Jake benar-benar membuat Maria ingin sekali mencekiknya. Dia tidak diperbolehkan untuk keluar, bahkan dari kamar pun. Ada 2 orang bawahan Jake yang berjaga di depan pintu kamar Maria.
Saat Maria membuka sedikit saja pintunya, mereka sudah memandang Maria dengan tajam dan selalu berbicara jika dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Semua itu karena perintah Jake.
Maria menghela nafas bosan sekarang, dia terlihat mondar-mandir di kamarnya. Memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa keluar dari sini.
Sebuah ide konyol terlintas di pikirannya. Maria mendekat ke arah jendela dan memandang ke bawah. Ini terlalu tinggi, pikirnya. Lukanya belum sembuh sempurna, apa dia bisa melakukan ini?
Tapi karena tekad, akhirnya Maria meyakinkan dirinya
Hari berikutnya Kenzo datang ke rumah Jake. Dia sudah mencoba menghubungi Jake tapi lelaki itu tidak mengangkat telfonnya, bahkan tak membalas pesannya.Saat Kenzo sampai di rumah, dia bertemu dengan Aciel. Kenzo pun menanyakan keberadaan Jake, tapi Aciel menjawab jika bosnya itu tidak keluar rumah dari kemarin.Kenzo segera naik ke atas, masuk ke dalam kamar Jaccob sambil memanggil namanya, tapi dia tidak menemukannya di sana.Kenzo bergerak ke kamar Maria, dia melihat ada penjaga di sana tapi dia mengabaikannya. Saat Kenzo ingin membuka kamarnya, ternyata pintunya di kunci.Tok.. Tok... Tok..."Maria," panggil Kenzo dari luar sambil mengetuk pintu."Maria buka pintunya, apa Jake ada di dalam?" ucap Kenzo sedikit berteriak.Merasa tidak ada jawaban, akhirnya Kenzo turun lagi ke lantai bawah. Dia ikut duduk di ruang santai bersama Aciel."Huh.. Kemana orang itu? Aku benar-benar membutuhkannya sekarang," ucap Kenzo mendesah. Dia
"Jake," ucap Maria yang masuk ke dalam ruang kerja Jake. Dia menatap lelaki yang duduk fokus dengan laptopnya itu.Jake yang mendengar namanya dipanggil hanya menoleh sekilas, lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya."Jake, bunga mawarku layu, sebagian mati," ucap Maria berjalan masuk. Dia duduk di meja menatap Jake."Lalu kau ingin apa?" tanya Jake tanpa mengalihkan pandangan."Emm.. Antar aku membeli bunga," ucap Maria menatap Jake dengan memohon.Jake melirik sekilas pada wanita yang duduk di hadapannya itu. Dia menghela nafas pelan. "Suruh Aciel untuk mengantarkanmu, aku masih ada pekerjaan." ucapnya.Maria langsung cemberut mendengar itu, tangannya bergerak menutup laptop Jake. Dia langsung bersedekap dada dan memandang marah Jake."Antar aku, atau aku pergi sendiri," ancamnya."Oh ayolah Mary, kenapa kau sedikit manja akhir-akhir ini." desah Jake.Maria hanya diam, dia masih memandang Jake dengan tatapan marahnya.
Lucas benar-benar kesal saat ini. Beberapa langganan senjatanya beralih ke Jaccob. Dari siang dia dibuat uring-uringan karena kabar ini.Bahkan saat di kantornya, dia juga tidak bisa fokus karena risih dengan keberadaan Sera. Untung saja tadi sore wanita itu sudah pergi.Lucas membawa mobilnya melaju membelah malam yang diguyur hujan. Dia ingin bersenang-senang, dan tujuannya adalah bar.Jalanan terlihat sepi, hujan juga masih sangat deras, membuat pemandangan dari dalam mobil sedikit kabur. Lucas menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.Saat sampai di persimpangan. Lucas menghela nafas kasar karena seorang wanita yang berdiri di tengah-tengah jalanan itu. Lucas terlihat beberapa kali mengklakson mobilnya, tapi tak dihiraukan oleh wanita itu.Saat Lucas ingin menabrakanya ternyata wanita itu berjalan sempoyongan. Lucas segera mengambil pistolnya, bersiaga jika ini adalah jebakan dari musuhnya.Lucas kelua
Jake membuka matanya malas ketika mendengar suara ketukan dari pintu yang sangat kasar. Dia bangun perlahan, ketika matanya sudah sepenuhnya terbuka dia menyerngitkan dahinya. 'Kenapa dia ada di sini?' pikirnya.Ketika Jake sudah bisa mengingat hal yang terjadi semalam, dia menggeram kesal."Sial, wanita licik," ucapnya memaki.Masih sibuk dengan pikirannya, Kenzo masuk ke dalam dengan wajah panik dan sedikit takut. Mencuri-curi pandang ke arahnya."Ada apa?" tanya Jake dingin."Apa semalaman kau di sini bersama Sera?" tanya Kenzo."Ya," jawab Jake malas."Aciel menghubungiku untuk mengecek kenapa kau dan Maria tidak pulang semalam," ucap Kenzo lagi, ada nada keraguan di sana."Maria? Memang di mana Maria?" tanya Jake yang belum paham dengan situasinya."Maria semalam datang ke sini Jake," ucap Kenzo menatap dalam Jake.Jake balas menatap Kenzo, setelah berpikir akhirnya dia sedikit paham dengan arah pembicaraan Kenzo.
~Aku bertanya pada sang awan, bagaimana caranya agar cinta ini dapat kulawan? Karena hanya dengan suaramu saja bahkan rinduku tak bisa lagi tertahan~**Aciel benar-benar dibuat bingung di mana keberadaan Maria. Dia sudah menemui Kenzo untuk melihat rekaman cctv semalam. Dia juga meminta beberapa anak buahnya mencari keberadaan Maria.Aciel bahkan menyuruh seseorang yang bisa meretas cctv jalanan agar dia bisa melihat ke mana Maria pergi. Tapi sayang, keadaan larut malam di tambah hujan menghalangi cctv tersebut. Jejak Maria seolah terhapuskan oleh derasnya air hujan malam itu.Sedangkan Jake, sudah 3 hari ini dia uring-uringan karena Maria belum ditemukan juga. Dia selalu emosi bahkan para karyawan di perusahaannya pun terkena amukan darinya.Jake benar-benar kacau kehilangan wanita itu. Dia berjanji, saat Maria ditemukan nanti dia akan memberikan pelajaran pada wanita itu.~Maria membuka matanya perlahan, cahaya matahari yang tembus di se
~Padahal hujan belum sempat menyambangi bumi, namun rintiknya telah membasahi pipi, hingga menusuk dalam relung hati.~**Lucas baru saja turun unyuk menemui bawahannya yang membawakan perlengkapan pekerjaannya. Dia juga mampir untuk sarapan di kantin rumah sakit tadi. Malam tadi, Lucas benar-benar tidak bisa tidur karena memikirkan nasib Maria. Dia begitu iba pada wanita yang telah membuatnya jatuh cinta itu, haruskah dia membalas dendam pada Jaccob?Ketika Lucas masuk ke dalam kamar rawat, dia dibuat terkejut karena tak mendapati Maria. Seingatnya saat dia meninggalkannya tadi Maria masih tertidur. Di mana dia sekarang? Hal itu membuat Lucas panik. Apalagi Maria baru saja merasakan kehilangan, dia takut jika Maria melakukan sesuatu yang aneh-aneh.Lucas segera keluar, bertanya pada setiap suster yang bersimpangan dengannya. Dia menyebutkan ciri-ciri Maria berharap ada seseorang yang melihatnya.Salah satu suster menyarankan untuk Lucas meng
Malam harinya, Ashley, Lucas dan Maria telah bersiap-siap. Siang tadi Lucas meminta izin pada dokter untuk mendapatkan surat izin agar Maria bisa keluar dari rumah sakit karena Lucas beralasan untuk membawa Maria ke rumah sakit di negara lain.Awalnya dokter itu ragu, tapi dengan penjelasan Lucas akhirnya dokter menyetujuinya. Lucas beralasan membawa Maria untuk berobat ke tempat yang lebih nyaman agar dia bisa lupa dan tidak depresi atas kehilangan calon anaknya.Setelah semuanya siap, akhirnya mereka semua keluar. Lucas akan membawa mereka ke bandara, karena Lucas menyiapkan pesawat pribadi untuk Maria bisa ke luar negeri.Tentu saja Ashley akan menemani kemanapun Maria pergi. Dia bahkan mengabaikan pendidikannya walaupun tinggal sebentar lagi itu.Di bawah sudah ada sopir Lucas yang menunggu. Ashley menggendong tubuh Maria untuk masuk ke dalam mobil itu. Lucas pun segera masuk setelah melihat Ashley masuk.Entah apa yang terjadi, mereka terlihat
Para petinggi rumah sakit kalang kabut setelah mendengar bahwa Jaccob menuju kemari dengan keadaan darurat. Nathan, dokter pribadi Jake segera menyiapkan segala prosedur untuk menyambut kedatangan pemilik rumah sakit ini.Saat mereka semua menunggu dengan was-was, mobil yang dikenali sebagai pemilik rumah sakit ini terlihat datang dan segera parkir di depan ruang UGD.Para suster segera mendorong brangkas ranjang mendekat ke arah mobil. Tapi semuanya kaget, Nathan pun juga. Mereka mengira bahwa keadaan darurat adalah Jaccob yang sakit, tapi salah. Jaccob bahkan keluar dengan keadaan baik-baik saja, meskipun penampilannya berantakan.Jaccob meletakkan tubuh Maria ke ranjang dorong itu. Dia tak memperdulikan tatapan dari para dokter, suster dan para orang yang berlalu lalang di rumah sakit ini. Dia mengikuti langkah para suster itu menuju ke dalam ruangan.Saat dia ingin masuk, dokter Nathan segera berdiri di depan pintu menatap Jaccob."Tunggulah di sini