Semua Bab The Devil's Mistress: Bab 31 - Bab 40
145 Bab
Lifeless Like This
Meratapi hidup yang bergelimangan kisah pedih di sekelilingnya dengan tubuh menggigil, Martin meringkuk di sudut ruangan bekas gudang kosong. Keluarganya meninggalkan dirinya dalam kematian yang ia tidak pernah siap untuk hadapi. Martin menyalahkan Tuhan atas takdirnya.Kebencian Martin atas kakaknya, Milly, pun menumpuk. Ketergantungannya selama ini pada perempuan yang selalu menempatkan diri sebagai orang yang selalu bisa ia andalkan, membuat Martin seperti kehilangan pegangan saat Milly pergi dari kehidupan mereka.  Kadang pemuda yang baru beranjak dewasa tersebut menyesal. Kenapa dirinya menjadi salah satu beban Milly. Keinginannya untuk segera mandiri dan membantu dalam ekonomi keluarga, ternyata tidak semudah yang ia pikirkan.Kehadiran seorang pria yang ia pikir membantunya berdiri tegak, mencapai kokohnya menjadi pribadi dewasa, ternyata justru menjerumuskan Martin dalam jerat psikotropika yang menenggelamkan jiwanya.Martin menghirup butira
Baca selengkapnya
Another Path, Leading to Bitterness
Langkah Milly kadang terseok. Tamparan Mona yang menghajar wajahnya berkali-kali masih terasa sakit dan perih. Milly tidak tahu harus pergi ke mana. Dirinya berjalan tanpa tujuan.Denyut di kepalanya membuat Milly tidak sanggup berjalan lagi. Ia memutuskan untuk berhenti di halte dan duduk dalam kebingungan. Sinar kilat menyambar dan langit bergemuruh. Beberapa menit kemudian hujan turun deras.Milly merapatkan jaketnya dan tidak mampu berpikir jernih.Siapa yang tega memfitnah dirinya seperti itu? Bekerja dengan Mona adalah kesempatan terbaiknya untuk menata kembali hidupnya yang berantakan. Tempat itu menyediakan tempat tinggal dan makan yang cukup.Ia bisa menyimpan uang gaji untuk mimpinya nanti. Tapi kini semua hancur tidak tersisa. Milly hanya sempat mendapat gaji bulan pertama dan dua minggu bekerja berikutnya tidak ada hasil karena diusir dengan tidak hormat.Tanpa pengalaman menjalani kehidupan seperti ini, Milly mengalami kebuntuan. Keman
Baca selengkapnya
Never Give Up
Air dingin itu membasuh wajah Milly dan menghilangkan rasa kantuk yang menyerangnya. Di toilet umum supermarket itu Milly membersihkan diri dan berpakaian yang lebih sopan. Ketika lari dengan terburu-buru dari rumah Ningsih, Milly hanya mengenakan celana pendek dan kaos saja. Milly menyeret kembali kopernya dan keluar dari kamar kecil. Setelah mengucapkan terima kasih pada karyawan yang baik hati sudah meminjamkan toilet padanya, Milly meninggalkan tempat itu. Tidak memiliki tujuan dan arah jelas, Milly terus berjalan. Jajaran pertokoan di jalan setia budi itu memang sangat ramai dan rapi. Matanya menatap satu persatu bangunan pertokoan dan restoran hingga ia membaca sebuah kertas yang tertempel di kaca. Dibutuhkan beberapa karyawan baru seperti chef, waiter dan waitress yang usianya tidak lebih dari tiga puluh tahun dan minimal lulusan sekolah menengah. Milly menelan ludah lemas. Sesungguhnya ia berharap tidak ada persyaratan pendidikan yang selalu menghamba
Baca selengkapnya
Slice of Life
Wanita yang berusia sekitar empat puluh tahun itu menyelidiki diam-diam. Citra, karyawan yang mengurus bagian perekrutan merasa penasaran akan alasan Milly bekerja untuk Rosco tanpa persyaratan yang biasa mereka terapkan.Rosco sendiri adalah pria yang tidak memiliki anak dan istrinya meninggal sepuluh tahun yang lalu. Kecintaannya pada dunia memasak memang tidak perlu diragukan lagi. Namun sejak wanita yang dicintainya pergi, Rosco berjuang untuk terus mengobarkan semangat yang ada dalam dirinya. Semuanya menjadi meredup ketika orang yang paling penting dalam hidupnya pergi.Pernah terbersit untuk menutup restoran tersebut karena lelah. Kenangan Bunga Rampai membua Rosco terus bertahan. Istrinya berpesan untuk terus menghidupkan restoran yang telah menjadi ikonik Bandung dan mencari pengganti.Setelah menemukan beberapa manusia, yang Rosco nilai mampu menjadi pilar utama bisa menopang keberadaan restoran tersebut, kini dia butuh memilih orang yang bisa menyatuk
Baca selengkapnya
Rhyme of Secret
Berjibaku dengan jam kerja yang padat tidak membuat mengendurkan semangatnya. Milly terlihat berjuang dengan sebaik-baiknya untuk bisa memahami semua pekerjaan yang dilimpahkan padanya.Maxer sendiri bukan seorang mentor yang cerewet. Walau tidak pernah berhenti memberinya tugas, tapi cara pria itu menjelaskan pada Milly sangat mudah untuk dimengerti.Satu persatu hal bisa dikuasai Milly dengan cepat. Maxer sempat terkesima ketika melihat Milly ternyata berbakat dalam hal fruit carving atau mengukir buah untuk ornament menu special mereka. bahkan pekerjaan yang terkesan sepele, seperti mengupas kentang dan bawang, wanita itu lakukan dengan dengan sungguh-sungguh dan rapi.Sangat berbeda jauh ketika ia bekerja untuk Mona di salon. Penuh cibiran dan aura yang tidak membuatnya nyaman. Di tempat ini, Milly merasakan keceriaan yang penuh canda tawa. Masing-masing pribadi menarik dan tidak ada yang repot mengurusi urusan satu sama lain.Namun, diam-diam Citra m
Baca selengkapnya
Being Respectful Human
Kegeraman jelas terukir pada wajah Jetro yang sedang membaca pesan dari Rosco. Ternyata yang berperan selama ini pada kekacauan pernikahannya adalah Prana! Pria yang mengejar Milly karena cintanya ditolak.Virgo menatap uluran tangan Jetro tanpa simpati.“Jangan keraskan hatimu hanya karena kecewa, Virgo! Kita sedang membicarakan Milly, bukan wanita yang lain!” bentak Jetro.Rahang Virgo mengeras. Terjadi pergolakan batin karena masih merasa sakit hati akan sikap Milly yang mengkhianati persahabatan mereka.“Aku belum peduli untuk saat ini!” Virgo berbalik dan meninggalkan Jetro yang tertegun dengan ekspresi kesal.***Milly masih menyimpan keheranan yang tidak berkesudahan. Sejak Rosco ia ketahui mengenal Prana, ada rasa penasaran yang mengendap dalam hatinya. Kenapa semua orang-orang di sekelilingnya terhubung dengan cara yang sangat aneh?Seharian ini, Maxer terus mengujinya untuk mencoba membuat berbagai ma
Baca selengkapnya
Devastated Breakdown
Melangkah kembali di trotoar tanpa tujuan bukan hal yang menyenangkan. Milly harus menjalaninya untuk sekarang ini. Walau uang yang ia miliki tidaklah banyak, Milly berniat untuk mencari tempat tinggal sementara.Kakinya terasa pegal dan Milly berhenti di sebuah warung makan kecil yang cukup ramai tersebut. Setelah penjualnya tidak begitu sibuk, Milly menanyakan tentang kos-kosan di sekitar tempat itu. Penjual makanan tersebut hanya menggelengkan kepala dan kembali sibuk melayani pelanggan yang datang.Mungkin dirinya harus mencari sendiri. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan ia lelah berjalan seharian. Tidak ada satu pun petunjuk yang bisa menjadi destinasi akhirnya.“Mbak, cari tempat kos ya?” tanya seorang wanita yang seumur dirinya. Milly mengangguk dengan cepat.“I-iya. Yang murah aja, Mbak, biar saya bisa bayar,” cetus Milly seraya tersenyum malu.“Di belakang pom bensin itu ada. Tapi coba cek dulu,&rdquo
Baca selengkapnya
Misery of Life
Milly tidak punya pilihan selain menelepon Prana dan meminta bantuan untuk menguburkan adiknya. Pada jaman sekarang, bahkan untuk mengantar seseorang ke liang lahat saja butuh uang. Milly terjepit dan tidak memiliki biaya untuk mendanai semua proses penguburan Martin.Prana segera mengambil alih dengan membiarkan Milly duduk tenang di samping peti jenazah adiknya. Tidak ada yang hadir dalam pemakaman kecuali penggali kubur dan orang yang Prana bayar untuk mengusung peti. Acara pemakaman selesai dan Milly berdiri dengan lutut gemetar.Kali kedua ia menyaksikan orang yang begitu ia cintai dalam hidupnya berkalang tanah. Inikah tujuan ia dilahirkan? Untuk menerima deraan yang menyakitkan dan siksaan pada jiwanya?Apakah ini upah untuk seseorang yang melacur demi menghidupi keluarga yang ia cintai?Tidak pernah menikmati profesinya, menjalani dengan linangan air mata dan jeritan batin yang berharap akan segera berakhir, Milly ternyata harus menerima hasil akh
Baca selengkapnya
One Night Full Service
Milly bangkit menuju ke kamar mandi tanpa kata, sementara Prana duduk dengan wajah tertegun. Ia tidak menyangka jika akhirnya bisa merasakan nikmatnya bercinta dengan wanita yang ia dambakan selama ini. Walau ada rasa kecewa karena ini semua hanya sekedar balas budi Milly akan kebaikannya, tapi Prana tidak mampu menangkis kebahagiaan yang menyelip di hatinya.  Prana memakai baju dan bangkit menuju kamarnya.Bercinta dengan Milly memang melelahkan. Tapi bagi Prana, setengah jam terlalu singkat. Ia ingin menikmati kembali keintiman mereka.Dalam remang lampu kamarnya, Prana duduk di pembaringan dengan pikiran yang berkelana. Kini ia tahu kenapa semua pria menginginkan Milly untuk menjadi milik mereka, termasuk Jetro.Wanita itu memang memiliki hal yang jarang dipunyai oleh setiap perempuan. Milly bisa tampil sebagai sosok yang mengairahkan di tempat tidur, walau tidak seliar pelacur kebanyakan.Prana yang tadinya terjerat oleh cinta yang tulus,
Baca selengkapnya
Taste Like a Bitter Fruit
Menjejakkan kaki di ibukota, Jakarta, merupakan kali pertama dalam hidup Milly. Selama ia besar dan hidup, belum pernah sekalipun mengunjungi kota besar tersebut. Berbekal pengalaman nol, Milly mulai mencari tahu kos yang murah di sekitar terminal Lebak Bulus. Dari beberapa informasi yang ia dapatkan, akhirnya berhasil mendapatkan tempat murah dan hanya berjarak sekitar setengah jam dari pusat keramaian.Panggilan dari Prana terus masuk. Puluhan pesan ia terima.Milly bergeming dan tidak pernah membalas atau menanggapinya. Semua sudah usai dan dalam perhitungannya, Milly telah membalas semua kebaikan dan hutang budi pada Prana.Milly menyimpan koper dan tidak membuang waktu lagi, mulai berburu pekerjaan. Seharian penuh, ia memasuki setiap tempat usaha yang mungkin membutuhkan karyawan baru tanpa ijazah.Hari pertama, ia gagal dan kembali dengan kaki letih juga tubuh berkeringat. Ternyata mencari pekerjaan di Jakarta jauh lebih sulit.Milly mulai me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status