Semua Bab Kau milikku!: Bab 21 - Bab 30
47 Bab
21. Bermain Sandiwara
  Pria itu bergeming. Terpaku dengan pertanyaan itu atau lebih tepatnya lamaran pernikahan dari Kimberley. Bukankah seharusnya ia yang melamar gadis itu. Dunia sepertinya sudah terbalik. Will bahagia mengetahui fakta bahwa Kimberley juga mencintainya, namun di satu sisi ia juga sedih. Philophobia-nya tidak mungkin bisa diajak berkompromi.    Dalam hatinya, Will sudah bertekad untuk sembuh dulu baru menyatakan cinta kepada Kimberley. Ia tahu, tidak mungkin selamanya ia harus menghindari Kimberley. Satu-satunya jalan ia sembuh adalah Hanna. Hanya gadis itu yang bisa membantunya. Ya, ia akan fokus untuk kesembuhannya. Kimberley mungkin akan mengerti.   ”Kim, aku tidak bisa. Kau juga sudah tahu aku menderita philophobia, bagaimana mungkin kita bisa menikah. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Bisakah kau menungguku sembuh dulu?” Jawab Will, ia menatap lurus kepada Kimberley.   Detak jantung Kimber
Baca selengkapnya
22. Antara Gosip dan Ego
 Hanna meraih ponsel yang ada di sebelahnya. Ia membuka riwayat panggilannya, mencari nomor ponsel Will. Sejurus kemudian ia menghubungi nomor Will. Cukup lama panggilan itu dijawab, paling tidak ada satu menit.  [ ”Wah, kau tidak pernah menghubungi aku. Sepertinya ini sesuatu yang penting, bukan?” Sahut Will dari sambungan itu. ”Hmm, mari bertemu besok. Ada yang ingin aku bahas denganmu.” ”Besok aku sibuk. Kau tahu kan, aku ini seorang superstar yang tampan dan tentu saja jadwal aku padat. Bisakah kau mengatakannya sekarang saja?” ”Tidak bisa. Baiklah jika kau tidak mau. Padahal tadinya aku ingin menimbang tawaranmu waktu itu. Sepertinya kau tidak berniat lagi, aku senang. Maaf sudah mengganggu waktumu, Tuan sok hebat.” ”T-tunggu. Besok malam bagaimana?” ”Setuju.”]
Baca selengkapnya
23. Rubah Masuk Perangkap
Raut wajah Ryan semakin masam tak sedap dipandang, sedetik kemudian ia berkacak pinggang dan berbicara ketus kepada Will. ”Berita apa lagi yang kau maksud? Will, jangan melakukan hal yang gegabah. Beritahu aku, apa rencanamu?” Will menanggapi Ryan dengan datar tanpa ekspresi, ”kau akan mengetahuinya nanti. Ah, sepertinya latihanku sudah selesai. Aku pulang dulu,” pungkasnya. Will segera berlalu, tak lupa ia menyematkan handuk kecil yang sudah ia pakai ke tangan Ryan. Sang manajer hanya bisa menghela napas panjang. Ia tahu, ia tidak akan bisa menang bila berdebat dengan Will Greyson. Kepalanya dipenuhi dengan rasa penasaran juga rasa kesal.  Sedangkan Will, ia juga merasa kesal dengan semua gosip buruk tentang dirinya. Ia hanya perlu satu berita yang akan menepis semua gosip miring tentangnya. Entah mengapa hanya Hanna yang ada dalam rencananya. Will segera melajukan mobil
Baca selengkapnya
24. Akhirnya, Aku Mendapatkanmu!
 'Si brengsek ini sangat pandai mencari kelemahan. Aish, seharusnya aku diam saja tadi. Aku bahkan tidak bisa mengelak. Tidak, tidak. Dia akan menertawakan aku nanti. Kini hadapi saja si tuan sok hebat ini' gerutu Hanna dalam hati. ”Baiklah, aku akan melakukannya. Kau puas? Lagipula aku sudah jenuh dengan semua hal gila ini. Aku melakukan ini karena balas budi,” sahut Hanna dengan tegas. Will tersenyum miring dan menatap Hanna dengan tatapan puas. Akhirnya rubah benar-benar masuk perangkap. Kini permainan dimulai.  ”Wah, aku terkesan. Jadi, kau menerima tawaranku?” Dengan berat hati Hanna mengiyakan tawaran Will. Pada akhirnya ia menyetujui pernikahan itu. Demi membuktikan dia adalah orang yang tahu balas budi. Sementara Will tersenyum puas, tidak sia-sia dia menyelamatkan gadis itu tempo hari. ”Aku akan mempertimbangkannya. Jadi, b
Baca selengkapnya
25. Berita yang membuat gempar
 Gedung Concerto Hall, 4.pmLautan para gadis bergemuruh di depan panggung. Ada yang histeris, ada yang bernyanyi tak sedikit juga yang merekam penampilan Will Greyson di atas panggung. Hari ini adalah konsernya yang ketiga. Walaupun gosip-gosip miring tentang dirinya beredar, konsernya tetap berjalan dengan lancar.  Saat ini Will baru saja selesai menyanyikan lagu yang bertempo cepat, hanya jeda lima menit, Will sudah duduk di depan sebuah grand piano. Semua lampu dimatikan, kecuali satu lampu sorot yang menyoroti Will sedang bermain piano. Setiap tuts ia mainkan dengan indah dan lagu cinta pun berkumandang di gedung megah itu. Alunan nada dari dentang piano menyatu dengan suara merdunya. Para penonton yang mendengar harmoni indah itu seakan terhipnotis dengan penampilan Will yang memukau. Setelah beberapa jam berlalu, konser itu pun berakhir dengan riuh para penggemar yang puas dengan penampilannya. Di balik backst
Baca selengkapnya
26. Terima Saja Nasibmu
 ”Omong kosong apa itu tadi? Mengapa kau membuat kehebohan seperti itu?” Bentak Ryan sambil memukul-mukul meja yang di depannya. Sedangkan Will, ia duduk sambil berlipat tangan dengan raut wajah yang datar kemudian berkata, ”itu hanyalah berita kecil. Lagipula aku sudah lelah dengan semua ini. Bagaimana pun juga aku tetap akan menikah. Aku tidak perlu persetujuanmu. Ini hidupku, jadi aku bebas mengatur diriku sendiri.” Sedetik kemudian Will bangkit berdiri dan melangkah menuju pintu. Amarah Ryan sudah menggunung. Ia sudah hilang kendali, umpatan kasar keluar begitu saja dari mulutnya. ”Brengsek! Will, kau tidak bisa bertindak sesukamu. Kau melanggar kontrak!” Sergah Ryan. Will menghentikan langkahnya dan menyahut Ryan tanpa menoleh, ”aku akan membayar penalti-nya.” Dengan congkaknya Will berjalan keluar ruangan itu, sed
Baca selengkapnya
27. Pernikahan si bar-bar dan si angkuh
 Semua mata menoleh ke arah sumber suara. Wanita itu adalah Kimberley. Sorot matanya seperti panah yang siap membidik, menatap lurus ke arah Will Greyson yang tengah berdiri di altar pemberkatan. Will tidak menduga Kimberley akan datang ke pernikahannya. Kimberley satu-satunya orang yang tidak diundang oleh Will Greyson.  Kimberley tipe wanita yang sedikit tempramen. Will takut akan menyakiti perasaan Kimberley jika ia mengundangnya. Namun, Will sepertinya lupa bahwa dirinya adalah seorang superstar. Semua berita tentang pernikahannya berlayar di seluruh saluran televisi. Jadi, dia tidak mungkin bisa menutupi itu dari Kimberley. Dengan langkah yang anggun namun sedikit dihentak, Kimberley menghampiri Will Greyson di depan sana. Para undangan tampak terkejut dengan keributan yang tak biasa ini. Mereka menduga-duga siapa wanita itu dan hubungannya dengan Will. Ada yang berbisik itu selingkuhannya Will, ada juga yang mengataka
Baca selengkapnya
28. Pelajaran pertama, Bir menyelesaikan masalah!
Seketika jantung Hanna berdetak dengan kencang. Ia tidak menyangka Will akan memintanya untuk mengajari tentang hubungan pria dan wanita. Laki-laki ini benar-benar polos atau hanya mencoba menggoda Hanna saja? Lalu Hanna memiringkan badannya dan membelakangi Will Greyson. ”Aku tidak paham dengan yang kau bicarakan,” Hanna berbicara dengan gugup. Ini adalah hal yang pertama baginya berduaan dengan pria di dalam kamar. Walaupun Hanna seorang playgirl, namun ia tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh dengan pacarnya selain ciuman dan pelukan. ”Kau berpura-pura. Bangunlah! Aku paling benci dengan orang yang membelakangi aku saat aku sedang berbicara. Kau harus melakukannya. Aku sudah berkorban banyak demi Kimberley, jangan sia-siakan pengorbanan aku.”  Hanna tidak terima dengan kata-kata terakhir Will Greyson tentang 'pengorbanan'. Rasa kesal Hanna berhasil membuatnya terpa
Baca selengkapnya
29. Malam yang Sensual
 Hanna sudah sangat mabuk, jadi apa yang diperbuatnya saat ini adalah di bawah kesadarannya. Hanna tersenyum genit kemudian menarik kerah baju Will agar lebih dekat dengannya.  ”Jika ingin mendekati wanita, kau harus menatap wajahnya lebih dekat seperti ini. Dan kau harus berinisiatif untuk menciumnya seperti ini,” Hanna mengecup bibir Will Greyson. Will Greyson terkejut dengan tindakan Hanna, namun ia terlihat menikmati setiap sentuhan Hanna. Gairah Will sudah naik sampai ke ubun-ubun, dia tidak bisa menahannya lagi. Untuk seorang pria, Will benar-benar masih polos belum pernah tersentuh dan melakukan ini dan itu bersama wanita. Malam ini semuanya menjadi hal pertama bagi Will Greyson. Sedangkan Hanna, ia mungkin sudah sering melakukan ciuman dengan para mantannya, tetapi kali ini terasa berbeda baginya. Entah mengapa jantungnya seakan mau meledak karena detaknya sudah tak beraturan. Entah
Baca selengkapnya
30. Buku yang terbuka
 ”Hei! Segeralah keluar dari dalam sana. Aku juga ingin mandi” Hanna menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan keras. Hanna ingin segera membersihkan badannya. Kulitnya terasa lengket dan juga gerah. Namun Will belum juga keluar dari dalam. Hanna semakin mempercepat ketukannya dan berbicara dengan nada yang keras.  ”Will Greyson!” Sedetik kemudian Will keluar sambil mengelap rambutnya dengan handuk. Will berusaha untuk tetap menjaga matanya agar tidak melirik Hanna. Will takut tidak bisa mengendalikan dirinya.  Hanna memicingkan matanya saat melihat tingkah Will yang tidak biasa. Selama ini Will selalu melihatnya dengan wajah angkuhnya, tetapi sekarang pria itu menghindarinya. Dalam kepalanya itu, Hanna sedang menebak-nebak apa yang terjadi. Apa k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status