Semua Bab The Devil's Mistress: Bab 51 - Bab 60
145 Bab
I See You from My Hidden Place
Tidak ada yang berubah di pulau pribadi Jetro. Semua berjalan seperti biasa. Terlihat membosankan dan monoton sejak Milly meninggalkan tempat itu. Virgo masih belum membuka diri dan memilih sibuk dengan hal-hal yang, menurut Jetro, memuakkan.Tanpa mempedulikan kehadiran Jetro, Virgo terus menggali lubang di tanah dan menanam satu persatu bunga yang baru ia potong dari tanaman lainnya. Bertanam dan berkebun adalah aktivitas yang Virgo tekuni untuk melepas emosi yang kadang menguasainya.“Aku sudah menemukan Milly,” ucap Jetro dengan nada datar.Virgo menoleh sebentar dan kembali memusatkan perhatiannya pada pekerjaan saat ini.“Bagus.”Jawaban singkat itu terdengar menjengkelkan. Jetro melihat, rasanya sia-sia meminta Virgo mengendurkan kemarahannya pada Milly.Jika saja, Jetro berhasil membawa Milly kembali dan meminta maaf, mungkin Virgo akan luluh. Sayangnya, kesempatan itu sangat mustahil untuk ia dapatkan. Wanita
Baca selengkapnya
The One that She Need
Mengetahui jika Aldo menyimpan hatinya untuk Aditi selama ini, sangat mengharukan Milly.Bukan hanya cara Aldo mengagumi dan memujanya dalam diam, tapi keinginan pria itu untuk berbagi hal sederhana dengan Aditi yang menjadikan bentuk kasih itu luar biasa istimewa.Walau ada berbagai kendala terbentang di antara keduanya, Milly justru merasakan kisah romantisme percintaan mereka sangat inspiratif.Aditi sendiri secara tidak sadar, menyukai dan sering tersipu oleh perhatian khusus Aldo. Sikapnya kadang kikuk dan kaku setiap menghadapi Aldo.Milly memang baru mengenal Aldo, tapi karakter pria itu membuatnya yakin jika Aditi akan bahagia bersamanya.Malam minggu ini, Aditi membuat gebrakan baru demi mengubah citra bar yang ia kelola. Dengan semangat, wanita itu memberitahu jika akan ada life music dari pukul sembilan hingga dua belas malam nanti.Milly membantu Aditi bersama Neta menyebar brosur ke kampus dan juga berbagai tempat yang mudah dij
Baca selengkapnya
Hold On, I'll Ease Your Pain
Tangan Aldo menuntun Aditi keluar menuju area belakang bar. Dengan setengah gugup, Aditi menarik tangannya dan menatap Aldo yang akhirnya ikut berhenti. Di bawah tangga darurat menuju ke lantai dua, mereka saling berhadapan.“Al, maksudnya apa?” tuntut Aditi dengan wajah mengeras dan tegang.Bartendernya menarik napas dan mengusap wajahnya dengan gusar.“A-aku suka dan jatuh cinta sama kamu, Dit!”Aditi sudah mendengar itu tadi dan tidak begitu saja menelan mentah-mentah pernyataan itu.“Cinta? Suka? Kamu nggak mabok kan?” tanya Aditi masih berusaha untuk meyakinkan pernyataan Aldo. Pria itu mengibaskan tangan dan akhirnya mengumpat dengan kesal.“Kenapa sih nggak percaya? Aku harus berapa kali ngulang itu?”Aditi tertegun. Aldo tampak serius dan ini bukan bagian dari prank atau gangguan yang disiapkan oleh anak buahnya dalam rangka hari ulang tahun Aditi.Untuk menutupi sikapnya
Baca selengkapnya
The Man that Never Left
Berharap dunia berubah menjadi tempat yang lebih baik adalah tidak mungkin. Satu-satunya cara untuk tetap menikmati menjadi penghuni bumi ini adalah dengan beradaptasi.Itulah yang Milly lakukan untuk terus berjalan, melewati hari demi hari.Bersabar dalam perannya saat ini. Baginya, inilah saat terbaik selama ia hidup menjadi pribadi dewasa. Memiliki teman, sahabat dan juga pekerjaan yang tetap.Tabungannya kian bertambah, sementara Maxer mulai mengajarinya cara mengenal masakan lebih baik. Jika uangnya cukup nanti, Milly ingin membuka warung kecil-kecilan, di mana dirinya bisa mengeksplorasi kemampuannya.Maxer tidak pernah mengetahui niat dan keinginan Milly yang terpendam. Yang pria itu lihat, Milly memiliki insting yang cukup canggih dalam rasa dan bumbu.  Seakan memiliki indera keenam dalam segi masakan, Milly mengenali dengan baik mana yang masih kurang dari tiap masakan.Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Besok adalah h
Baca selengkapnya
Back to Jetro
Milly memang tidak memiliki alasan lagi untuk menghindar. Namun entah kenapa, tidak peduli betapa kuat rasa bencinya pada Jetro, Milly tidak sanggup berkata tidak dan mengiyakan tawaran Jetro untuk kembali padanya.Mengingat kondisi Maxer yang terluka, Milly tidak ada pilihan lain. Tinggal dengan Jetro mungkin saat ini adalah pilihan yang paling bijak.Sebelum mengajak Jetro bicara, Milly menyempatkan untuk mendiskusikan dengan Maxer lebih dulu. Sahabatnya mulai pulih secara bertahap. Jetro memindahkan Maxer ke rumah sakit yang lebih mahal dan menurutnya terbaik pada hari ketiga. Bagi Milly itu makin tidak masuk akal.Semua keroyalan Jetro padanya memang tidak pernah bisa dijelaskan. Sepertinya, sumber penghasilan pria yang kini bersedia menerimanya kembali itu tidak pernah surut.Dengan pelan-pelan, Milly menjelaskan situasinya saat ini. Maxer menatap Milly dengan wajah cemas.“Aku tidak pernah berada di ujung maut, Mill. Malam itu sangat me
Baca selengkapnya
No Judgemental
Apartemen yang Milly pilih adalah dekat dengan pusat kota Bandung. Maxer sudah ada di kamar dan sedang bersama dengan perawat. Rosco ada di ruang tamu dan menunggu hingga, mungkin, Milly keluar dan mengatakan semua baik-baik saja.Dengan langkah gontai, Milly meletakkan tas kecilnya dan menuju ke wastafel. Mencuci muka dengan air dingin adalah cara terbaik untuk menyegarkan tubuh dengan singkat.Usai merapikan diri dan memeriksa yang Jetro sediakan untuknya, Milly melenggang keluar, menuju ruang tamu. Rosco bangun dari sofa dan menatapnya seperti bertanya.“Semua sudah sesuai dan terima kasih Pak atas bantuannya,” ucap Milly sopan.Rosco adalah pria baik yang pernah memberinya kesempatan untuk bekerja. Hingga detik ini pun, Milly masih segan dan menghormatinya. Ada wibawa yang sulit dijelaskan pada sosok Rosco. Milly merasakan kehangatan sikapnya yang seperti seorang ayah pada anak perempuan. Pria itu tersenyum tipis.“Jaga diri d
Baca selengkapnya
Half Human
Sepeninggal Rosco, Milly masih tertegun di ruang tamu dengan benak yang menyimpan pertanyaan menumpuk.Pembicaraan yang berkualitas walau singkat dengan Rosco, memberi pandangan baru pada Milly. Tidak mengubah kekesalan dan kejengkelannya pada Jetro, tapi sedikit memberikan kelonggaran akan sikap defensifnya selama ini.Pintu kamar Maxer terbuka dan perawat wanita yang bernama Trey keluar. Seketika Milly gugup saat ingat akan jati diri perawat tersebut.Trey memiringkan kepalanya seperti menilai Milly dan mengerjapkan mata indahnya yang berwarna cokelat.“Apakah kamu yang Rosco ceritakan tadi?” tanyanya dengan suara jernih dan aksen yang asing.Milly meremas ujung kaosnya dan mengangguk.“I-iya. Salam kenal, aku Milly,” sapanya dengan kikuk.Trey mendekat dan mengendus Milly seperti seekor anjing sedang mengenali bau. Milly merapatkan tubuhnya di sandaran sofa. Lututnya gemetar dan dengan napas tertahan, Milly
Baca selengkapnya
The Story of Jetro Six
Denting piano yang mengalun dengan nada tinggi dan cepat, mendadak menukik tajam dan memelankan tempo menjadi lantunan syahdu yang menghanyutkan pendengarnya. Jetro dengan lincah terus menekan tuts piano seperti sedang menari dengan jemarinya.Selera musiknya memang luar biasa bagus dan dari emosi yang tersalurkan melalui insting yang tepat, Jetro menghasilkan pertunjukan yang tidak kalah istimewa dengan pemain piano professional.Minerva adalah pendengar dan penonton setianya. Jarang ada yang mengetahui, jika Minerva adalah pengasuh Jetro sejak remaja dulu.Menyimpan rapat-rapat akan masa lalunya yang tidak indah, Jetro menjadi pribadi yang selalu menutup diri dari orang asing. Ibunya adalah manusia biasa yang terlanjur jatuh cinta pada pesona Asmodeus. Salah satu iblis neraka yang mencoba mencari kesenangan di dunia manusia. Lahir dan menjadi putra kesayangan, ternyata memicu kesialan yang terus membayangi hidupnya hingga sekarang.Jetro bukanlah satu-s
Baca selengkapnya
Simply Not Ordinary
Trey mengibaskan ekornya dan mengendus beberapa kali ke arah luar apartemen yang ada di lantai sepuluh tersebut. Pintu menuju balkoni memang terbuka, tapi Milly tidak mencium apa pun di luar sana. Milly tidak paham, apa yang mampu membuat Trey gelisah dan waspada.“Trey …,” panggil Milly dengan pelan.Trey terdiam sebentar sementara kupingnya mencuat tegak. Rambutnya yang dipotong pendek setelinga turut bergerak saat Trey menoleh.“Ada seseorang yang ada di bawah dan itu …,” Trey berhenti kembali. Setelah terdiam sesaat, mendadak Trey menggeram dan menyeringai kesal.“Manusia yang menyerang Maxer ada di sana!” cetus Trey yakin dan makin melangkah ke balkoni dengan sikap panik.“Cukup, Trey! Hubungi, Jetro dan jangan tempuh resiko sendiri!” tahan Milly mulai cemas.Trey melongok ke bawah dan dengan wujud manusia rubah, hidungnya bergerak cepat seperti mencari dan memastikan manusia
Baca selengkapnya
Something Beneath the Hate
Orang yang telah Jetro bunuh itu masih tergeletak di lantai parkiran dan tidak ada satu pun yang mempedulikan. Masing-masing pengunjung yang datang dan pergi hanya menyapa Jetro dengan sikap normal, seperti tidak terjadi apa-apa!Bagaimana dia bisa hidup dan menerima uluran tangan dari makhluk kegelapan seperti Jetro? Sementara ia menghindari sosok yang berusaha mencelakainya dan Maxer, Milly kini justru terjebak dengan pembunuh berdarah dingin. Sungguh ironis sekali.Lima menit kemudian, Milly yang mulai terisak dan tergugu dalam rasa takut yang mencekam, menangkap sosok yang Virgo muncul!Hatinya makin terbelenggu oleh rasa terror yang menyiksa. Ia mengingat dengan jelas, bagaimana Virgo pernah mengancam pernah akan melukai dirinya.Dengan ringan, Virgo menenteng dua jenazah tanpa beban serta melemparkan ke atas truk kecil yang ia bawa. Setelah bicara dengan Jetro sebentar, Virgo melangkah kembali untuk pergi. Milly mengikuti dengan pandangan dan Virgo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status