Semua Bab The Devil's Mistress: Bab 21 - Bab 30
145 Bab
The Offering
Semangat untuk menjalani hidup yang baru memang tidak mudah untuk Milly. Terkadang kenangan akan adiknya kembali menyulut kecewa yang membuatnya resah. Ada ganjalan yang membuatnya tidak mampu merasakan damai.Virgo tahu mengenai hal tersebut. Namun untuk mengungkit, pria itu tidak berani. Milly sangat sensitif setiap membicarakan tentang masalah dengan adiknya, Martin.Sudah beberapa hari ini, Virgo sibuk memastikan tower yang khusus dia pesan untuk memperkuat sinyal di pulau pribadi Jetro berjalan seperti yang diharapkan. Setelah badai beberapa kali, tower tersebut sempat tidak berfungsi dengan maksimal. Kedatangan tehnisi yang memperbaiki sistem akhirnya berhasil dengan baik.Milly memekik gembira dan mengatakan akan memasak untuk Virgo sebagai hadiah.“Lain kali, Mill! Ingat, malam ini kau akan pergi untuk undangan pesta dengan Jetro,” tukas Virgo.Milly seketika terdiam. Ada rasa enggan yang menguasai hatinya. Dirinya jarang berkom
Baca selengkapnya
Wrong Option
“Apa rencanamu, Pran? Kau tahu jika Jetro tahu, aku mungkin tidak akan hidup lagi,” tanya Milly masih terlihat cemas dan khawatir.Prana mengajaknya menjauh dan menuju ke buritan kapal. Pria itu memastikan tidak ada yang melihat mereka.“Pengacara yang akan membantumu adalah manusia seperti Jetro. Tapi jangan takut, dia adalah temanku. Selama kau belum mendapat panggilan dari pengadilan, jangan membuat reaksi apa pun. Bersikaplah seakan tidak tahu apa-apa, Mill. Aku tahu ini bahaya, oleh karena itu, Virgo juga tidak perlu tahu mengenai hal ini sedikit pun.”Milly mengerutkan keningnya dengan heran.“Dari mana kau tahu banyak tentang Jetro? Bahkan mengenal Virgo?”Prana menghela napas panjang.“Aku sudah menyelidiki selama ini. Jetro memang belum lama di daerah Bandung. Tapi sepak terjangnya sangat mengkhawatirkan. Terakhir kali, dia mencoba menguasai supplai obat-obatan yang dipergunakan untuk rumah
Baca selengkapnya
Losing Hope
Virgo terlihat geram dan matanya jelas menunjukkan kecewa yang begitu mendalam. Tidak pernah ia sangka jika Milly mengkhianati kepercayaannya selama ini. Diam-diam, Milly mengajukan gugatan cerai tanpa memberitahu terlebih dahulu Virgo.Selama ini, janji yang Milly ucapkan hanyalah kebohongan semata!“Aku tidak sanggup hidup bersama dalam pernikahan palsu ini,” kelit Milly dengan tergagap.Wanita itu menelan ludah dan mencoba menenangkan diri untuk tidak tersudut dan hilang keberanian menjawab.Virgo melangkah ke depan mendekati Milly yang mundur dengan sikap waspada.“Cukup, Virgo! Jangan mendekat! Satu langkah lagi, aku akan mengambil tindakan membela diri!” ancam Milly. Tangannya  gemetar, teracung ke depan dengan pistol berisi peluru.“Aku bisa meremukkan tubuhmu dalam sedetik! Kau mengkhianatiku dan Jetro!” desis Virgo dengan wajah bengis.Milly tampak ketakutan. Ia tidak menyangka jika Virg
Baca selengkapnya
Crying Out Loud
Dengan langkah ragu, Milly berjalan menuju ke arah mini market yang tak jauh dari pengadilan. Sepatu ketnya membantu Milly untuk terus menahan diri supaya tidak pingsan. Kekhawatiran baru yang muncul setelah sidang pertama, membuat Milly merasakan penyesalan yang mulai menumpuk.Ia tidak memperhitungkan akan situasinya saat ini. Tidak ada bekal cukup dan Jetro memang benar-benar mengabaikan dirinya setelah pasca perpisahan mereka. Selama tinggal bersama Jetro, Milly tidak butuh uang karena mendapatkan segalanya. Kini dirinya terjebak akan situasi sulit yang tidak bisa dengan mudah ia selesaikan.Milly meneguk botol aqua dengan cepat dan rasa haus yang tadinya mencekik mulai hilang. Peluhnya bercucuran dan Milly memilih tempat di ujung supaya bisa berpikir sejenak. Untunglah ibu penjual makanan itu sangat baik dan membiarkan Milly menumpang beristirahat sembari menentukan langkah selanjutnya.Kemana ia harus pergi saat ini? Tidak memiliki tempat tinggal dan dirin
Baca selengkapnya
Sorry, But I Have to Go
Prana bisa merasakan jika Milly dalam kondisi yang tidak menentu. Setelah kembali dari pengadilan, wanita itu tidak lagi keluar kamar hingga keesokan harinya. Walau ada rasa penasaran bercampur khawatir, tapi Prana menekan semua itu dan mencoba memberi Milly ruang untuk menyendiri.Ia meninggalkan catatan singkat yang tertempel di kulkas dan berharap Milly akan membacanya sebelum berangkat kerja. Perasaannya pada Milly terlampau kuat dan Prana sendiri tidak memahami jika hatinya menjatuhkan pilihan sejak pertama bertemu.Rasanya mustahil bisa mencintai dan mengagumi seorang wanita yang masih cukup asing dan belum ia kenal dengan baik. Akan tetapi, Instingnya terus mengatakan jika Milly akan menjadi jalan yang terbaik bagi Prana mencapai kebahagiaannya.Akhirnya ia memendam dalam-dalam seluruh rencana dan keinginannya, Prana belajar untuk bersabar. Menghitung hari-harinya di masa lalu yang harus menempuh perjuangan sulit demi mengadaptasi hidupnya selama ini, Pra
Baca selengkapnya
Live to Survive
Menata barang miliknya di kamar kecil yang sulit untuk bergerak tersebut adalah mudah. Milly membiarkan semua dalam koper karena tidak ada lemari. Tidak ada benda miliknya yang perlu dirapikan karena sebagian hanya baju dan beberapa foto tentang keluarga. Kasur tipis itu tergelar di lantai tanpa dipan. Baginya ini sudah lebih baik dari pada bayangan mengelandang.Total jumlah kamar di mes tersebut adalah delapan. Karyawan yang lain adalah tukang pijit, kasir, tukang gunting rambut dan juga petugas admin salon yang juga orang kepercayaan Mona.Pandangan mereka pada Milly tampak menyelidik. Tidak ada yang percaya jika wanita secantik dan semulus Milly, mau bekerja menjadi cleaning service. Anggapan miring dari para wanita yang menjadi rekan kerja Milly mulai berdengung dalam bisikan gossip yang menyebar dengan cepat. Pembatas ruangan yang hanya berupa partisi gypsum, membuat Milly mendengar jelas apa yang sedang mereka bicarakan.Asumsi keji terlontar dari pikiran
Baca selengkapnya
The Hurt is Gone Too Far
  Perlahan-lahan sapaan yang Virgo lontarkan, Jetro sadari. Kepalanya menoleh dan sahabatnya sedang menatap dengan pandangan curiga. “Kamu terlalu memikirkan perceraianmu dengan gadis tidak tahu diri itu, Jetro!” cibir Virgo. Bukan karena tidak menyukai sikap yang Jetro tunjukkan sejak Milly meninggalkan mereka, tetapi Virgo masih geram pada wanita itu karena telah ingkar. Keduanya merasakan kekecewaan yang begitu mendalam. “Jangan menebak seperti peramal gipsi, Virgo!” kelit Jetro dengan suara dingin. Ada kilatan duka dalam matanya yang hampir tidak terlihat, karena Jetro akhirnya memilih menyibukkan diri, pura-pura menatap layar laptop. Namun Virgo tahu dengan baik bahwa Jetro sedang berusaha keras untuk tidak larut dalam situasi saat ini. “Kita berdua telah tertipu oleh penampilannya yang lugu dan polos. Di balik semua sikap naifnya, ternyata dia menyimpan rencana busuk!” desis Virgo masih terdengar gusar. “Dia tidak se
Baca selengkapnya
Conquering the Pain
Terlalu sulit menelan makanan jika hati dalam keadaan sakit. Bukan karena oleh seseorang, tapi tekanan situasi yang membuat Milly tersudut dan memikirkan hujatan pada dirinya hingga begitu dalam.“Udah, jangan terlalu dipikirkan, Mill. Nggak penting anggapan mereka tentang kita,” hibur Lusi dengan lembut.Milly tersenyum samar dan mencoba bersikap biasa. Dirinya harus menyimpan rapat-rapat perasaan yang begitu mendera batin saat ini.“Aku mendadak kenyang, Mbak. Bukan karena kejadian yang tadi,” tukas Milly meyakinkan Lusi.“Aku tahu yang kamu pikiran. Dulu semua juga menekanku dengan status janda sekaligus bekas pelacur yang kusandang. Tapi biar aja. Lama-lama capek sendiri mereka,” imbuh Lusi kembali melontarkan kalimat simpati.Tidak ada lagi yang bisa Milly ungkapkan selain diam. Baginya, menelan semua kecewa dan sakit hati adalah biasa.Jika Milly masih seperti dulu yang tidak bisa menahan mulut jika
Baca selengkapnya
Empty Heart
Ruangan itu tampak dingin, gelap, tidak ada kehangatan yang biasanya mengisi selama beberapa beberapa bulan lalu. Aroma parfum Milly masih tercium saat Jetro melangkah menuju meja rias. Tidak ada satu pun benda yang Milly bawa. Semua pemberian Jetro masih lengkap tertata rapi di atas meja tersebut. Wanita itu meninggalkan semua yang pernah Jetro berikan padanya selama menjadi istrinya.Tangannya mengambil jepit rambut berwarna biru dengan batu swarozki yang pernah ia berikan sebagai hadiah saat Milly tiba. Ia menimang dan membayangkan Milly mengenakan jepit indah tersebut pada rambut lebatnya.Wajah Milly yang bersemu merah ketika ia mencumbunya, terbayang. Jetro memejamkan mata sementara memorinya memanggil kembali seluruh kenangan indah bersama Milly.Keintiman mereka melibatkan hasrat, rasa dan juga hati. Sentuhan yang begitu bergelora, tidak sekedar memuaskan nafsu belaka. Jetro mengakui jika dirinya melakukan keintiman tersebut bukan untuk mencapai puncak k
Baca selengkapnya
Crushed Down, Casted Away
Kembali lagi, pagi itu Milly bekerja lebih awal karena Mona memintanya untuk mengambil barang di sebuah toko tak jauh dari salonnya. Matanya masih terlihat sembab dan bengkak. Lusi tahu jika semalam Milly menangis. Ia bisa mendengar dengan jelas isak tertahan dari kamar sebelah.Sejak Lusi mendengar pembicaraan Milly dan Lora, ia belum menanyakan tentang hal yang memicu Milly untuk bercerai dengan Jetro.Sikap Milly yang mendadak menjadi lebih pendiam, membuat Lusi urung dan segan. Bukan hanya iba akan kisah dari beberapa rekan mereka yang ternyata mengetahui, Milly menikah karena Jetro membiayai perawatan ayahnya, tapi Lusi juga prihatin akan nasib malang yang Milly alami. Tidak seharusnya wanita berwajah cantik dengan fisik sempurna berakhir dengan nasib yang tak jauh darinya yang penampilannya pas-pasan.Milly layak mendapatkan kesempatan yang lebih baik.Lusi melihat Milly yang kembali dengan barang banyak dan tampak kerepotan, Lusi segera membantunya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status