas. Dia meminta ijin pada Jake untuk pulang ke rumah, mengurusi urusannya bersama ayah tirinya. Tapi itu hanya akal-akalan saja dari Maria.Ketika dia sampai di cafe yang sudah dijanjikan, ternyata Lucas sudah ada di sana. Dia langsung berdiri menyambut kedatangan Maria."Apa sudah lama?" tanya Maria sungkan pada Lucas."Santai saja," ucap Lucas mempersilahkan Maria untuk duduk."Mau minum dulu atau kita langsung pergi?" tanya Lucas."Memang kita mau ke mana?" tanya Maria balik."Rahasia," ejek Lucas sambil tertawa.Maria langsung cemberut mendengar perkataan Lucas.Mereka langsung keluar dari cafe tersebut. Mobil Maria ditinggalkan di sini, Lucas mempercayakannya pada pemilik cafe yang ternyata temannya sendiri.Maria masuk ke dalam mobil setelah Lucas membukakan pintu untuknya. Setelahnya barulah Lucas masuk dan melajukan mobilnya.Sepanjang jalan Lucas selalu berny
Read more
36. Forever is Mine
Lucas meminta Ane untuk membantu mengganti baju Maria. Untuk sementara, Maria memakai baju Lucas yang tertinggal di sini. Lucas keluar kamar dan berganti pakaian di kamar yang lain. Begitu Ane selesai, Lucas masuk ke dalam. Dia juga menyuruh Ane untuk membuatkan minuman hangat untuk Maria.Maria masih bergulung di balik selimut. Tubuhnya masih terasa dingin, untung saja sekarang dia sudah tidak gemeteran. Maria menatap Lucas yang mendekat ke arahnya."Kau baik-baik saja?" tanya Lucas terlihat khawatir. "Apa masih dingin? Aku akan mencarikanmu switer," ucap Lucas lalu bergerak ke arah lemari. Tapi hanya ada kaos dan beberapa kemeja saja di sana."Tak apa Lucas. Aku sudah baik-baik saja, jangan khawatir." ucap Maria."Maafkan aku," ucap Lucas kembali mendekat ke arah Maria. Dia duduk di sebelah Maria."Ini bukan salahmu Lucas," ucap Maria tersenyum. "Aku yang ceroboh tadi."Ane masuk ke dalam, membawa nampan berisi minuman h
Read more
37. Ambisi Lucas
Rose memapah tubuh Maria yang terbalut dengan selimut itu ke kamarnya. Dia merasa sedih dengan apa yang terjadi pada Maria.Setelah sampai di kamar, Rose meminta Maria untuk tidur tengkurap. Rose kembali menyelimuti tubuh nonanya itu sampai batas pinggang. Dia bergerak mengambil peralatan p3k, untung saja ada salep untuk luka luar.Dengan hati-hati, Rose mengusapkan saleb tersebut pada luka memanjang di punggung Maria. Ada dua bekas cambukan, dan salah satunya mengeluarkan darah."Ahhh.. Sssshhhh, sakit Rose," kata Maria mendesis pelan."Tunggu sebentar Nona, ini akan segera selesai." ucap Rose.Setelah selesai, Rose juga meminta Maria untuk meminum obat pereda nyeri. Maria hanya bisa pasrah dan bergantung pada Rose."Trimakasih Rose," ucap Maria menoleh ke arah wanita paruh baya itu."Sama-sama Nona, istirahatlah. Saya pamit undur diri dulu," ucap Rose lalu pergi dari kamar Maria.Rasa sakit itu masih terasa sangat perih bagi
Read more
38. Perasaan Maria
Sudah 3 hari Maria hanya berdiam diri di kamar. Kemarin ada dokter yang datang memeriksanya karena tubuhnya mengalami demam. Luka di punggungnya juga sudah sedikit membaik karena senantiasa dirawat oleh Rose.Jake benar-benar membuat Maria ingin sekali mencekiknya. Dia tidak diperbolehkan untuk keluar, bahkan dari kamar pun. Ada 2 orang bawahan Jake yang berjaga di depan pintu kamar Maria.Saat Maria membuka sedikit saja pintunya, mereka sudah memandang Maria dengan tajam dan selalu berbicara jika dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Semua itu karena perintah Jake.Maria menghela nafas bosan sekarang, dia terlihat mondar-mandir di kamarnya. Memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa keluar dari sini.Sebuah ide konyol terlintas di pikirannya. Maria mendekat ke arah jendela dan memandang ke bawah. Ini terlalu tinggi, pikirnya. Lukanya belum sembuh sempurna, apa dia bisa melakukan ini?Tapi karena tekad, akhirnya Maria meyakinkan dirinya
Read more
39. Kembali Bersama
Hari berikutnya Kenzo datang ke rumah Jake. Dia sudah mencoba menghubungi Jake tapi lelaki itu tidak mengangkat telfonnya, bahkan tak membalas pesannya.Saat Kenzo sampai di rumah, dia bertemu dengan Aciel. Kenzo pun menanyakan keberadaan Jake, tapi Aciel menjawab jika bosnya itu tidak keluar rumah dari kemarin.Kenzo segera naik ke atas, masuk ke dalam kamar Jaccob sambil memanggil namanya, tapi dia tidak menemukannya di sana.Kenzo bergerak ke kamar Maria, dia melihat ada penjaga di sana tapi dia mengabaikannya. Saat Kenzo ingin membuka kamarnya, ternyata pintunya di kunci.Tok.. Tok... Tok..."Maria," panggil Kenzo dari luar sambil mengetuk pintu."Maria buka pintunya, apa Jake ada di dalam?" ucap Kenzo sedikit berteriak.Merasa tidak ada jawaban, akhirnya Kenzo turun lagi ke lantai bawah. Dia ikut duduk di ruang santai bersama Aciel."Huh.. Kemana orang itu? Aku benar-benar membutuhkannya sekarang," ucap Kenzo mendesah. Dia
Read more
40. Mati Rasa
"Jake," ucap Maria yang masuk ke dalam ruang kerja Jake. Dia menatap lelaki yang duduk fokus dengan laptopnya itu.Jake yang mendengar namanya dipanggil hanya menoleh sekilas, lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya."Jake, bunga mawarku layu, sebagian mati," ucap Maria berjalan masuk. Dia duduk di meja menatap Jake."Lalu kau ingin apa?" tanya Jake tanpa mengalihkan pandangan."Emm.. Antar aku membeli bunga," ucap Maria menatap Jake dengan memohon.Jake melirik sekilas pada wanita yang duduk di hadapannya itu. Dia menghela nafas pelan. "Suruh Aciel untuk mengantarkanmu, aku masih ada pekerjaan." ucapnya.Maria langsung cemberut mendengar itu, tangannya bergerak menutup laptop Jake. Dia langsung bersedekap dada dan memandang marah Jake."Antar aku, atau aku pergi sendiri," ancamnya."Oh ayolah Mary, kenapa kau sedikit manja akhir-akhir ini." desah Jake.Maria hanya diam, dia masih memandang Jake dengan tatapan marahnya.
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status