All Chapters of The Devil's Mistress: Chapter 41 - Chapter 50
145 Chapters
Everything has a Price
Melihat gelagat Virgo yang masih kesal, Jetro memutuskan untuk pergi ke Bandung dan mengunjungi Rosco sendiri. Terakhir dia mendengar dari Rosco, Milly bekerja untuknya.Menjelang hampir tengah malam, sebuah mobil limosin hitam mewah memasuki parkirannya. Rosco yang bisa merasakan kehadiran Jetro, bergegas menyambutnya dengan perasaan tidak menentu.Pria tampan dan kharismatik tersebut datang sendiri. Rosco sedikit lega.Setelah berbasa-basi, ia mempersilahkan Jetro untuk menuju ke barnya yang ada di lantai dua. Keduanya memasuki ruangan VIP.Jetro menerima gelas yang berisi minuman kesukaannya.  Pembatas kaca yang mengelilingi ruangan tersebut, justru memberikan pemandangan yang cukup menarik. Para pengunjung yang datang disambut oleh para hostes. Wanita-wanita cantik dan rupawan menemani mereka untuk sekedar minum dan menghabiskan malam mengobrol.Rosco melarang lady escort-nya untuk melanjutkan hingga tahapan melayani tamu dengan tubuh mere
Read more
Life is Meaningless
Semenjak hutang tersebut Lora bayar untuknya, Milly mulai merasa tenang.Aneh sekali cara mereka mendapatkan jejak Milly yang telah kembali ke Bandung lagi. Dalam hati, Milly bersumpah untuk tidak akan berhubungan dengan hal-hal mengerikan seperti itu.Kesalahan Martin memang sangat fatal dan mengakibatkan kehilangan nyawa. Tapi tetap saja, kematian adiknya membuat Milly sempat terpuruk selama beberapa saat.Walau hidup dengan Lora dan juga memiliki pekerjaan sebagai pembantu, Milly masih belum pulih sepenuhnya. Mentalnya masih terluka dan depresi yang mengendap tersembunyi dengan rapi dalam batinnya.Hanya pada malam-malam tertentu saja, Milly menangis tanpa sebab yang jelas.Waktu memang berjalan dengan cepat, tapi dirinya melangkah dengan lambat. Tidak ada kemajuan yang berarti saat ini. Milly terjebak dalam kemiskinan yang membelenggu dan sulit untuk melepaskan diri.Seperti lumpur pekat, setiap Milly melangkah menuju titik terang, jejak
Read more
Sore Heart in Beaten Fate
Siapa yang mengatakan jika dalam hidup, cobaan akan ada akhirnya?Itu tidak berlaku dalam takdir seorang Milly Berliana.Siapa yang dapat menjamin, keinginan dan niat yang kuat mampu mengalahkan segala rintangan? Merebut peluang dan menggapai hidup yang lebih baik?Bukan itu yang terjadi dalam hari-hari Milly selama ini.Di jembatan inilah, Milly berdiri dengan koper yang mulai rusak rodanya dan tersendat. Menatap ke bawah, mengamati arus sungai yang terlihat deras dan terjal. Batu besar yang mencuat, menghasilkan riak berputar yang mengerikan.Milly menelan ludahnya dengan pikiran yang kalut dan hati kebas.Perasaannya seperti tidak mampu lagi melahirkan kalimat positif yang menguatkan. Seluruh harapan dan tekadnya luruh dalam kekecewaan bertubi-tubi.Apakah ini yang disebut karma? Untuk masa lalunya menjadi seorang pelacur?Wanita itu memejamkan mata dan mencoba mencari alasan tepat untuk tidak mengakhiri hidupnya saat ini. A
Read more
The Other End is Full of Hope
Membuka diri terhadap uluran tangan Maxer pada awalnya cukup sulit.Selain karena pengalaman dengan masa lalu dan juga hal yang ia lakukan terakhir kali dengan Prana, walau Milly sukarela, meninggalkan bekas pahit.Pria dengan kepribadian yang unik itu mengajaknya tinggal di sebuah rumah kecil yang lumayan layak untuk tempat persinggahan sementara. Rumah tipe 36 tersebut memang jauh dari kata rapi, tapi Milly tidak keberatan.Dalam sekejap, ia membereskan semuanya dan kini tampak berbeda jauh.“Kata jorok yang kamu bilang kemarin, ternyata deskripsinya beneran sesuai!” keluh Milly sembari mengulurkan kantung sampah berikutnya pada Maxer.“Aku jarang di rumah. Kebanyakan tidur di mess karyawan. Pulang kalo pas libur aja, gimana nggak jorok?” kelit Maxer.“Alasan! Masak sampe kamu nggak sempet sortir semua ini?!”Maxer akhirnya memilih menghindar dan malas berdebat. Toh rumahnya sudah rapi dalam sulap
Read more
Smoke, Cigarette and Whiskey
Aditi menyambut Milly dengan pelukan hangat. Setelah tidak pernah bertemu dalam tujuh tahun terakhir, teman dekat waktu sekolah menengah tersebut masih belum berubah. Tetap tenang, santai dan rokok tidak pernah lekang dari bibirnya. Mengelola sebuah bar dan menjadi manager, cukup memberikan Aditi akses yang leluasa untuk membantu Milly mendapatkan pekerjaan. Dengan gaya khas Aditi, Milly diperkenalkan pada semua karyawan dan pegawainya. Temannya juga membawa Milly berkeliling untuk mengetahui apa saja yang ada di bar tersebut. Musik country yang selalu mengalun, Milly kenali sebagai cita rasa musik Aditi yang tidak pernah berubah. Enam buah meja bilyar yang sepertinya tidak pernah sepi tersebut, juga mencirikan tentang sahabatnya. Milly menduga jika Aditi yang telah mengkonsep tempat ini. “Kita akan menikmati hari pertamamu, lupakan tentang kerja!” ajak Aditi seraya meminta dua gelas whiskey dan mengambil tempat paling ujung yang jauh dari keramaian.
Read more
Not Even Half Pretty
Milly menyesali kenapa dia membiarkan hatinya terjerat dalam sentuhan Jetro. Kini satu hal yang masih mengganjal dan kadang muncul dalam renung malamnya adalah pria tampan setengah iblis tersebut.Tidak pernah menyadari bahwa dirinya adalah wanita yang sebetulnya layak dan bisa merebut hati sang pria tampan tersebut, Milly mencoba merendahkan diri dan mencoba melupakan hasrat konyolnya.Mencoba realistis dan menghadapi hidup yang jelas tidak semanis kisah Hollywood yang selalu berakhir dengan ‘happy ending’.Dirinya pergi dengan alasan yang tepat. Merengkuh kebebasan.Tapi, kenapa setelah ia berhasil menjauh, hidupnya seperti kesepian? Milly seperti kehilangan sesuatu yang begitu berharga.Melupakan tujuan awal saat memutuskan untuk melepaskan diri dari jerat pernikahan palsu, kini Milly menginginkan ada ketidak sengajaan yang membuatnya mendapat kesempatan kedua.Ironis sekali bukan?Setiap menatap wajahnya di cermin, Mil
Read more
Nobody Feel Her, Like He Does
Setiap hujan, Milly mengingat kenangan masa kecilnya. Semangkuk mie ayam hangat adalah hal yang paling ia dambakan.Kini di antara hujan deras dan genangan air yang mulai memenuhi halaman parkir barnya, Milly merindukan semua kesederhanaan yang pernah menjadi bagian dari hidupnya dulu.Bukan kebersamaan dengan keluarga tercintanya yang menjadi kerinduan Milly, melainkan rasa damai yang tidak lagi ia rasakan lagi sekarang.Jetro keliru! Bukan ayah dan adiknya yang membuat Milly hidup dalam beban yang begitu berat. Namun sebagai manusia yang selalu ingin berhasil tanpa mengandalkan fisiknya saja, Milly seperti terperangkap pada kehidupan yang salah.Hujan mulai mereda. Derai airnya berkurang dan hanya gerimis ringan yang memungkinkan untuk Milly bisa bergegas pulang.Temannya akan menjemput sebentar lagi, mungkin menunggu di halte depan lebih mudah untuk Maxer dan tidak perlu masuk ke halaman yang penuh dengan kendaraan roda empat tersebut. Sementara
Read more
Self Questioning
Karakter seseorang memang selalu tersimpan rapi. Tidak ada yang menyangka jika di balik segala hal yang kita lihat dari seseorang, masih banyak yang terkubur dalam-dalam di jiwanya. Butuh mengupas satu persatu lapisan untuk benar-benar mengenal seseorang dengan sesungguhnya.Ketika melihat penolakan Milly malam itu, Prana merasakan desakan posesif yang mengelegak. Bukan hanya Jetro yang menjadi incaran mata gelapnya. Maxer juga menjadi sasaran kecemburuan buta. Betapa kecantikan Milly berbuah menjadi petaka bagi orang di sekelilingnya.Masih menangis sesekali, Milly tiba di rumah dengan perasaan gelisah.Dirinya tidak paham sama sekali akan bahaya yang saat ini mengancam. Bukan Jetro saja yang seharusnya dia khawatirkan. Prana mungkin juga memiliki potensi yang sama.“Aku nggak tahu apa yang terjadi, Mill. Tapi apa pun itu tadi, kamu benar-benar mengejutkan!” Maxer melempar kunci di atas meja dan menghempaskan diri di sofa. Milly duduk memeluk
Read more
My Dying Friend
Kembali bekerja pada malam berikutnya, Milly memasang sikap siaga dan was-was. Aditi yang baru datang mengernyitkan dahinya. Temannya terlihat sesekali menebarkan pandangannya dengan gelisah.“Hai, Mill. So far so good?” sapa Aditi. Milly menoleh dan tersenyum lega.Suara Aditi yang sedikit serak dan mirip lelaki itu sempat membuat jantungnya terpacu cepat sebentar.“Ya semua baik, aku pikir kamu siapa.” Milly menuangkan minum untuk Aditi yang duduk di kursi bar.“Siapa memangnya? Ada yang ganggu kamu?” tanya Aditi khawatir. Milly tidak ingin melibatkan Aditi dalam drama hidupnya, dengan cepat kepala menggeleng.Aditi tidak mempercayai begitu saja, tapi memilih untuk tidak mengulik jauh lagi. Mungkin butuh waktu bagi Milly mempercayai dirinya lebih baik.“Trust me, Girl, life is full of shit things.” Aditi meneguk minumannya dan menepuk meja marmer itu pelan.“Talk to me when you&r
Read more
Rainbow Over the Storm
Seandainya hidup adalah sebuah roda yang penuh dengan labirin tematik sebagai lambang bentuk ujian, maka suatu saat akan bergulir pada titik yang sama.Sayangnya, hidup setiap manusia akan bergulir maju dan menjalani berbagai kehidupan yang berbeda. Tidak terdesain sama dan selalu tidak terduga. Kadang cobaan yang datang menjadi pengalaman baru dan setengah mati kita harus menyikapi untuk mampu bertahan.Dari semua ketakutan pada berbagai hal, yang Milly antisipasi untuk tidak pernah terjadi lagi adalah tidak memiliki tempat tinggal dan mengelandang. Memiliki kesempatan libur dari pekerjaannya hari ini, ia menyempatkan diri untuk memeriksa tabungan dan juga berencana untuk mengunjungi makam ayah dan Martin, adiknya.Ada rasa lega yang ia rasakan ketika sedikit demi sedikit angka tabungan bertambah. Tidak selamanya dia harus tinggal bersama Maxer. Walau pria itu mengatakan jangan pergi, tapi Milly harus memiliki cadangan untuk bersiap pada kondisi yang terburuk.
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status